Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA 2
TRANSPIRASI

Oleh :
NAMA : NIGEL EVANS
NIM : C1012181038

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI (PPAPK)


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat dan
karunia-Nya, makalah mengenai “TRANSPIRASI” ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Agustina
Listiawati, MP dan ibu Ir. Dini Anggorowati, M.Sc sebagai dosen mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap dengan adanya laporan ini dapat memberikan
manfaat dan edukasi mengenai potensial air. Meskipun saya menyadari masih
banyak terdapat kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemudian laporan pratikum ini dapat saya perbaiki
dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan pratikum ini dapat
bermanfaat. Terimakasih.

Pontianak, 9 November
2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Fiscus benjamina............................................................................. 2
B. Transpirasi....................................................................................... 3

BAB III METODOLOGI


A. Bahan dan Alat................................................................................ 5
B. Cara Kerja........................................................................................ 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil................................................................................................. 6
1. Tabel 1. Hasil pengamatan laju transpirasi................................ 6
2. Tabel 2. Persentase jumlah transpirasi...................................... 6
B. Pembahasan..................................................................................... 7

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 11
DOKUMENTASI............................................................................ 12

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkannya
dalam bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk
uap air prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan
oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara
suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan
melalui stomata, kutikula dan lentisel (Siregar, 2003).
Daun mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal hilangnya
molekul air dari tumbuhan. Hal ini disebabkan permukaan daun lebih mudah
bersentuhan dengan udara dibanding dengan organ lain dari tanaman. Kegiatan
transpirasi dipengaruhi oleh besar kecilnya luas permukaan daun, jumlah stomata,
jumlah bulu pada permukaan daun dan juga faktor luar seperti: intensitas cahaya,
temperatur, kelembaban dan lain-lain (Tim fisiologi tumbuhan, 2012).
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam
melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai
stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam
hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu
tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan
penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun
(Lakitan,1993).
Transpirasi yang terjadi dapat membantu penyerapan mineral dari tanah
dan pengangkutannya dalam tumbuhan. Banyak faktor lingkungan yang
mempengaruhi terjadinya transpirasi, namun transpirasi juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor internal (Feryanto, 2011).
B. Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat laju transpirasi pada
permukaan dorsiventral dari daun dengan perlakuan pemberian veselin

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ficus benjamina
1. Klasifikasi
Klasifikasi lengkap Ficus benjamina L adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benjamina L
(Hutapea, 1994).

2. Nama daerah
Tumbuhan Ficus benjamina L mempunyai nama berbeda di setiap daerah.
Daerah Sunda menyebut dengan nama caringin, Jawa menyebut beringin dan
untuk Melayu dikenal dengan nama waringin (Hutapea, 1994). Tanaman Ficus
benjamina L mempunyai sinonim Ficus retusa L. Var. Nitida (Thunb.) Miq.
(Anonim, 2007).

3. Morfologi tanaman
Habitus berupa pohon, tinggi sekitar 20-25m batang tegak, bulat,
percabangan simpodial, permukaan kasar, pada batang tumbuh akar gantung
berwarna coklat kehitaman. Daun tunggal, bersilang berhadapan, lonjong, tepi
rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6cm, lebar 2-4cm, bertangkai
pendek, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, diketiak daun, tangkai
silindris, kelopak bentuk corong, hijau, benang sari dan putik halus, kuning,
mahkota bulat, halus, kuning kehijauan, buah buni, bulat, panjang 0,5-1cm, masih
muda hijau setelah tua merah, masak hitam. Biji bulat, keras, putih. Akar
tunggang, berwarna coklat (Hutapea, 1994).

2
B. Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
air dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui
stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari
jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata
(Lakitan, 2004).
Transpirasi merupakan proses penguapan molekul air melalui stomata.
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan
batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Transpirasi juga bisa melalui kutikula dan lentisel (Akhyar, 2001). Transpirasi
dapat terjadi melalui stomata yang disebut transpirasi stomata dan bila transpirasi
terjadi melalui bagian kutikula maka disebut transpirasi kutikula. Transpirasi yang
terjadi pada stomata terjadi pada saat stomata membuka yang terjadi pada siang
hari, sebaliknya pada malam hari atau pada malam hari atau pada saat cuaca
mendung maka stomata tertutup atau menutup diri (Dwijoseputro, 1985).
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi: 1.) Radiasi
matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan untuk
fotosintesis dan 75-85% digunakan untuk memanaskan daun dan untuk
transpirasi. 2.)Temperatur. Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara
untuk menyimpan air, yang berarti tuntutan atmosfer yang lebih besar. 3.)
Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di udara, makin tinggi Y udara,
yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya kelembapan relatif.
4.) Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata. Apabila aliran
udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan daun, perbedaan potensial
air di dalam dan tepat di luar lubang stomata akan meningkat dan difusi bersih air
dari daun juga meningkat (Gardner, 1991).
Pergerakan masuknya air pada tumbuhan adalah melalui akar dan jalan
difusi dan osmosa, yang berupa pengisapan air dari dalam tanah. Akan tetapi
pemasukan air pada tumbuhan itu haruslah seimbang dengan pengeluaran air agar

3
tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut. Untuk itu air tersebut
hendaklah dikeluarkan dengan cara penguapan yaitu dengan cara transpirasi dan
evaporasi (Dwijoseputro, 1985).
Air yang melewati stomata lebih banyak dibandingkan dengan air yang
keluar melalui kutikula dan epidermis, karena kutikula mempunyai sifat yang
lebih permeabilitas terhadap air. Pergerakan air pada tumbuhan tidak di daun,
tetapi di akar dengan jalan osmosis dan difusi yang berupa pengisapan air dalam
tanah. Akan tetapi pemasukan air pada tumbuhan itu haruslah seimbang dengan
pengeluaran air,agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut. Untuk itu
air tersebut hendaklah dikeluarkan dengan cara penguapan, yaitu transpirasi dan
evaporasi (Delvin, 1975).

4
BAB III
METODOLOGI

A. Bahan dan Alat


1. Bahan yaitu daun Ficus benjamina sebanyak 3 helai dan Vaseline.
2. Alat-alat yaitu tissue gulung, timbangan analitik .

B. Cara Kerja
1. Tiga lembar daun Ficus benjamina dicuci dengan air pada permukaannya,
kemudian dikeringkan dengan kertas tissue.
2. Sebelumnya daun dijiplak dahulu untuk menghitung luas daun
3. Daun pertama diolesi vaseline pada permukaan atasnya, daun kedua pada
permukaan bawah dan daun ketiga tidak diolesi sebagai control. Kemudian
masing-masing daun tersebut ditimbang dan catat sebagai berat awal.
4. Selanjutnya ketiga daun tersebut dijemur, dipanaskan matahari selama 30
menit sampai satu jam (kalau waktu memungkinkan), kemudian timbang
kembali.
5. Jumlah uap air yang hilang (laju transpirasi) dapat diukur dengan rumus :

Ber
Laju transpirasi = / Lua
at Wa
s
ktu
6. Bandingkan hasil laju transpirasi kutikula dari permukaan bawah
(permukaan atasnya diolesi vaseline) dan transpirasi stomata dari
permukaan atas serta dari kedua permukaan (kontrol).

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Tabel 1. Hasil pengamatan laju lranspirasi
Berat Awal Berat Akhir Laju Transpirasi
No Perlakuan
(mg) (mg) (mg/menit)
1. Kontrol 7150 4280 0,75
2. Permukaan Atas 3.650 2.070 0,82
Permukaan
3. 1720 860 0,31
Bawah

Ber
Laju Transpirasi = / Lua
at Wa
s
ktu
(71
 Kontrol = / 127,25 = 0,75 mg/menit
60 – 30

(3.650 –
 PA = / 63,81 = 0,82 mg/menit
2.070) 30

(1720 –
 PB = / 91,69 = 0,31 mg/menit
860) 30

Ket :
Kontrol = Tampa vaselin
PA = Permukaan atas diolesin vaselin
PB = Permukaan bawah diolesin vaselin

6
DAUN DAUN
DAUN 2 3
1

Gambar 1. Daun Ficus benjamina yang dijemur

B. Pembahasan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam
perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya
difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.
Pratikum ini menggunakan daun Ficus benjamina yang dijemur di bawah
sinar matahari dengan waktu sekitar 30 menit. Penjemuran dilakukan dengan
posisi bagian permukaan daun menghadap langsung ke sinar matahari. Pada
pratikum ini menggunakan 3 helai daun Ficus benjamina dengan 2 perlakuan
(vaselin) dan 1 kontrol. Daun pertama tanpa olesan vaselin, daun ke dua diolesin
vaselin di bagian atas, dan daun ke tiga diolesin vaselin di bagian bawah.
Hasil pratikum menunjukan kecepatan transpirasi paling cepat yaitu 0,82
mg/menit pada daun PA, selanjutnya pada daun kontrol yaitu 0,75 mg/menit, dan

7
daun PB dengan kecepatan transpirasi 0,31 mg/menit. Perlakuan yang diberikan
berdampak pada proses laju transpirasi daun, pada perlakuan daun PA dengan
0,82 mg/menit merupakan laju tercepat hal ini dapat disebabkan karena olesan
vaselin hanya menghambat penguapan air pada bagian atas daun sedangkan pada
bagian bawah daun yang memiliki jumlah stomata lebih banyak dan tidak
terhalangi. pada daun control memiliki kecepatan 0,75 mg/menit tidak lebih cepat
dibanding kecepatan daun PA, hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor dari daun
seperti luas dan berat daun, faktor eksternal seperti kecepatan angina dan sinar
matahari. Sedangkan pada daun yang memiliki kecepatan tranpsirasi terendah
pada daun PB dengan kecepatan transpirasi 0,31 mg/menit, vaselin yang diolesan
pada bagian bawah daun dapat menutup stomata shingga penguapan air dari
stomata terhalang menyebabkan dampak yang paling signifikan terhadap
kecepatan transpirasi.
Kendalah teknis seperti peletakan posisi daun dan tempat menjemur. Pada
waktu pratikum sinar matahari juga kurang baik, awan menutupi sinar matahari
sehingga proses tranpirasi menurun. Menurut Ratnawati (2012), transpirasi pada
tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain besar kecilnya daun, tebal
tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya
stomata, bentuk dan lokasi stomata. Faktor eksternal yang mempengaruhi proses
transpirasi antara lain sinar Matahari, suhu, kelembapan udara, angin, keadaan air
dalam tanah. Sinar matahari menyebabkan membukanya stomata, kenaikan suhu
menambah tekanan uap di dalam daun.
Pada daun stomata ditemukan di kedua permukaan daun atau satu mata
saja, biasanya pada permukaan bawah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi
dengan sel epidermis lainnya, atau dapat lebih tinggi atau rendah dari permukaan
daun (Hidayat, 1995)
Menurut Abercrombie et al. (1993), laju transpirasi dipengaruhi oleh kadar
CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembapan dan ketersediaan air tanah. Sebagian
besar faktor ini mempengaruhi perilaku stomata yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang mempunyai korelasi
dengan kadar ion kalium (K) di dalamnya. Selama stomata terbuka air akan hilang

8
ke atmosfer. Transpirasi yang berlebihan akan sangat merugikan dan dapat
mengakibatkan tumbuhan menjadi layu dan bahkan mati.
Menurut Loveless (1987), transpirasi melibatkan difusi uap air dan ruang-
ruang antar sel ke udara melalui stomata, maka laju transpirasi akan bergantung
pada tahanan jalur yang dilalui terhadap molekul-molekul uap air yang berdifusi
dan perbedaan konsentrasi antara uap air di dalam dan di luar daun, yaitu
ketajaman gradasi difusi. Selain itu suhu mepengaruhi laju transpirasi karena suhu
mempunyai efek yang berbeda terhadap tekanan uap di luar dan di dalam daun.

9
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kesimpulan pada pratikum ini adalah bahwa faktor-faktor eksternal seperti
intensitas cahaya dan kecepatan angin sangat mempengaruhi proses transpirasi
pada daun Ficus benjamina. Dampak dari olesan vaselin menunjukan laju
transpirasi (pengupan air pada jaringan tumbuhan) berpengaruh terhadap proses
transpirasi pada daun. Faktor internal dari daun jjuga mempengaruhi seperti dari
luas dan ketebalan daun serta tankai daun yang mempengaruhi perhitungan dalam
menetapkan laju transpirasi.

B. Saran
Proses perhitungan harus dilakukna dengan teliti, penimbangan dan
pengolesan vaselin harus merata sesuai dengan perlakuan. Posisi saat penjemuran
juga harus diperhatikan. Kendala seperti cuaca mendung harus menjadi 1 faktor
yang juga dapat mempengaruhi transpirasi karena angin juga memmiliki peran
dalam proses tranpirasi yang dapat mempengaruhi kecepatan proses transpirasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, M., M. Hickman, M.L. Johnson, dan M. Thain. 1993. Kamus


Lengkap Biologi. Erlangga. Edisi ke 8. Diterjemhkan oleh: Sutarmi, T. S
dan Nawangsari, S. Jakarta.
Akhyar, Moh. Salaman.2001. Biologi. Gravindo. Jakarta.
Buku panduan pratikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Tanjungpura.
Dwidjoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.
Hutapea, J.R. (1994). Inventaris Tanaman Obat Indonesia III, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
Loveless, A.R. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1.
Gramedia. Diterjemahkan oleh: Kartawinata, K., Sarkat, D., dan Usep,
S. Jakarta.
Ratnawati, E. 2012. Transpirasi pada Tumbuhan. (online).
https://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/14/transpirasi-
padatumbuhan. Diakses pada tanggal 15 November 2019.
Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan ITB. Bandung.

11
DOKUMENTASI

A. Daun yang diolesin vaselin, daun 1 kontrol, daun 2 PA (permukaan atas, dan
daun 3 PB (permukaan bawah).

1. Kontrol

Berat Awal Berat Akhir

2. PA

12
Berat Awal Berat Akhit

3. PB

Berat Awal Berat Akhir


B. P
e
r

13
14

Anda mungkin juga menyukai