1. Akar
2. Stomata
3. Lentisel
• Ada 2 mekanisme penyerapan (absorbsi
air):
1. penyerapan aktif : aktif osmotik dan aktif
non osmotik
2. penyerapan pasif : tarikan transpirasi
Aktif Osmotik
Aktif non osmotik :
Mekanisme respirasi sel akar, sebagai sumber
tenaga penggerak penyerapan air
Pasif:
Tenaga penggeraknya
tarikan transpirasi daun
Faktor yang mempengaruhi
penyerapan
• Faktor lingkungan: ketersediaan air,
aerasi, konsentrasi larutan tanah, suhu
• Faktor tanaman: laju transpirasi tanaman,
sistem perakaran, metabolisme
Transport air di dalam tubuh tumbuhan.
• Absorpsi air pada permukaan akar.
• Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis dan rambut
akar (modifikasi sel epidermis).
• Air dari epidermis masuk ke dalam korteks akar. Sebagian air
masuk melalui sitoplasma (rute simplas) dan sebagian besar
air melalui ruang antar sel (rute apoplas) Ketika mencapai
endodermis, air yang masuk dengan rute apoplas dipaksa
masuk ke dalam endodermis karena pada endodermis
terdapat jalur/pita Caspary. Jalur Caspary merupakan lilin
(suberin) yang menebal pada dinding transversal dan dinding
radial sel endodermis. Suberin tidak dapat ditembus oleh air
sehingga air dipaksa masuk ke dalam sel-sel endodermis
pada bagian dinding tangensial.
• Ketika masuk ke dalam sel, maka mineral terlarut dalam air
akan diseleksi oleh membran plasma yang bersifat
semipermeabel.
• Air dari sel-sel endodermis selanjutnya masuk ke dalam
pembuluh xilem melalui proses osmosis.
• Air dari pembuluh xilem akar, bergerak melalui xilem batang
hingga ke xilem daun.
Jalur penyerapan air
Larutan tanah - sel-sel epidermis akar (rambut akar) –
korteks – endodermis – xylem akar
Transport Air
• Proses pergerakan air melewati pembuluh
xilem dari sistem perakaran ke bagian
tajuk tanaman, khususnya daun.
• Ada beberapa kemungkinan yang
menyebabkan transport air:
- tekanan akar,
- pompa xilem,
- aksi kapiler, dan
- penarikan air ke atas
• Tekanan akar :
- terjadi karena adanya gradien osmotik
- tekanan akar hanya terjadi pada tumbuhan yang
rendah dan jarang melebihi 45 psi (pound per square
inch), sedangkan untuk tumbuhan yang tinggi
diperlukan tekanan hingga 150 psi.
• Aksi kapiler
-air kapiler hanya dapat mencapai ketinggian 0.5 m
saja.
• Penarikan air
- mekanisme transport air terbesar
- disebabkan penguapan (transpirasi)
• Kehilangan air dari tubuh tanaman
melalui:
- Transpirasi
- Gutasi
- Eksudasi
TRANSPIRASI
• Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah
melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel
– Stomater : 80-90% total transpirasi
– Kutikuler: 20% total transpirasi
– Lentikuler : 0,1% total transpirasi
• 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang
stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi
• Sebagian besar air yang diserap tanaman
ditranspirasikan
Misal: tanaman jagung, dari 100% air yang diserap:
0,09% untuk menyusun tubuh, 0,01% untuk pereaksi,
98,9% untuk ditranspirasikan
• Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas
tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu
mengimbangi laju transpirasi
• Mekanisme transpirasi
Ketika celah stomata terbuka maka molekul air akan bergerak
dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi rendah
(lingkungan luar).
Molekul air akan melakukan tarik menarik dengan molekul air
lainnya melalui proses kohesi. Selain itu molekul air juga dapat
melakukan tarik menarik dengan dinding xilem melalui proses
adhesi. Penguapan air melalui stomata akan menarik kolom air
yang ada di dalam xilem, dan molekul air baru akan masuk ke
dalam rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi ini
disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi
Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
Faktor lingkungan Faktor tanaman
1. kelembaban udara 1. stomata: jumlah per satuan
2. suhu luas, letak stomata
3. kecepatan angin (permukaan bawah atau
4. cahaya atas daun,
5. tekanan udara timbul/tenggelam), ukuran,
6. ketersediaan air tanah waktu bukaan stomata
2. daun: berbulu/tidak, adanya
lapisan lilin, posisi daun
menghadap matahari secara
langsung atau tidak
Mekanisme membuka dan menutup stomata
• Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga.
1. pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat
2. pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton
tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari asam
malat, melintasi membran plasma.
3. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion malat. Hal ini menaikkan
gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma.
4. Ion K+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respon
terhadap perbedaan muatan, sedangkan ion Cl berasosiasi dengan ion H+
mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon
perbedaan konsentrasi ion H+.
5. Akumulasi ion malat, K+, dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air
tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim yang
membentuk malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran
plasma mencakup cahaya merah dan cahaya biru.
6. Ketika vakuola sel penjaga memperoleh air, sel tersebut membengkak dan
menyebabkan
tekanan turgor naik. Tekanan turgor ini akan mendesak dinding tipis pada
sel penjaga sehingga mengakibatkan stoma membuka.
7. Proses menutupnya stoma akan terjadi pada saat sel penjaga kehilangan ion
K+ yang kemudian disusul dengan hilangnya air melalui proses osmosis
yang menyebabkan turgor sel penjaga menurun.
Bukaan stomata pada tanaman CAM