Anda di halaman 1dari 11

Penyakit Antraknosa

Danang kisowo jenar, jumadi, yussatia, armayanti, agnes, rahmania


Penyakit Antraknosa

Cendawan Colletotrichum sp. merupakan patogen penyebab penyakit


antraknosa pada berbagai jenis komoditas, mulai dari komoditas
hortikultura sampai dengan komoditas perkebunan. Berdasarkan beberapa
hasil penelitian melaporkan bahwa cendawan Colletotrichum sp. dapat
mengakibatkan kehilangan hasil pada tanaman cabai sampai dengan 75%
(Agung, 2007). Cendawan Colletotrichum sp berkembang dengan sangat
pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 % dengan
suhu 320 C.
Anthraknosa disebabkan oleh berbagai macamjamurantara
lain:Colletotrichum capsicipadacabai merah,Colletotrichumsp. Pada
kakao,sorghum,jagung, danColletotrichum coccodes
padatomat.Antraknosa sering disebut hawar pada daun, akar, ataupun
ranting. Infeksipada daun akan lebih parah ketikamusim hujan, karena
jamur antraknosa membutuhkan air dalam penyebaran.Jamur penyebab
antraknosa tidak akan menyebar dalam kondisi kering.
Morfologi antraknosa

Colletotrichum mempunyai miselium yang jumlahnya agak banyak,


hifa bersepta tipis, mula-mula terang kemudian gelap (Mehrotra
1983). Konidiofor pendek, tidak bercabang, tidak bersepta, dengan
ukuran 7-8 x 3-4 m (Weber 1973). Pada daun muda yang agak
dewasa menghasilkan konidium cendawan yang berwarna merah
jambu (Semangun 2000). Massa konidia yang berwarna merah
jambu ini akhirnya menjadi cokelat gelap (Weber 1973).
Gejala Serangan Antraknosa

Gejala antraknosa mudah dikenali dengan gejala awal pada buah cabai
berupa bercak kecil dan berair. Ukuran luka tersebut dapat mencapai 3 4
cm pada buah cabai yang berukuran besar. Pada saat sudah parah,
penyakit ini akan sangat merusak, dapat menyebabkan nekrosis dan
bercak pada daun, cabang atau ranting. Penyebab penyakit memencar
melalui percikan air dan jarak pemencaran akan lebih jauh jika disertai
adanya hembusan angin. Penyakit antarknosa telah menyebar luas di
daerah-daerah pertanaman cabai yang kondisinya sangat lembab atau
daerah dengan curah hujan tinggi (Direktorat Perlindungan Hortikultura
2012).
Faktor penyebab tanaman terserang antraknosa
adalah sebagai berikut :

Penggunaan pupuk N yang terlalu banyak

Kelembaban iklim mikro

Percikan air hujan atau air siraman


Mekanisme masuknya cendawan
Colletotrichum sp.
Menurut affandi (2005), cendawan Colletotrichum gloeosporioides dapat
masuk ke dalam jaringan tanaman dengan cara cendawan tersebut
menghasilkan enzim selulase yang dapat menghidolisis selulase kulit buah,
sehingga kulit buah menjadi terdisintegrasi dan lunak serta berubah
menjadi warna coklat. Noda coklat lama-kelamaan meluas dan warnanya
makin gelap dan akhirnya busuk
Pengendalian Penyakit Antraknosa

1. Pengendalian penyakit antraknosa dapat dilakukan dengan


menggunakan khamir yang mampu menghasilkan enzim 1,3-
glukanase yang dapat menghancurkan dinding sel cendawan.

2. Penggunaan trichoderma indigenus terhadap Colletotrichum sp. Dapat


menghambat pertumbuhan Colletotrichum sp dengan cara kompetisi
ruang dan mikoparasit, selain itu trichoderma indigenus juga diduga
menghasilkan antibiosis dalam aktivitas daya hambatnya.
Terima Kasih
Dan Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai