Anda di halaman 1dari 28

*Keberhasilan

kultur jaringan tergantung pengetahuan


tentang kebutuhan hara jaringan yang dikulturkan, yang
berbeda dalam hal jumlah/konsentrasi dan bentuk yang
diserap.
*Pada awalnya formulasi media untuk mendukung
totipotensi, berkembang sesuai tujuan kultur jaringan
(metabolit sekunder, variasi genetik/mutan)
*Media kultur diberi nama sesuai dengan penemunya
(MS, VW, Gamborg dll).
*Media kultur jaringan mengandung hara yang terbagi
menjadi komponen utama (bahan esensial) dan
komponen tambahan (bahan pengoptimal).

Komponen Utama (Bahan Esensial):


1. Garam anorganik, terdiri dari hara makro dan mikro
2. Sumber karbon dan energi
3. Vitamin
4. Zat pengatur tumbuh
Komponen Tambahan (Bahan Pengoptimal):
1. Nitrogen Organik
2. Senyawa Kompleks
3. Arang Aktif

KOMPONEN UTAMA

Hara Makro
Nitrogen
Fungsi: penting dalam pembentukan DNA, protein, asam
amino, klorofil dan hormon.
Diberikan dalam bentuk KNO3, Ca (NO3)2 2H2O,
NH4NO3, (NH4)2 SO4, NH4H2PO4.
Kalium/Potassium
Fungsi: diperlukan dalam pembelahan sel dan membantu
sintesis klorofil, protein dan karbohidrat
Diberikan dalam bentuk KH2PO4, KNO3 dan KCl.
Phosphor
Fungsi: penting dalam fotosintesis dan respirasi
Diberikan dalam bentuk KH2PO4, NaH2PO4,
NH4H2PO4.

Kalsium
Fungsi: terlibat dalam pembentukan dinding sel,
perkembangan akar dan daun, juga berperan dalam
translokasi,gula dan asam amino
Diberikan dalam bentuk CaCl2 2H2O, Ca(NO3)2 2H2O
Magnesium
Fungsi: terlibat dalam sistem fotosintesis dan respirasi,
aktif dalam pengambilan phosphat dan translokasi
phosphat dan pati
Diberikan dalam bentuk MgSO4 7H2O
Sulfur
Fungsi: terlibat dalam sintesis klorofil, merupakan
komponen struktural asam amino dan enzim
Diberikan dalam bentuk MgSO4 7H2O, Na2SO4, (NH4)SO4

Hara Mikro
Besi
Fungsi: terlibat dalam respirasi, sintesis klorofil dan
fotosintesis
Diberikan dalam bentuk FeSO4 7H2O, NaFeEDTA.
Molibdenum
Fungsi: terlibat dalam enzim yang mereduksi nitrat
menjadi amonium (nitrat reduktase), membantu konversi
phosphat anorganik menjadi bentuk organik
Diberikan dalam bentuk NaMoO4 2H2O
Seng
Fungsi: terlibat dalam produksi klorofil dan hormon
pertumbuhan, aktif dalam respirasi dan sintesis
karbohidrat
Diberikan dalam bentuk ZnSO4 7H2O

Boron
Fungsi: terlibat dalam produksi klorofil dan hormon
pertumbuhan, aktif dalam respirasi dan sintesis karbohidrat
Diberikan dalam bentuk ZnSO4 7H2O
Tembaga
Fungsi: terlibat dalam sistem respirasi dan fotosintesis,
membantu sintesis klorofil dan digunakan sebagai katalis
reaksi
Diberikan dalam bentuk CuSO4 5H2O
Chlor
Fungsi: mempengaruhi aktivitas enzim, berfungsi dalam
osmoregulasi sel penjaga stomata
Diberikan dalam bentuk KCl, CaCl2 2H2O, CoCl2 6H2O
Mangan
Fungsi: aktivator berbagai enzim penting dalam siklus
Krebs, dibutuhkan dalam sintesis klorofil
Diberikan dalam bentuk MnSO4 4H2O, MnSO4 H2O

Unsur hara lain yang digunakan untuk media


kultur jaringan tanaman:
- Natrium / sodium (NaMoO4 2H2O,
NaFeEDTA, NaEDTA2H2O)
- Yodium (KI)
- Cobalt (CoCl2 6H2O)
Cobalt bukan unsur yang esensial, tetapi
mungkin berperan dalam pengaturan
morphogenesis tanaman.
Yodium/Iodine juga bukan unsur yang esensial
bagi tanaman, tetapi penggunaan yodium dapat
meningkatkan pertumbuhan kultur akar tomat.
Natrium berfungsi sebagai pengganti K terutama
berhubungan dengan turgor sel.

Perlu diingat:
Suplai nitrogen lebih baik dalam bentuk ion amonium,
karena ion nitrat harus direduksi sebelum digabungkan
ke makromolekul.
Konsentrasi ion amonium yang tinggi bersifat toksik dan
pengambilan ion amonium menyebabkan keasaman
media, oleh karena itu diperlukan buffer (asam organik,
misal: succinate, asam karboksilik, asam sitrat, asam
malat)
Penggunaan campuran nitrat dan amonium sebagai
sumber nitrogen dapat mempertahankan pH media.
Konsentrasi phosphat yang tinggi menyebabkan
presipitasi kalsium dan beberapa unsur mikro menjadi
bentuk tidak larut (insoluble)
EDTA biasanya digunakan bersama dengan besi.
Kompleks EDTA dengan besi menyebabkan besi
menjadi terus tersedia (slow and continuous release) di
dalam media, jika tidak ada kompleks ini terjadi
presipitasi dalam bentuk ferric oxide

Sebagai

sumber karbon dan energi digunakan gula,


diberikan dalam bentuk : sukrosa, fruktosa, glukosa, laktosa,
maltosa, galaktosa.
Sukrosa yang sering digunakan karena murah, banyak
tersedia, relatif stabil (tidak mudah terhidrolisis pada saat
diautoclaf, tetapi pada keadaan tertentu bentuk gula lainnya
memberikan efek yang lebih baik dari sukrosa.
Konsentrasi sukrosa yang digunakan berkisar 1 5 % (10
50 g / liter).
Gula digunakan dalam media kultur karena pada umumnya
eksplan yang dikulturkan tidak autotrof dan mempunyai laju
fotosintesis sangat rendah.

Kebutuhan vitamin bervariasi untuk setiap


spesies.
Vitamin B: thiamin (B1), pyridoksin (B6), asam
nikotinat (nicotinic acid atau niacin), riboflavin.
Vitamin C: asam sitrat, asam askorbat
sebagai antioksidan untuk mengurangi browning
Myo-inositol, berperan dalam pembentukan
pektin dan hemiselulosa yang diperlukan untuk
dinding sel, juga berperan dalam pengambilan
dan penggunaan ion.
Thiamin sebagai cofaktor metabolisme
karbohidrat dan terlibat langsung dalam
biosintesis beberapa asam amino.

ZPT adalah bahan kimia sintetik yang mempunyai aktivitas


fisiologi hampir sama dengan hormon tanaman atau senyawa
yang mampu memodifikasi pertumbuhan tanaman.
Kombinasi zpt (macam dan konsentrasi) yang digunakan
berbeda-beda tergantung macam eksplan dan jenis tanaman.
Penggunaan zat pengatur tumbuh dapat diatur untuk
disesuaikan dengan tujuan kultur, misalnya untuk
mendapatkan kallus atau untuk organogenesis.
Salah satu cara untuk mempermudah penentuan macam
dan konsentrasi zpt pada kultur tertentu adalah mengenal
aksi / peranan zpt dan mempelajari contoh penggunaan dan
hasil yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya.

Hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh digolongkan ke


dalam :
Auksin (auxins)
Sitokinin (cytokinins)
Gibberelin (gibberellins)
Asam absisat (abscisic acid)
Etilen (ethylene)
Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan dalam kultur
jaringan adalah golongan auksin dan sitokinin, sedangkan
Gibberelin ditambahkan dalam media untuk kasus-kasus
tertentu.
Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang
diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara
endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.

AUKSIN
Auxins are generally included in a culture medium
to stimulate callus production and cell growth, to
initiate shoots, particularly roots, and to induce
somatic embryogenesis and stimulate growth from
shoot apices and shoot tip cultures.
Pemilihan jenis auksin dan konsentrasinya
tergantung dari :
1. tipe pertumbuhan yang dikehendaki
2. level auksin endogen
3. kemampuan jaringan mensintesa auksin
4. golongan zat pengatur tumbuh lain yang
ditambahkan

AUKSIN
Senyawa yang mengandung auksin adalah 2,4 D dan
NAA (C12H10O2), digunakan dalam konsentrasi 0,1
50 M (mikro molar).
2,4 D dan NAA stabil pada pemanasan dan lambat diurai
oleh sel tumbuhan.
Kisaran kepekatan NAA sempit, kepekatan optimalnya
tidak boleh terlampaui, dapat meracuni eksplan.
Senyawa lain yang mengandung auksin adalah IAA
(C10H9NO2) dan IBA (C12H13NO2).
IAA adalah auksin alami, bersifat tidak stabil, mudah
diuraikan oleh enzim yang dibebaskan sel.
Auksin (2,4 D) biasanya diperlukan untuk menginduksi
kalus, tetapi dapat menyebabkan variabilitas genetik.
NAA dan IBA diperlukan untuk morphogenesis.

SITOKININ
Senyawa yang mengandung sitokinin adalah
zeatin, kinetin (C10H9N5O), BAP (C13H11N5),
2 - ip (C10H13N5).
Zeatin merupakan sitokinin alami, sedangkan
kinetin dan BAP adalah sitokinin sintetik.
Kinetin biasanya digunakan dalam konsentrasi
0,1 10 M.
Sitokinin merangsang pembelahan sel dan
munculnya tunas.
Pada konsentrasi tinggi menghambat
pembentukan akar.

callus
axillary shoots
high
adventi shoots
rooting
embryogenesis

Auxin
Cytokinin
high
low
low to none
very
equal
high
high

equal
low
low

GIBBERELIN
Gibberelin jarang digunakan dalam kultur
jaringan, kemungkinan dianggap GA
endogen mencukupi.
Bila diperlukan, yang sering digunakan
adalah GA3 dengan berat molekul 346,38
g/mol
Gibberelin dapat merangsang dan
menghambat pertumbuhan.

ASAM ABSISAT (ABA)


ABA dapat merangsang dan menghambat
pertumbuhan kalus.
Pada konsentrasi 5 50 mg/l dapat
menghambat inisiasi kalus dan pertumbuhan sel
sampai 50 %.
Pada konsentrasi yang rendah mampu
mendorong pembentukan kalus tetapi tergantung
pada jenis eksplan atau jenis tanaman. Misalnya
pada eksplan tembakau pada konsentrasi 0,1
mg/l.
ABA esensial untuk pertumbuhan embryo
somatik

ETILEN
Etilen berbentuk gas, diproduksi oleh jaringan
tanaman, dan produksinya meningkat pada saat
terjadi pelukaan.
Yang digunakan dalam kultur jaringan berupa
ethephon (etilin sintetik).
Pengaruh etilen terhadap eksplan dalam kultur
jaringan tidak spesifik, artinya dapat mendorong
pembentukan kalus, morfogenesis tetapi dapat
juga menghambat proses tersebut, tergantung
pada jenis tanaman dan konsentrasi etilin.

KOMPONEN TAMBAHAN
-Asam amino, merupakan sumber N organik yang lebih cepat
diambil daripada N anorganik dalam media yang sama.
-Sumber N yang berbeda akan memberikan pengaruh yang
berbeda juga.
-Asam amino yang sering digunakan dalam media kultur
adalah L-cysteine (dapat mengurangi browning), L-asparagine
dan glycine.
-Asam amino yang dapat menghambat pertumbuhan
walaupun dalam konsentrasi yang rendah adalah lysine dan
threonin. Karena itu penggunaannya harus hati-hati dan tidak
menggunakan kedua asam amino tersebut bersama-sama.
-Asam amino yang saling antagonis terhadap sesamanya
seperti phenylalanine dan tyrosine, L-leucine dan DL-valine, Largine dan L-lysine
- Sumber nitrogen organik lainnya adalah kasein hidrolisat,
laktalbumin hidrolisat, tripton dan pepton.

Senyawa kompleks ditambahkan agar pertumbuhan dan


perkembangan eksplan lebih baik.
Persenyawaan kompleks yang biasa digunakan adalah :
air kelapa, mengandung asam amino, asam organik, asam
nukleat, purin,gula, gula alkohol, vitamin, mineral dan zat
pengatur tumbuh
ekstrak ragi digunakan 0,5 2 gram/liter,mengandung
asam amino,peptida dan vitamin
juice tomat
ekstrak kentang digunakan 10 30%
ekstrak pisang

Arang aktif adalah arang yang sudah dipanaskan selama


beberapa jam dengan menggunakan uap atau udara panas.
Arang aktif dapat ditambahkan pada media inisiasi, media
regenerasi atau media perakaran.
Arang aktif ditambahkan dengan konsentrasi yang bervariasi dari
0,5 6% tergantung tujuan kultur
Harus diusahakan arang aktif ini terbagi rata dalam media,
dengan cara sesudah sterilisasi dalam autoclave botol media
harus sering dikocok sampai agar mulai membeku. Jika tidak
hampir semua arang aktif akan berada dilapisan bawah media.
Secara umum pengaruh arang aktif sebagai berikut :
Mengadsorbsi persenyawaan toksik
Merangsang perakaran dengan mengurangi tingkat cahaya
yang sampai ke bagian eksplan yang terdapat dalam media.
mencegah terjadinya pencoklatan pada eksplan.

BAHAN PEMADAT
Bahan pemadat yang umum digunakan adalah agar.
Keuntungan menggunakan agar sebagai bahan pemadat adalah:
agar membeku pada suhu 450C, sehingga dalam kisaran suhu
kultur agar berada dalam keadaan beku yang stabil
tidak dicerna oleh enzim tanaman
tidak bereaksi dengan persenyawaan penyusun media
Kekerasan media dapat mempengaruhi difusi persenyawaan dari
dan ke arah eksplan juga senyawa penghambat dari eksplan.
Kekerasan media ini dipengaruhi oleh :
jumlah agar, umumnya 0,6 1%
jenis agar
pH media
arang aktif, pada konsentrasi 0,8 1% menghambat
pembekuan agar.

pH MEDIA
Pengaturan pH media dilakukan dengan menggunakan
NaOH (KOH) atau HCl, pada waktu semua komponen
telah dicampur dan sebelum disterilkan dengan autoclave
pH yang dikehendaki pada umumnya berkisar 5,7 - 5,9.
Pengaturan pH media sangat penting dengan tujuan :
tidak mengganggu fungsi membran sel dan pH dari
sitoplasma
tidak mengganggu kelarutan garam-garam penyusun
media
tidak mengganggu pengambilan zat pengatur tumbuh
dan garam-garam lainnya
tidak mengganggu efisiensi pembekuan agar

MACAM-MACAM MEDIA DASAR


KULTUR JARINGAN
Beberapa media dasar yang banyak digunakan antara lain :
Media dasar MS (Murashige dan Skoog), untuk hampir
semua jenis kultur.
- Media dasar B5 untuk kultur sel kedelai, alfafa dan legume
lain.
- Media dasar White, cocok untuk kultur akar tomat.
- Media dasar Vacint dan Went, untuk kultur anggrek
- Media dasar Nitsch dan Nitsch, untuk kultur pollen dan
kultur sel
- Media dasar Schenk dan Hildebrant, untuk kultur tanaman
monokotil
- Media WPM (Woody Plant Medium), khusus untuk tanaman
berkayu
- Media N6 untuk serealia terutama padi.

1. Mengapa dalam media kultur jaringan


ditambahkan sukrosa?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi zat pengatur
tumbuh yang digunakan di dalam media
kultur jaringan!
3. Apa tujuan penggunaan komponen
tambahan dalam media kultur jaringan?
4. Jelaskan pentingnya pengaturan pH media
kultur jaringan!

Anda mungkin juga menyukai