KULTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Disusun Oleh :
Andrey Nugraha (061116049)
Tujuan Percobaan
Dasar Teori
Nutrien an-organik
Nutruien Organik
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam
konsentrasi rendah (<1 mM) mendorong, menghambat atau secara
kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat
pengatur tumbuh tanaman dalam praktek kultur jaringan digunakan
untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman. Morfogenesis tanaman
dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi antara ZPT yang berada
di dalam eksplan. Zat pengatur tumbuh yang ada di dalam eksplan
ditentukan oleh ZPT yang ada di dalam eksplan (endogen) dan ZPT yang
ditambahkan ke dalam medium (exogen). Pembuatan medium selain
unsur hara, nutrient organis biasanya perlu juga menambahkan satu atau
lebih jeni ZPT. Zat pengatur tumbuh dapat memacu pertumbuhan seperti
auksin, sitokonin, giberelin yang ditambahkan ke dalam medium.
Agar, dalam medium kultur yang statis jika mediumnya berupa cairan,
jaringan yang dikulturkan akan terbenam dan akhirnya mati, kekurangan
oksigen. Untuk menghindari hal ini medium kultur tersebut dipadatkan
dengan penambahan agar. Agar merupakan polisakarida yang diperoleh
dari rumput laut. Dengan medium yang padat jaringan yang dikulturkan
akan berada pada permukaan medium. Biasanya agar dipakai pada
konsentrasi 0,8-1,0%.
STERILISASI BAHAN TANAMAN
Tujuan Percobaan
Dasar Teori
Tujuan
Memberikan penjelasan tentang teknik inokulasi agar mahasiswa mampu melakukan inokulasi
eksplan atau penanaman eksplan dalam kultur jaringan.
Dasar Teori
Salah satu Pemanfaatan teknik kultur jaringan paling umum dan paling mudah adalah untuk
perbanyakan tanaman. Perbanyakan tanaman melalui teknik kultur jaringan pada prinsipnya hampir
sama dengan setek, hanya bahan tanaman yang digunakan ukurannya lebih kecil bahkan bisa sampai
pada tingkat sel. Oleh karena itu perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan juga sering disebut
dengan istilah mikropropagasi atau perbanyakan mikro kloning.
Beberapa alasan memilih teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman diantaranya ialah
hasilnya mempunyai sifat yang sama dengan tetua dan bagi tanaman yang menghasilkan biji dengan
viabilitas rendah atau sulit berkecambah karena endosperm rusak atau embrio belum masak.
perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
perbanyakan melalui morfogenesis langsung (morfogenesis adalah proses perkembangan
morfologi dari bahan tanaman). dan morfogenesis tidak langsung. Morfogenesis langsung
maupun tidak langsung dapat terjadi hal- hal seperti multiplikasi tunas lateral, pembentukan
tunas adventif, maupun pembentukan embrio somatik
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan melalui morfogenenis langsung yaitu
perbanyakan tanaman dimana eksplan atau bahan tanaman yang dikulturkan baik itu bagian
tanaman yang mempunyai mata tunas seperti: meristem dan batang satu buku, atau bagian
tanaman yang tidak mempunyai mata tunas akan langsung membentuk tunas atau embrio
adventif. Perbanyakan tanaman melalui morfogenesis langsung dilaporkan menghasilkan
tanaman yang lebih seragam dengan kestabilan genetik yang lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan
karena prosesnya lebih sederhana dan penggunaan medium juga tidak memerlukan zat pengatu
tumbuh dengan konsentrasi yang terlalu tinggi atau zat pengatur tumbuh dengan aktivitas yang
tinggi.
Perbanyakan tanaman melalui morfogenesis tidak langsung, eksplan yang dikulturkan tidak
langsung membentuk tunas atau embrio adventif, tetapi melalui tahapan kalus (sekelompok sel
embrioid hasil pembelahan sel yang belum terorganisasi), yang selanjutnya kalus dapat di induksi
untuk tumbuh menjadi tunas atau embrio somatik. Tanaman hasil kultur jaringan disebut planlet
yaitu tanaman kecil lengkap (telah berdaun dan berakar), siap untuk dipindahkan ke lapangan
melalui proses aklimitasi.
ALAT DAN BAHAN
Pembuatan Media
• Siapkan hotplate, erlenmeyer 500mL, dan stirer sebagai pengaduk.
• Tambahkan 200 mL aquadest kedalam erlenmeyer, tambahkan larutan stok ( Haramakro,
Haramikro, Fe EDTA dan Vitamin) tunggu hingga homogen.
• Kemudian tambahkan lagi 300 mL aquadest agar larutan mencapai 500 mL. Homogenkan.
• Setelah itu, cek pH Larutan. pH yang dibutuhkan adalah 5.8. (jika pH masih terlalu asam,
tambahkan KOH. Jika pH terlalu basa, tambahkan HCL).
• Jika sudah stabil, pindahkan larutan kedalam panci kemudian tambahkan glukosa 15 g dan
agar 5 g. Kemudian didihkan.
• Setelah mendidih, masukan larutan kedalam botol kultur.
• Sterilkan menggunakan autoklaf.
Bahan yang ditambahkan (ml)
Vitamin 2,5
Bahan organik gram
Gula 15
Agar 5
Teknik Inokulasi
• Masukkan bahan tanaman yang sudah steril, alat-alat diseksi (pisau, gunting, scalpel dan
pinset) dalam wadah steril, beberapa cawan petri steril, kertas saring steril, alkohol 70%
(untuk sterilisasi alat) kedalam laminar air flow cabinet. Sebelumnya matikan lampu
germicidal dan nyalakan blower dan lampu penerangnya.
• Sebelum tangan masuk ke dalam laminar air flow cabinet, semprot terlebih dahulu dengan
alkohol 70%.
• Letakkan kacang dengan pinset(dibakar dulu dengan api spirtus) kedalam cawan petri.
• Kacang dipotong sampai menyisakan epikotil dan hipokotil.
• Ambil botol kultur yang sudah disiapkan, buka didepan nyala api dan dengan
menggunakan pinset yang sudah disterilkan ambil eksplan dari cawan petri dan letakan
diatas medium.
• Botol kultur ditutup kembali rapat-rapat, sampai alumunium foilnya tidak dapat memutar.
• Simpan botol kultur dirak kultur.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Penelitian yang sudah dilakukan pada eksplan kacang merah dari 3 media yang
digunakan. Semuanya mengalami kontaminasi yang dapat dilihat dari warna media yang
berwarna jingga. Kontaminasi dapat terjadi pada media ataupun eksplan yang digunakan.
Kontaminasi bisa terjadi kemungkinan karna kurang sempurna sterilisasi pada saat
penanaman eksplan. Penyebab lain adalah pemotongan jaringan yang kurang hati-hati
sehingga sebagian kacang rusak.
Kontaminasi pada media dan eksplan terjadi karena adanya bakteri yang tidak mati pada
saat sterilisasi media maupun yang masuk dalam media saat penanaman atau saat
pemeliharaan. Terjadinya kontaminasi hampir merata pada setiap perlakuan media.
Kesimpulan
1. Pada eksplan kacang merah yang ditanam pada botol media ada 3 eksplan dan
semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna media dan
eksplan yang tidak dapat berkembang.
2. Faktor yang menyebabkan kontaminasi dalam praktik kultur jaringan ini berupa:
• Organisme yang masuk kedalam media
• Botol kultur atau alat-alat yang kurang steril
• Kecerobohan dalam pelaksanaan