PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan mikroba,
sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan
steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif
maupun spora. Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi
adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada
atau didalam suatu benda (Yuwono, 2006).
Tujuan utama dilakukannya sterilisasi adalah untuk meminimalisir atau
meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Metode
sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat
meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif
mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya
kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan (Ferdiaz, 1992).
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu
spora bakteri. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba akan diluluhkan.
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Ada
tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 1994).
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.Tujuan utama dilakukannya
sterilisasi adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari
mikroba yang tidak diinginkan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi dengan menggunakan
panas dan kombinasi dengan uap air disebut sterilisasi panasbasah/lembab.
Sebaliknya jika tanpa air, seperti menggunakan sinar UV atau gas tertentu untuk
disebut sterilisasi kering (Gadjar et.al., 2006).
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan teknik penyaringan (filtrasi).
Teknik sterilisasi ini
(0.22mikron atau 0.45 mikron). Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk
mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap
(volatile) dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik.
Virus
tidak
akan
tersaring
dengan
metode
ini
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi kimiawi iniadalah : (1)
Bahan yang digunakan sebagai sterilisator harus benar-benar dihilangkan
sebelumalat digunakan dan biasanya memerlukan waktu yang cukup lama, (2)
daya bakar bahan kimia sterilisator, (3) persyaratan peralatan dan biaya
pelaksanaan (Herawan dan Naiem, 2006).
Karakteristik Bakteri Rhizobium sp.
Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan
sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman
legume, kelompok bakteri ini akan menginfeksikan akar tanaman dan membentuk
bintil akar didalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila
berada didalam bintil akar dari mitra legumnya.Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen
bagi tanaman inangnya (Arsyad, 2009).
karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna koloni
putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen,
diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-manitol-garam
mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang,
aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 m, bersifat
motil pada media cair, umumnya
subpolar.
Untuk
pertumbuhan
optimum
dibutuhkan
temperatur
25
halus, lalu mengikat (memfiksasi) nitrogen dari udara bebas dan membentuk bintil
di akar (Indra, 2008).
Tanaman inang berperan memberikan karbohidrat yang merupakan energi
bagi
bakteri
Rhizobium
dan
mendapatkan
tumbuhan
unsur
untuk
Rhizobium
merupakan
mikroba
yang
mampu
mengikat
yang
diperlukan
Rhizobium
tanaman
sendiri
untuk
tumbuh
memperoleh
dan
berkembang,
karbohidrat
sebagai
baik,
berwarna
merah
muda
akibat
adanya
pigmen
biji)
tanaman.
Berbeda
dengan
strain
inefektif
dari
yang
berkembang,
menunjukkan
akumulasi
tepung
dalam
sel tanaman inang yang tidak berisi Rhizobium. Bakteroid dalam nodula inefektif
berisi glikogen (Suriawira, 2005).
Pembuatan Media
Setiap organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media (jamak, medium) untuk kultivasi
mikroorganisme. Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi
untuk
menumbuhkan
mikroorganisme.
Selain
untuk
menumbuhkan
yang
dipergunakan
untuk
pemeliharaan
dan
pertumbuhan
utama
sel,
nutrien
dan
adalah
sebagai
sebagai
aseptor
sumber
elektron
energi,
dalam
bahan
reaksi
Medium dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk kemasan
jadi. Pembuatan medium menggunakan bahan-bahan alami selain lebih murah
juga dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik (Indra, 2008).
Medium menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga, yaitu selektif,
diferensial, dan pengayaan. Medium selektif merupakan medium yang ditambah
zat kimia tertentu bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
lain
sehingga
hanya
mikroorganisme
tertentu
yang
dapat
tumbuh
(Hadioetomo, 1993).
Berdasarkan konsistensinya medium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
medium cair, semipadat, dan padat. Contoh medium cair adalah Nutrient Broth
(NB), Glukosa Broth, dll.
(propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai uji
lainnya. Medium padat (solid) mengandung nutrien aquades ditambah bahan
pemadat (solidifying agent) yaitu agar. Kriteria bahan pemadat yang baik yaitu
tidak digunakan oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, dan tidak mencair pada temperatur kamar. Medium padat sering
digunakan untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan
jumlah mikroorganisme, lain. Contoh medium padat adalah Yeast Media Extract
Manitol Agar (YEMA) (Ammi et.al., 2013).
Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam
medium padat Yeast Ectract Manitol Agar (YEMA). Untuk menjaga kemampuan
fisiologisnya agar tidak mengalami penurunan, Rhizobium harus diremajakan
secara berkala. Kultur yang dipelihara inilah yang digunakan sebagai inokulum
untuk perbanyakan Rhizobium yang akan diformulasi sebagai pupuk hayati.
10
Berat/Volume
0.5 g
0.2 g
0.1 g
10.0 g
1.0 g
1000 mL
20 g
(Yuwono, 2006)
11
12
KETERANGAN
Alat-alat
untuk
yang
nantinya
praktikum
digunakan
maka
harus
13
Penimbangan
bahan-bahan
untuk
14
Pembahasan
Alat yang akan digunakan dalam suatu praktikum harus disterilisasi
terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari
semua bentuk kehidupan. Hal ini sesuai dengan literatur Gadjar et.al., (2006)yang
menyatakan bahwa tujuan utama dilakukannya sterilisasi adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan teknik penyaringan
(filtrasi). Teknik sterilisasi ini menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22mikron atau 0.45 mikron). Sedangkan metode sterilisasi secara fisik
dapat dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat
suhu yang tinggi atau tekanan yang tinggi. Dan untuk sterilisaisi secara kimiawi
biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Hal ini sesuai
dengan literatur Lukas dan Stefanus (2006) yang
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi.
15
Jika
sterilisasi
dilakukan
dengan
menggunakan
panas
yang
yang
dipergunakan
untuk
pemeliharaan
dan
pertumbuhan
16
inilah yang digunakan sebagai inokulum untuk perbanyakan Rhizobium yang akan
diformulasi sebagai pupuk hayati.
17
2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
3. Daya bunuh dari sterilisasi panas basah lebih baik dari pada panas kering.
4. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan media supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah mengandung semua nutrisi yang
mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat penghambat dan
steril.
5. Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusun medium, maka medium
dibedakan menjadi dua kategori yaitu medium kompleks (complex) dan
sintetik (defined).
6. Medium menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga, yaitu selektif,
diferensial, dan pengayaan.
7. Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam
medium padat Yeast Ectract Manitol Agar (YEMA).
Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar praktikum teknik
proses sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat diketahui lebih banyak
dan praktikan harus berhati-hati dalam melakukan sterilisasi dan pembuatan
media serta memiliki sifat ulet dan sabar.
DAFTAR PUSTAKA
Ammi, Yanti, dan Kusnadi. 2013. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, IPB Expres,
Bogor.
Arsyad, M. 2009. Studi Isolasi Bakteri Rhizobium yang Diinokulasikan kedalam
Dolomit sebagai Pembawa (Carrier) Serta Pemanfaatannya Sebagai
Pupuk Mikroba.Departemen Kimia FMIPA. USU, Medan
Asnawaria, 2005. Mikrobiologi dasar. Papa sinar sinantris. Jakarta.
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
18
Ferdias.1992.Sterilisasi.
(Online).http://www.Directory/educationnad_trainingsecondary. (Diakses
pada tanggal 01Oktober 2016).
Gadjar. I, Wellyzar, Sjamsuridzal dan Aryanti, Oetari. 2006, Mikologi Dasar dan
Terapan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. P.T. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Herawan, T dan M. Naiem. 2006. Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Perakaran pada Kultur Jaringan Cendana
(Santalum album Linn.). Jurnal Agrosains 19(2) : 103-109.
Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Khairina, Surbakti, Firman. 2007. Studi Pendahuluan Isolasi bakteri Rhizobium
dari Bintik Akar Tanaman Putri Malu (Mimosa PudicaL.) serta
Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Mikroba. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Bumi Aksara, Jakarta.
Novel, Sinta, S., Asri, Peni W., Ratu, Safitri. 2008, Praktikum Mikrobiologi Dasar,
Erlangga, Jakarta.
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa, Bandung.
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada Pressd,
Yogyakarta.