Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan mikroba,
sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan
steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif
maupun spora. Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi
adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada
atau didalam suatu benda (Yuwono, 2006).
Tujuan utama dilakukannya sterilisasi adalah untuk meminimalisir atau
meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Metode
sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat
meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif
mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya
kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan (Ferdiaz, 1992).
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu
spora bakteri. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba akan diluluhkan.
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Ada
tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 1994).

Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu


substrat yang disebut medium. Sedangkan media tersebut sebelum digunakan,
harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba yang tidak
diharapkan sehingga mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dan berkembangbiak
dengan baik di dalam media. Oleh karena itu, diperlukan syarat tertentu yang
diantaranya bahwa didalam media harus terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan
makanannya, tekanan osmosis, derajat, keasaman (pH), dan temperatur
(Hadioetomo, 1993).
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung pada
nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Media
dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya.
Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media
cair. Bahan makanan yang dibutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh
golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,
sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Asnawaria, 2005).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara mensterilisasi alat
gelas dan untuk mengetahui pembuatan media YEM (Yeast Extract Manitol)
untuk media pertumbuhan Rhizobium.
Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan dari laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat mengikuti kegiatan praktikum di Laboratorium Ekologi dan Biologi Tanah,
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.Tujuan utama dilakukannya
sterilisasi adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari
mikroba yang tidak diinginkan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi dengan menggunakan
panas dan kombinasi dengan uap air disebut sterilisasi panasbasah/lembab.
Sebaliknya jika tanpa air, seperti menggunakan sinar UV atau gas tertentu untuk
disebut sterilisasi kering (Gadjar et.al., 2006).
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan teknik penyaringan (filtrasi).
Teknik sterilisasi ini

menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil

(0.22mikron atau 0.45 mikron). Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk
mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap
(volatile) dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik.

Virus

tidak

akan

tersaring

dengan

metode

ini

(Lukas dan Stefanus, 2006).


Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan teknik pemanasan dan
penyinaran. Terdapat empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a. Pemijaran Api
Teknik ini dilakukan dengan membakar alat pada api secara langsung pada
alat yang digunakan, seperti jarum ose, pinset, dll.
b. Panas kering

Sterilisasi ini menggunakan udara panas dengan oven bersuhu tinggi


(170 180oC) selama 1-3 jam. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke
dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam
wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah
menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1 atm.
Sterilisasi uap tergantung pada:
Alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa
mengalami kerusakan
Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15
menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan
detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum dari
total volumenya (Asnawaria, 2005).
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Bahan yang tidak tahan panas seperti plastik dapat disterilsasi
dengan menggunakan gas etilen oksida atau bahan kimia asam perasetat,
formaldehid, dan glutaraldehid alkalin pada suhukamar selama 2-18 jam.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi kimiawi iniadalah : (1)
Bahan yang digunakan sebagai sterilisator harus benar-benar dihilangkan
sebelumalat digunakan dan biasanya memerlukan waktu yang cukup lama, (2)
daya bakar bahan kimia sterilisator, (3) persyaratan peralatan dan biaya
pelaksanaan (Herawan dan Naiem, 2006).
Karakteristik Bakteri Rhizobium sp.
Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan
sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman
legume, kelompok bakteri ini akan menginfeksikan akar tanaman dan membentuk
bintil akar didalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila
berada didalam bintil akar dari mitra legumnya.Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen
bagi tanaman inangnya (Arsyad, 2009).
karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna koloni
putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen,
diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-manitol-garam
mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang,
aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 m, bersifat
motil pada media cair, umumnya
subpolar.

Untuk

pertumbuhan

memiliki satu flagella polar atau

optimum

dibutuhkan

temperatur

25

30C, pH 6 - 7 (kecuali galur-galur dari tanah masam) (Yuwono, 2006).


Bakteri Rhizobium hidup di akar tanaman kacang-kacangan dan
bersimbiosis secara mutualisme. Bakteri ini masuk melalui serabut akar dan kulit

halus, lalu mengikat (memfiksasi) nitrogen dari udara bebas dan membentuk bintil
di akar (Indra, 2008).
Tanaman inang berperan memberikan karbohidrat yang merupakan energi
bagi

bakteri

Rhizobium

dan

mendapatkan

tumbuhan

unsur

untuk

pertumbuhannya. Nitrogen yang difiksasi dimanfaatkan untuk pertumbuhan oleh


tanaman inang dan bukan inang (non leguminosa) yang tumbuh di sekitar inang.
Ada juga nitrogen yang tempat tinggal didalam tanah, bintil akan terlepas dan
terdekomposisi (Arsyad, 2009).
Bakteri

Rhizobium

merupakan

mikroba

yang

mampu

mengikat

nitrogen bebas yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang


akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi senyawa
nitrogen
sedangkan

yang

diperlukan

Rhizobium

tanaman
sendiri

untuk

tumbuh

memperoleh

dan

berkembang,

karbohidrat

sebagai

sumber energi dari tanaman inang (Indra, 2008).


Ada dua tipe nodula, yaitu efektif dan inefektif. Nodula efektif
dibentuk oleh strain efektif dari Rhizobium. Nodula ini berkembang
dengan

baik,

berwarna

merah

muda

akibat

adanya

pigmen

leghaemoglobin. Bintil akar efektif yang lebih banyak mampu meningkatkan


penambatan nitrogen yang selanjutnya untuk membentuk klorofil dan enzim.
Peningkatan klorofil dan enzim mampu meningkatkan fotosintesis yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif (hasil
produksi

biji)

tanaman.

Berbeda

dengan

strain

inefektif

dari

Rhizobium, bentuk nodula umumnya kecil dan berisi sedikit jaringan


bakteroid

yang

berkembang,

menunjukkan

akumulasi

tepung

dalam

sel tanaman inang yang tidak berisi Rhizobium. Bakteroid dalam nodula inefektif
berisi glikogen (Suriawira, 2005).
Pembuatan Media
Setiap organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media (jamak, medium) untuk kultivasi
mikroorganisme. Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi
untuk

menumbuhkan

mikroorganisme.

Selain

untuk

menumbuhkan

mikroorganisme, medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat


fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Suriawira, 2005).
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien)

yang

dipergunakan

untuk

pemeliharaan

dan

pertumbuhan

mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk


memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik
(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk
melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Novel et.al., 2008).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan media supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril (Ferdiaz, 1992).
Ketepatan komposisi media tergantung pada kebutuhan spesies yang akan

dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi. Pengetahuantentang habitat


normal mikroorganisme sering berguna untuk menentukan medium yang cocok
karena kebutuhan tergantung lingkungan alaminya. Meskipun persyaratan media
untuk menumbuhkan mikroorganisme sangatberagam, namun sebagai organisme
hidup mempunyai kebutuhan dasar yangsama yaitu memerlukan sumber karbon,
energi, air, nitrogen, fosfat, dan mineral (Novel et.al., 2008).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan
dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau
larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat
tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan
tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler
(Khairina et.al., 2007).
Peran
pembangun

utama
sel,

nutrien
dan

adalah

sebagai

sebagai

aseptor

sumber
elektron

energi,
dalam

bahan
reaksi

bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan


makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu,
secara umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen
yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Suriawira, 2005).
Jenis Jenis Media
Medium yang digunakan sebagai biakan mikroba sangat beraneka macam.

Medium dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk kemasan
jadi. Pembuatan medium menggunakan bahan-bahan alami selain lebih murah
juga dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik (Indra, 2008).
Medium menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga, yaitu selektif,
diferensial, dan pengayaan. Medium selektif merupakan medium yang ditambah
zat kimia tertentu bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
lain

sehingga

hanya

mikroorganisme

tertentu

yang

dapat

tumbuh

(Hadioetomo, 1993).
Berdasarkan konsistensinya medium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
medium cair, semipadat, dan padat. Contoh medium cair adalah Nutrient Broth
(NB), Glukosa Broth, dll.

Medium ini dapat digunakan untuk perbanyakan

(propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai uji
lainnya. Medium padat (solid) mengandung nutrien aquades ditambah bahan
pemadat (solidifying agent) yaitu agar. Kriteria bahan pemadat yang baik yaitu
tidak digunakan oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, dan tidak mencair pada temperatur kamar. Medium padat sering
digunakan untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan
jumlah mikroorganisme, lain. Contoh medium padat adalah Yeast Media Extract
Manitol Agar (YEMA) (Ammi et.al., 2013).
Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam
medium padat Yeast Ectract Manitol Agar (YEMA). Untuk menjaga kemampuan
fisiologisnya agar tidak mengalami penurunan, Rhizobium harus diremajakan
secara berkala. Kultur yang dipelihara inilah yang digunakan sebagai inokulum
untuk perbanyakan Rhizobium yang akan diformulasi sebagai pupuk hayati.

10

Komposisi medium YEMA yang umum digunakan untuk pemeliharaan


Rhizobium sebagai berikut :
Komponen
K2HPO4
MgSO4
NaCl
Manitol
Yeast Extract
Aquadest
Agar

Berat/Volume
0.5 g
0.2 g
0.1 g
10.0 g
1.0 g
1000 mL
20 g
(Yuwono, 2006)

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 dan 28 September
2016 pada pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Ekologi dan

11

Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas


Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum sterilisasi alat dan pembuatan media
adalah cawan petri, erlenmeyer, sebagai alat-alat yang akan disterilisasi, oven
sebagai alat untuk steriliasi kering, timbangan analitik untuk menimbang
kebutuhan setiap komposisi media, spatula untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padat, erlenmeyer sebagai wadah media, hot plate stire untuk
menghomogenkan media, pH meter untuk mengukur pH, pipet tetes untuk
meneteskan larutan HCl 0,1 N, cawan petridish sebagai wadah untuk menuang
media, autoklaf untuk sterilisasi kering, bunsen sebagai sumber pemanas, panci
untuk memanaskan media YEMA yang telah membeku.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah K 2HPO4 0,5 g; MgSO4
0,2 g; NaCl 0,1 g; Manitol 10 g; yeast extract 1 g; Agar 20 g sebagai komponen
pembuatan media YEMA, aquades 1000 ml sebagai pelarut, HCl 0,1 N untuk
menurunkan pH media, alluminium foil untuk mengisolasi bagian mulut
erlenmeyer, cling wrap untuk mengisolasi cawan petri yang telah diisi media.
Prosedur Praktikum
Sterilisasi Alat
Disediakan alat-alat yang akan disterilkan seperti cawan petridish dan
erlenmeyer.
Tempatkan alat ke dalam Oven dengan susunan yang rapi.
Diatur suhu oven 160 170oC selama 60 menit.
Setelah selesai, oven dimatikan dan dikeluarkan alat dari oven.
Pembuatan Media YEMA

12

Ditimbang bahan-bahan dasar media dengan komposisi K 2HPO4 0,5 g;


MgSO4 0,2 g; NaCl 0,1 g; Manitol 10 g; yeast extract 1 g.
Dimasukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam labu erlenmeyer.
Ditambahkan aquadest sebanyak 800 ml ke dalam labu erlenmeyer.
Dilarutkan dan dihomogenkan semua bahan tersebut dengan menggunakan
hot plate stire.
Karena kisaran pH media mikroba Rhizobium 6,5 6,8 maka diturunkan pH
larutan yang semula netral dengan menggunakan larutan HCl 0,1 N hingga
mencapai pH 6,5 6,8.
Diukur pH larutan dengan menggunakan pH meter
Lalu dimasukkan tiga bungkus agar ke dalam larutan dan ditambahkan
aquades hingga mencapai batas labu erlenmeyer.
Dilarutkan dan dihomogenkan kembali semua bahan tersebut dengan
menggunakan hot plate stire.
Ditutup mulut erlenmeyer dengan menggunakan kapas dan alluminium foil.
Dimasukkan ke Autoklaf untuk sterilisasi pada suhu 121 C selama 1 jam.
Dilakukan penuangan media ke cawan petridish yang telah disterilkan di
ruangan Laminar Air Flow.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
FOTO

KETERANGAN

Alat-alat
untuk

yang

nantinya

praktikum

digunakan

maka

disterilisasi terlebih dahulu.

harus

13

Penimbangan

bahan-bahan

untuk

pembuatan media YEM menggunakan


timbangan analitik.

Semua bahan yang telah ditimbang


dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan
ditambahkan aquadest sebanyak 1 L.

Larutan yang sudah dihomogenkan


diukur pH-nya menggunakan pH meter

Setelah itu tutup rapat Erlenmeyer


dengan menggunakan aluminium
foil dan disterilisasi agar tidak
terkontaminasi medianya

14

Penuangan media kedalam petridish

Pembahasan
Alat yang akan digunakan dalam suatu praktikum harus disterilisasi
terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari
semua bentuk kehidupan. Hal ini sesuai dengan literatur Gadjar et.al., (2006)yang
menyatakan bahwa tujuan utama dilakukannya sterilisasi adalah untuk
meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan teknik penyaringan
(filtrasi). Teknik sterilisasi ini menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22mikron atau 0.45 mikron). Sedangkan metode sterilisasi secara fisik
dapat dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat
suhu yang tinggi atau tekanan yang tinggi. Dan untuk sterilisaisi secara kimiawi
biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Hal ini sesuai
dengan literatur Lukas dan Stefanus (2006) yang

menyatakan bahwa pada

prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi.

15

Jika

sterilisasi

dilakukan

dengan

menggunakan

panas

yang

dikombinasikan dengan uap air disebut sterilisasi panas basah/lembab. Sebaliknya


jika sterilisasi dilakukan tanpa menggunakan air, seperti menggunakan sinar UV
atau gas tertentu untuk disebut sterilisasi kering. Daya bunuh dari sterilisasi panas
kering tidak sebaik panas basah. Hal ini dibuktikan dengan memasukkan biakan
mikroba dalam air mendidih akan cepat mematikan daripada dipanasi secara
kering. Hal ini sesuai dengan literatur Asnawaria (2005) yang menyatakan bahwa
sterilisasi dengan menggunakan panas dan uap air disebut sterilisasi panas
basah/lembab. Sebaliknya jika tanpa air disebut sterilisasi kering.
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien)

yang

dipergunakan

untuk

pemeliharaan

dan

pertumbuhan

mikroorganisme. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan media supaya


mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah mengandung semua nutrisi yang
mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat penghambat dan steril.
Hal ini sesuai dengan literatur Ferdiaz (1992) yang menyatakan bahwa medium
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan
mikroorganisme.
Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam
medium padat Yeast Ectract Manitol Agar (YEMA). Hal ini sesuai dengan
literature Yuwono (2006) yang menyatakan bahwa pada umumnya Rhizobium
dipelihara dengan menumbuhkannya dalam medium padat Yeast Ectract Manitol
Agar (YEMA). Untuk menjaga kemampuan fisiologisnya agar tidak mengalami
penurunan, Rhizobium harus diremajakan secara berkala. Kultur yang dipelihara

16

inilah yang digunakan sebagai inokulum untuk perbanyakan Rhizobium yang akan
diformulasi sebagai pupuk hayati.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua
bentuk hidup terutama mikroba.

17

2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi.
3. Daya bunuh dari sterilisasi panas basah lebih baik dari pada panas kering.
4. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan media supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah mengandung semua nutrisi yang
mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai, tidak mengandung zat-zat penghambat dan
steril.
5. Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusun medium, maka medium
dibedakan menjadi dua kategori yaitu medium kompleks (complex) dan
sintetik (defined).
6. Medium menurut kegunaannya dibedakan menjadi tiga, yaitu selektif,
diferensial, dan pengayaan.
7. Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam
medium padat Yeast Ectract Manitol Agar (YEMA).
Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar praktikum teknik
proses sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat diketahui lebih banyak
dan praktikan harus berhati-hati dalam melakukan sterilisasi dan pembuatan
media serta memiliki sifat ulet dan sabar.
DAFTAR PUSTAKA
Ammi, Yanti, dan Kusnadi. 2013. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, IPB Expres,
Bogor.
Arsyad, M. 2009. Studi Isolasi Bakteri Rhizobium yang Diinokulasikan kedalam
Dolomit sebagai Pembawa (Carrier) Serta Pemanfaatannya Sebagai
Pupuk Mikroba.Departemen Kimia FMIPA. USU, Medan
Asnawaria, 2005. Mikrobiologi dasar. Papa sinar sinantris. Jakarta.
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

18

Ferdias.1992.Sterilisasi.
(Online).http://www.Directory/educationnad_trainingsecondary. (Diakses
pada tanggal 01Oktober 2016).
Gadjar. I, Wellyzar, Sjamsuridzal dan Aryanti, Oetari. 2006, Mikologi Dasar dan
Terapan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. P.T. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Herawan, T dan M. Naiem. 2006. Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Perakaran pada Kultur Jaringan Cendana
(Santalum album Linn.). Jurnal Agrosains 19(2) : 103-109.
Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.
Khairina, Surbakti, Firman. 2007. Studi Pendahuluan Isolasi bakteri Rhizobium
dari Bintik Akar Tanaman Putri Malu (Mimosa PudicaL.) serta
Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Mikroba. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Bumi Aksara, Jakarta.
Novel, Sinta, S., Asri, Peni W., Ratu, Safitri. 2008, Praktikum Mikrobiologi Dasar,
Erlangga, Jakarta.
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa, Bandung.
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada Pressd,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai