Anda di halaman 1dari 5

STERILISASI

1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi
dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha
mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas
(kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh
bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.
Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan
tinggi atau oleh filtrasi  (Curtis, 2009).

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal
ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses
fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target
suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. Agen
kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006)

Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan


membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk
virus, bakteria dan spora dan fungi beserta sporanya. Sterilisasi merupakan suatu
metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semua mikroorganisme.

2. Tujuan Sterilisasi dan Faktor yang Mempengaruhi


Tujuan dilakukannya sterilisasi diantaranya :
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah kontaminasi dari mikroorganisme
3. Menjamin kebersihan alat
4. Menjaga peralatan agar lebih awet
5. Menunjang penyembuhan dalam proses perawatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sterilisasi diantaranya:

1. Jenis mikroorganisme yang ada. Sebagian mikroorganisme sangat sulit


dibunuh. Sebagian lainnya dapat dengan mudah dibunuh.
2. Jumlah mikroorganisme yang ada. Lebih mudah membunuh satu organisme
dari pada yang banyak.
3. Jumlah dan jenis materi organik yang melindungi mikroorganisme tersebut.
Darah atau jaringan yang menempel pada alat – alat yang kurang bersih
berfungsi sebagai pelindung mikroorganisme selama proses sterilisasi.

1
4. Jumlah retakan dan celah pada peralatan tempat menempel
mikroorganisme. Mikroorganisme berkumpul didalam dan dilindungi oleh
goresan, retakan dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dari cunam
jaringan. Akhirnya, tanpa pembersihan yang teliti untuk membuang sisa
bahan organik yang melindungi mikroorganisme selama proses sterilisasi
pada alat – alat, tidak akan dapat menjamin tercapainya sterilisasi, walaupun
waktu sterilisasi diperpanjang.
3. Jenis Peralatan yang Dapat Disterilisasi
1. Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting,
speculum dan lain-lain.
2. Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit),
tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung
tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
4. Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum,
kanule trachea dan lain-lain.
5. Peralatan kesehatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok
(nierbekken), baskom dan lain-lain.
6. Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir,
piring dan lain-lain.
7. Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya selang infuse dan
lain-lain
8. Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon,
dock operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain
4. Macam-Macam Metode Sterilisasi
Beberapa metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Secara Fisik:
a. Sterilisasi panas (kering, basah)
b. Sterilisasi radiasi
2. Secara Kimia:
a. Sterilisasi dingin (perendaman)
b. Sterilisasi gas
5. Metode Sterilisasi
A. Pemanasan Basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-
sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan
uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo,
1985). Tekanan uap merupakan metode sterilisasi yang paling sering

2
digunakan di rumah sakit. Uap akan menghancurkan mikroba dengan
koagulasi dan denaturasi protein seluler.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan
farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang
dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan
pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan
plastic serta media untuk pekerjaan mikrobiologi
B. Pemanasan Kering
Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan
membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal
ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten
(Hadioetomo, 1985). Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel
dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel (Fardiaz, 1992).
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang
membasahi bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang
digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap basah
(Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven
dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis
(Fardiaz, 1992). Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh
oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan
pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala,
tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Metode ini efektif untuk
mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
C. Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan
terhadap uap 1000C (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap
(tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan
menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut.
Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya
spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh
pada pemanasan berikutnya (Fardiaz, 1992).
D. Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada
suhu 1000C selama beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel
vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat dihilangkan (Lay dan
Hastowo, 1992). Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit.
Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif
mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

3
Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suhu perebusan ini, misalnya
Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum tetap hidup meskipun
direbus selama beberapa jam (Lay dan Hastowo, 1992)
E. Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh
lebih tinggi dari pada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya
desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar
gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Kebanyakan
peralatan yang berasal dari pabrik telah disterilisasi dengan metode radiasi
ionisasi (kobalt 60).
Selain kobalt, sinar Ultraviolet juga dapat digunakan untuk melakukan
sterilisasi. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek
memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat, namun masih berada
dibawah kobalt. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaan sel.
F. Metode kimia
Bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat
disterilkan secara kimiawi. Bahan kimia yang sering digunakan antara lain:
1. Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol
yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang
lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
2. Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang
akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi
inaktivasi enzim.
3. Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam
amino dalam emzim atau protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis
iodium tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi,
karena dapat meninggalkan noda.
4. Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk
mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah
berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia. Bahan ini bekerja
secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative sekitar 70%.
Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat
paraformaldehide dalam bentuk flakes atau tablet atau dalam bentuk
formalin.
5. Glutaraldehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat
daripada formaldehid, hanya diperlukan beberapa jam untuk membunuh
bakteri. Bahan ini aktif melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus
yang mengandung lipid maupun yang tidak.

4
6. Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan
yang dibuat dari plastik.
7. Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor.
Diterapkan pada tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki
bahaya biologi lain selama 10 menit baru kemudian dilanjutkan dengan
pembersihan yang lebih lanjut.
8. Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor, dan hamper
tidak berbau. Bahan ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air
pada minuman. Ketika digunakan pada konsentrasi akhir dengan hanya
mengandung 1-2 mg/L klor
9. Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisida kuat dan bekerja
secara cepat. Bahan aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam
klorida dengan natrium hipoklorit.
10. Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus
lipid, namun tidak aktif dalam melawan spora. Senyawa ini biasanya
berupa Triklosan dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai
antiseptik.
11. Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan sebagai campuran dan
juga dikombinasikan dengan germisida lain, seperti alkohol.
12. Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan kuat dan germisida
efektif yang berspektrum luas. Bahan ini dinilai lebih aman bagi
manusia dan lingkunagn daripada klor.

Anda mungkin juga menyukai