Disusun Oleh :
Elza Rahmania (233311344)
TK 1B
3. Tujuan Sterilisasi
a. Mencegah terjadinya infeksi.
b. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
c. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam
melakukan pembiakan murni.
d. Mencegah terjadinya infeksi silang.
e. Menjamin kebersihan alat.
f. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman
digunakan oleh pasien.
4. Jenis dan cara Sterilisasi
a. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap adalah proses sterilisasi yang menggunakan uap
jenuh di bawah tekanan selama 15 menit pada suhu sekitar 120 derajat
celcius. Uap panas pada suhu di bawah tekanan mampu membunuh
mikroba dengan cara denaturasi protein dari enzim dan membrane sel.
Untuk melakukan sterilisasi uap dibutuhkan alat bernama otoklaf,
yakni sebuah panci logam yang memiliki lubang tempat
mengeluarkan uap air. Pastikan juga otoklaf memiliki termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman, dan penutup yang berat.
b. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering, yakni sterilisasi dengan menggunakan
suatu alat yang disebut oven atau sebuah bejana yang udara di
dalamnya harus dipanaskan. Dengan prinsip ini, panas akan diabsorbsi
oleh permukaan luar dari peralatan yang akan disterilkan.
Panas merambat ke bagian yang lebih dalam dari oven sampai suhu
untuk sterilisasi tercapai secara merata. Mikroba akan mati dengan
cara oksidasi, di mana protein mikroba akan mengalami koagulasi.
Ada teknik khusus dalam melakukan sterilisasi panas kering, yakni
pemanasan udara dalam oven dengan memanfaatkan gas atau listrik,
suhunya dapat mencapai 160-180 derajat celcius. Lalu, durasi proses
sterilisasi berlangsung sekitar 1-2 jam. Durasinya lebih lama dari
penggunaan autoclave karena daya penetrasinya tidak sebaik uap
panas.
c. Sterilisasi Gas Kimia
Sterilisasi gas kimia terbagi lagi ke dalam tiga metode. Yakni
menggunakan etilen oksida, formaldehid, dan plasma. Ketiganya
memiliki sejumlah kelebihan dan hanya digunakan pada alat tertentu
saja.
Dalam sterilisasi etilen oksida, mikroba akan mati setelah melalui
reaksi kimia bernama reaksi alkilasi. Pada reaksi ini, terjadi
penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroba dengan gugus
alkil sehingga metabolisme dan reproduksi sel terganggu.
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk peralatan medis dari
plastik, alat-alat optik, pacemaker, dan beberapa alat yang sulit
disterilisasi dengan cara lain. Proses sterilisasi ini menggunakan
autoclave khusus pada suhu yang lebih rendah sekitar 30-60 derajat
celcius, serta konsentrasi gas yang tidak kurang dari 400 mg/liter.
Selain memakai gas etilen oksida, juga bisa menggunakan sterilisasi
dengan formaldehid. Cara ini dapat membunuh mikroba dengan
mengikat gugus asam amino dari protein mikroba. Sterilisasi dengan
formaldehid biasanya digunakan pada alat-alat yang spesifik, seperti
kateter dan sarang tangan. Selain itu, gas formaldehid sangat
menyengat dan bisa menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran
pernapasan.
Cara yang terakhir adalah sterilisasi menggunakan plasma. Metode
ini menggunakan gas plasma yang terdiri dari elektron, ion, dan
partikel neutral
d. Sterilisasi Radiasi Ion
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan dalam sterilisasi radiasi
ion, yakni disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan
radiasi berkas elektron. Sterilisasi ini dilakukan apabila bahan yang
disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan dapat
membahayakan gas etilen oksida.
e. Sterilisasi Penyaringan
Sterilisasi penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan
mikroba sehingga mikroba dapat dipisahkan dari alat. Larutan tersebut
disaring melalui penyaring bakteri steril, kemudian dimasukkan ke
dalam wadah steril, baru setelah itu ditutup menggunakan teknik
aseptik.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sterilisasi
a. Jenis bahan yang digunakan
b. Konsentrasi bahan kimia
c. Sifat Kuman
d. PH
e. Suhu
4. Tujuan Desinfeksi
Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
Untuk membuang kotoran yang tampak.
Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan
alat pensteril atau desinfektan.
Untuk melindungi personal dan pasien.
7. Asepsis
Asepsis medis
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme. ex: mencuci tangan, mengganti linen
tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.
Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dari suatu daerah.
8. Dekontaminasi
Membuangsemua material yang tampak (debu,kotoran) pada
benda,lingkungan,permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan
gesekan. Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
Desinfeksi tingkat tinggi : Membunuh semua organisme dengan
perkecualian spora bakteri.
Desinfeksi tingkat sedang : Membunuh bakteri kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri.
Desinfeksi tingkat rendah : Membunuh kebanyakan bakteri beberapa
virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.