Anda di halaman 1dari 10

RESUME MANAJEMEN PATIENT SAFETY

“Konsep Sterilisasi dan Desinfeksi”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Efitra, S.Kp,M.Kep

Disusun Oleh :
Elza Rahmania (233311344)

TK 1B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2023/2024
A. Sterilisasi
1. Pengertian
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran
semua bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui
proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman patogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
kesehatan dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau bahan kimia.

2. Jenis Peralatan yang disterilkan


a. Peralatan yang terbuat dari logam seperti: pinset, gunting, needle
holder, spekulum, dll.
b. Peralatan yang terbuat dari kaca, seperti: spuit, tabung kimia, dll
c. Peralatan yang terbuat dari karet: kateter, sarung tangan, slang
drainage, dll
d. Peralatan yang terbuat dari ebonit: kanula rektum, kanula trakhea
e. Peralatan yang terbuat dari porselen: mangkuk, piring, cangkir
f. Peralatang yang terbuat dari plastik: slang infus, slang oksigen
g. Peralatan yang dilapisi email: bengkok, baskom
h. Peralatan tenun: kain kasa, tampon, duk operasi, sprai dan sarung
bantal

3. Tujuan Sterilisasi
a. Mencegah terjadinya infeksi.
b. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
c. Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam
melakukan pembiakan murni.
d. Mencegah terjadinya infeksi silang.
e. Menjamin kebersihan alat.
f. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman
digunakan oleh pasien.
4. Jenis dan cara Sterilisasi
a. Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap adalah proses sterilisasi yang menggunakan uap
jenuh di bawah tekanan selama 15 menit pada suhu sekitar 120 derajat
celcius. Uap panas pada suhu di bawah tekanan mampu membunuh
mikroba dengan cara denaturasi protein dari enzim dan membrane sel.
Untuk melakukan sterilisasi uap dibutuhkan alat bernama otoklaf,
yakni sebuah panci logam yang memiliki lubang tempat
mengeluarkan uap air. Pastikan juga otoklaf memiliki termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman, dan penutup yang berat.
b. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering, yakni sterilisasi dengan menggunakan
suatu alat yang disebut oven atau sebuah bejana yang udara di
dalamnya harus dipanaskan. Dengan prinsip ini, panas akan diabsorbsi
oleh permukaan luar dari peralatan yang akan disterilkan.
Panas merambat ke bagian yang lebih dalam dari oven sampai suhu
untuk sterilisasi tercapai secara merata. Mikroba akan mati dengan
cara oksidasi, di mana protein mikroba akan mengalami koagulasi.
Ada teknik khusus dalam melakukan sterilisasi panas kering, yakni
pemanasan udara dalam oven dengan memanfaatkan gas atau listrik,
suhunya dapat mencapai 160-180 derajat celcius. Lalu, durasi proses
sterilisasi berlangsung sekitar 1-2 jam. Durasinya lebih lama dari
penggunaan autoclave karena daya penetrasinya tidak sebaik uap
panas.
c. Sterilisasi Gas Kimia
Sterilisasi gas kimia terbagi lagi ke dalam tiga metode. Yakni
menggunakan etilen oksida, formaldehid, dan plasma. Ketiganya
memiliki sejumlah kelebihan dan hanya digunakan pada alat tertentu
saja.
Dalam sterilisasi etilen oksida, mikroba akan mati setelah melalui
reaksi kimia bernama reaksi alkilasi. Pada reaksi ini, terjadi
penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroba dengan gugus
alkil sehingga metabolisme dan reproduksi sel terganggu.
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk peralatan medis dari
plastik, alat-alat optik, pacemaker, dan beberapa alat yang sulit
disterilisasi dengan cara lain. Proses sterilisasi ini menggunakan
autoclave khusus pada suhu yang lebih rendah sekitar 30-60 derajat
celcius, serta konsentrasi gas yang tidak kurang dari 400 mg/liter.
Selain memakai gas etilen oksida, juga bisa menggunakan sterilisasi
dengan formaldehid. Cara ini dapat membunuh mikroba dengan
mengikat gugus asam amino dari protein mikroba. Sterilisasi dengan
formaldehid biasanya digunakan pada alat-alat yang spesifik, seperti
kateter dan sarang tangan. Selain itu, gas formaldehid sangat
menyengat dan bisa menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran
pernapasan.
Cara yang terakhir adalah sterilisasi menggunakan plasma. Metode
ini menggunakan gas plasma yang terdiri dari elektron, ion, dan
partikel neutral
d. Sterilisasi Radiasi Ion
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan dalam sterilisasi radiasi
ion, yakni disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan
radiasi berkas elektron. Sterilisasi ini dilakukan apabila bahan yang
disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan dapat
membahayakan gas etilen oksida.
e. Sterilisasi Penyaringan
Sterilisasi penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan
mikroba sehingga mikroba dapat dipisahkan dari alat. Larutan tersebut
disaring melalui penyaring bakteri steril, kemudian dimasukkan ke
dalam wadah steril, baru setelah itu ditutup menggunakan teknik
aseptik.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sterilisasi
a. Jenis bahan yang digunakan
b. Konsentrasi bahan kimia
c. Sifat Kuman
d. PH
e. Suhu

6. Zat Kimia yang digunakan pada Sterilisasi


 Alkohol
 Halogen
 Yodium
 Klorin
 Fenol (as. Karbol)
 Peroksida (H2O2)
 Gas Etilen Oksida

7. Yang Perlu diperhatikan pada Sterilisasi


 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
 Peralatan yang akan disterikan harus dalam keadaan bersih dan masih
berfungsi
 Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,
bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
B. Desinfeksi
1. Pengertian
Desinfeksi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh
kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora.
Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia
(desinfektans) terhadap per-alatan, lantai, dinding atau lainnya untuk
membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda
dan hanya berguna untuk membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu
membunuh spora.
2. Desinfektan
Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan,
lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Disinfektan yang tidak berbahaya
bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.

Kriteria Desinfektan yang ideal


 Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada
suhukamar
 Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur
dan kelembaban
 Tidak toksik pada hewan dan manusia
 Tidak bersifat korosif
 Tidak berwarna dan meninggalkan noda
 Tidak berbau/ baunya disenangi
 Bersifat biodegradable/ mudah diurai
 Larutan stabil
 Mudah digunakan dan ekonomis.
3. Macam-macam Desinfeksi
 Alkohol
 Aldehid
 Biguanid
 Fenol
 Klorsilenol
 Sabun dan Detergen
 Sulfonamida
 Senyawa Amonium Kuaterner
 Betapropiolakton
 Hidogen Peroksida
 Etilen Oksida
 Formaldehida

4. Tujuan Desinfeksi
 Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
 Untuk membuang kotoran yang tampak.
 Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
 Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan
alat pensteril atau desinfektan.
 Untuk melindungi personal dan pasien.

5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Desinfeksi


 Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
 Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
 Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
 Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
 Struktur fisik benda
 Suhu dan PH dari proses desinfeksi.
6. Antiseptik
Antiseptik diartikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat
atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-
lain pada jaringan hidup. Antiseptik Merupakan aplikasi senyawa kimia
yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan infeksi mencegah
pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau
menghambat aktivitas mikroba. Aseptik tidak adanya patogen penyebab
sakit. Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan klien sedapat
mungkin bebas dari mikroorganisme.

7. Asepsis
 Asepsis medis
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme. ex: mencuci tangan, mengganti linen
tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.
 Asepsis bedah
Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dari suatu daerah.

Prinsip Tindakan Umum Asepsis


 Semua benda yang menyentuh kulit yang merekah atau diamsukkan
ke dalam kulit untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau
yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang dianggap steril,
haruslah steril.
 Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
 Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan
demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah
terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
 Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang
steril
 Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas
yang sudah steril.
 Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung
pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas.
 Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek
yang tidak steril.
 Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang
sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka
forcep itu sudah tercemar.

8. Dekontaminasi
Membuangsemua material yang tampak (debu,kotoran) pada
benda,lingkungan,permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan
gesekan. Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
 Desinfeksi tingkat tinggi : Membunuh semua organisme dengan
perkecualian spora bakteri.
 Desinfeksi tingkat sedang : Membunuh bakteri kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri.
 Desinfeksi tingkat rendah : Membunuh kebanyakan bakteri beberapa
virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

C. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi


Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme,
termasuk dalam bentuk spora. Sedangkan Disinfeksi merupakan proses untuk
merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi
dalam bentuk spora.
LINK VIDEO :
https://youtu.be/MaSCiXZkJUQ?si=e8vy2sXTy9enF_xf
https://youtu.be/uGxVE11goY8?si=i4N9kmRb2ApHUVih
https://youtu.be/KtkS4oslFc0?si=M8OSOGkTxld0RArH
https://youtu.be/fJsjjamOjGE?si=e9CUT5idOGpqvlG2

Anda mungkin juga menyukai