Anda di halaman 1dari 10

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

RANGKUMAN STERILISASI DAN DESINFEKSI

Dosen Pembimbing :

Rivan Firdaus, SST., M.Kes

Disusun Oleh :

Diana Aulia

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


A. Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi adalah proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua


mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Sterilisasi adalah suatu cara
untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sterilisasi dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau kuman apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara menebus, stoom,
menggunkan panas tinggi atau bahkan kimia. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.

Manfaat Sterilisasi :

1. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan


organisme luar
2. Pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis
3. Pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme
4. Pada bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting

Sterilisasi dalam Dunia Keperawatan

Sebelum menggunakan alat kesehatan rumah sakit yang steril, dokter, perawat atau ahli
medis lain harus memastikan tangannya bersih untuk megindari adanya bakteri atau
mikroorganisme yang menempel pada tangan pindah pada tubuh pasien.

Dalam dunia keperawatan, cara seorang perawat menjaga agar lingkungan tetap steril
dapat melalui penggunaaan APD yang tepat. Seperti masker, sarung tangan (handscoon) dimana
handscoon terbagi menjadi 2 yaitu handscoon steril dan handscoon biasa, gaun/gowning, alas
kaki berupa sepatu, tutup kepala/kap,pelindung mata, jas bedah (operasi).

- Penggunaan masker yang steril yaitu dengan membedakan antara bagian luar dan bagian
dalam, lalu memasang bagian luar ditandai dengan bagian yang warna hijau/biru lalu
garis putih sebagai tanda bahwa itu bagian atas (hidung).

- Lalu pada handscoon digunakan untuk menghindari terkena cairan pada tubuh pasien
misalnya saat melakukan tindakan. Bagian yang steril adalah bagian dalam, jadi apabila
hendak memakainya diarahkan untuk mengambilnya dari dalam apabil belum memakai
handscoon lalu dari arah luar apabila dibantu tangan lainnya telah memakai handscoon.
Hal ini diharapkan bagian yang terkontaminasi tidak menjalar ke daerah steril

- Penggunaan gowning/gaun pada saat memasuki ruang isolasi agar terhindar dari virus
dan bakteri yang melayang diudara dan mencegah penyebaran infeksi serta saat
memasuki kamar operasi. Penggunaannya yaitu dengan memakainya dengan
menggunakan tangan yang memegang daerah dalam gaun karna masih steril

- Penggunaan alas kaki untuk menghindari terkena benda/cairan tubuh yang jatuh pada saat
tindakan. Penggunaannya saat memasuki ruang isolasi.

- Penggunaan kap kepala yaitu untuk menjaga agar bagian tubuh tidak terkena penyebaran
infeksi melalui udara sehingga dari kepala hingga kaki harus dilapis pengaman. Karna
penyebaran infeksi bisa melalui udara

- Pelindung mata untuk mencegah apabila terjadi cipratan cairan tubuh pasien dan bahan
kimia yang dipakai saat melakukan tidnakan.

Alat kesehatan merupakan salah satu alat yang sangat penting dimana digunakan untuk
membantu dokter, perawat atau ahli medis lain dalam melakukan pemeriksaan, perawatan atau
pengobatan seorang pasien. Alat kesehatan tidak hanya digunakan dalam rumah sakit. Beberapa
alat kesehatan juga ada dirumah atau klinik kesehatan atau salon kecantikan yang menyediakan
layanan kesehatan untuk masyarakat.

Berbeda dengan di rumah, alat kesehatan di rumah sakit memungkinkan banyaknya bakteri
yang hinggap dalam peralatan yang digunakan. Untuk itu, perawatan alat kesehatan rumah sakit
haruslah benar-benar bersih dan steril untuk menghindari kemungkinan terjadinya sesuatu yang
tidak diinginkan. Pihak-pihak yang bekerja dalam rumah sakit, baik itu dokter, perawat, ahli
medis lain hingga petugas kebersihan harus dapat bekerja sama untuk menjaga alat rumah sakit
agar tetap steril.
Jenis Metode Sterilisasi
1. Sterilisasi secara fisik

Misalnya dengan pemanasan, penggunaan sinar, bergelombang pendek seperti sinar X,


sinar gamma, sinar UV, dsb.

a. Sterilisasi Panas/Thermal
- Panas lembab
Menggunakan uap panas dibawah tekanan. Dalam waktu 30 menit, suhu
115oC-116oC. tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam
uap jenuh.
- Panas kering
Menggunakan oven. Suhu 160-270oC selama1-2 jam. Umumnya pada
jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air dan alat-alat gelas ukur
yang tidak digunakan untuk pengukuran.
b. Sterilisasi Radiasi
- Radiasi elektromagnetik (EM) : menggunakan sinar UV
- Radiasi pengion : menggunakan sinar gamma

2. Sterilisasi secara kimiawi


misalnya dengan penggunaan desinfeksi larutan alkohol, larutan formalin, larutan
AMC ( campuran asam khlorida dengan garam Hg ), dsb

a. Sterilisasi gas atau etilen oksida


Merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat/bahan yang sensitif
terhadap panas. Sterilisasi gas dilakukan dengan cara pemaparan gas atau uap
untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Dalam pensterilan digunakan
bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, dormaldehid,
propilen oksida, klorin oksida, kloropikrin, dll. Pada umumnya memerlukan wak
yang cukup lama tergantung pada keberadaan kontaminasi, kelembaban,
temperature dan konsentrasi gas yang digunakan. Digunakan untuk sterilisasi
bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastic, antibiotic.
Parameter sterilisasi gas mencakup :
- Semakin tinggi konsentrasi gas umumnya memerlukan waktu untuk proses
sterilisasi semakin cepat
- Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi berjalan
- Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi gas
- Waktu siklus satu kali prose sterilisasi sekitar2-6 jam, tergantung pada suhu dan
konsentrasi

b. Sterilisasi secara mekanik


misalnya dengan menggunakan saringan atau filter.
a. Sterilisasi filtrasi

Menyaring mikroba atau filtrasi melalui prinsip :

- Filter ayakan, didasari perbedaan pori-pori


- Filter adsorpsi, dalam hal ini filternya terbuat dari selulosa, asbes, gelas sinter,
keramik dan kieselguhr serta karbon aktif. Filter ini dapat membebaskan pyrogen
dan virus.

B. Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses mematikan sebagian dari mikroorganisme pathogen menjadi


jaringan tidak hidup. Proses desinfeksi dapat melalui proses pemanasan kering, oven kering,
sterilisator kering, pemanasan basah, sterilisator uap, dan UV.

Desinfeksi adalah suatu proses dalam pengolahan air yang bertujuan untuk
menginaktivasi mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan protozoa. Desinfeksi dapat
dilakukan secara fisik maupun kimia. Bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan pada
umumnya merupakan oksidator yang dapat bereaksi dengan bahan organik maupun anorganik
(USEPA,1999).
Disinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme yang dapat menimbulkan penyakit.
Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap paparan mikroorganisme patogen penyebab
penyakit, termasuk di dalamnya virus, bakteri dan protozoa parasite (Biton, 1994).

- Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Desinfeksi


1. jenis disinfektan : beberapa disinfektan seperti chlorine dioksida merupakan oksidator yang
kuat dibandingkan dengan yang lain contohnya khlorin.
2. jenis mikroorganisme :secara umum resistensi terhadap disinfeksi berurutan sebagai berikut :
bakteri vegetative < virus enteric < bakteri pembentuk spora < kista protozoa,
3. konsentrasi disinfektan dan waktu kontak : inaktivasi mikroorganisme pathogen oleh senyawa
disinfektan bertambah sesua dengan waktu kontak, dan idealnya mengikuti kinetika reaksi orde
satu.
4. pengaruh ph : ph akan mengontrol jumlah HOCL (asam hypoklorit) dan OCL (hypokhlorit)
dlaam larutan
5. pengaruh temperature : inaktivasi pathogen dan parasit meningkat sejalan dengan
meningkatnya temperature ( sebagai contoh Ct menurun ).

C. Sterilisasi dan Desinfeksi dalam Dunia Keperawatan


Dalam tindakan sterilisasi dan desinfeksi sebagai tenaga kesehatan kita berperan sebagai
pencegah infeksi. Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme
berpindah dari satu individu ke individu lainnya sehingga dapat memutus rantai penyebaran
infeksi.

Peran perawat dalam pengendalian infeksi adalah menyediakan layanan konsultasi


mengenai semua aspek pencegahan dan pengendalian infeksi dengan menggunakan metode yang
berdasarkan bukti penelitian, praktisi, dan keefektifan biaya (Brooker, 2008).
Pelaksanaan praktik asuhan keperawatan untuk pengendalian infeksi nosokomial adalah
bagian dari peran perawat (WHO, 2002).
Semua institusi kesehatan harus memiliki pedoman untuk pembuangan materi sampah
infeksi menurut kebijakan lokal dan negara. Perawat membungkus dan membuang alat-alat yang
kotor dengan cara yang tepat. Spesimen laboratorium dari semua pasien ditangani seolah-olah
spesimen tersebut dapat menyebabkan infeksi. Semua materi sampah yang berasal dari pasien di
buang ditempat sampah khusus (Potter & Perry, 2005).
Setelah memberikan suntikan, perawat harus membuang jarum pada tempat yang tahan
tusukan. Jangan pernah melepaskan, membengkokkan atau mematahkan jarum suntik yang telah
digunakan dengan tangan. Jarum yang secara tidak sengaja tertinggal di linen atau dengan
ceroboh dibuang ke tempat sampah dapat menyebabkan infeksi (Potter & Perry, 2005).
Perawat dalam membuang sampah cair yang terkontaminasi (misalnya darah, urin, tinja,
jaringan dan duh tubuh lainnya) memerlukan penanganan khusus karena resiko infeksi terhadap
petugas kesehatan yang menangani. Perawat memakai sarung tangan, kacamata pelindung dan
celemek, buang sampah cair pada wastefel atau ke dalam toilet kemudian disiram. Wadah tempat
sampah cair didesinfeksi dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit (Depkes, 2007).

Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin atau
kemasan terbuka tempat bahan-bahan steril dikemas.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang dijual dalam
keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung tangan dan masker, tidak saja
mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan
peralatan, tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
• Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh
mikrobe dari permukaan. Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi
pencemaran, dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.

• Universal Precaution
 Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .Berlaku
universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu status
infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan
berbagai penyakit.

• Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa
digantikan dengan sarung tangan).

• Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah


Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan
dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi arang.

• Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

Desinfekatan :
a. Aseptik/Asepsis :
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-
alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b. Antisepsis :
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)

c. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).


Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada
benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimia

• Pemprosesan Alat
a. Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan dari
tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,
terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.
b. Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah, atau cairan tubuh
lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko
bagi mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan
sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
c. Sterilisasi/DTT

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/sterilisasi-lengkappdf.html
https://vbamburis.wordpress.com/2013/12/15/makalah-sterilisasi/

http://apryantilivesofnurses.blogspot.co.id/2011/10/makalah-sterilisasi.html

https://dhadhang.files.wordpress.com/2013/10/cara-cara-sterilisasi.pdf

https://dokumensaya.com/download/sterilisasi-gas-makalah_59d38ad108bbc5b8426871aa_pdf

https://medium.com/@dennywildan16/begini-cara-cara-yang-dilakukan-untuk-sterilisasi-alat-
kesehatan-rumah-sakit-a9d6512e9998

http://juliardisyah.blogspot.co.id/2013/11/sterilisasi-dan-desinfeksi.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39079/Chapter
%20ll.pdf;jsessionid=F032055C474F88A17E9EDDBF2EF11B53?sequence=4

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-mohamadran-31581-3-2008ts-2.pdf

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuBiofilterRS/bab6.pdf

Anda mungkin juga menyukai