Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan Keluarga Berencana merupakan salah satu program


pembangunan nasional dalam mencapai kesejahteraan sosial dengan
menggerakkan segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
melembagakan dan membudayakan NNKBS sehingga tercipta sumber daya
manusia yang berkualitas dan nantinya akan mengangkat derajat bangsa
Indonesia. Gerakan KB Nasional mempunyai tujuan ganda yaitu
meningkatkan kesejahteraan melalui pengendalian kelahiran sehingga dapat
mengendalikan pertumbuhan penduduk (BKKBN : 2005).

Kontrasepsi merupakan upaya mencegah terjadinya kehamilan yang


bersifat sementara atau permanen. Terdapat macam-macam metode
kontrasepsi diantaranya metode sederhana tanpa alat yaitu KB alamiah dan
coitus interuptus, salah satu metode alamiah yaitu metode lendir serviks
(billings) (Hartanto H, 2004).

Metode lendir serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi Billing
merupakan metode kontrasepsi alamiah yang paling efektif, di Indonesia
dengan surat dari BKKBN Pusat kepada BKKBN provinsi dengan SK
6668/K.S. 002/E2/90, tanggal 28 Desember 1990, metode kontrasepsi lendir
serviks sudah diterima sebagai salah satu Metode KB (mandiri) (Syaifuddin,
A, B : 2006).

Program keluarga berencana yang telah digalakkan pemerintah untuk


menekan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai macam alat
kontrasepsi, diantaranya metode lendir serviks. Diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengurangi angka kematian ibu,
kematian bayi, mengatur jumlah anak atau pun jarak kehamilan dapat
berdampak positif bagi ibu dan keluarga. Dengan jumlah atau jarak

1
kehamilan yang baik, maka kesehatan ibu lebih dapat dipantau secara
optimal, anak dan suami lebih dapat perhatian dari istri dan sebaliknya istri
dapat lebih memperhatikan kesehatan keluarga (Saifuddin, AB:2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari kontrasepsi dengan Metode Ovulasi Billings ?
2. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi pada Metode Ovulasi Billings ?
3. Bagaimana efek samping dari penggunaan kontrasepsi Metode Ovulasi
Billings ?
4. Bagaimana cara penatalaksanaan asuhan keperawatan terhadap
kontrasepsi Metode Ovulasi Billings ?

C.     Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui, memahami dan mengaplikasikan Konsep,
Prosedur dan Asuhan Keperawatan Metode Ovulasi Billings.

Tujuan Khusus
1. Memahami pengertian tentang kontrasepsi dengan Metode Ovulasi
of Billings
2. Mengenali dengan baik indikasi dan kontra indikasi pada Metode
Ovulasi of Billings
3. Mengetahui dan mengenali efek samping dari penggunaan
kontrasepsi Metode Ovulasi Billings
4. Memahami dengan baik cara penatalaksanaan asuhan keperawatan
terhadap kontrasepsi Metode Ovulasi Billings

2
D. Sistematika penulisan

Makalah dengan bahasan utama mengenai “Konsep, Prosedur dan


Asuhan Keperawatan Metode Ovulasi Billing” terdiri dari tiga sub-bab secara
garis besar yang terdiri atas bab pertama yang membahas mengenai
pendahuluan, bab kedua membahas mengenai tinjauan teori, dan bab terakhir
sebagai penutup.

Pada pembahasan makalah di bab I terdiri atas latar belakang yang


membahas mengenai konsep metode ovulasi billings secara garis besar dan
secara perlahan bahasan dipersempit dan dipaparkan pada Rumusan Masalah
dengan memberikan pertanyaan seputar rumusan permasalahan sesuai dengan
RPS. Dilanjutkan dengan tujuan pembahasan yang memaparkan pembahasan
lebih spesifik.

Pada bab II memaparkan pembahasan mengenai Tinjauan Teori yang


berisi bahasan konsep, prosedur dan asuhan keperawatan metode ovulasi
billings secara khusus.

Pada bab III memaparkan mengenai penutup makalah yang membahas


mengenai kesimpulan dari keseluruhan bahasan mengenai konsep, prosedru
dan asuhan keperawatan metode ovulasi billings dan dilanjutkan dengan saran
sebagai pembangun dalam pembuatan makalah di kemudian hari.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (MOB)

Dasar metode billing adalah pengenalan ovulasi dengan memperhatikan


perubahan pada jumlah dan konsistensi mukus serviks sebagai reaksi terhadap
perubahan kadar hormon-hormon ovarium yang ada di dalam darah. Wanita yang
ingin menghindari kehamilan harus menghindari hubungan seksual sejak saat dia
menyadari akan terjadinya ovulasi sampai tiga hari setelah ovulasi. Mukus atau
lendir serviks sangat penting artinya dalam membantu sperma untuk bergerak naik
lewat serviks dan uterus. Pada saat ovulasi, mukus serviks dipersiapkan oleh
kadar estrogen yang tinggi sehingga pada saat ini mukus menjadi encer, jernih,
mudah mulur, dan dapat ditembus sperma. (Farrer, 2003).

Dasar dari metode ini adalah pengenalan terhadap lendir. Lendir ini bisa
menunjukkan, melalui sensasi dan tampilannya, pola kesuburan seorang
perempuan. Lendir itu dihasilkan oleh leher rahim, yaitu bagian rahim yang
berhubungan dengan vagina, dan diatur oleh hormon-hormon reproduksi.
Penelitian ilmiah telah menunjukkan, lendir tidak hanya menandakan datangnya
masa subur, tetapi juga penting agar terjadi pembuahan. Sebab, tanpa lendir gerak
sperma terhambat dan sel sperma sepat mati di lingkungan vagina yang asam.

Saat lendir menunjukkan kemungkinan masa subur, tundalah hubungan


seksual bila tidak menginginkan kehamilan. Buat kebanyakan pasutri, itu berarti
hampir separuh jumlah hari dalam satu siklus bisa digunakan untuk bersetubuh.
Umumnya hari-hari yang aman untuk bersetubuh itu mengelompok pada beberapa
bagian siklus sehingga mereka tidak perlu pantang lama-lama. Bila mereka ingin
punya keturunan, metode ini bisa membantu mewujudkannya. Bahkan, banyak
perempuan yang kesulitan mengandung berhasil punya keturunan setelah
memerhatikan lendir itu, yang menandakan kesuburan dan bersetubuh tepat pada
saat subur.

4
Metode ini, yang sekarang dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings
(MOB), merupakan metode keluarga berencana alami yang tidak memerlukan
obat-obatan atau peralatan – yang dibutuhkan cuma kemampuan mengenali
perubahan lendir dan menerapkan pengetahuan itu. Jika dilakukan dengan benar,
metode ini sama manjurnya dengan berbagai metode pengatur kesuburan yang
sudah ada. Fakta – fakta ilmiah yang mendukung metode ini tidak diragukan lagi.
sama seperti beberapa metode lain, keberhasilan MOB juga bregantung pada
faktor manusia, tapi siapapun yang punya kemauan kuat untuk berhasil akan
merasa metode ini aman, andal, dan mudah diterapkan. Beberapa siklus saja
biasanya sudah cukup untuk meyakinkan keunggulan metode ini. Catatan harian
sangat penting.

Keandalan metode ini selanjutnya diperlihatkan dalam uji coba


pendahuluan yang diselenggarakan oleh WHO (World Health Organization –
Badan Kesehatan Dunia) di lima negara. Hasilnya menunjukkan, keefektifan
MOB mencapai 97 persen atau lebih. Uji coba baru-baru ini menunjukkan tingkat
keefektifan lebih daripada 99 persen, melampaui keefektifan alat kontrasepsi
modern dan sterilisasi.

Keluarga Berencana (KB) alamiah akan berhasil dengan baik bila suami


maupun istri sudah mengambil keputusan yang jelas apakah mereka
menginginkan anak atau tidak. Sikap menerima kehadiran bayi sebagai bentuk
tanggungjawab kasih berdua akan terpelihara dengan menerapkan metode ini,
yang memungkinkan pasutri mengendalikan kemungkinan-kemungkinan
reproduksi mereka. Metode ini cocok untuk pasangan yang sadar bahwa keluarga
berencana adalah tanggungjawab bersama, dan karena itulah tak seorang pun di
antara mereka harus memikul beban kesehatan sendirian.

MOB dapat diterapkan dalam semua tahap reproduksi perempuan baik yang
mengalami menstruasi teratur maupun tidak, selama masa remaja, setelah berhenti
menggunakan pil KB, sedang menyusui, atau mendekati masa menopause.

5
B. Prosedur Metode Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (MOB)

(Diambil dari Metode Ovulasi oleh DR. J.J Billing)

 Adalah suatu cara / metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan
masa subur wanita.
 Cara ini dapat di pakai baik untuk menjadi hamil maupun  untuk
menghindari atau menunda kehamilan.
 Metode ini sangat sederhana, murah, dan mudah di terapkan karena
berdasarkan pengamatan diri sendiri terhadap gejala-gejala yang secara
alamiah dialami oleh setiap wanita yang normal.
 Kegunaan metode ini :
1. suami istri dapat merencanakan kapan mau hamil
2. berapa lama tidak ingin hamil
3. kapan ingim hamil lagi
4. jenis kelamin anak yang diinginkan.

 Metode ini bukanlah metode ramalan seperti cara KB alamiah yang di


sebut Metode Kalender atau hitung-hitungan tanggal. Terjadinya ovulasi
tidak “diramalkan” dengan cara menhitung hari-hari sebelum atau sesudah
mentruasi, tetapi ditentukan atas dasar tanda-tanda yang tampak pada saat
itu juga dan mudah di kenal oleh setiap wanita yang normal.

 Landasan Metode Ovulasi / hal hal yg perlu di perhatikan :


1. setiap wanita yang subur pasti telah / akan mengetahui bahwa
diantara  dua masa haid (mentruasi) ia mengeluarkan lendir putih
dari alat kelaminnya. Lendir ini berasal dari kelenjar leher rahim.
(servik).
2. Lendir ini menunjukkan bahwa wanita tersebut sedang subur
(bukan suatu penyakit) dan bila saat itu diadakan sanggama
(kontak intim) dapat menjadi hamil.

6
3. Pada permulaan lendir tersebut  sedikit dan kelihatan agak keruh,
lengket, putih atau agak kekuning-kuningan. Keluarnya lendir
semakin / bertambah banyak, terasa licin pada Vulva.dari hari ke
hari menjadi makin cair, jernih, memberi rasa basah /licin dan
dapat mulur  seperti putih telur mentah. Setelah beberapa hari
berubah menjadi lengket / kental kembali dan akhirnya berhenti/
kering.

Hari  hari Subur : adalah hari hari adanya lendir yang terasa licin dan basah dan
selama           tiga hari  berikutnya .

Kadang-kadang ada sedikit darah / bercak darah yang keluar dengan lendir,
biasanya hal ini       menunjukkan bahwa telur sedang dikeluarkan dari indungnya
dan berarti bahwa wanita yang      tersebut  dalam keadaan subur.

 Bila anda ingin punya anak :


1. Perhatikanlah hari hari dimana wanita tampak atau terasa adanya
lendir yang basah dan licin dan mulur (seperti putih telur mentah).
(mungkin hal ini tidak terjadi dalam setiap siklus).
2. Kesempatan untuk menjadi hamil adalah bila hari-hari ini di
gunakan untuk sanggama. Untuk mempertinggi kesuburan
sebaiknya suami mengadakan pantang sanggama selama beberapa
hari sebelum mengadakan hubungan kelamin / sanggama supaya
spermanya banyak.
3. Bila sanggama dilakukan pada hari-hari awal adanya lendir atau
disebut pada masa perkembangan lendir (sebelum hari puncak
subur), kemungkinan paling besar yang akan lahir adalah anak
perempuan. Sedang bila anda menginginkan anak lelaki ,
senggama dilakukan pada hari terakhir adanya lendir basah dan
licin ( hari puncak subur) dan hari berikutnya (hari ovulasi).

 Bila anda tidak menginginkan anak :

7
1.      Jangan bersanggam pada hari Haid. Selain karena alasan kesehatan  juga
karena pada akhir haid kemungkinan lendir sudah mulai keluar, tetapi tidak
kelihatan / terasa karena tercampur dengan darah Haid. Hal ini dapat terjadi pada
siklus pendek.

2.      Jangan ber sanggama pada waktu masa subur yaitu hari-hari waktu keluar
lendir yang licin basah, ditambah 3 hari 3 malam sesudahnya.

3.      Jangan bersanggama pada hari dimana terjadi sedikit perdarahan diantara
dua masa haid dan selama tiga hari sesudahnya.

Pelaksanaan Metode Ovulasi :

Ada 2 syarat  yang harus dipnuhu agar cara ini betul-betul dapat diandalkan
sebagai KB yang aman :

1. Dari pihat istri : harus perlu membiasakan diri untuk memperhatikan


keadaan tubuh sendiri (khususnya dalam hal lendir) untuk dapat mengerti
dan memastikan kapan masa suburnya. Untuk itu pada tahappermulaan
mutlak perlu mengadakan pengamatan & pencatatan.
2. Dari pihak suami : perlu kerelaan untuk menyesuiakan diri dengan
keadaan tubuh istrinya dalam hubungan sek / sanggama.

Yang sangat penting adalah kerjasama dan pengertian dari pihak suami.metode ini
mensyaratkan kerjasama yang kompak antara suami istri dan kerelaan untuk ”
pantang ” hubungan sek / sanggama pada hari-hari dimana istri sedang dalam
masa subur.

Pedoman Pencatatan (Istri ):

1. Bila anda ingin mengetahui tanda-tanda lendir dengan jelas hindarilah


segala bentuk hubungan kelamin / persetubuhan kelamin selam satu siklus
mentruasi / Haid.

8
2. Mulailah dengan pengisian formulir hari ini juga. Anda tidak usah
menunggu sampai hari haid/mentruasi tiba. Sediakan buku tulis atau block
note dan spidol berwarna.
3. Pengamatan dapat dilakukan sewaktu-waktu sepanjang hari, tapi
dianjurkan dilakukan 3 kali sehari (pagi,siang dan malam).
4. Pengisian form ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, isilah tanggal
dan hari lalu tulislah apa yang anda amati atau anda rasakan pada hari itu.
Lalu berilah tanda dengan spidol berwarna sesuai dengan petunjuk
berikut :
 Bila HAID mulai/ tiba , tulisalah tanggal pada ruas baris ketiga dan
mulailah dengan pemberian  warna dengan spidol merah pada ruas
baris kedua. Meskipun sedang haid lendir dapat keluar, HARAP
WASPADA !! (terutama bila haid sudah mulai berkurang).
Tulisalah bila ada lendir dengan darah mentruasi (vlek- vlek) yang
keluar pada ruang baris keempat.
 Bila haid berhenti dan dirasakan kering pada alat kelamin (sekitar
rongga sanggama) atau tidak ada pengeluaran lendir maka tulislah
kering dan  tandailah dengan spidol berwarna hijau pada malam
harinya sampai rasa kering berhenti.

Hari-hari kering ini adalah hari hari tidak subur pertama (MASA AMAN I)hari-
hari aman dan       boleh untuk bersangga tanpa ada kemungkinan hamil.Tapi
untuk amanya dipakai Peraturan Hari       Awal yaitu “Selang Seling”(jangan 2
hari berturut turu ber sanggama).

Tapi kadang-kadang hari-hari kering ini tidak ada sama sekali atau panjang sekali,
ini tergantung       pada panjangnya siklus mentruasi. Terutama bagi mereka yang
siklus haidnya tidak teratur

kemungkinan hari-hari kering tidak ada harus mendapat perhatiaan khusus.

1.

9
 Banyaknya hari kering sesudah haid tidak tentu, mungkin sekitar 3-
5 hari tapi mungkin jugatidak ada sama sekali atu justru panjang
sekali. Hal ini tergantung dari cepat atau lambatnya ovulasi dan
mentruasi berikutnya juga ikut di pengaruhi psikologis wanita yg
bersangkutan.
 Kalau rasa kering pada alat kelamin berhenti / hilang maka ini
pertanda kalau LENDIR mulai dikeluarkan dan mengalami
perubahan dari hari ke hari. Catatlah sifat lendir yang dirasakan.
Selama lendir yang keluar bersifat keruh isilah dengan warna
kuning. Pada hari-hari keluarnnya lendir ini sebaiknya jangan
melakukan hubungan senggama /sek.
 Menjelang Ovulasi sifat lendir yang keluar makin jernih dan cair,
memberikan rasa licin dan basah, dan bila direntangkan antara
jempol dan jari merentang panjang tanpa putus (lihat gambar).
Lendir tersebut seperti putih telur mentah. Berilah kode warna
putih/ biru dengan gambar bayi. LENDIR INILAH YANG
MENBUAT WANITA SANGAT SUBUR. Pada saat ovulasi
kadang-kadang dirasakan sakit disekitar lambung, pada kunci paha.
 Hari terakhir pada pengeluaran lendir yang licin, basah, pada vulva
adalah PUNCAK kesuburan atau hari paling mungkin menjadi
hamil.Dalam catatan di tandai X.
 Hari pertama sesudah puncak ditandai dengan keluarnya lendir
yang keruh lagi dan sedikit lengket atau langsung berhenti sama
sekali sehingga terasa kering kembali.Bila ini terjadi anda dapat
menentukan hari puncak dengan memberi tanda silang (X) pada
hari itu. Tapi jika bila lendir yang keluar masih licin dan basah
berarti anda belum melewati puncak, walaupun lendir yang keluar
keruh / buram.
 Selama 3 hari sesudah hari puncak anda masih dalam keadaan
subur, jadi masih pantang ber senggama. Seandainya dalam waktu
3 hari itu masih ada lendir yang keluar (lengket, dan keruh) maka

10
harus di catat dan gunakan kode berwarna kuning (gambar
bayi).jika lendir habis dan anda merasa kering gunakan warna hijau
(gambar bayi).
 Pada hari ke-4 sesudah hari puncak jika anda merasa kering berilah
kode hijau polos. Mulai malam hari ini, semua hari sisa siklus
(sampai haid berikutnya) adalah AMAN (tidak subur) untuk
bersenggama. Walaupun masih ada lendir keruh keluar. Catatlah
lendir ini dengan warna kuning.
 Haid berikutnya akan terjadi sekitar 2 minggu (12 -16 hari,
minimal 10 hari) sesudah hari puncak kesuburan. Jika haid tiba
periksalah apakah penentuan anda mengenai hai puncak sesuai
dengan jangka waktu itu.
 Jika Haid berikutnya mulailah mencatat siklus baru di halaman
atau kolom baru. Catatlah tanggal mulainya haid dan hari, urut
mulai lagi dari satu. Jangan lupa mencatat perubahan hari itu setiap
malam. Jangan mengira bahwa bulan yang satu harus sama dengan
bulan yang lain meskipun pada wanita yang sama.
 Ada baiknya setiap kali senggama di beri suatau tanda (misal tanda
anak panah) dalam catatan anda. Sekurang-kurangnya hari
senggama terakhir sebelum masa subur dan senggama pertama
setelah masa subur. Dengan demikian kesalahan akan
cepat diketahui dan tidak terulang lagi.
 Pada istri hamil tidak perlu melakukan pencatatan. Kira-kira 1
bulan atau 40 hari setelah melahirkan pencatatan dilakukan lagi
agar dapat diketahui kapan kembalinya kesuburan dan supaya tidak
“kesundulan” jadi jangan menunggu sampai mulai jhaid lagi.

11
Pertama-tama, perlu diketahui tentang anatomi sistem reproduksi perempuan.
Bagian-bagian yang paling pokok diperlihatkan pada Gambar 1.

Pada saat menjelang OVULASI (lepasnya sel telur dari indung telur), lendir leher
rahim akan mengalir dari vagina bila perempuan berdiri atau berjalan.
Pengamatan lendir dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Merasakan perubahan rasa pada vulva di sepanjang hari.

2. Melihat lendir secara langsung pada waktu-waktu tertentu.

Hasil pengamatan ini harus dicatat pada malam harinya. Catatan itu akan
menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.

POLA SUBUR adalah pola yang terus berubah, sedangkan POLA DASAR
TIDAK SUBUR (PDTS) adalah pola yang (sama sekali) tidak berubah. Kedua
pola ini mengikuti pola hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan
pembuahan, dan dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa
diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

12
Gambar 1. Organ-organ reproduksi perempuan.

Pencatatan Harian

Pencatatan harian yang berisi hasil-hasil pengamatan yang dilakukan pada vulva
sangat menentukan untuk memahami Metode Billings. Pencatatan tanda-tanda
yang paling subur yang terlihat sepanjang hari itu dilakukan pada malam harinya.
Pemeriksaan bagian dalam vagina tidak boleh dilakukan karena dapat
menimbulkan kebingungan. Catatan siklus pertama yang harus segera dimulai
biasanya dilakukan selama 2-4 minggu, dan dalam jangka waktu tersebut suami-
istri perlu menghindari semua kontak alat kelamin agar hasil pengamatan mereka
tidak keliru dengan sekresi yang ditimbulkan oleh hubungan seksual atau kontak
alat kelamin.

Satu atau dua kata yang menjelaskan rasa pada vulva dan sifat lendir.

13
Untuk grafik pengamatan, menggunakan grafik kolom. Ketinggian kolom
menunjukkan tingkat kesuburan.

Simbol untuk grafik kolom yang diberikan pada halaman Grafik .

Menstruasi pencatatan oleh kolom merah (Gambar 2).

Peraturan 1: Hindarilah hubungan seksual pada hari-hari pendarahan deras


selama menstruasi.

Gambar 2. Menstruasi dicatat dengan kolom merah.

Pola Dasar Tidak Subur

Setelah menstruasi, leher rahim akan tertutup oleh gumpalan lendir kental dan
pekat yang berfungsi mencegah perjalanan sel-sel sperma memasuki leher rahim

14
serta berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Sel-sel sperma yang masih berada
dalam vagina segera akan kehilangan kemampuan untuk membuahi sel telur dan
dihancurkan oleh sel-sel di sekelilingnya.

Tidak ada sesuatu yang mengalir dari leher rahim, dan vulva terasa kering. Tidak
ada yang dirasakan dan tidak ada yang tampak. Pengamatan ini dicatat dengan
kolom coklat(Gambar 3).

Gambar 3.- Pola Dasar Tidak Subur (PDTS). Keadaan kering pada vulva. Sel-sel
sperma tidak mungkin memasuki rahim karena leher rahim tertutup oleh
gumpalan lendir yang kental dan pekat.

Pola Dasar Tidak Subur (PDTS) adalah pola yang sama sekali tidak berubah
karena leher rahim tidak aktif. Dalam siklus-siklus biasa, pola itu diketahui lewat
tanda-tanda berikut:

15
1. Keadaan yang tetap kering yang tidak berubah (lihat Gambar 3), atau

2. Vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak
berubah sama sekali setiap hari. Gambar 4 menunjukkan PDTS berlendir.
Tiga siklus berturut-turut dengan PDTS berlendir yang sama diamati (4a,
4b, dan 4c). Hal yang sangat penting adalah kemampuan untuk mengenali
dengan tepat saat titik perubahan (i) rasa atau (ii) sifat lendir, ataupun
keduanya.

Pada tahap ini, kedua indung telur beristirahat.

Peraturan 2: Hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari


kedua (selang-seling), bila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.

Setelah hubungan seksual, mengalir cairan sperma dari dalam vagina yang dapat
berlangsung sampai 24 jam dan vulva terasa basah.

16
.

Gambar 4. Pola Dasar Tidak Subur berlendir tetap sama, hari demi hari, siklus
demi siklus. Pada awal pengamatan (siklus pertama) dicatat dengan kolom krim
(4a, 4b), tetapi dalam siklus berikutnya dicatat dengan kolom coklat muda(4c).
Sel-sel sperma tidak mungkin memasuki leher rahim karena gumpalan lendir.

Perubahan

Gambar 5 menunjukkan bahwa indung telur sekarang aktif dan memproduksi


estrogen yang mengaktifkan leher rahim. Dengan demikian, lendir cair mulai
diproduksi sehingga melepaskan gumpalan lendir, dan sel-sel sperma sekarang
dapat memasuki leher rahim.

Sekarang pada vulva terjadi perubahan rasa dari kering menjadi tidak kering lagi.
Perubahan ini dicatat dengan kolom krim. Kemungkinan lendir tampak kental dan
keruh. Perasaang lengket dan lendir yang keruh ini bukan berarti tidak subur.

17
Kenyataan munculnya lendir leher rahim pada vulva berarti bahwa lendir sudah
keluar dari leher rahim sehingga terbuka bagi sel-sel sperma.

Peraturan 3: Hindarilah hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau


pendarahan menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan seksual baru
boleh dilakukan lagi bila 3 hari berturut-turut dikenali sebagai PDTS, maka
hubungan seksual boleh dilakukan pada malam ke-4. Selanjutnya
gunakanlah peraturan 2.

Gambar 5: Titik perubahan rasa pada vulva dari rasa kering (kolom krim) menjadi
tidak kering lagi (kolom coklat). Perubahan ini bersamaan dengan naiknya kadar
estrogen yang diproduksi oleh indung telur. Sel-sel sperma sekarang mampu
memasuki leher rahim.

Sama dengan Pola Dasar Tidak Subur berlendir (Gambar 6), indung telur telah
mulai aktif. Titik perubahan itu bisa diamati pada vulva yang mengalami

18
perubahan rasa. Hal ini menandakan bahwa sekarang, sel-sel sperma dapat
memasuki leher rahim. Pencatatan perubahan ini dilakukan dengan kolom
krim(Gambar 6).

Gambar 6: Titik perubahan rasa pada vulva dari Pola Dasar Tidak Subur (kolom
coklat muda) menjadi lembab karena lendir yang basah dan tampak keruh (kolom
krim). Perubahan itu bersamaan dengan naiknya kadar estrogen yang diproduksi
oleh indung telur. Sekarang sel-sel sperma dapat memasuki leher rahim.

Urutan Perubahan

Gambar 7 menunjukkan Pola Kesuburan yang terus-menerus berubah. (NB: Pola


Dasar Tidak Subur sama sekali tidak berubah). Indung telur memproduksi
estrogen yang makin lama makin banyak. Lendir yang berubah darl sifat lengket
menimbulkan rasa basah dan licin. Mungkin bisa dilihat benang-benang lendir

19
yang jernih. Walaupun kuantitas lendir mungkin berkurang, rasa licin dan
semakin licin tetap berlangsung satu dua hari lagi. Hari terakhir perasaan
licin adalah hari yang paling subur dalam siklus yang disebut PUNCAK.
Puncak adalah hari puncak kesuburan disertai dengan kepekaan yang
meningkat dan pembengkakan vulva. PUNCAK ditandai dengan tanda
silang (X).

Gambar 7: HARI PUNCAK, yaitu hali terakhir rasa licin ditandai dengan tanda
silang pada Kolom krim. Tetapi hal ini hanya bisa diketahui dengan melihat hari
sebelumnya (retrospek) lihat gambar 8.

PUNCAK ini sangat dekat dengan saat ovulasi. Indung telur sudah mulai
memproduksi progesteron, yang digambarkan dengan garis utuh, sementara itu
folikel siap untuk melepaskan sel telur ke dalam saluran telur. Progesteron sedang
mengaktifkan bagian bawah dari leher rahim untuk memproduksi lendir yang
kental dan lengket selama tiga hari berikutnya. Lendir tersebut secara berangsur-

20
angsur akan menutup saluran leher rahim. Meskipun demikian, selama 3 hari ini
masih ada celah kecil di mana sel-sel sperma bisa masuk. Sel-sel sperma itu akan
dengan cepat tiba di bagian yang paling jauh dalam saluran telur di mana sel telur
menunggu untuk dibuahi .

Sel telur sekarang bisa dilihat dalam saluran telur (Gambar 8). Leher rahim mulai
tertutup dengan lendir yang kental di bawah pengaruh progesteron, digambarkan
dengan garis utuh (-----), yang diproduksi oleh sisa folikel (corpus luteum).
Progesteron mempengaruhi lendir sedemikian rupa

Gambar 8: Harl pertama sesudah Puncak. Ovulasi telah terjadi (atau segera akan
terjadi) dan perasaan pada vulva sekarang dicatat dengan angka kolom coklat atau
coklat muda.

The Luteal Phase

21
Gambar 9 mengilustrasikan fase luteal dari siklus, di mana sejak hari ke-4 sesudah
Puncak (hari terakhir rasa licin pada vulva) leher rahim tertutup dengan gumpalan
lendir kental yang mencegah sel-sel sperma untuk memsuki rongga rahim.

Peraturan 4: Mulai hari ke-4 sesudah Puncak sampai akhir siklus, boleh
melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.

Gambar 9: Pada hari ke-4 sesudah Puncak, sel telur sudah hancur. Sel-sel sperma
tidak dapat memasuki leher rahim. Sekarang kolom coklat muda untuk lendir atau
coklat untuk kering. Sel telur tidak ada lagi; perempuan menjadi tidak subur pada
masa itu.

Menstruasi (Gambar 10) menyatakan akhir siklus biasanya 11-16 hari sesudah
ovulasi, dan sekaligus sebagai permulaan siklus yang berikutnya. Tidak ada lagi
gumpalan lendir pada leher rahim sehingga darah menstruasi dapat mengalir ke
luar rahim. Kedua indung telur kembali beristirahat.

22
Gambar 10. Menstruasi biasanya terjadi 11-16 hari setelah ovulasi.

Delayed Ovulation - the Extended Pre-ovulatory Phase and the Basic


Infertile Pattern

Ovulasi sering kali tertunda, misalnya pada waktu stres, selama menyusui
(laktasi), atau pada masa pra-menopause.

Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah dan diamati
dalam waktu paling sedikit dua minggu, contohnya:

i. Tidak ada lendir (vulva kering); atau

ii. Munculnya lendir yang tetap sama pada vulva yang disertai kadar estrogen
yang tetap rendah; atau

23
iii. Kombinasi dari butir 1) dan 2), bila munculnya lendir tetap tidak berubah
dalam pengamatan selama 2 minggu dan diselingi dengan hari-hari kering.

Peraturan Metode Billings

1. Untuk Mencapai Kehamilan:


Digunakan Peraturan Pra-Ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenal
perubahan pola kesuburan lendir.Kemudian, hubungan seksual harus
ditunda sampai lendir licin tampak. Beberapa hari berikutnya adalah hari
yang paling subur. Oleh karena itu, hubungan seksual hendaknya
dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin).

2. Untuk Menunda/Menjarangkan Kehamilan:

Peraturan Pra Ovulasi

Peraturan 1: Hindarilah hubungan seksual pada hari-hari pendarahan deras selama


menstruasi.

Peraturan 2: Hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua
(selang-seling), bila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.

Peraturan 3: Hindarilah hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau


pendarahan menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan seksual baru boleh
dilakukan lagi bila 3 hari berturut-turut dikenali sebagai PDTS, maka hubungan
seksual boleh dilakukan pada malam ke-4. Selanjutnya gunakanlah peraturan 2.

Peraturan Puncak

Peraturan 4: Mulai hari ke-4 sesudah Puncak sampai akhir siklus, boleh
melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.

24
C. Asuhan Keperawatan MOB

1. Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan : keterbatasan
kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya
keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-
sumber informasi.

2. Intervensi
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
b. Berikan pendidikan kesehatan mengenai MOB

3. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....pasien
menunjukkan pengetahuan tentang MOB dengan kriteria hasil

a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang MOB san


prosedurnya

b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang


dijelaskan secara benar

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang


dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dasar metode billing adalah pengenalan ovulasi dengan memperhatikan


perubahan pada jumlah dan konsistensi mukus serviks sebagai reaksi terhadap
perubahan kadar hormon-hormon ovarium yang ada di dalam darah.

MOB dapat diterapkan dalam semua tahap reproduksi perempuan baik


yang mengalami menstruasi teratur maupun tidak, selama masa remaja,
setelah berhenti menggunakan pil KB, sedang menyusui, atau mendekati
masa menopause.

Prosedur Metode Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (MOB) adalah


suatu cara / metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa
subur wanita. Cara ini dapat di pakai baik untuk menjadi hamil maupun 
untuk menghindari atau menunda kehamilan.

Kegunaan metode ini yaitu suami istri dapat merencanakan kapan mau
hamil, berapa lama tidak ingin hamil, kapan ingim hamil lagi dan jenis
kelamin anak yang diinginkan. Ada 2 syarat  yang harus dipnuhu agar cara ini
betul-betul dapat diandalkan sebagai KB yang aman yaitu dari pihat istri
harus perlu membiasakan diri untuk memperhatikan keadaan tubuh sendiri
(khususnya dalam hal lendir) untuk dapat mengerti dan memastikan kapan

26
masa suburnya. Untuk itu pada tahappermulaan mutlak perlu mengadakan
pengamatan & pencatatan. Sedangkan dari pihak suami perlu kerelaan untuk
menyesuiakan diri dengan keadaan tubuh istrinya dalam hubungan sek /
sanggama.

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca khususnya perawat agar dapat memahami


konsep MOB dengan baik dan benar, mengaplikasikan prosedur MOB
dengan tepat serta membuat asuhan asuhan keperawatan dengan benar pada
saaat pengaplikasian langsung di lapangan.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi -2. Penerbit :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2006
2. Erlina, 2009. Bagaimana Menghitung dan Menentukan Masa Subur
3. Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 13- MK 14)

28

Anda mungkin juga menyukai