PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula
pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau
tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang
membahas tentang bagaimana konsep dan penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia
kesehatan dan keperawatan ?
C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah:
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
3
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
B. Desinfeksi
4
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembapan.
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis.
2. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
5
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
1) Memijarkan
2) Menyalakan
6
terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara
tidak terhambat.
7
2. Hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann
temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan
cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
3. Pasteurisasi
8
b. Absorbsi as. Nukleatdaya kerja
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d. Penetrasi lemah kelemahan
9
b) Alkohol
Contoh :
e) Deterjen
f) Aldehid
10
g) Gas sterilisator
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
1. Alkohol
2. Halogen
11
3. Yodium
4. Klorin
6. Peroksida (H2O2)
4. Macam-macam Desinfeksi
12
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan
dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun
ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa
steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata
pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif
terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan
mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10
jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara
luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak,
misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan
sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
13
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut
terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary
mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada
logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak
oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang
lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri
dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
14
hari. Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
c. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus
hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk
aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan
menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu
eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,
makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh
manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarn
15
pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit
dan hijau cemerlang.
5. Kresol
6. Alkohol
7. Formaldehida
16
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai
gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan
fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai
formalin.
8. Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting
yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya
substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini
telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah-
rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam
aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar udaranya dikeluarkan
dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9. Hidogen Peroksida
10. Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen
oksida. Agen inimematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih
besar daripada yangdiperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.
Efeknya cepat, ini diperlukan,karena betapropiolakton dalam larutan cair
mengalami hidrolisis cukup cepatuntuk menghasilkan asam akrilat,
sehingga setelah beberapa jam tidak terdapatbetapropiolakton yang tersisa.
11. Senyawa Amonium Kuaterner
17
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat
subtituennyamengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom
nitrogen.
13. Sulfonamida
14. Antibiotik
18
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara
khusus membunuh kuman penyebab penyakit.
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin,
selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur
invasive sepeti:
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal
kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
19
diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,
tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
e. Universal Precaution
20
f. Cuci Tangan
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah
medis sampai menjadi arang.
1) Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis
b) Antisepsis
21
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan
bahan antimikrobial (antiseptik)
2) Sterilisasi :
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
c) Pencucian/ bilas
22
mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, membilas
dengan air bersih dan mengeringkannya.
d) Sterilisasi/DTT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. Saran
23
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan
menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme.
Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam
proses pembelajaran mata kuliah Manajemen Patient Safety.
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm l diu
nduh pada tanggal 01 september 2012 18:29
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-
pengendalian-infeksi.html diunduh pada tanggal 01 september 2012 18:29
24
25