Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAGEMENT PATIENT SAFETY

KONSEP STERILISASI DAN DESINFEKSI


Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Patient Safety
Dengan dosen pembimbing : Wien S Adi, SKM, S.Pd., M.Hkes

Disusun Oleh :
R.A.Fikriyyah Zahiroh
P1337420119028
1A1

DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
TAHUN 2019 / 2020
A. Definisi Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi adalah proses pengolahan suatu alat atau bahan dengan tujuan mematikan
semua mikroorganise termasuk endospora pada suatu alat/bahan. Sterilisasi adalah cara
yang paling aman dan paling efektif untuk pengelolaan alat kesehatan yang berhubungan
dengan darah atau jaringan di bawah kulit yang secara normal bersifat steril (Darmadi,
2008).
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
ataupun yang apatogen. Atau juga bisa dikatakan sebagai proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora
(Melnick, 2010).
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen (Melnick, 2010).
B. Macam-Macam Sterilisasi
Menurut Ester (2008), macam-macam sterilisasi adalah sebagai berikut :
1. Sterilisasi dengan pemanasan kering 
1) Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya,
namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-
benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari
porselen. 
2)  Dengan cara udara panas kering
Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini
memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi
pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini yaitu
benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.

2. Sterilisasi dengan pemanasan basah. 


1) Dimasak dalam air biasa.
Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan
tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif
membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.
2) Dengan uap air
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan
dandang/panci dengan pemanas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan,
agar uap air dapat mengalir pada bagian alat yang akan disterilkan. Waktu
yang digunakan untuk sterilisasi adalah 30 menit.
3) Sterilisasi dengan uap bertekanan tinggi
Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum
digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut
autoclave.

3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia


Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering.
Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau
cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia :
Formaldehyda, hibitane, Cidex.

4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet 


Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet biasanya digunakan di tempat-tempat
khusus.Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dan ditempat yang udaranya
harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization)
yang memakai radiasi ultraviolet. 

5. Sterilisasi dengan filtrasi


Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi
udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Sterilisasi dengan
penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena
panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik. Dengan menggunakan metode ini virus
tidak dapat tersaring.

C. Macam-Macam Desinfeksi
A. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora
bakteri. Teknik DTT dapat digunakan pada alat-alat medis. DTT dapat dilakukan
dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.
a.   DTT dengan merebus
b.   DTT dengan mengukus
c.   DTT dengan kimia

B. Desinfeksi Tingkat Sedang


Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora
bakteri. Desinfeksi tingkat sedang jarang dipakai di rumah sakit, namun bisa
diterapkan di rumah untuk mendesinfeksi peralatan dapur.

C. Desinfeksi Tingkat Rendah


Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti
basil tuberkel dan spora bakteri. Teknik ini tidak digunakan di rumah sakit, namun
dapat diterapkan untuk mendesinfeksi perabot rumah tangga.
D. Penggunaan Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia.
1. Pada bidang mikrobiologi, untuk mencegah pencemaran organisme luar
2. Pada bidang mikrobiologi, untuk mempertahankan keadaan aseptis
3. Pada pembuatan makanan dan obat-obatan, untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme

E. Penggunaan Desinfeksi
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh
dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme,
disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes,
tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ada tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril
yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen
dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata
pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap
bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu
10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak.
4. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan
alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini
bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri
dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
5. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya
terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

F. Metode Sterilisasi
a) Metode uap panas bertekanan tinggi
Teknis pelaksanaan
Alat yang digunakan sebuah bejana yang dilengkapi dengan manometer,
termometer, thermostat, dan pengatur tekanan. Dengan demikian suhu, dan
tekanan uap panas dapat diatur. Sterilisator metode uap panas bertekanan tinggi
ini disebut autoclave. Metode sterilisasi uap panas ini adalah metode yang banyak
digunakan, aman, cukup efektif, serta mudah pengoperasiannya. Ada 3 jenis
autoclave yang secara teknis sama. Perbedaannya terletak pada durasi/waktu
proses sterilisasi. 3 jenis autoclave itu diantaranya :
a. autoclave kilat
b. autoclave gaya berat
c. autoclave prevacum.
Cara Sterilisasi yang digunakan untuk menjadi indikator/parameter unutk menilai
mutu/kualitas proses sterilisasi :
a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik
b. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya.
2) Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung
dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak
sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna.
3) Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi
Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa
bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl.
Botulinum
4) Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15
lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk
mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak
Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu
dan tekanan dalam autoklaf
b. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah)
dengan Suhu 65 C/ 30 menit
c. Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
1) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
2) absorbsi as. NukleatDaya kerja
3) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
4) penetrasi lemahKelemahan
d. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau
penampilan  Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan
dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi
dingin”
c. Sterilisasi dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
1) Rongga (space)
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1) Jenis bahan yang digunakan
2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat Kuman
4) pH
5) Suhu

b) Metode Panas Kering


Teknis Pelaksanaan
Sterilisasi ini menggunakan udara panas pada sebuah alat yang disebut
oven, sebuah bejana yang udara di dalamnya harus dipanaskan dengan cara
sebagai berikut :
a) Pemanasan udara dalam oven dengan memanfaatkan gas atau listrik,
suhunya dapat mencapai 160-1800C.
b) Durasi/waktu untuk proses sterilisasi 1-2 jam, lebih lama daripada
menggunakan autoclave karena daya penetrasi tidak sebaik uap panas.
c) Digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas seperti tabung reaksi,
labu, cawan petri dan sebagainya.

c) Metode Gas Kimia


1) Sterilisasi dengan etilen oksida
Teknis Pelaksanaan
Proses sterilisasi menggunakan autoclave khusus pada suhu yang lebih
rendah (36-600C) serta konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg ?liter,
dengan proses sebagai berikut :
o Setelah peralatan medis dimasukan gas etilen oksida dipompakan ke
dalam kamar (chamber) selama 20-30 menit pada kelembaban 50-
75%
o Selesai waktu pemaparan dengan gas etilen oksida, diikuti oleh
tahap aerasi / pertukaran udara yaitu proses membuang gas etilen
oksida pada sterilisator maupun peralatan medis.

2) Sterilisasi dengan formaldehid


Teknis Pelaksanaan
Alat yang dianjurkan untuk sterlisasi 700 C. Setelah peralatan medis
yang akan disterilkan dimasukkan, gas formaldehid dialirkan ke dalam
kamar dengan konsentrasi 15 mm/m3. Cara ini hanya untuk sterilisasi
yang terbatas seperti kateter, sarung tangan, dan sebagainya. Gas
formaldehid baunya sangat menyengat dan menyebabkan iritasi pada
kulit, mata dan saluran pernapasan. Oleh karena itu perlu penanganan
dengan hati-hati.

G. Metode Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu sebagai berikut.
1. Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja: 
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau
membasahi dengan  alkohol 70% 
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya 
c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur
3%, kemudian dengan alkohol. 
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.

2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan


Prosedur kerja: 
Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan
alcohol atau betadine

3. Cara desinfeksi dengan merendam


Prosedur kerja: 
a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5% 
b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam 
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam

4. Cara desinfeksi dengan menjemur


Prosedur kerja: 
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-
masing permukaan selama 2 jam

DAFTAR PUSTAKA
Konsep Sterilisasi dan Desinfeksi https://id.scribd.com/doc/293815816/Konsep-Sterilisasi-
Dan-Desinfeksi diakses pada tanggal 23 Maret 2020 jam 19.13
Metode Sterilisasi dan Desinfeksi
https://www.academia.edu/37910120/METODE_STERILISASI_DAN_DESINFEKSI
diakses pada tanggal 23 Maret 2020 jam 19.42
Desinfeksi dan Sterilisasi https://id.scribd.com/doc/132999378/Desinfeksi-Sterilisasi diakses
pada tanggal 23 Maret 2020 jam 19.44
Konsep dan Metode Desinfeksi http://ari-gunawan1996.blogspot.com/2015/12/konsep-dan-
metode-desinfeksi-by-ari.html?m=1 diakses pada tanggal 24 Maret 2020 jam 11.58

Anda mungkin juga menyukai