Anda di halaman 1dari 45

STERILISASI,

DESINFEKSI DAN
DEKONTAMINASI

RINA WARTINA.,M.FARM.APT
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian dari sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi.
2. Menjelaskan manfaat dari sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi.
3. Menjelaskan teknik sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi.
STERILISASI
PENGERTIAN STERILISASI
◦ Suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang
dimana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya
mikroorganisme hidup pada bahan atau barang tersebut
(DepkesRI,2002)
◦ Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme pada peralatan medis termasuk
endospora yang dapat dilakukan melalui proses fisika dan
kimiawi dengan menggunakan alat sterilisator.
TUJUAN STERILISASI
 Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme
patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada
peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.
FILTRASI CAIRAN
MEKANIK
FILTRASI UDARA

PEMIJARAN
STERILISASI

PANAS KERING

FISIK UAP AIR PANAS

UAP AIR PANAS


KIMIA
BERTEKANAN

PENYINARAN SINAR-
UV
METODE STERILISASI
1. STERILISASI CARA MEKANIK (FILTRASI)
A. FILTRASI CAIRAN
 Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron
atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
 Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.
METODE STERILISASI
A. FILTRASI CAIRAN
1.Berkefeld, Chamberland filter
METODE STERILISASI
A. FILTRASI CAIRAN
2. Stolz filter dari asbes
Untuk pembersihan emisi debu
METODE STERILISASI
A. FILTRASI CAIRAN
3.Cellulose membrane filter
METODE STERILISASI
1. STERILISASI CARA MEKANIK (FILTRASI)
B. FILTRASI CAIRAN
 HEPA (High Efficiency Particulate Air)
 Digunakan untuk sistem irigasi dalam ruang operasi
HEPA (High Efficiency Particulate Air)
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
A. Pemijaran (dengan api langsung):
Membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat: jarum inokulum
(jarum ose), pinset, batang L.
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
B. PANAS KERING (Depirogenasi)
Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170ºC
selama 1 jam, 160ºC selama 2 jam, 150ºC
selama 3 jam.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi, cawan, pipet, alat bedah
(gunting, kapas alat suntik).

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-


tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara
sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
C. UAP AIR PANAS
Konsep ini mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi.
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi
atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti
jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat.
Dapat membunuh bentuk vegetatif
mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
D. UAP AIR PANAS BERTEKANAN
 Menggunakan autoklaf.
 Digunakan untuk sterilisasi alat gelas
 Waktu yang dibutuhkan untuk
sterilisasi larutan suhu 121ºC
 Uap jenuh ini dapat menghancurkan
spora bakteri yang tahan pemanasan.
Tekanan uap air Temperatur Waktu sterilisasi
0 1000C -
10 1150C 45 menit
15 1210C 18 menit
30 1340C 3 menit
Autoklav
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
E. BAKTERISIDA
 Digunakan untuk sterilisasi larutan
berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf.
 Larutan yang ditambahkan bakterisida
dipanaskan dalam wadah bersegel
pada suhu 100oC selama 10 menit di
dalam pensteril uap atau penangas air.
 Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol;
0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil
merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
Bakterisida CLEAROPT 20SC 500ml
Benzokarbonil
METODE
STERILISASI
2. STERILISASI FISIK
F. Penyinaran dengan Ultra Violet (UV)
 Sinar UV juga dapat digunakan untuk
proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel
pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV.
 Prinsipnya Radiasi menembus dinding sel
dengan langsung mengenai DNA dari inti
sel sehingga mikroba mengalami mutasi.
 Digunakan untuk sterilisasi bahan atau
produk yang peka terhadap panas.
 Ada dua macam radiasi yang digunakan :
gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar
γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
METODE
STERILISASI
3. STERILISASI KIMIA
A. BAHAN KIMIA
 Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara lain
alcohol 70%, fenol 5%.
B. STERILISASI GAS
 Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen
oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,
kloropikrin.
 Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan,
plastik, antibiotik.
 Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH,-
NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan
dan mikroba mati.
INDIKATOR
STERILISASI
A. Indikator kimia
• Diletakkan di tengah dari bahan yang hendak di disterilkan (bagian yang paling
dingin), misal : bagian paling bawah dari chamber
1. Browne’s sterilizer control tube
 Berisi satu larutan yg berwarna merah berubah menjadi hijau bila dipanasi.
 Bahan ini harus disimpan di bawah 200C  Mencegah perubahan warna
premature. Digunakan secara rutin.
2. Adhesive tape (Bowie Disk Autoclav tape test)
• Untuk mengetahui/mengukur penetrasi dari uap air bersama-sama dengan tes lain
INDIKATOR
STERILISASI
B. Indikator Spora
 Spora bakteri kering diletakkan diantara bahan yang disteril dan
setelah proses tersebut diperiksa viabilitasnya
 Bacillus stearothermophilus  satu termophilic bacteria dapat
tumbuh pada suhu 55 – 600C yang dipakai sebagai tes
 Sporanya dapat dirusak pada suhu 1210C pada 12 menit
DESINFEKSI
PENGERTIAN DESINFEKSI
 DESINFEKSI : Proses membunuh organisme – organisme
patogen dengan cara fisik atau kimia dilakukan terhadap
benda mati.
 Suatu proses untuk memusnahkan mikroorganisme virus,
bakteri, parasit, fungi pada peralatan medis dengan
menggunakan cairan disinfektan.
 DESINFEKTAN : Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi
yang mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad
renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya. (Imbang, 2009).
JENIS DESINFEKSI
1. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
 Proses mematikan sebagian besar mikroba kecuali
pseudomonas dan endospore.
2. Low Level Disinfection (LLD) :
 Disinfektan jenis ini tidak memiliki daya bunuh terhadap spora
bakteri, mycobacterium semua fungi, maupun semua virus
ukuran kecil dan sedang.
Hal – hal yang diperhatikan dalam memilih desinfektan

Sifat mikrosidal ( membunuh jasad renik )

Sifat mikrostatik ( menghambat pertumbuhan jasad renik )

Kecepatan penghambatan

Tidak mahal, aktivitasnya tetap dalam waktu lama, larut dalam air dan stabil
dalam larutan
( Dinah gould, 2005 )
Kriteria Desinfektan yang baik
1. Bekerja dengan cepat pada suhu kamar.
2. Berspektrum luas.
3. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur,
dan kelembaban.
4. Tidak toksik dan korosif pada hewan dan manusia.
5. Tidak bau, tidak meninggalkan noda.
6. Stabil, mudah digunakan, dan ekonomis.
DESINFEKTAN VS
ANTISEPTIK
 Antiseptik dengan desinfektan adalah zat kimia yang memiliki fungsi
yang sama, yaitu untuk membunuh mikroorganisme dalam rangka
menjaga kebersihan (higienitas) rumah tangga.
 Perbedaannya adalah lokasi pengaplikasian zat kimia tersebut.
 Istilah antiseptik digunakan untuk zat kimia anti mikroorganisme yang
diaplikasikan pada jaringan hidup terluar pada manusia maupun
hewan, misalnya sabun mandi dan pembersih wajah.
 Sedangkan desinfektan adalah zat kimia anti mikroorganisme yang
diaplikasikan pada permukaan benda-benda mati seperti lantai dan
kamar mandi.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
1. Alkohol
 Etil alkohol atau propil alkohol digunakan untuk
mendesinfeksi kulit.
 Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.
DESINFEKTAN YANG
BANYAK DIGUNAKAN
2. Aldehid
 Glutaraldehid merupakan salah satu
desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi
 Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan
 Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap
bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis,
fungi, dan virus tidak akan mati dalam
waktu 10-20 menit, sedang spora baru akan
mati setelah 10 jam.
DESINFEKTAN YANG
BANYAK DIGUNAKAN
3. Biguanid

 Zat ini sangat aktif terhadap


bakteri Gram(+) maupun
Gram (-)
 Contoh : Klorheksidin
DESINFEKTAN YANG
BANYAK DIGUNAKAN
4. Senyawa halogen.
 Hipoklorit dan povidon-iodin
adalah zat oksidasi dan
melepaskan ion halide.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
5. Fenol
 Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan
dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi.
 Sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh
zat ini
 Banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
6. Klorsilenol
 Klorsilenol merupakan larutan yang
tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik
 Aktifitasnya rendah terhadap banyak
bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya
Dettol).
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
7. Iodophor
 Untuk mendesinfeksi permukaan
 Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades.
 Dalam bentuk larutan,
desinfektan ini tetap efektif
namun kurang efektif bagi kain
atau bahan plastik.
PERBEDAAN STERILISASI
DAN DESINFEKSI
Sterilisasi Desinfeksi
Kotoran Hilang Hilang

Bakteri Hilang Hilang

Spora Hilang Tidak


DEKONTAMINASI
PENGERTIAN
DEKONTAMINASI
 Proses menghilangkan sebagian mikroba dari
benda yang tercemar atau untuk
menghilangkan kontaminasi.
 Suatu proses untuk menghilangkan/
memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang
melekat pada peralatan medis sehingga aman
untuk penggunaan selanjutnya.
MANFAAT DEKONTAMINASI
 Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
 Untuk membuang kotoran yang tampak.
 Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung
dengan alat pensteril atau desinfektan.
 Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
 Untuk melindungi personal dan pasien.
INDIKASI DEKONTAMINASI
 Alat medis habis pakai.
 Permukaan meja/ permukaan lain yang tercemar/
tumpahan darah atau cairan tubuh pasien.
 Linen bekas pakai yang tercemar darah/ atau cairan
tubuh pasien.
TEKNIK DEKONTAMINASI
1
Dekontaminasi dimulai setelah peralatan, instrumen
maupun alat bantu bedah lainnya digunakan pada pasien
dan dianggap terkontaminasi.

2
Peralatan pakai ulang (reuseable) dipisahkan dari peralatan
sekali pakai (dispossable) pada titik penggunaan. Peralatan
pakai ulang harus dikondisikan lembab atau basah untuk
mencegah pengeringan materi organik yang menempel
pada alat.

3 Peralatan yang telah digunakan segera diantar ke ruang


dekontaminasi dengan aman dan cegah kemungkinan
terjadinya kontaminasi pada pasien, staf medis maupun
fasilitas kesehatan lainnya.

4 Semua Peralatan medis yang terkontaminasi harus


diantarkan ke CSSD (Central Sterile Services Department)
melalui ruangan dekontaminasi.
DAERAH DEKONTAMINASI
 Lokasi daerah dekontaminasi harus terpisah dari pola
lalu lintas utama.
 Lokasi Yang ideal : pada lantai yang sama dengan kamar
operasi dengan lorong khusus dari kamar operasi ke
daerah dekontaminasi.
 Persyaratan ruangan dekontaminasi ; Ventilasi :
1. Harus ada exhaust udara keluar dari gedung
2. Pertukaran udara minimum 10 kali per jam
3. Tekanan negatif pada daerah dekontaminasi
PROSEDUR DEKONTAMINASI
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron,
masker, kaca mata) kalau perlu
 Rendam alat medis segera setelah dipakai dalam
larutan klorin 0.5 % selama 10 menit. Seluruh alat
medis harus terendam dalam larutan klorin.
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
PROSEDUR DEKONTAMINASI
PERMUKAAN YANG TERCEMAR DARAH
ATAU CAIRAN TUBUH PASIEN
 Cuci tangan
 Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata
 Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan
kertas/tisu
 Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah
medis
 Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin
0.5 %
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai