Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI STERILISASI, DESINFEKSI,

DEKONTAMINASI, dan ASEPTIK/ASEPSIS


A. STERILISASI
Sterilisasi adalah proses kegiatan menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk
spora dari sebuah benda atau lingkungan. Proses sterilisasi diperlukan dalam berbagai kehidupan seperti bidang
medik, industri obat steril, bidang bakteriologi dll. Tujuannya adalah meniadakan atau membunuh semua bentuk
kehidupan jasad renik. Tehnik Sterilisasi dapat dikerjakan dengan beberapa cara :
1. Cara Fisika
2. Cara Kimia.
1) Cara Fisika :
a) Metode Radiasi
Digunakan radiasi gelombang elektromagnetik, yang digunakan adalah : radiasi UV, sinar gamma atau
sinar X, sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar UV, sehingga secara langsung dapat
dipakai pada proses sterilisasi. Sinar UV dapat diperoleh melalui katoda panas (emisi termis) yaitu ke
dalam katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa.
Panjang gelombang yang dihasilkan dari proses ini biasanya dalam 2500 s/d 2600 Angstrom. Lampu
mercuri yg ada dijalanan juga menghasilkan sinar UV. Jadi efek sterilisasinya tergantung dari dosis UV yg
dihasilkan. Mekanisme sterilisasi dengan radiasi karena terjadinya tambahan energy yang cukup kuat
menyebabkan terganggunya bahkan merusak ikatan intramolekuler, misalnya ikatan atom hydrogen
dalam DNA sel mikro organisme.
Sinar Gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dari pada sinar UV dan merupakan radiasi pengion.
Intraksi antara sinar gamma dengan bakteri sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit
atom menghasikan pasangan ion. Akibatnya terjadi kerusakan dan kematian pada sel mikro organisme
tersebut. Untuk makanan dan obat obatan tidak boleh sterilisasi menggunakan sinar gamma, karena
akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimia pada makanan dan obat tersebut.
b) Metode Pemanasan dengan Uap Air dan Pengaruh Tekanan (Autoclave)
Pemanasan dilakukan hingga air mendidih. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam
tempo 10 menit , tetapi ada beberapa yang berspora dapat mati.
c) Metode Pemanasan Kering
Cara ini kurang efektif apabila tempratur kurang tinggi. Efektifitas pada temperatur antara 1600C s/d
1800C. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan. Hal ini karena
terjadi auto oksidasi sehingga bakteri patogen terbakar. Pada sistem ini ada udara, dimana udara
merupakan penghantar panas yg buruk sehingga sterilisasi cara ini memerlukan waktu 1 jam dengan
temperatur 1600C, bila temperatur 1800C memerlukan waktu 30 menit.
d) Metode Pemanasan secara Intermiten/ terputus-putus
Jhon Tyndall (1877), dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa pada temperatur didih 1000C selama
1 jam tidak dapat membunuh semua mikro organisme, tetapi bila air dididihkan berulang-ulang sampai
lima kali dan setiap air mendidih diistirahatkan selama 1 menit akan sangat berhasil membunuh kuman.
Hal ini karena dengan intermiten lingkungan hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
e) Metode Inceneration (Pembakaran Langsung)
Alat-alat platina, chrome yang akan disterilkan dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung
pada nyala lampu bunsen hingga mencapai merah padam. Cara ini membuat alat menjadi rusak,
keuntungannya mikro organisme akan hancur semuanya.
f) Metode Penyaringan (Filtration)
Mikro organisme yang ada tetap berada pada material, sedangkan penyaringan hanya memisahkan
mikro organisme dari material. Penyaring adalah sejenis porselin yg berpori yg dibuat khusus dari masing-
masing pabrik. Metode ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau hasil
produksi mikro organisme seperti enzim dan exotoxin dan untuk memisahkan virus dan bakteri dari
organisme lain.
2) Sterilisasi Secara Kimia.
Dapat digunakan dengan menggunakan bahan kimia seperti : formalin, dan gas Etylen Oksida (EO).
Menggunakan formalin, bahan yang akan disterilkan direndam selama 24 jam, atau dengan formalin tablet
bahan disimpan dalam eksikator lalu dimasukkan tablet formalin, biarkan selama 24 jam.
Menggunakan gas EO menggunakan peralatan khusus, membutuhkan biaya yg mahal tetapi hasil yg
diperoleh sangat baik. Gas EO digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, biasanya terbuat dari
plastik. Kelemahan dengan gas EO : mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga
dikhawatirkan residu bersifat toksik setelah proses sterilisasi. Cara ini merupakan pilihan terakhir.
B. DESINFEKSI
Desinfeksi adalah proses mengurangi jumlah kuman (mikro organisme). Desinfeksi banyak digunakan pada
bidang kesehatan, mikrobiologi, pengolahan makanan dll. Prinsip desinfeksi hampir sama dengan sterilisasi hanya
saja tidak bebas hama. Bahan yang digunakan untuk proses desinfeksi disebut Desinfektan. Contoh : Alkohol 70
%, Resiguard 5%, Larutan savlon 1 ; 30 dalam alkohol 70% Clorhexidine 4%, larutan tinctur 2 % dan larutan KI.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Beban organik (beban biologis) yg dijumpai pada benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu paparan.
5. Struktur fisik benda.
6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.
C. DEKONTAMINASI
Dekontaminasi adalah tindakan menghilangkan pencemaran (kontaminasi) pada alat, ruangan laboratorium,
atau sterilan. Pada proses sterilisasi, cara kerja yang dekontaminasi harus dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan kondisi steril pada sterilan. Tindakan dekontaminasi dilakukan seperti membuang semua
material yang tampak (debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan kulit dengan sabun, air atau gesekan.
Tujuan prosedur dekontaminasi :
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yg tampak
3. Untuk membuang kotoran yang tidak tampak (mikro organisme)
4. Untuk melindungi personal dan pasien.
Beberapa cara yang sering dilakukan seperti cara aseptis, misalnya membungkus sterilan dengan pembungkus
yang berlapis. Menjaga kondisi penyimpanan sterilan, biasanya dilakukan di ruang tertutup dengan
mengkondisikan ruangan sesuai dengan ketentuan. Cara ini bukan termasuk metode sterilisasi, cara ini hanya
dilakukan khusus untuk zat aktif yang tidak tahan/rusak pada suhu tinggi. Cara aseptis ini pada prinsipnya adalah
cara kerja untuk memperoleh sediaan steril yakni dengan mencegah kontaminasi jasad renik.
D. ASEPTIK/ASEPSIS
Aseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Tehnik aseptik adalah usaha
mempertahankan objek agar bebas dari mikro organisme. Ada 2 macam aseptik :
1. Aseptik medis
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Misalnya :
cuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.
2. Aseptik Bedah
Tehnik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu benda.
Prinsip-prinsip tindakan asepsis yang umum adalah :
a) Jangan sesekali menjauhi atau membelakangi tempat yg steril.
b) Peganglah objek-objek yang steril setinggi atas pinggang dgn demikian objek akan terlihat jelas, ini
mencegah kontaminasi diluar pengawasan.
c) Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau objek yang steril.
d) Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
e) Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak mengarah pada si
petugas.
f) Objek steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yg tidak steril.
g) Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan
menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
Antiseptik adalah suatu zat atau bahan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara selektif.
Tujuannya yaitu memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus yang mempunyai daya
tahan yang sangat kuat tetap hidup. Contoh bahan yang sering digunakan :
• Ethyl alchohol
• iodium tinctur (Larutan 2% dalam alkohol 70%) mempunyai daya antiseptik yg kuat.

Anda mungkin juga menyukai