Anda di halaman 1dari 5

MODUL 1-4 pada waktu menuang media, dapat digunakan

TEKNIK STERILISASI DAN TEKNIK KERJA penyaring udara berisikan partikel (High
ASEPTIS Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) yang
memungkinkan dialirkannya udara bersih ke
A. TEKNIK STERILISASI dalam ruang tertutup dengan sistem aliran
Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk udara laminar (Laminar Air Flow).
membebaskan alat atau media dari semua
bentuk kehidupan terutama mikroba. Hal ini
diperlukan agar mikroba yang ingin
ditumbuhkan, diamati dan diisolasi terbebas
dari mikroba lain (mikroba kontaminan). Suatu
alat atau bahan dikatakan steril bila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam
bentuk sel vegetatif maupun spora.
Teknik sterilisasi terdiri dari berbagai cara atau
metode. Pemilihan cara atau metode sterilisasi
ditentukan berdasarkan sifat alat atau bahan
yang akan disterilisasi dan tujuan sterilisasi.
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan
cara mekanik (contohnya : filtrasi atau
penyaringan), cara fisik (contohnya :
pemanasan dan pemberian tekanan, radiasi)
dan cara kimia (contohnya pemberian
desinfektan).
Sterilisasi secara mekanik digunakan untuk
sterilisasi bahan yang tidak tahan terhadap
pemanasan atau tekanan tinggi. Teknik
sterilisasi bahan tersebut menggunakan
saringan (filter). Terdapat 2 jenis filter yaitu
filter bakteriologis dan filter udara. Filter
bakteriologis biasanya digunakan untuk
mensterilkan bahan-bahan yang tidak tahan
terhadap pemanasan, misalnya larutan gula,
serum, antibiotika, antitoksin, trace element,
enzim, vitamin, hormon atau media yang
mengandung bahan tersebut dll. Teknik filtrasi Sterilisasi secara Fisik. Cara ini digunakan untuk
prinsipnya menggunakan penyaringan, yang mensterilkan alat/bahan yang tahan panas,
tersaring hanyalah bakteri saja. Diantara jenis tekanan atau radiasi. Sterilisasi ini dapat
filter bakteri yang umum digunakan adalah : dilakukan dengan berberapa cara, antara lain :
Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland a. Pemijaran (dengan api langsung). Teknik ini
(dari porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa. dilakukan dengan membakar alat pada api
Terdapat beberapa jenis membran filter (nilon, secara langsung menggunakan lampu
polyethersulfone (PES), cellulOse nitrate, spiritus atau api Bunsen. Red heating, yakni
cellulOse acetate dan campuran ester) dengan pemanasan langsung di atas api bunsen
berbagai ukuran pori. Untuk tujuan sterilisasi burner (pembakar spiritus) sampai berpijar
umumnya digunakan pori berukuran 0,2 m. merah. Biasanya digunakan untuk
Filter udara. Untuk menjaga sterilitas alat, mensterilkan alat yang sederhana seperti
bahan, media yang sudah steril atau menjaga jarum Ose pinset, ujung pipet, bibir tabung
kultur mikroba tidak tercemar oleh mikroba reaksi/erlenmeyer/cawan Petri, dll.
lainnya, maka dapat digunakan tutup kapas. Sedangkan teknik flaming yakni
Untuk mencegah mikroba pengkontaminan pembakaran langsung alat-alat
laboratorium diatas pembakar
bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa adalah 65oC selama 30 menit. ii) Tyndalisasi.
terjadinya pemijaran. Teknik ini dilakukan dengan pemanasan,
biasanya untuk sterilisasi makanan dan
minuman kaleng. Tyndalisasi dapat
membunuh sel vegetatif sekaligus spora
mikroba tanpa merusak zat-zat yang
terkandung di dalam makanan dan
minuman yang di. Suhu pemanasan adalah
65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari
berturut-turut. iii) Pendidihan (boiling).
Teknik ini dilakukan dengan pemanasan
dengan cara merebus bahan yang akan
disterilkan pada suhu 100oC selama 10-15
Gambar 1.4.1 Teknik pemijaran untuk menit. Teknik ini dapat membunuh sel
mensterilkan jarum Ose. vegetatif bakteri yang patogen maupun non
b. Pemanasan kering patogen. Namun spora dan beberapa virus
Panas kering, biasanya digunakan untuk masih dapat hidup. Biasanya
mensterilisasi alat-alat laboratorium. Untuk dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi,
alat-alat seperti cawan Petri, botol atau alat suntik, pipet, dan lain-lain.
bahan seperti tepung, talk dan sebagainya. d. Radiasi
Umumnya menggunakan alat oven. Suhu Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya
efektifnya adalah 160oC selama 2 jam., dapat terbunuh dengan penyinaran sinar
sering juga peneliti menggunakan suhu ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi.
175oC selama 1,5 sampai 2 jam. Radiasi menggunakan sinar UV juga
c. Pemanasan basah digunakan untuk sterilisasi ruangan
Cara ini dapat dilakukan dengan laboratorium, enkas atau alat-alat gelas.
pasteurisasi, perebusan, penggunaan uap Jika menggunakan sinar UV, bakteri yang
air panas, penggunaan uap panas berada di udara atau yang berada di lapisan
bertekanan Panas basah/lembab dengan permukaan suatu benda yang terpapar
uap jenuh bertekanan. Sangat efektif untuk sinar UV akan mati. Penggunaan Sinar
sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di Ionisasi (sinar X, sinar alfa, sinar beta dan
atas titik didih, cepat, daya tembus kuat sinar gamma) memerlukan biaya yang
dan kelembaban sangat tinggi sehingga besar dan biasanya hanya digunakan pada
mempermudah koagulasi protein sel-sel industri farmasi maupun industr
mikroba yang menyebabkan sel hancur. kedokteran. Daya penetrasi sinar X baik
Suhu efektifnya adalah 121oC pada tekanan namun perlu energi besar. Sinar alfa
5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. memiliki sifat bakterisidal tetapi tidak
Alat yang digunakan : pressure cooker, memiliki daya penetrasi. Sinar beta
autoklaf (autoclave). Beberapa teknik yang mempunyai daya penetrasi sedikit lebih
tergolong sterilisasi dengan suhu panas besar daripada sinar X. Sedangkan sinar
antara lain: i) Pasteurisasi. Teknik ini gamma mempunyai kekuatan radiasi besar
merupakan teknik pembunuhan mikroba dan efektif untuk sterilisasi bahan
patogen dengan suhu terkendali makanan.
berdasarkan waktu kematian termal bagi
tipe patogen yang paling resisten untuk Sterilisasi secara Kimia. Sterilisasi
dibasmi. Dalam pasteurisasi yang terbunuh menggunakan bahan kimia yang mempunyai
hanyalah bakteri patogen dan bakteri potensi berpotensi untuk membunuh atau
penyebab kebusukan namun tidak pada menghambat mikroba. Bahan tersebut
bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya biasanya menggunakan senyawa desinfektan
dilakukan untuk susu, rum, anggur dan antara lain alkohol. Agen kimia yang baik
makanan asam lainnya. Suhu pemanasan adalah yang memiliki kemampuan membunuh
mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah karena setiap benda yang digunakan maupun
tanpa merusak bahan atau alat yang pekerja di laboratorium dapat menjadi sumber
didisinfeksi. Beberapa faktor yang kontaminasi. Ada beberapa cara untuk
mempengaruhi efektivitas agen kimia dalam mengendalikan atau mengurangi kontaminan,
mengendalikan mikroba antara lain: diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Konsentrasi agen kimia yang digunakan. a. Kebersihan dan Sanitasi. Kedua hal ini
Semakin tinggi konsentrasinya maka sangat penting dalam mengurangi jumLah
efektivitasnya semakin meningkat. populasi mikroorganisme pada suatu
b) Waktu kontak. Semakin lama bahan ruang/tempat. Prinsip kebersihan dan
tersebut kontak dengan bahan yang sanitasi adalah menciptakan lingkungan
disterilkan maka hasilnya akan semakin yang tidak dapat menyediakan sumber
baik. nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
c) Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang sekaligus membunuh sebagian besar
berkapsul dan berspora lebih resisten populasi mikroba.
dibandingkan yang berkapsul dan b. Desinfeksi. Cara ini merupakan
berspora. pengaplikasian bahan kimia (desinfektans)
d) Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya terhadap ruang kerja, peralatan, lantai,
bahan-bahan organik dapat menurunkan dinding atau lainnya untuk membunuh sel
efektivitas agen kimia. vegetatif mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan
e) pH atau derajat keasaman. Efektivitas pada benda dan hanya berguna untuk
bahan kimia dapat berubah seiring dengan membunuh sel vegetatif saja, tidak mampu
perubahan pH. membunuh spora. Meja yang akan
Agen-agen kimia dapat membunuh atau digunakan terlebih dahulu diberi
menghambat mikroba dengan cara merusak disinfektan untuk membunuh
membran sel mikroba, merusak enzim mikroba mikroorganisme yang ada. Meja disemprot
atau mendenaturasi protein Agen Kimia yang dengan alcohol 70%, kemudian dilap
merusak membran sel antara lain: golongan dengan tissue. Selain itu, tangan juga
surfaktan (Surface Active Agents) baik golongan disemprot dengan etanol 70%, kemudian
anionik, kationik dan nonionik. Demikian juga barulah menyalakan Bunsen.
.golongan fenol juga dapat merusak membran. c. Antiseptis. Merupakan aplikasi senyawa
Sedangkan agen kimia yang dapat merusak kimia yang bersifat antiseptis terhadap
enzim mikroba antara lain: golongan logam tubuh untuk melawan infeksi atau
berat seperti arsen, perak, merkuri, dll., mencegah pertumbuhan mikroorganisme
golongan oksidator seperti golongan halogen, dengan cara menghancurkan atau
peroksida hidrogen & formaldehid. Beberapa menghambat aktivitas mikroba.
agen kimia juga dapat menyebabkan denaturasi d. Sterilisasi. menghancurkan semua jenis
protein sehingga menyebabkan terjadinya kehidupan sehingga menjadi steril
koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti
alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan Beberapa aturan yang harus dipahami dan
alkalis. dipenuhi dalam melakukan praktikum atau
penelitian mikrobiologi, yakni :
B. TEKNIK ASEPTIS a. Pada saat sebelum pelaksanaan praktikum :
Teknik aseptis sangat penting dalam - Memakai pakaian atau jas laboratorium
pengerjaan telaah mikrobiologi yang yang bersih dan higinis sebelum masuk
memerlukan ketelitian dan keakuratan di ke dalam laboratorium
samping kesterilan yang harus selalu dijaga agar - Singkirkan semua barang yang tidak
terbebas dari kontaminan yang dapat diperlukan dari meja dan ruang kerja
mencemari atau mengkontaminasi kultur. - Dianjurkan untuk mengenakan masker
Bekerja dengan mikroorganisme membutuhkan yang bersih dan higienis
teknik aseptis untuk mencegah ataupun - Kenakan penutup rambut yang bersih
mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan, dan higienis
- Jangan sekali-kali meletakkan tabung Alat dan Bahan.
dan peralatan laboratorium lainnya di Alat filtrasi autoclavable, membran filter
luar laboratorium ukuran pori-pori filter 0,22 µm, pompa vakum,
b. Pada saat sebelum dan setelah pelaksanaan botol steril, pinset steril, larutan trace element
praktikum : atau bahan lainnya (antibiotik atau vitamin).
- Cuci tangan anda dengan bersih dan Jarum Ose, lampu bunsen, korek api, media
gunakan antiseptis padat dalam cawan Petri, media padat dalam
- Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja tabung. Cawan Petri, tabung reaksi, pipet ukur,
(laboratorium dan sekitarnya) dengan kapas, kertas bungkus, benang kasur, oven, air
desinfektan yang memadai, termasuk steril, media Potato DextrOse Agar (PDA) atau
Laminar Air Flow dan Inkubator Nutrient Agar (NA) dalam tabung reaksi dan
- Sterilisasi semua alat dan bahan Erlenmeyer, cawan Petri steril, inkubator,
sebelum digunakan kertas sampul coklat, kapas, benang kasur,
c. Saat ketika pelaksanaan kultur : susu, penangas, panci dan kompor.
- Jangan bicara
- Bekerjalah di dekat api (pembakar Cara Kerja :
bunsen) dan di dalam Laminar Air Flow
- Bukalah tabung atau cawan di atas api Sterilisasi dengan filtrasi
dan jauhkan dari hidung dan mulut 1. Sterilkan alat filtrasi dan botol penampung
anda filtrat, kemudian rangkai alat tersebut
- Usahakan jangan meletakkan tutup beserta pompa vakum.
(kapas penutup) tabung reaksi di atas 2. Membran filter steril diletakkan secara
lantai/alas meja atau laminar aseptis dengan menggunakan pinset steril
- Miringkan tutup cawan Petri yang akan pada dasar penopang filter.
dibuka sebagai penghalang antara 3. Bahan yang difiltrasi dituang, kemudian
kultur dengan mulut dan hidung pompa vakum dihidupkan.
saudara 4. Filtrat yang telah tertampung di dalam
- Jangan buka tutup cawan Petri terlalu botol penampung telah steril dan siap
lebar dan terlalu lama digunakan untuk perlakuan selanjutnya.
- Bekerjalah dengan cepat
d. Saat setelah pelaksanaan : Sterilisasi dengan pembakaran
- Segera tutup semua tabung atau cawan 1. Nyalakan lampu bunsen dan atur nyala
yang masih terbuka apinya secara maksimal
- Singkirkan segera semua peralatan atau 2. Ambil jarum Ose kemudian lakukan
bahan sisa yang sudah tidak digunakan pembakaran dengan api bunsen mulai dari
lagi bagian pangkal kawat Ose secara perlahan
- Bersihkan dan keringkan segera menuju ke ujung kawat jarum Ose.
tumpahan-tumpahan media yang ada Pembakaran jarum Ose dilakukan sampai
- Sanitasi dan desinfeksi ulang ruang kawatnya merah membara.
kerja (laboratorium anda) 3. Jarum Ose yang dibakar dibiarkan dingin,
- Lepas pakaian kerja dan jas selanjutnya siap digunakan untuk
laboratorium saudara sebelum mengambil/menginokulasi mikrobia.
meninggalkan ruang kerja anda 4. Perhatikan teknik transfer aseptis seperti
yang di jelaskan di atas.
Kompetensi yang diharapkan :
1. Mengetahui berbagai cara sterilisasi ruang Sterilisasi dengan panas kering
kerja/ laboratorium dan peralatan 1. Tangkupkan cawan Petri bagian bawah dan
laboratorium. tutupnya, kemudian bungkus dengan
2. Mengetahui cara sterilisasi media kultur kertas bungkus dan susun cawan Petri (5 -
untuk mikroba 10 buah) dan ditali dengan benang kasur.
2. Ambil tabung reaksi yang masing-masing dituang, media didinginkan terlebih dahulu
ditutup dengan kapas, beberapa tabung (5- sampai suhu sekitar 45oC.
10 tabung) diikat jadi satu dan dibungkus
kertas kemudian ditali. Sterilisasi dengan teknik Pasteurisasi.
3. Pipet ukur ujung atas diberi sedikit sumbat 1. Siapkan kompor dan penangas. Isi air
kapas (agak longgar) kemudian dibungkus secukupnya. Masukkan susu ke dalam
dengan kertas payung dan diikat dengan wadah yang tahan panas. Masukkan wadah
benang kasur. tersebut ke dalam penangas.
4. Semua alat tersebut dimasukkan ke dalam 2. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 70o – 80oC
oven. selama 15-20 menit.
5. Oven dinyalakan pada suhu 175oC Dan
setelah suhu tsb. Tercapai, sterilisasi
dilakukan selama 2 jam.
6. Setelah selesai pemanasan, semua
peralatan didinginkan dan pada hari
berikutnya siap dipakai.

Sterilisasi dengan panas basah bertekanan


tinggi (autoklaf)
1. Tutup tabung reaksi yang berisi media PDA
atau NA dengan kapas, beberapa tabung
diikat jadi satu dan bagian tutupnya
dibungkus dengan kertas payung. Sisakan
satu tabung berisi media tersebut, tetapi
tidak disterilkan.
2. Isi autoklaf dengan air sampai permukaan
air di bawah ansang/keranjang autoklaf
3. Sambungkan autoklaf dengan sumber listrik
dan nyalakan autoklaf.
4. Masukkan tabung reaksi berisi media ke
dalam ansang/keranjang autoklaf
5. Tutup autoklaf dan kecangkan penutupnya
dengan kuat.
6. Atur suhu, waktu dan tekanan yang
diperlukan untuk sterilisasi. Sterilisasi
umumnya dilakukan pada 121oC dan
tekanan 1 atm. selama 15 menit
7. Tanda digital pada autoklaf menunjukkan
selama sterilisasi berlangsung. Sterilisasi
berakhir secara otomatis bila tanda telah
menunjukkan complete.
8. Pada saat akan membuka tutup autoklaf,
pastikan (check) suhu sudah turun sekitar
60C dan tekanan sudah nol.
9. Buka tutup autoklaf dan ambil media yang
telah disterilkan. Untuk media agar miring,
siapkan serbet yang telah digulung
kemudian taruh tabung berisi agar
diatasnya dengan kemiringan sekitar 30.
Untuk media dalam erlenmeyer, sebelum

Anda mungkin juga menyukai