Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN II
“TEKNIK STERILISASI”

Disusun Oleh :

NAMA : RUKMANA
STAMBUK : G 301 12 008
KELOMPOK : III (TIGA)
JURUSAN : KIMIA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika
untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi,
yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum
dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri . Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling
resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan
penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan
dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan
perebusan.
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila
panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi
panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering.
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di
laboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala
bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek
mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan
sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba
yang berkembang.
Oleh karena itu, begitu pentingnya sterilisasi dalam penelitian maka
dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik-teknik sterilisasi alat di laboratorium
mikrobiologi dan menerapkan teknik-teknik tersebut dalam melakukan
sterilisasi alat-alat laboratorium termaksud dalam percobaan ini agar
percobaan dapat berlangsung dengan baik
2. Mengetahui jenis-jenis sterilisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45
mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering,
menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan
(Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode
sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja
autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang
disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu
121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan
suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level,
jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan
perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl,
maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121 oC untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu
121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Anneke, 2011).
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang
gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu
ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api
dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel
(Anneke, 2011).
Menurut (Lay,1982), sterilisasi ada 2 jenis yaitu :
1. Sterilisasi dengan cara fisik
a. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif
singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan.
Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk
mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas
kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas:
a. Panas membara
Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam
nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu
sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b. Melidah – apikan
Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak
sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca
benda, mulut tabung dan mulut botol.
c. Udara kering
Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat
dari kotak logam, udara yang terdapat di dalamnya mendapat udara
panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu
tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan
botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap
cukup.
2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air
atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan
terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma
mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15
menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas
tiga golongan yaitu :
a. Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30
menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan
pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat
didinginkan.
b. Panas basah pada suhu 100 oC
Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10
menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari
berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati
pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada
hari kedua seteleh inkubasi pada shu 37 oC begitu pula spora yang
tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif
pada hari ketiga.
c. Panas basah >100 oC
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga
biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini
menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut
autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa,
media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
b. Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat
penyaringan yang memiliki pori–pori cukup kecil. Untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan
tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu
tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman,
ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.
c. Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai
sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi
paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar
ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat
bakterida yang baik.
2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Menurut (Lay,1982), Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi
dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan
merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disinfektan. Daya kerja
antimikroba disinfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa
contoh desinfektan yang digunakan antara lain: Desinfektan lingkungan
misalnya:
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan
etil alkohol 70%.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan
suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda
adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi
yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Autoclave yaitu alat serupa tangki
minyak yang terdapat diisi dengan uap. Medium yang disterilkan ditempatkan
didalam autoclave ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak
sedikitnya yang diperlukan untuk sterilisasi. Medium yang akan disterilkan itu
lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol agak kecil dari pada dikumpul dalam
satu botol yang besar (Black Sweet Ranger, 2008).
Pada saat melakukan sterilisasi, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh
pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga
terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan
mikroorganisme secara inversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel
(Hadioetomo, 1993).
Menurut (Lucas, 2006), Sterilisasi demikian merupakan metode yang paling
efektif dan ideal karena:
• Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua
lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga
memungkinkan terjadi koagulasi.
• Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol.
Menurut (Indra, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap
yaitu :
a. Waktu
Apabila mikroorganisme dalam jumlah besar dipaparkan terhadap uap
jenuh pada suhu yang konstan, maka semua mikroorganisme tidak akan
terbunuh pada saat bersamaan.
b. Suhu
Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara
dramatis.
c. Kelembapan
Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan
kelembapan akan menurunkan suhu yang diperlukan agar terjadi denaturasi
dan koagulasi pritein.
Menurut (Anneke, 211), adapun fungsi dari dilakukannya steriliasi tersebut
ialah :
 Agar terjamin kebersihan alat
 Menyiapkan peralatan dalam keadaan siap pakai
 Mencegah peralatan cepat rusak
 Mencegah terjadinya infeksi silang
 Sebagai penetapan akhir alat tersebut telah siap pakai
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal : Senin, 09 Desember 2013
Pukul : 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA
UNTAD
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Autoklaf 5. Laminar air flow
2. Hot Plate 6. Bunsen
3. Oven
4. Hand Sprayer
B. Bahan
1. Aluminium foil 6. Plastik tahan panas
2. Alkohol 7. Spritus
3. Aquades
4. Kertas bekas
5. Kapas
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan di sterilisasikan.
2. Membungkus masing-masing alat ( misalnya erlenmeyer, gelas kimia,
corong dan cawan petri) dengan menggunakan kapas, kertas atau
aluminium foil yang bersih secara rapat-rapat.
3. Setelah membungkus alat-alat, kemudian memasukkannya ke dalam
autoklaf bersuhu 170oC-180 oC selama dua jam.
4. Setelah dua jam, selanjutnya mengeluarkan alat-alat tersebut dari autoklaf.
5. Kemudian mendinginkan pada suhu kamar. Alat siap digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1. Autoklaf Untuk mensterilkan suatu
benda dengan menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan
tinggi.

2. oven Untuk mensterilkan alat-alat


gelas yang tahan terhadap
panas.

3. Hand untuk membersihkan tangan


Sprayer dari mikroba sebelum masuk
tangan ke inkubator

4. Hot Plate
Untuk memanaskan larutan

5. Laminar Tempat pengerjaan mikroba


air flow khususnya bakteri secara
aseptik
6. Bunsen Untuk memanaskan dan
mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari platina.

4.2 Pembahasan
Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan mikroba. Pada prinsipnya sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan
dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan
cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi
adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu
sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau
penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi
dengan cara fisik yaitu panas kering.
Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang
terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat
dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui
panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan
petri, gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat dari kaca dibungkus
dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan
kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan
disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup
dengan kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur. Setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus lagi dengan kertas. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar
alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena
pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus
dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170oC-180oC selama 1-2 jam.
Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal
ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang
mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170oC-180oC karena
panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan
uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan
waktu yang lebih panjang.
Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Bunsen yang
berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari
platina dan autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu,
plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave
juga dapat digunakan untk mensterilkan mikroba. Adapun bagian-bagian dari
autoclave adalah panik luar, panik dalam untuk meletakkan alat dan saluran
uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat
katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama
15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 2 atm. Ketika ingin menggunakan
autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang berlubang-
lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih
dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup
dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air
didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin
dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup
dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semua udara terdesak keluar dengan demikian
didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang
digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat
sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering
dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana
menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem
udara statis (Fardiaz, 1992).
Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya
dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121 oC selama 15
menit (Hadioetomo, 1985).
Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja
secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah
pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara
horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan.
Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alkohol terlebih
dahulu.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar
tidak terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain
sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan mikroba.
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik
penggunaan yang berbeda-beda.
3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik
(filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang
peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara
fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Sterilisasi
secara kimiawi yaitu menggunakan desinfektan.
4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan
untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari
platina. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas,
kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi sedangkan Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk
mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan
terhadap suhu tinggi.

5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih tertib
lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anneke. 2011. Metode Sterilisasi (http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-


sterilisasi/). Diakses pada tanggal 09 desember 2013. Palu.

Black Sweet Heart. 2008. Pengenalan alat (http:/wordpress.com/Pengenalan-alat/


Blacksweetranger’s/Blog.html). Diakses pada tanggal 09 desember 2013.
Palu.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Indra. 2008. Sterilisasi (http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/html). Diakses pada


tanggal 09 desember 2013. Palu.

James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic


version). Informa Healthcare Inc. USA.

Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta.


Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Andi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai