Kelompok 6 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang
berlimpah dalam penyusunan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini
merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata kuliah mikrobiologi umum.
Ada kebanggaan tersendiri jika kegiatan praktikum ini bisa selesai dengan
hasil yang baik. Dengan keterbatasan kami dalam membuat riset, maka cukup banyak
hambatan yang kami temui di laboratorium. Dan jika praktikum ini pada akhirnya
bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan dari banyak
pihak terkait. Untuk itu, kami sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu khususnya dosen pembimbing dan staf-staf yang membantu.
Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus
kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran
atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh kami. Kami selaku penulis
sangat berharap bahwa laporan praktikum ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja
yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Tujuan..............................................................................................................1
II. TINJUAN PUSTAKA......................................................................................2
III. METODE PELAKSANA..............................................................................5
3.1. Tempat dan Waktu...........................................................................................5
3.2. Alat dan Bahan.................................................................................................5
3.3. Prosedur Kerja..................................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil..................................................................................................................9
4.2. Pembahasan......................................................................................................11
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan......................................................................................................14
5.2. Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Agar dapat mengetahui teknik inokulasi.
Mengamati hasil inokulasi mikroorganisme.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam
5
sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan
saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml
murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh
lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3 mm. Dalam
melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan
sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin
kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
6
2. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrient dalam
cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri
yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang
terpisah-pisah (Winarni, 1997).
3. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
7
BAB III
METODE PELAKSANA
1. Ditimbang 1,1 gram pepton water, dimasukan kedalam gelas kimia 100
ml.
2. Ditambahkan aquadest sebanyak 75 ml, lalu dipanaskan sambil diaduk
sampai larut.
3. Setelah larut, larutan dituangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing
5 ml.
4. Mulut tabung reaksi ditutup dengan bundel.
5. Dibungkus dengan kertas dan diikat dengan karet (diberi nama media).
8
6. Disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121oC Selama 15 menit.
7. Diangkat dan disimpan dilemari es
o Cara membuat media PCA :
2. Bubuk media Plate Count Agar Oxoid CM 325 ditimbang sebanyak 17,5
gram kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca.
5. Botol kaca yang berisi media ditutup dengan tutup botol yang dilapisi
aluminum foil dan diikat dengan benang.
o Metode Sebar
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Dimasukkan PW ke dalam 4 tabung reaksi dan masing-masing ditutup
dengan kapas yang telah dipadatkan.
3. Dimasukkan larutan teh kombucha sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi
pertama beri label 10-1 lalu dihomogenkan.
4. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -1 lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi 10-2 dan dihomogenkan.
9
5. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -2 lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi 10-3 dan dihomogenkan.
6. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -3 lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi 10-4 dan dihomogenkan.
7. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-2, dipanaskan ujung tabung reaksi di
bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml,
dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas.
8. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen
dan diamkan hingga dingin.
9. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri
yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan
menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan
kembali.
10. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-3, dipanaskan ujung tabung reaksi di
bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml,
dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas.
11. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen
dan diamkan hingga dingin.
12. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri
yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan
menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan
kembali.
13. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-4, dipanaskan ujung tabung reaksi di
bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml,
dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas.
14. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen
dan diamkan hingga dingin.
15. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri
yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan
menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan
kembali.
10
16. Dimasukkan cawan petri ke dalam plastic dengan posisi terbalik lalu ikat
dan dimasukkan ke dalam incubator.
o Metode Tuang
1. Dipanaskan BPA di atas hotplate lalu rendam labu elenmayer yang berisi
BPA tadi hingga larutan BPA dingin atau minimal hangat kuku.
2. Diambil sampel mikroba yang telah dibuat pada metode sebar sebanyak 1
ml dari salah satu tabung reaksi baik itu yang 10-2, 10-3, dan 10-4.
3. Dipanaskan sekeliling cawan petri, lalu dituangkan sampel mikroba yang
telah diambil tadi.
4. Dituang larutan BPA yang telah dingin atau hangat kuku kira-kira sebanyak
15 ml atau sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.
5. Lalu dipanaskan sekeliling cawan petri dengan bunsen.
6. Diputar cawan petri membentuk angka 8 sebanyak 25 kali.
7. Dimasukkan ke dalam plastic, diikat lalu dimasukkan ke inkubator.
o Metode Gores
1. Biakan induk pada botol yang telah tersedia dibuka kapas penutupnya,
kemudian mulut botolnya dipanaskan sekilas pada api Bunsen.
2. Jarum oase dipijarkan pada ujungnya, kemudian biakan induk dicuil
dengan ujung jarum oase.
3. Botol biakan induk ditutup kembali, sebelumnya mulut botol dilakukan
sekilas diatas api Bunsen.
4. Biakan mikroorganisme yang berada diujung jarum oase dipindahkan
ke medium MRSA.
5. Cawan petri yang akan ditanami biakan mikroorganisme sedikit dibuka dan
didekatkan ke api Bunsen.
6. Ujung jarum oase digoreskan pada medium dengan gerakan zig-zag.
7. Medium yang telah diinokulasi biakan mikroorganisme disimpan pada
tempat yang aman. Untuk cawan petri penyimpanannya dengan posisi
terbalik, yaitu kaca penutup berada dibagian bawah.
11
8. Dimasukkan ke dalam plastic, diikat lalu dimasukkan ke dalam inkubator.
Catatan : Semua bakteri yang telah diinokulasi diinkubasi pada incubator selama 48
jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
2. PCA Sebar 10-3 10
13
4. BPA Tuang 10-4 -
4.2 Pembahasan
Dari data diatas dapat kita amati bahwa pada kami telah melakukan praktikum
inokulasi dengan 3 metode yaitu metode sebar, metode tuang, dan metode gores.
Sebelum dilakukan inokulasi harus dipersiapkan segala alat dan bahan sekaligus
harus disterilkan terlebih dahulu agar mikroba dapat tumbuh dengan baik. Dalam
melakukan proses inokulasi disarankan agar tetap menjaga alat dan bahan agar tetap
steril dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar pada saat menggores maupun
menyebar sampel teh kompucha media yang digunakan tidak pecah.
14
Mikroorganisme yang digunakan pada praktikum inokulasi dan perhitungan
mikroba adalah mikroba yang terdapat pada teh kompucha. Percobaan ini
menggunakan PCA untuk media sebar, BPA untuk media tuang, dan MRSA untuk
media gores. PCA, BPA, dan MRSA yaitu suatu media yang digunakan sebagai
tempat pengembangbiakan dan sebagai sumber nutrisi bagi mikroba. Untuk membuat
1 liter media maka dibutuhkan 3,5 gram PCA dan 12,4 gram MRSA. Praktikum ini
menggunakan kisaran 300 sel mikroba, sehingga sebelum mikroba dituang ke media
agar maka terlebih dahulu diencerkan. Pada praktikum ini digunakan mikroba hasil
pengenceran 10-2, 10-3 dan 10-4.
Inokulasi dengan metode sebar dapat digunakan untuk mendapatkan hasil
mikroba yang tumbuh dapat tersebar rata pada bagian permukaan agar. Dari data di
atas dapat diketahui hasil dari inokulasi mikroba dengan metode sebar mengahsilkan
mikroba sebanyak 6, 10, dan 180. Perhitungamn koloni bakteri dilakukan dengan cara
membagi empat cawan petri sama rata, lalu kemudian dihitung salah satu sudutnya.
Setelah diperoleh maka perhitungan yang ¼ tadi dikalikan dengan 4 agar diperoleh
berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri. Hasil menunjukkan
koloni bakteri pada pengenceran 10-2 sebanyak 6 koloni dan pada pengenceran 10-
3
sebanyak 10 koloni. Sedangkan perhitungan koloni bakteri pada pengenceran 10-4
menggunakan colony counter dan menghasilkan 180 koloni.
15
dimasukkan ke dalam cawan petri setelah itu dituang BPA yang telah dipanaskan
kira-kira sebanyak 15 ml. Penanaman agar tuang yang dimasukkan ke dalam cawan
petri sebanyak 1 ml suspensi, dimana mikroba sudah mengalami pengenceran
sebesar 10-4. Tujuan dari pengenceran tersebut adalah untuk memaksimalkan
pertumbuhan dan penggunaan mikroba pada cawan petri. Dapat dilihat pada hasil
pengamatan di atas bahwa inokulasi koloni mikroba terlihat berwarna kuning.
16
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil praktikum inokulasi dapat disimpulkan bahwa dilakukannya
penanaman bakteri pada media biakan baru bertujuan untuk menjaga
pertumbuhan bakteri agar tetap tumbuh pada fase log. Terdapat tiga metode
inokulasi yaitu metode sebar, metode tuang dan metode gores. Inokulasi
adalah kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun
jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang telah dibuat
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis
Metode sebar bertujuan untuk meremajakan mikroorganisme dan
bertujuan untuk menyimpan inoculum. Metode tuang bertujuan untuk
menghitung jumlah koloni dari suatu mikroorganisme dari sample yang di
inokulasi. Metode gores bertujuan untuk mengidentifikasi, mengisolasi, dan
memurnikan mikroorganisme.
5.2 Saran
17
3. Harus berhati-hati dalam menggrosen dan menyebar mikroba agar media yang
digunakan tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Parasitologi.Makassar:Tim Penyusun.
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf%E2%80%A6/unud-230-
https://mikrobia2.files.wordpress.com/2008/05/tinea-kapitis.pdf. Diakses 2
April 2015
18
Lampiran
o Metode Sebar :
19
o Metode Tuang :
20
o Metode Gores :
21
Lampiran : Laporan Sementara
22
23
24
25