DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 ( SESI 2)
Puji dan syukur selalu kami ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas limpahan
rahmat, rezeki serta nikmat sehat yang ia berikan kepada kita, sehingga penyusunan laporan
praktikum guna memenuhi tugas mata kuliah biomedik 1 ini dapat selesai sesuai dengan yang di
harapkan.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari
orang tua, dosen pengajar, kakak kakak dari laboraturium dan teman-teman sekalin yang tidak
bisa kami sebutkan satu per satu dalam penyusunan laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikanm dan kami berharap semoga laporan yang kami
susun ini dapat memberikan manfaat dan wawasan khususnya untuk pribadi, teman teman, dan
orang lain yang membaca laporan praktikum ini. Tidak lupa juga kami mohon maaf apabila
dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dan kekurangan – kekurangan dalam hal
penyusunan dan isi laporan, maupun kosa kata yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa
indonesia yang baik dan benar. Kami sebagai penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dan untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik dan saran sangat kami
DAFTAR ISI
Halaman judul ………………………………………………………………… ……… I
Kata pengantar ……………………………………………………………………………… II
Daftar isi ……………………………………………………………………………….. ….. III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………….
1.2 Tujuan & Manfaat ………………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Teknik pengutipan ……………………………………………………………………...
BAB III METODE PRAKTIKUM
1.1 Tempat & Waktu ……………………………………………………………………….
1.2 Alat & Bahan …………………………………………………………………………..
1.3 Prosedur praktikum …………………………………………………………………….
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
1.1 Hasil ……………………………………………………………………………………
1.2 Pembahasan ……………………………………………………………………………
BAB V PENUTUP
1.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………..
1.2 Saran ………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
melalui substrat yang disebut media. Pada saat melakukan pembuatan media hal yang harus
diperhatikan ialah bekerja secara aseptic, meliputi sterilisasi, jadi pada saat pembuatan
media dilakukan alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi sebelum digunakan
inokulasi, Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat
diterapkan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas
digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah dengan menggunakan
autoclave ,sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering dengan menggunakan oven,
medianya.. Dalam teknik pembiakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
Dapat melakukan teknik kerja secara aseptic dan dapat melakukan inokulasi dengan baik,
secara goresan maupun tusukan pada media padat, dan Mampu melakukan penanambiakan
TINJAUAN PUSTAKA
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk
melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan
sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam
kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil
kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih
dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin
mikroorganisme yaitu :
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada
masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak
dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah
penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang
mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk
bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak (Rohimat, 2002).
2.4 Macam-Macam Media
4. Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara
penusukan.
6. Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum sterilisasi dan pembuatan medium pertumbuhan bakteri ini dilaksankan pada :
3.2.1 Alat
1. Ose
2. Lampu Bunsen
3. Tabung Reaksi
4. Inkubator
5. Tisu
3.2.2 Bahan
Untuk menginokulasi mikroba, semua peralatan dan lingkungan harus steril sehingga dapat
2. Lakukan pengambilan mikroba dari cairan fermentasi kubis dan inokulasikan ke media
agar miring dan agar tegak. Pengambilan mikroba dilakukan dengan menggunakan ose
sebagai berikut :
1. Panaskan ujung ose hingga berpijar. Bagian api berwarna biru paling panas
sehingga bias memanaskan ose lebih cepat. Panaskan pula kawat baja hingga
2 Pegang tabung reaksi berisi mikroba dan tabung reaksi yang akan diinokulasi
. pada satu tangan, sementara tangan lainnya tetap memegang ose. Buka kedua
.
Ambil sample mikroba dari tabung reaksi menggunakan ose, baik ose
permukaan agar.
Saat menginokulasi ke media agar tegak dan miring, goreskan ose lingkaran
ke permukaan media agar dengan pola lurus atau zigzag secara hati-hati tanpa
ditekan sehingga tidak merusak permukaan agar. Inokulasi pada agar tegak
3. Mikroba yang telah diinokulasi selanjutnya diinkubasi selama 2 x 24 jam di dalam incubator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 HASIL
1. 10-3 1 -
2. 10-4 - 3
1.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa setiap tingkatan pengenceran yang dilakukan akan
Sedangkan pada pengenceran tingkat IV akan mendapatkan jumlah bakteri yang jumlahnya
lebih sedikit dari pengenceran tingkat I sebab zat cair dari sumbernya (yakult) sudah
mengalami pengurangan kekentalan. Maka otomatis unsur zat tersebutpun sudah berkurang.
Begitu juga dengan pengenceran tingkat II dan III akan memiliki jumlah yang sedikit dari
pengenceran tingkat I .Seperti yang dilihat dari tabel hasil pengamatan bahwa pengenceran
Untuk pengenceran tingkat IV, kelompok kami mendapatkan jumlah bakteri sebanyak 3 buah
sedangkan pengenceran tingkat III hanya mendapatkan jumlah bakteri sebanyak 1 buah.
Kenapa demikian ? sebab pada saat itu kelompok kami, mengalami kecerobohan dimana.
Larutan pengenceran tingkat IV kelompok kami, sudah kami cuci dan dibersihkan ketika
ingin
melakukan proses Spread Plate. Hal hasil, kelompok kami pun menuangkan larutan cairnya
dari yakult nya langsung. Sehingga pada pengenceran tingkat IV, kelompok kami
mendapatkan
3 buah bakteri dimana yang seharusnya lebih sedikit dari jumlah bakteri pada pengenceran
tingkat I.
Dengan demikian, dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang
di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan
NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium
NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium
PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium
yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri.
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang
dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan
vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium
dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O
Jika ada bakteri yang mampu memfermentasikan laktosa, biasanya tidak ada
warna yang terbentuk dari koloni trersebut. Contoh yang paling banyak ditemui
Media erob dan anaerob adalah media yang berfungsi untuk membedakan
antara bakteri yang dapat tumbuh dengan adanya oksigen atau dengan tidak
adanya oksigen. Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk
hidupnya. Jika tidak ada oksigen,maka bakteri ini akan mati. Bakteri aerob
menggunakan glikosa atau zat organic lainnya seperti etanol untuk dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O, dan sejumlah energy. Bakteri anaerob adalah bakteri yang
tidak membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Bakteri anaerob terdiri atas dua yaitu
anaerob fakultatif dan anerob obligat. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri
yang dapat hidup dengan baik dengan adanya oksigen atau tidak. Sedangkan
bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang sama sekali tidak membutuhkan
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Media biakkan berfungsi untuk memberikan tempat dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangbiakkan daru mikroorganisme yang ditumbuhkan.
Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sterilisasi
dilakukan bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus
seimbang jumlahnya. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Mefia dibagi menjadi 3 berdasarkan
komposisinya, yaitu alami, semi sintetik, dan sintetik. Media dibagi menjadi 3 berdasarkan
konsistensinya, yaitu cair, padat, dan setengah padat.
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Ada beberapa
metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya :
- Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose.
- Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose.
- Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate
(metode tuang), spread plate (metode sebar).
Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyiman medium pada alat atau
kontainer pada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang
menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Teknik penanaman dan isolasi mikroba sama-sama dibagi menjadi dua yaitu metode gores
(streak plate) dan metode tuang (pour plate). Metode gores adalah suatu teknik didalam
menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menstreak (menggores)
permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Sedangkan
metode tuang dilakukan dengan menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada
temperatur 50°C dengan suspensi bahan yang mengandung bakteri, dan menuangkannya ke
dalam petridishteril. Ada juga metode spead plate dengan cara meyebarkan media ke seluruh
agar.
5.2 SARAN
Sebelum alat digunakan sebaiknya alat-alat dam bahan yang akan digunakan harus
disterilkan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan
tumbuh pada tempat tersebut. Pada metode spread plate harus dilakukan secara hati-hati untuk
menghindari agar-agar terpecah. Dan semua metode dilakukan didepan atau didekat sumbu
yang menghasilkan api (bunsen).
DAFTAR PUSTAKA