Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

DASAR-DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Agustin Alfiani Putri

NIM : 20180311112

SESI : 05

KELOMPOK : 1

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Bonanza Lokanta 20180311131

2. Michelle 20180311111

3. Rizki Dwi Ramadhani 20180311117

4. Mayang Ayu Purborini 20180311129

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, penyusunan laporan praktikum Mikrobiologi Farmasi (dasar-dasar teknik mikrobiologi) ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari kritik, saran, serta bantuan yang sangat besar dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Saya ingin mengucapkan Terima Kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan moril baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
Saya dapat menyelesaikan laporan ini, yaitu :

1. Ibu Inherni Marti Abna, S. Si., M. Si.


2. Teman-teman sesi 5 praktikum yang telah menyemangati satu sama lain dan memberikan
masukkan, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan baik dalam segi isi, tata bahasa,
maupun penulisan, sehingga diperlukan segala bentuk saran maupun kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, 11 Oktober 2019

Penyusun
PERCOBAAN IV

DASAR-DASAR TEKNIK MIKROBIOLOGI

I. TUJUAN

1. Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.

2. Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.

3. Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/pewarnaan bakteri

4. Mengenal bermacam-macam mikroba di alam.

II. LANDASAN TEORI

Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktor- faktor nutrisi serta
kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob
sangat berbeda dengan yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba
tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan
mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono dkk,
1980).

Teknik-teknik isolasi mikroorganisme yaitu Streak Plate, teknik ini digunakan untuk
mengisolasi kultur murni bakteri. Jarum ose yang penuh sel bakteri di goreskan di permukaan
steril pada padatan agar media nutrisi yang terkandung dalam piring petri. Spread Plate, dalam
metode ini setetes cairan yang mengandung suspensi mikroorganisme ditempatkan di tengah
cawan petri yang berisi agar dan disebarkan di permukaan agar menggunakan batang bengkok
atau batang gelas berbentuk L. Pour Plate, dalam teknik ini suspensi mikroorganisme
ditambahkan ke tabung yang berisi agar meleleh didinginkan dengan sekitar 420C sampai
450C. Bakteri dan agar yang di tengah dicampur dengan baik dan suspensi dituang ke dalam
cawan petri steril menggunakan teknik aseptik (Atlas, 1997).

Cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis adalah dengan menghindari kontak


salah satu kultur murni, media steril, dan permukaan steril dari tempat pertumbuhan dengan
mencemari mikroorganisme. Langkah-langkah untuk mentransfer kultur dari satu tempat ke
yang lain yaitu:Flame inokulasi atau transfer loop, buka dan bakar mulut tabung kultur, ambil
beberapa pertumbuhan kultur dan transfer ke media segar, bakar mulut tempat kultur dan
kembali disegel , pijar kembali Inoklasi tersebut. Dasarnya teknik yang sama digunakan untuk
mentransfer mikroorganisme dari tempat kultur ke kaca mikroskop dan inokulasi cawan petri,
kecuali cawan tidak dipijarkan (Atlas, 1997).

Menurut (Dwijoseputro,1998) Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi


adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari mediumyang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap
steril. Hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.

Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop cahaya tanpa
pewarnaan/pengecatan atau dengan pewarnaan/pengecatan.Pengamatan tanpa pengecatan
lebih sukar dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti karena sel
bakteri atau mikroba lainnya transparan atau semi transparan.Dengan pengecatan, dapat
dilihat struktur sel mikroba lebih seksama.Fungsi pengecatan adalah a).memberi warna pada
sel atau bagian-bagiannya sehingga member kontras dan tampak lebih jelas, b). dapat untuk
menunjukkan bagian-bagian struktur sel, c). membedakan mikroba satu dengan yang lain,dan
d). menentukan pH 36 dan potensial oksidasi reduksi ekstraseluler dan intraseluler (Jutono
dkk., 1980).

Cara fiksasi yang paling banyak digunakan dalam pengecatan bakteri adalah dengan membuat
lapisan suspensi/pulasan bakteri di atas gelas benda, kemudian dikering anginkan dan
dilalukan beberapa kali di atas nyala lampu spiritus (Jutono dkk., 1980).

III. PROSEDUR KERJA


1. Teknik-teknik isolasi atau penanaman mikroba
a. Spread Plate Method (Cara Tebar/Sebar)
Alat dan bahan :
1. Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky
2. Pipet volume, lampu bunsen
3. Media NA dalam cawan petri
4. Kultur murni bakteri
5. Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%)
Cara kerja :
1. Buatlah pengenceran 10-1 – 10-6 dari kultur murni bakteri dengan larutan pengencer.
2. Ambil tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri, buka dan bakar leher
tabung.
3. Pindahkan 0,1 ml kultur bakteri secara aseptis ke permukaan media NA dalam cawan
petri.
4. Bakar spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan dingin.
5. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan biarkan sampai
permukaan agar mengering
6. Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara terbalik selama 24
jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.
7. Bandingkan pertumbuhan dari tiap-tiap pengenceran dan bandingkan
pertumbuhannya dengan hasil teknik spread plate pada percobaan 2 (sterilisasi secara
filtrasi).

b. Pour PlateMethod (Cara Tabur)


Alat dan bahan:
1. Media NA dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
2. Cawan petri steril
3. Kultur murni bakteri
4. Pipet volume, lampu bunsen

Cara kerja :
1. Dinginkan media NA dalam tabung reaksi sampai suhu ± 45 - 500C (cirinya : terasa
hangat di kulit/tidak “kemranyas‟).
2. Buka tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri, dan bakar leher botol.
3. Pindahkan 1 ml kultur murni bakteri ke dalam tabung reaksi yang mengandung NA
secara aseptis.
4. Bakar leher tabung di atas bunsen, dan tuangkan media NA yang telah mengandung
kultur murni bakteri ke dalam cawan petri.
5. Goyangkan perlahan-lahan untuk mencampur kultur bakteri dengan NA sampai
homogen.Penggoyangan petri jangan terlalu kuat. Pada saat penuangan media, petri bisa
diletakkan dalam radius maksimal 20 cm dari sumber api (zona steril)
6. Setelah agar memadat diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam. Inkubasi
terbalik dilakukan setelah agar memadat. Amati pertumbuhannya.

c. Streak PlateMethod (Cara Gores)


Alat dan bahan :
1. Media NA dalam cawan petri
2. Kultur murni bakteri
3. Jarum ose
4. Lampu bunsen

Cara kerja :
1. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. Gunakan
ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar dalam cawan petri.
2. Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada permukaan media agar dimulai
pada satu ujung. Perhatikan teknik penggoresan! (lihat Gambar 3, 4, 5, 6). Ose
disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose
dibiarkan meluncur di atas permukaan agar.
3. Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose terlebih dahulu
dan biarkan dingin.
4. Inkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati
pertumbuhannya.

2. Teknik-teknik pemindahan kultur mikroba (kultur murni)


Alat dan bahan :
1. Media NA miring dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
2. Media NA tegak dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
3. Media nutrien cair atau NB dalam tabung reaksi (hasil percobaan 1)
4. Jarum ose
5. Jarum inokulasi
6. Kultur murni bakteri
7. Lampu bunsen
8. Vortex mixer
Cara kerja :
1. Siapkan media NA dan NB hasil percobaan 1 (media NA miring, media NA tegak dan
media NB/cair). Pemindahan kultur mikroba dilakukan satu persatu untuk masing-masing
media.
2. Longgarkankan tutup dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media (jangan di
lepaskan!).
3. Pegang tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri di tangan kiri.
4. Pegang jarum ose pada tangan kanan dan bakar di atas nyala lampu bunsen hingga
kawat memijar.Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal ke ujung sampai
memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat!
5. Pegang ose menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gunakan jari kelingking untuk
membuka tutup tabung reaksi (tutup tabung reaksi tetap dipegang seperti posisi semula).
6. Bakar mulut tabung reaksi, masukkan jarum ose dan ambil 1 ose biakan bakteri.
7. Bakar kembali mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali.
8. Ambillah tabung reaksi yang akan diinokulasi dengan tangan kiri, dengan cara yang
sama buka tutup tabung reaksi, dan bakar mulut tabung reaksi.
9. Inokulasikan biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi dengan cara goresan
zigzag pada permukaan NA miring.
10. Bakar mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali, kemudia bakar ose
11. Beri label : tanggal percobaan, nama bakteri, teknik pemindahan dan nama kelompok
12. Lakukan dengan cara yang sama untuk media nutrient cair/NB menggunakan jarum
ose dan media agar tegak secara tusukan tegak lurus menggunakan jarum inokulasi
13. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya

3. Teknik-teknik pembuatan pulasan bakteri


Alat dan bahan :
a. Gelas benda
b. Jarum ose
c. Lampu Bunsen
d. Label preparat
e. Aquades steril
f. Kultur murni bakteri
g. penjepit gelas benda
Cara kerja :
1. Labellah gelas benda yang kering dan bersih. Sterilkan jarum ose dengan
memijarkannya pada nyala bunsen dan dinginkan.
2. Jika kultur dalam bentuk cair (suspensi), ambillah 1 ose penuh dan letakkan di tengah-
tengah gelas benda dan ratakan seluas ± 1 cm2
3. Jika kultur dalam medium padat, ambillah dengan jarum ose satu bagian kecil kultur
dan letakkan di tengah gelas benda yang sebelumnya telah diberi aquadest steril dan
ratakan
4. Biarkan kering dengan mengangin-anginkan gelas benda
5. Fiksasi pulasan bakteri dengan melewatkan di atas nyala bunsen (hati-hati, jangan
sampai terlalu kering/gosong), tergantung jenis pengecatannya.
6. Pulasan bakteri siap untuk diwarnai

IV. HASIL

- Penimbangan sampel - Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Dihomogenkan menggunakan votex - sampel setelah diinkubasi


- Jumlah koloni - Pemindahan jamur kedalam agar miring

- Jamur yang tumbuh di agar miring - Pengecatan/pewarnaan

- Jamur oncom
V. PEMBAHASAN

Dalam praktikum dasar-dasar teknik mikrobiologi ini bertujuan untuk mempelajari


cara pembuatan media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media untuk
pertumbuhanmikroba., mempelajari macam-macam teknik sterilisasi, mempelajari cara-cara
pemindahanmikroba secara aseptis, mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman
mikroba, mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/pewarnaan
bakteri, serta mengenal bermacam-macam mikroba alam. Pada praktikum kali ini media yang
digunakan adalah NA dan PDA. NA yang berbentuk padat, kandungan dalam media NA
adalah agar, ekstrak daging, dan pepton yang berfungsisebagai sumber nutrisi dan sumber
nitrogen untuk bakteri, sedangkan agar berfungsi untuk memadatkan media. PDA merupakan
salah satu media yang baik digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu
berupa cendawan/fungsi, bakteri, maupun sel mahluk hidup. Media PDA merupakan jenis
media biakan dan memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar merupakan
paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan.

Teknik yang dipakai untuk pembiakan mikroba adalah spread plate dan pour plat.
Kelompok 1 membawa sampel berupa dahak dan oncom. Langkah awal yang dilakukan
adalah menimbang oncom sebanyak 1 gram lalu dimasukkan ke dalam mortar lalu di tumbuk
dan ditambahkan aquadest sebanyak 1 ml. Setelah itu dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditutup dengan aluminium foil. Untuk dahak diencerkan dengan aquadest lalu dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Setelah jadi sampel dari oncom dan dahak dilakukan pengenceran.
Sampel yang sudah dibuat tadi dipipet sebanyak 1 mil dan dipindahkan ke tabung reaksi yang
sudah berisi aquadest steril sebanyak 9 ml lalu di vortex dan di labeli 10-1, selanjutnya di pipet
lagi dari tabung 10-1 sebanyak 1 ml dan masukkan ke dalam tabung yang kedua lalu di votex
kembali dan labeli 10-2. Lalu di pipet kembali dari tabung 10-2 sebanyak 1 ml dan masukkan
kedalam tabung ketiga, divortex kembali dan labeli 10-3. Kita hanya melakukan pengenceran
sebanyak 3 kali dan pengenceran ketiga ini yang dipakai untuk isolasi. Pengenceran oncom
dan dahak harus dibedakan agar tidak tertukar.

Untuk teknik spread plate media dimasukkan kedalam cawan petri ditunggu sampai
medianya membeku lalu dimasukkan sampelnya dan ratakan menggunaka spreader. Dan
untuk teknik pour plate sampel dimasukkan terlebih dahulu setelah itu dimasukkan medianya
agar sampelnya merata letakkan cawan petri di meja dan goyangkan perlahan agar sampel
merata. Setelah itu inkubasikan secara terbalik selama 24 jam, setelah 24 jam akan terbentuk
koloni dan koloninya dihitung. Tapi pada kelompok kami koloni bakterinya tidak terlalu
banyak jadi tetapi pada jamur koloniny sangat banyak. Setelah dihitung koloninya mikroba
yang ada di dalam cawan petri dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media agar
miring, dipindahkan di dalam ruang terpisah secara aseptis dan di diamkan selama 2 hari.
Setelah 2 hari akan dilakukan pengamatan mikroskopis pada media agar miring yang berisi
jamur dari oncom. Siapkan 5 objek glass, lampu bunsen, jarum ose, media agar miring yang
sudah ditumbuhi jamur dan metilen blue lalu amati dibawah mikroskop. Setelah diamati
dibawah mikroskop jamur kelompok kami terkontaminasi jamur roti. Tetapi kelompok kami
mendapatkan juga jamur oncomnya.

Jamur yang diamati kelompok kami terasuk pada kelompok :

 Kingdom : fungi
 Filum : Ascomycota
 Kelas : Sordariomycetes
 Ordo : Sordariales
 Famili : Sordariaceae
 Genus : Neurospora
 Spesies : Neurospora sitophila
Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas,serta
bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakanciri-ciri khas kapang
ini. Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan
penting terutama dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah
dimanfaatkan untuk membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa
Barat. Nama Neurospora berasal dari kata neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan
pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom termasuk dalam kelompok
kapang (jamur berbentuk filamen). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara
seksualnya, jamur oncom masuk kedalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah
diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur
oncom masukke dalam golongan Ascomycota.
Siklus hidup Neurospora sitophila :
- Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
- Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan
membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
- Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang
menghubungkan askogonium dan anteridium.
- Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga
terjadi plasmogami.
- Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang
dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti
tetapi tetap berpasangan.
- Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium
yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp.
Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid
dikariotik.
- Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
- Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus
sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika
jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa
yang baru. sedangkan perkembangbiakan secara aseksual dengan
pembentukan konidia.

Reproduksi Neurospora sitophila :

Jika Neurospora sitophila jenis (+) bertemu dengan Neurospora sitophila jenis
(-), maka terjadilah perkembang-biakan seksual kemudian terbentuklah askus yang
berisi askospora. Askus-askus ini tubuh di dalam tubuh buah yang disebut peritesium
. Tiap askus mengandung 8 askospora.

VI. KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pemindahan mikroba harus dilakukan
secara aseptis agar mencegah adanya kontaminasi mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
Hal ini dilakukan dengan cara meminimalisir adanya kontaminan dengan mendekatkan media
pada lampu Bunsen saat pemindahan bakteri. Teknik-teknik isolasi mikroba yang digunakan
adalah spread plate dan pour plate. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk
menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Untuk memperoleh biakan murni.
Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainny. Teknik
isolasi harus dilakukan dengan steril agar tidak terkontaminasi oleh mikroba dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Atlas, Ronald M. 1997. Principles of microbiology. 2thed.. Dubuque. Iowa: Wm.

C. Brown Publishers.

Dwidjoseputro. (1998). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Jutono, dkk.1980. Pedoman praktikum Mikrobiologi umum (Untuk Perguruan Tinggi).

Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai