Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM BIOLOGI/MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


ENUMERASI

Oleh :
Kelompok 2
Nama :
Yane Amelia Gustiani
NIM :
082001800070
Nama Asisten :
1. Keitta Religia Imaniar
2. Indira Prajna Paramita

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, berkat rahmat dan
hidayah-nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan
praktikum dan penulisan laporan lengkap dasar-dasar ilmu yang di dapat.
Dengan selesainya laporan lengkap praktikum dasar-dasar ilmu yang telah
diberikan, praktikan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen, asisten
pembimbing, dan semua pihak atas segala bimbingan,petunjuk,saran-saran yang
sangat berharga kepada praktikan sejak pelaksanaan praktikum sampai dengan
penulisan laporan lengkap ini.
Dalam penulisan dan penyusun laporan ini mungkin masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kemampuan
praktikan atau praktikum.
Semoga tuhan yang maha pengasih membalas segala budi baik dan jasa
bapak, ibu, para asisten serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
laporan.

Jakarta, 16 November 2019

Penyusun
Yane Amelia Gustiani
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4

BAB III ALAT,BAHAN,DAN CARA KERJA ........................................................ 6

3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 6

3.2 Cara Kerja ................................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 9

4.1Hasil Pengamatan ......................................................................................... 9

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 24

BAB V SIMPULAN .................................................................................................. 27

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................28
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Faktor Biotik Antagonisme ................................. 6


Tabel 3.2 Alat dan Bahan Faktor Biotik Sinergisme..................................... 6
Tabel 3.3 Cara Kerja Faktor Biotik Antagonisme ......................................... 7
Tabel 3.4 Cara Kerja Faktor Biotik Sinergisme ............................................ 8
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Faktor Biotik Antagonisme ............................. 9
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sinergisme Kaldu Sukrosa .............................. 13
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sinergisme Kaldu Laktosa ................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme tumbuh dengan berkoloni setiap persebaran pertumbuhan
mikroba tergantung dari pengenceran yang dilakukan semakin sering pengeceran
dilakukan makan persebaran mikroorganimse akan semakin terlihat. Pengenceran ini
dilakukan dengan perhitungan 10n dimana n adalah pengenceran keberapa.
Perhitungan mikroorganisme tidak dihitung secara per-sel namun per-koloni sehingga
dalam perhitungan didapatkan beberapa cara yang berbeda dengan jenis
mikroorganisme yang berbeda-beda juga. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi ada
suatu hal mendasar yang juga perlu diperhatikan yaitu analisia kualitatif terhadap
suatu bahan. Suatu analisis ini Sangat penting untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme yang ada pada suatu sampel tertentu mengandung banyak
mikroorganisme atau sebaliknya.
Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan enumerasi mikroorganisme
dalam hal ini dapat dilakukan baik dengan perhitungan langsung terhadap suatu
sampel yaitu salah satunya dengan alat bantu mikroskop, maupun dengan cara tidak
langsung yaitu dengan beberapa metode perhitungan. Dalam percobaan ini akan
dibahas secara lebih lanjut mengenai bagaimana cara perhitungan jumlah sel yang ada
di dalam suatu medium yang mana umumnya digunakan untuk uji mikrobiologi
bahan pangan yaitu metode perhitungan secara langsung, dan dapat kita terapkan
pada sampel pengujian salinitaasi lingkungan sehingga dengan demikian diharapkan
kita akan lebih memahami tentang bagaimana prosedur perhitungan yang baik.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk
mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada
dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba
tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu. Untuk
mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan
metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang
digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi
bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode
baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada
cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan kaca objek
atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan
(turbidimetri) menggunakan spektrofotometer dan metode jumlah perkiraan terdekat.
Dalam percobaan ini praktikan perlu berhati-hati dan steril agar tidak terjadi
kontaminan, begitu juga dengan alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan
steril,serta di harapkan praktikan dapat memahami dan mengerti cara menumbuhkan
dan menghitung bakteri dengan baik dan benar.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Enumerasi Pertumbuhan Mikroba adalah
1. Menentukan jumlah bakteri (koloni)
2. Mengetahui cara penentuan jumlah bakteri menggunakan lempeng pembiakan
(plate count).
3. Menentukan jumlah mikroba baik yang mati maupun yang hidup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu
jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad yang bersel
tunggal, pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertumbuhan jumlah individu.
Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilakan pertambahan jumlah sel
bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak, pembelahan sel tidak menghasilakn
pertambahan jumalah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan
atau pertambahan besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikroba harus
dibedakan antara pertumbuhan masing-masin individu sel dan pertumbuhan
kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono,2006)
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit
waktu. Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner, fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi
umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan
penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. (Sofa, 2008)
Perhitungan bakteri secara langsung, ada beberapa cara perhitungan secara
langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruan hitung (counting
chamber). (Sutedjo, 1991)
Enumerasi mikroba dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan menghitung
jumlahnya tanpa ditumbuhkan terlebih dahulu dalam suatu medium, dalam teknik ini
semua sel mikroba baik yang hidup maupun yang mati akan terhitung. Untuk
melakukan enumerasi mikroba dalam suatu bahan seringkali diperlukan pengenceran
bertingkat.( Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008)
Perhitungan bakteri secara tidak langsung, Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Sutedjo, 1991).
1. Berdasarkan kekeruhannya, Mikroba dalam suatu bahan cair dapat
dideteksi berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan sel bakteri didalam suatu medium
cair akan meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah sinar
yang dapat ditransmisikan menembus medium(Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A.
Suprihadi, 2008).
2. Berdasarkan jumlah lempeng total (plate count).
Berdasarkan lempeng total, Cara ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk
menentukan jumlah mikroba yang masih hidup, berdasarkan jumlah koloni yang
tumbuh. Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel secara seri, dengan kelipatan
1 : 10. Masing-masing suspensi pengenceran ditanam dengan metode tuang (pour
plate) atau sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan
membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah koloni
dalam cawan petri dapat digunakan alat ’colony counter’ yang biasanya dilengkapi
dengan pencatat elektronik. (Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008).
Istilah pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme
yang lainnya dan biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel
dan bukanlah dilihat. Dari pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut.
Suatu proses pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa yang
melebihi dari yang ada di dalam inokulum asalnya (Volk, 1985). Sebelum kita dapat
mengevaluasi atau menafsirkan respon pertumbuhan bakteri dalam berbagai media
atau pada kondisi yang berbeda- beda kita harus menyatakan pertumbuhan secara
kualitatif. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, istilah pertumbuhan ini ditafsirkan
dalam berbagai cara. Sebagai contoh mungkin dalm suatu perangkat tertentu dari
kondisi pembiakan di nilai sama sebaiknya karena bakteri melakukan pertumbuhan
yang relatif cepat pada stadium awal, tetapi panen sel total akhirnya belum tentu
sebanyak yang di dspat pada perangkat yang lainnya (Pelczar, 1986).
Tersedia banyak teknik di dalam laboratorium untuk mengukur pertumbuhan
bakteri tersebut. Alat- alat yang ada tersebut berkisar dari peralatan yang masih
sederhana seperti sebuah kaca objek dengan olesan yang diwarnai. Selain itu terdapat
pula metode- metode yang lain dalam pengukuran pertumbuhan bakteri, misalnya
dengan metode hitung cawan, pengukuran kekeruhan dari suatu suspensi, pengukuran
dengan menggunakan membran atau filter molekuler dan penentuan berat (Volk,
1985).
Suatu bakteri dapat dihitung secara elektronik yaitu dengan cara memasukkan biakan
melalui lubang yang sangat kecil pada alat penghitung partikel counter. Alat
penghitung yang semacam ini dapat dipakai secara rutin memecah sel darah, namun
dapat pula disesuaikan untuk memecah bakteri (Volk, 1985). Akan tetapi, bukanlah
laju pertumbuhan bakteri yang tepat melainkan ada atau tidaknya pertumbuhan
bakteri yang akan menjadi perhatian. Adapun cara yang dilakukan untuk
menentukannya, yaitu hanyalah dengan melihat biakan. Suatu medium cair akan
berubah menjadi keruh sedangkan medium yang padat paada umumnya akan
memperlihatkan pertumbuhan, baik itu pada permukaan dari medium maupun di
dalam medium tersebut (Hadioetomo, 1996).
Penetapan jumlah bakteri di dalam suatu populasi bakteri mungkin saja akan
mengalami hambatan. Hal ini karena tidak semua sel yang ada di dalam suatu biakan
itu mampu untuk hidup secara trus- menerus. Jadi dalam perhitungan ini maka yang
dianggap sebagai sel hidup adalah sel yang membentuk koloni di dalam medium
biakan atau dapat juga digunakan bakteri yang mampu membentuk suspensi di dalam
medium biakan. Sel- sel yang mampu hidup terus adalah yang dihitung dengan
berbagai metode untuk menetapkan jumlah selnya. Pada jumlah total sel, maka ikut
dihitung semua sel yang tampak atau yang dapat dihitung dengan cara yang lainnya,
sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat akan ikut terhitung (Indra, 2008).
Untuk menentukan jumlah bakteri yang ada di dalam suatu medium maka dapat
digunakan beberapa cara sebagai berikut (Lay, 1994):
• Jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell counts). Pada cara ini di hitung semua
bakteri yang ada di dalam suatu medium biakan baik yang hidup maupun yang mati.
• Jumlah bakteri yang hidup (Viable count). Cara ini hanya menggambarkan jumlah
sel yang hidup saja, sehingga lebih tepat jika dibandingkan dengan cara yang pertama
tadi.
Koloni yang tumbuh di dalam suatu medium itu tidaklah selalu berasal dari
satu sel mikroorganisme, karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk
berkelompok atau berabtai. Bila ditumbuhkan pada suatu medium dengan lingkungan
yang sesuai, maka kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan satu koloni saja.
Berdasarkan hal tersebut sering kali digunakan istilah Colony Forming Units (CFU)
yang digunakan untuk perhitungan jumlah mikroorganisme hidup (Dwidjoseputro,
1996).
Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan
pengenceran. Di dalam laboratorium, pengenceran di lakukan dengan botol
pengenceran seperti lazimnya pada SPC, namun dapat pula menggunakan tabung
reaksi. Pada pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih dahulu dikocok
dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran sel dapat membantu
untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang benar. Namun
pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah
koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo, !996).
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang
mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel
yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke
mediumnya (metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati
koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30-
300 koloni (Gobel, 2008).
Adapun prinsip dari metode hitung cawan ini adalah jika sel jasad renik yang
masih hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat di lihat langsung dan
dihitung dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan
sebagainya. Metode hittung cawan ini merupakan cara yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah jassad renik karena beberapa hal yaitu (Ferdiaz, 1992):
• Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
• Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
• Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatu jassad renik yang mempunyai penampakan
yang spesifik.
Selain dengan cara tidak langsung seperti yang telah dijelaskan di atas,
perhitungan jumlah mikroorganisme di dalm suatu medium dapat juga dilakukan
secara langsung, dimana dengan metode ini jumlah mikroorganisme tersebut dapat
ditentukan langsung dengan menggunakn alat bantu berupa mikroskop, Colony
counter dan hemasitometer. Adapun keuntungan penggunaan hemasitometer adalah
penggunaannya yang tidak memakan waktu banyak dan juga biaya. Sedangkan
kelemahan dari penggunaan hemasitometer adalah tidak dapat membedakan antara
sel hidup dan sel mati, kesulitan dalam perhitungan bakteri yang berukuran kecil
karena tidak dapat dibantu dengan minyak imersi, hanya dapat dibantu dengan tween
80%(bahan anti gumpal (Gobel, 2008).
BAB III
ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Enumerasi

Tabel 3.1.1 Alat dan Bahan Metode Plate Count

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Tabung
- - Sampel - Secukupnya
reaksi
2. Cawan petri - - Aquades - Secukupnya
3. Colony
- 1 - - -
counter

Tabel 3.1.2 Alat dan Bahan Metode Hemocytometer

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Hemocytometer - 1 Alkohol - -
2. Mikroskop - 1 Aquades - -
3. Larutan
Vortex - 1 - -
Trypan Blue
4. Tabung Reaksi - 1 - - -
5. Gelas Beker - 1 - - -

Tabel 3.1.3 Alat dan Bahan Metode Filtrasi

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Pompa vakum - 1 Sampel - -
2. Colony counter - 1 Medium EMB - -
3. Erlemeyer - 1 - - -
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
4. Penjepit - 1 - - -
5. Membran filter - 1 - - -

Tabel 3.1.4 Alat dan Bahan Metode Berat Kering

No Nama
Nama Alat Ukuran Jumlah Konsentrasi Jumlah
Bahan
1. Sentrifuga - 1 Sampel - -
2. Oven - 1 Aquades - -
3. Cawan petri - 1 - - -
4. Neraca
- 1 - - -
Analitik
5. Aluminium
- Secukupnya - - -
foil
6. Tabung reaksi -

Tabel 3.1.5 Alat dan Bahan Metode Spektrofotometer

No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Spektrofotometer - 1 Sampel - -
2. Cuvet - 1 Aquades - -
3. Erlemeyer - 1 - - -

3.2 Cara Kerja


Cara kerja yang digunakan untuk praktikum Enumerasi

Tabel 3.2.1 Cara Kerja Metode Plate Count


No Cara Kerja Gambar
1. Plate Count
- Pengenceran, masing-masing
dituangkan sebanyak 1 ml ke dalam
cawan petri. Pada saat penuangan bahan
yang sudah diencerkan dilakukan dekat
api
- Ke dalam cawan petri dimasukkan
Plate Count Agar cair sebanyak 20 ml
pada suhu kurang lebih 40o C.
- Medium diaduk perlahan agar bahan
pengenceran dan agar nutrisi homogen.
- Cawan petri berisi Plate Count Agar
dan bahan pengenceran yang sudah
beku, diinkubasi selama 24 jam dengan
suhu 37o C
- Setelah 2 hari (48 jam) diamati dan
dihitung jumlah koloni tersebut

Tabel 3.2.2 Cara Kerja Metode Hemocytometer

No Cara Kerja Gambar


2. Hemocytometer
- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan 100 ml biakan bakeri cair
menggunakan pipet mikron ke dalam
ultra plane.
- Campurkan dengan larutan trypan blue
sebanyak 100 ml menggunakan cover
glass yang ditempatkan di bagian
tengah ultra plane.
- Amati dengan mikroskop, hitung
viable (warna bening) pada lima titik
utama yang terlihat pada ultra plane.
Akan didapat konsentrasi sel dalam
sel/ml

Tabel 3.2.3 Cara Kerja Metode Filtrasi


No Cara Kerja Gambar
3. Filtrasi
- Pasang selang vakum ke lubang
erlenmeyer fisik
- Letakkan kertas saring
- Letakkan corong buncher dengan
penjepit
- Nyalakan Vakum, masukan cairan
alga ke dalam corong
- Setelah filtrasi, ambil kertas saring
yang terdapat filtrasi mikroalga
- Masukkan kertas saring tersebut ke
dalam media EMB

Tabel 3.2.4 Cara Kerja Metode Berat Kering

No Cara Kerja Gambar


3. Berat Kering
- Masukkan sampel mikroba ke dalam
tabung
- Tabung yang berisi sampel tersebut
dimasukkan ke dalam sentrifuga
- Pisahkan air dengan endapan mikroba
- Masukkan ke dalam cawan petri.
diamkan selama 48 jam
- Kerik Sampel yang telah didiamkan
selama 48 jam
- Kumpulkan sampel yang telah dikerik
- Lalu timbang di atas timbangan

Tabel 3.2.5 Cara Kerja Metode Spektrofotometer

No Cara Kerja Gambar


3. Spektrofotometer
- Cuci cuvet dengan air menggunakan
aquades
- Masukkan larutan mikroalga ke dalam
cuvet
- Nyalakan spektrofotometer, masukkan
No Cara Kerja Gambar
3. cuvet ke dalam spektrofotometer
-Tekan tombol start pada
spektrofotometer, hasil akan tertera
pada layar komputer
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Perhitungan Waktu Generasi/Reproduksi Bakteri


𝑡
G= 𝑏
3,3 log( )
𝐵

G : waktu generasi
t: selang waktu antara pengkuran jumlah sel
B : populasi awal
b : populasi pada waktu tertentu
sejumlah 1000 sel bakteri setelah 4 jam di dalam medium bertambah
jumlahnya menjadi 100.000 bakteri. Hitung waktu generasi dalam jam, lalu
konersikan ke dalam menit.
4
G= 100.000 = 0.61 jam = 36.6 menit
3,3 log( )
1000

4.1.2 Perhitungan Fase Kurva/Populasi Sel


Nt = No x 2𝑛
Ket :
Nt : jumlah sel
t: waktu pertumbuhan
No: jumlah sel mula-mula
2 : bilangan tetap
4.1.3 Perhitungan Agar Plate Count
1
Jumlah koloni / ml = Jumlah koloni per cawan x 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
1
= 59 x10^−3
= 59.000 cell/ml
4.1.4 Perhitungan Hemocytometer
1. Rata-rata
𝐵𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖
2. Rata-rata sel hidup
𝑆𝑒𝑙 𝐵𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘
3.Fakta pengenceran
𝐹𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘
4. Konsentrasi
Rata-rata bakteri sel hidup x
Faktor pengenceran x105
4.1.5 Perhitungan Spektrofotometer
y=A+Bx
Dimana :
Y: nilai absorbansi
X : jumlah koloni
A + B : nilai konstanta larutan standar
4.2 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai