Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

NAMA LENGKAP : Rafael Erlangga Dwilasnovri

NIM : 208114171

HARI PRAKTIKUM : Kamis, 25 Februari 2021

GOLONGAN : D1

KELOMPOK :2

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2021
ACARA II

TEKNIK INOKULASI DAN PENGENCERAN SUSPENSI BAKTERI

1.TUJUAN:

1) Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.

2) Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.

3) Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk


pengecatan/pewarnaan bakteri

4) Mengenal bermacam-macam mikroba di alam

2.PERTANYAAN PENUNTUN (disertai sitasi dari sumber yang diambil)

a) Jelaskan perbedaan isolasi dan inokulasi bakteri!

 Isolasi mikroorganisme adalah suatu upaya pemindahan mikroba diluar


dari lingkungan alamiahnya untuk mendapatkan biakan murni. Pemisahan
mikroorganisme dari lingkungan bertujuan untuk memperoleh biakan
murni yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya. Prinsip
dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang terdapat pada suatu substrat atau lingkungan
sekitarnya (Yunilas,2017).

 Penanaman bakteri (inokulasi) adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari


medium yang lama ke medium yang baru. Pekerjaan ini memerlukan
ketelitian dalam keadaan steril baik alat maupun ruanganya yang
digunakan untuk inokulasi bakteri di dalam laboratorium. Keadaan yang
steril ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan (Tujiyanta,2016).
b) Jelaskan prinsip dasar dan tujuan teknik isolasi mikroba secara streak plate,
pour plate dan spread plate!

 Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara


menginokulasi kultur mikroba dengan cara dipulas atau disebar
padapermukaan media agar padat. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan biakan kultur mikroba (Yusmaniar dkk,2017).

 Teknik ini dilakukan menginokulasi medium agar yang sedang mencair


pada temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung
mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril (Yusmaniar
dkk,2017).

 Teknik streak plate dalam isolasi koloni bakteri dilakukan dengan cara
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada
permukaan media agar padat. Cara ini dasarnya ialah menggoreskan
suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar
yang sesuai pada cawan petri (Yusmaniar dkk,2017).

c) Apa yang dimaksud dengan kultur murni/biakan murni?

Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal . Proses pemurnian dilakukan untuk memisahkan
mikroba dari koloninya sehingga mempermudah proses identifikasi
(Damayanti, 2013).

d) Jelaskan karakteristik pertumbuhan mikroba dalam media padat dan media


cair?

 Media Padat : Pada umumnya media ini dipergunakan untuk


menumbuhkan bakteri maupun jamur. Pada media lempeng agar pada
umumnya digunaka untuk mengisolasi mikrooorganisma oleh karena
pada media ini akan tumbuh isolat atau koloni-koloni bakteri dan
jamur yang diduga ada dalam sampel yang kita kultur. Dengan
demikian kita dapat mengidentifikasi secara makroskopis isolate
mikroorganisma tersebut (Suarjana dkk,2017).

 Media Cair : Media cair pada umumnya dipergunakan untuk melihat


sifat pertumbuhan bakteri seperti keruh uniform, membentuk endapan
berpasir atau membentuk untaian rambut atau caput medusa (Suarjana
dkk,2017).

3. SKEMA KERJA:

a. Spread Plate Method

Alat dan bahan :

1) Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky

2) Pipet volume, lampu Bunsen

3) Media NA dalam cawan petri

4) Kultur murni bakteri

Cara Kerja

Pengenceran dibuat 10-1 – 10-6 dari kultur murni bakteri dengan larutan
pengencer.

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri diambil, dibuka dan leher
tabung dibakar.

0,1 ml kultur bakteri secara aseptis dipindahkan ke permukaan media NA dalam


cawan petri.

Spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alcohol dibakar lalu dibiarkan
dingin.
Kultur bakteri disebarkan dengan spreader secara merata dan dibiarkan sampai
permukaan agar mongering.

Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya agar diinkubasi secara terbalik


selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.

Pertumbuhan dibandingkan dari tiap-tiap pengenceran

b. Pour Plate Method

Alat dan bahan :

1) Media NA dalam tabung reaksi

2) Cawan petri steril

3) Kultur murni bakteri

4) Pipet volume, lampu bunsen

Cara Kerja :

Media NA didinginkan di dalam tabung reaksi sampai suhu ± 45 - 500C (cirinya :


terasa hangat di kulit/tidak ‘kemranyas’).

Tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri dibuka dan leher botol
dibakar.

1 ml kultur murni bakteri dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung


NA secara aseptis.
Leher tabung dibakar di atas bunsen, dan media NA yang telah mengandung
kultur murni bakteri dituangkan ke dalam cawan petri.

Cawan petri perlahan-lahan digoyangkan untuk mencampur kultur bakteri


dengan NA sampai homogen.Penggoyangan petri jangan terlalu kuat. Pada saat
penuangan media, petri bisa diletakkan dalam radius maksimal 20 cm dari sumber
api (zona steril).

Setelah agar memadat diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam.
Inkubasi terbalik dilakukan setelah agar memadat. Amati pertumbuhannya.

c. Streak Plate Method

Alat dan bahan :

1) Media NA dalam cawan petri (hasil percobaan 1)

2) Kultur murni bakteri

3) Jarum ose

4) Lampu bunsen

Cara kerja :

Jarum ose dipanaskan hingga memijar di atas bunsen, kemudian didinginkan.


Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar
dalam cawan petri.

1 ose kultur murni bakteri diambil dan digoreskan pada permukaan media agar
dimulai pada satu ujung. Perhatikan teknik penggoresan!
Ose disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu
menggores ose dibiarkan meluncur di atas permukaan agar.

Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, ose dipijarkan terlebih
dahulu dan dibiarkan dingin.

Diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati
pertumbuhannya.

d. Penanaman Mikrobia dari alam sekitae

Alat dan Bahan :

1) Media NA dalam cawan petri

2) Kultur murni bakteri

3) Cotton bud steril

4) Lampu Bunsen

Cara Kerja :

Cotton bud steril diambil dan dimasukkan ujungnya pada akuades steril dan
disentuhkan pada permukaan yang diinginkan. Setelah itu sentuhkan cotton bud
pada permukaan media agar dalam cawan petri dengan bentuk zig zag.

Diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati
pertumbuhannya.
e. Teknik Pemindahan Kultur Mikroba

Alat dan Bahan :

1) Media NA miring, NA tegak, NB

2) Jarum ose

3) Jarum inokulasi

4) Kultur murni bakteri

5) Lampu bunsen

6) Vortex mixer

Cara Kerja :

Pemindahan kultur mikroba dilakukan satu persatu untuk masing-masing media.

Tutup dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media dilonggarkan (jangan
di lepaskan!).

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni dipegang bakteri di tangan kiri.

Jarum ose dipegang pada tangan kanan dan dibakar di atas nyala lampu bunsen
hingga kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal
ke ujung sampai memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat!

Ose dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gunakan jari kelingking
untuk membuka tutup tabung reaksi (tutup tabung reaksi tetap dipegang seperti
posisi semula).
Mulut tabung reaksi dibakar dan jarum ose dibakar lalu ambil 1 ose biakan
bakteri.

Mulut tabung reaksi dibakar kembali dan tabung reaksi ditutup kembali.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dengan tangan kiri, dengan cara
yang sama tutup tabung reaksi dibula, dan mulut tabung reaksi dibakar.

Biakan bakteri pada tabung reaksi diinokulasikan dengan cara goresan zigzag
pada permukaan NA miring.

Mulut tabung reaksi dibakar dan tabung reaksi ditutup kembali, kemudian bakar
ose.

Beri label : tanggal percobaan, nama bakteri, teknik pemindahan dan nama
kelompok.

Dengan cara yang sama dialakukan untuk media nutrien cair/NB menggunakan
jarum ose dan media agar tegak secara tusukan tegak lurus menggunakan jarum
inokulasi.

Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.


4. HASIL PRAKTIKUM:

1) Hasil Penanaman Bakteri di NA Miring, NA Tegak, dan NB


a. Hasil Penanaman di NA Miring

Cara Kerja :
Jarum ose di sterilikan terlebih dahulu menggunakan lampu Bunsen

Penutup tabung reaksi berisi mikroba di buka penutupnya dan jarum ose
dimasukkan dan cukup mengenai pada bagian permukaannya saja

Penutup tabung reaksi berisi mikroba ditutup kembali

Penutup tabung reaksi berisi Na miring di buka dan jarum ose dimasukkan ke
dalamnya dengan cara zigzag dari bawah hingga atas
Jarum ose dibakar kembali pada lampu bunsen

b. Hasil Penanaman di NA Tegak

Cara Kerja :
Jarum inokulasi disterilikan terlebih dahulu menggunakan lampu Bunsen

Penutup tabung reaksi berisi mikroba di buka penutupnya dan jarum inokulasi
dimasukkan dan cukup mengenai pada bagian permukaannya saja

Penutup tabung reaksi berisi mikroba ditutup kembali


Penutup tabung reaksi berisi Na tegak di buka dan jarum inokulasi dimasukkan ke
dalamnya dengan cara ditusuk

Jarum inokulasi dibakar kembali pada lampu Bunsen

c. Hasil Penanaman di NB
Cara Kerja:

Jarum ose di sterilikan terlebih dahulu menggunakan lampu bunsen

Penutup tabung reaksi berisi mikroba di buka penutupnya dan jarum ose
dimasukkan dan cukup mengenai pada bagian permukaannya saja.

Penutup tabung reaksi berisi mikroba ditutup kembali.

Penutup tabung reaksi berisi Nb dibuka dan jarum ose dimasukkan ke dalamnya
untuk
Penanaman dengan cara disebar.

Jarum ose dibakar kembali pada lampu bunsen.

2) Streak Plate Jurnal Kelompok 1

 Judul Jurnal : Isolasi, Identifikasi, dan Aktivasi Bakteri Endofit Daun


Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Staphlycoccus aureus
 Penulis : Diah Poppy Utami, Mahyarudin, dan Mistika Zakiah
 Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
antibakteri dari bakteri endofit daun kemangi (O. basilicum) terhadap
bakteri S. aureus.
 Tujuan metode streak plate : Isolasi bakteri endofit daun kemangi
(O.basilicum L.) dilakukan dengan metode penanaman langsung dan
pemurnian isolat dilakukan dengan menggunakan metode streak plate.
Isolat yang memiliki potensi antibakteri diuji dengan metode difusi cakram
terhadap S. aureus. Identifikasi bakteri endofit berdasarkan morfologi
koloni, morfologi sel dan uji biokimia.
 Daftar Pustaka : Utami, D. P, 2017. ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN
AKTIVITAS BAKTERI ENDOFIT DAUN KEMANGI (Ocimum
basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus. Jurnal Mahasiswa
PSPD FK Universitas Tanjungpura, 4(1), 5-31.

3) Streak Plate Jurnal Kelompok 2

 Judul jurnal : VEGETABLE WASTE AS ALTERNATIVE


MICROBIOLOGICAL MEDIA FOR LABORATORY AND INDUSTRY
 Penulis : Dr. Chanda V. Berde dan Dr. Vikrant B. Berde
 Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
limbah sayuran sebagai media kultur.
 Tujuan metode streak plate : Dalam pengujian ini metode sreak plate
digunakan untuk mengisolasi Bacillus sp., Sarcina sp., Pseudomonas
aeroginosa, Candida albicans, dan Saccharomyces cerevisiae.
 Daftar Pustaka : Berde, Chandra, V., Vikrant, B., Berde, 2015. Vegetable
Waste as Alternative Microbiological Media for Laboratory and Industry.
World Jurnal of Pharmacy anda Pharmaceutical Sciences, 4(5), 1488-
1494.

4) Pour Plate Jurnal Kelompok 3

 Judul jurnal : Isolasi Bakteri Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air


Limbah Industri Tekstil
 Penulis : N. Handayani, Moenir M., Setianingsih N., dan Malik R.
 Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah koloni
bakteri selulolitik pada ilium ayam kampung.

 Tujuan metode pour plate : Metode pour plate digunakan untuk


mengisolasi bakteri selulolitik dengan menggunakan media BHM-CMC
agar. Koloni bakteri selulolitik yang tumbuh kemudian dilakukan
pengamatan morfologi koloni (warna, posisi, pinggiran, dan diameter
koloni), diameter zona bening, penghitungan jumlah total bakteri dan
pewarnaan Gram

 Daftar Pustaka : Handayani, N., Moenir, M., Setianingsih, N., Malik, R.,
2016. Isolasi Bakteri Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air Limbah
Industri Tekstil. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
JRTPPI, 7(1), 39-46.

5) Pour Plate Jurnal Kelompok 4

 Judul Jurnal : Peningkatan Resistensi Kultur Bakteri Staphylococcus


aureus terhadap Amoxicillin Menggunakan Metode Adaptif Gradual
 Penulis : Agustina Setiawati
 Tujuan Penelitian : Penelitian ini didesain untuk membuat metode yang
dapat digunakan untuk membuat kultur Staphycoccus aureus (S. aureus)
yang resisten terhadap amoxicillin.
 Tujuan metode pour plate : Metode streak plate dalam jurnal ini digunakan
untuk menentukan nilai MIC dan MBC dari hasil uji aktivitas anti bakteri
secara luas dan padat.
 Daftar Pustaka : Setiawati, A., 2015. Peningkatan Resistensi Kultur
Bakteri Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin Menggunakan
Metode Adaptif Gradual. Jurnal Farmasi Indonesia, 7 (3), 191-193.

6) Spread Plate Jurnal Kelompok 5

 Judul jurnal : Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Cabai Jawa
(Piper retrofacum) terhadap pertumbuhan candida albicans
 Penulis : Evi Rosyida Sari dan Estu Retnaningtyas Nugraheni
 Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antifungi dari ekstrak etanol daun cabai jawa (P. retrofractum) terhadap
pertumbuhan jamur C. albicans, menentukan sifat antifungi ekstrak etanol
daun cabai jawa terhadap pertumbuhan jamur C. albicans, dan mengetahui
kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun cabai jawa yang
berperan sebagai antifungi.
 Tujuan metode spread plate : Metode spread plate dalam pengujian ini
digunakan supaya jamur uji dapat tersebar merata dalam media agar.
 Daftar Pustaka : Sari, E., Nugraheni, E., 2013. Uji aktivitas antifungi
ekstrak etanol daun cabai jawa (Piper retrofractum) terhadap pertumbuhan
candida albicans. Biofarmasi , 11(2), 36-42.

7) Spread Plate Kelompok 6

 Judul Jurnal : ISOLASI DAN KARAKTERISASI ISOLAT KONSORSIUM


BAKTERI LAHAN PERTANIAN SEBAGAI POTENSI DEGRADASI PESTISIDA
PROPOXUR

 Penulis : Ahmad Qi Sahlan, Endang Kusdiyantini , Sri Pujiyanto.

 Tjuan Penelitian : Isolasi dan karakterisasi isolat konsorsium bakteri lahan


pertanian sebagai potensi degradasi pestisida propoxu. Isolasi dilakukan
dengan cara spread plate dan dilakukan pengamatan karakteristik
morfologi koloni. Isolat yang didapat diuji potensinya terhadap propoxur
dan perannya dalam konsorsium.

 Tujuan metode spread plate : Isolasi Bakteri dilakukan dari Konsorsium


KSR dalam medium cair NFMS+Propoxur. Satu ml kultur KSR
diencerkan secara berjenjang. Pengenceran yang dilakukan
dihomogenkan dengan vortex Kultur bakteri ditumbuhkan dengan metode
spread plate ke dalam medium NA+Propoxur di cawan petri. Kultur
diratakan mengunakan speader hingga merata dan diinkubasi selama 24
jam dengan suhu 30ºC.

 Daftar Pustaka : Sahlan, dkk. 2014. ISOLASI DAN KARAKTERISASI


ISOLAT KONSORSIUM BAKTERI LAHAN PERTANIAN SEBAGAI
POTENSI DEGRADASI PESTISIDA PROPOXUR. Jurnal Biologi, 3(3),
33-38.

8) Diskusi
 Semua alat yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu.
 Penanaman media NA miring menggunakan jarum ose dengan cara
digores secara zigzag dari bawah hingga keatas.
 Penanaman media NA tegak menggunakan jarum inokulasi dengan
cara ditusuk dengan arah tegak lurus pada media.
 Penanaman media NB dengan menggunakan jarum ose dengan
disentuh ke media.
 Warna keruh yang terjadi pada media NB menunjukkan adanya
mikroba yang tumbuh dalam media tersebut.
 Metode Streak Plate (Cara Gores) memiliki beberapa cara
penggoresan yaitu dengan Goresan Sinambung, Goresan T, dan
dengan lebih banyak Sektor (kuadran). Dibagi menjadi beberapa
bagian/kuadran untuk mendapatkan koloni tunggal. Untuk
melakukan teknik streak plate ke beberapa bagian/kuadran, jarum
ose selalu disterilkan (setiap pindah daerah/kuadran lainnya)
menggunakan lampu bunsen.
 Pada teknik inokulasi mikroba, untuk jamur dan bakteri
perbedaannya hanya di alatnya saja. Pada saat menginokulasikan
jamur kita menggunakan jarum enten sedangkan saat menginokulasi
bakteri kita menggunakan jarum osce dan inokulasi. Namun untuk
langkah kerjanya sama.
 Serial dilution menggunakan pipet ukur dengan dipasangkan
glassfirm/pipet pump kemudian dipindahkan ke cawan petri (setiap
cawan petri harus berisi media).

5. PERTANYAAN DISKUSI

a) Mengapa pada waktu inkubasi cawan petri harus diletakkan terbalik?

Agar saat diinkubasi, uap air yang menempel pada tutup cawan petri
tidak menetes ke bawah mengenai media yang dapat mengkontaminasi
mikroba yang akan diamati. Saat cawan petri di balik, media tidak akan jatuh
mengenai media, karena media sudah memadat dan menempel pada cawan
petri (Waluyo, 2010).

b) Bagaimana teknik penggoresan yang benar pada teknik isolasi secara streak
plate agar supaya didapatkan koloni bakteri terpisah?

Cara penggoresannya adalah dengan membagi media menjadi 3 ruang yang


menyerupai huruf T. Ruang pertama yang paling besar digores paling rapat
dari ruang yang lain, lalu jarum ose dipijarkan. Gores zig-zag jarum ose pada
ekor goresan terakhir nya saja, lalu tanpa menyangkut jarum ose, goresan
secara zig-zag dengan jarak yang lebih renggang, lalu jarum ose dibakar lagi.
Terakhir pada ruang ke-3, gores jarum ose pada ekor goresan ruang ke-2 ,
tanpa mengangkut jarum ose, lanjutkan menggores zig-zag pada ruang ke-3
tersebut. Pada ruang ke-3 tersebutlah yang akan didapatkan koloni terpisah
( Sunarmi, 2018).

6. DAFTAR PUSTAKA:

Berde, Chandra, V., Vikrant, B., Berde, 2015. Vegetable Waste as Alternative
Microbiological Media for Laboratory and Industry, World Jurnal of
Pharmacy anda Pharmaceutical Sciences, 4(5), 1488-1494.

Damayanti, A., 2013, Identifikasi dan Isolasi Mikroba Kontaminan pada Kultur
Anggrek Cattleya serta Pengaruhnya pada Pertumbuhan Kultur Anggrek
Genus Cattleya dan Dendrobium. Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang, Indonesia.

Handayani, N., Moenir, M., Setianingsih, N., Malik, R., 2016. Isolasi Bakteri
Heterotrofik Anaerobik Pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil.
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri JRTPPI, 7(1),
39-46.

Sahlan, dkk. 2014. ISOLASI DAN KARAKTERISASI ISOLAT KONSORSIUM


BAKTERI LAHAN PERTANIAN SEBAGAI POTENSI DEGRADASI
PESTISIDA PROPOXUR. Jurnal Biologi, 3(3), 33-38.

Sari, E., Nugraheni, E., 2013. Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun cabai
jawa (Piper retrofractum) terhadap pertumbuhan candida albicans.
Biofarmasi , 11(2), 36-42.

Setiawati, A., 2015. Peningkatan Resistensi Kultur Bakteri Staphylococcus aureus


terhadap Amoxicillin Menggunakan Metode Adaptif Gradual. Jurnal
Farmasi Indonesia, 7 (3), 191-193.

Suarjana, I.G.T., I Nengah, K.B., Hapsari, M., Ketut, T., 2017, Modul Isolasi dan
Identifikasi Bakteri. Universitas Udayana, Bali, pp. 1.

Sunarmi, J.Y., 2018. Usaha 4 Jenis Jamur Rumah Tangga. Penebar Swadaya,
Semarang.
Tujiyanta, 2016, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian. Universitas
Tidar, Magelang, pp. 9.

Utami, D. P, 2017. ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS BAKTERI


ENDOFIT DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP
Staphylococcus aureus. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas
Tanjungpura, 4(1), 5-31.

Waluyo, L., 2010. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press,
Malang.

Yunilas, 2017, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Peternakan. Universitas


Sumatera Utara, Medan, pp. 20.

Yusmaniar, Wardiyah, Khairun, N., 2017, Mikrobiologi dan Parasitologi.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 31-32.

Yogyakarta, 3Maret 2021

Asisten praktikum Praktikan

Tanggal ACC: 25 Februari 2021

(Rafael Erlangga Dwilasnovri)

Anda mungkin juga menyukai