Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

NAMA LENGKAP : Misael Rey Jonathan


NIM : 208114053
HARI PRAKTIKUM : Selasa, 23 Februari 2021
GOLONGAN : A2
KELOMPOK : 06

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2021
ACARA II
TEKNIK INOKULASI DAN PENGENCERAN SUSPENSI BAKTERI

1.TUJUAN:
1. Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.
2. Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.
3. Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/pewarnaan bakteri
4. Mengenal bermacam-macam mikroba di alam

2. PERTANYAAN PENUNTUN (disertai sitasi dari sumber yang diambil)


a) Jelaskan perbedaan isolasi dan inokulasi bakteri!
Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang
berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi
dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Sedangkan Inokulasi sendiri artinya
adalah proses pemindahan bakteri dari media lama ke media yang baru (contoh: media tanah
ke media agar) (BALINGTAN, 2021)
b) Jelaskan prinsip dasar dan tujuan teknik isolasi mikroba secara streak plate, pour plate
dan spread plate!
1. Teknik streak plate merupakan teknik isolasi koloni bakteri dengan cara dengan cara
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media
agar padat (Yusmaniar, dkk, 2017).
Tujuan: Teknik streak plate ini digunakan untuk mengisolasi koloni bakteri dari
kultur sel campuran (Sanders, 2012).
2. Teknik pour plate teknik ini dilakukan dengan cara menginokulasi medium agar yang
sedang mencair pada temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung
mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. (Yusmaniar, dkk, 2017).
Tujuan: Metode pour plate / tuang dapat digunakan untuk memperoleh biakan murni
(Damayanti, dkk , 2020).
3. Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba dengan cara dipulas atau disebar pada permukaan media agar padat.
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. (Yusmaniar, dkk,
2017).
Tujuan: Metode spread plate (cawan sebar) dapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah bakteri dalam satua sel (Damayanti, dkk , 2020).
c) Apa yang dimaksud dengan kultur murni/biakan murni?
Biakan murni merupakan bakteri yang berada dalam kondisi dormansi (istirahat) dan
belum terkontaminasi mikroorganisme lainnya (Duma, 2017).
d) Jelaskan karakteristik pertumbuhan mikroba dalam media padat dan media cair
Media Padat: Karakteristik pertumbuhan mikroba pada media padat mengacu pada
bentuk, warna, tepian dan elevasi koloni mikroba (bakteri).
Media cair: Adanya pertumbuhan mikroba (bakteri) pada media cair yaitu setelah di
inkubasi, ditandai dengan kekeruhan dari media.
(Kabense, dkk, 2019)

3. SKEMA KERJA:
1. Teknik - Teknik Pemindahan Kultur Mikroba
Alat dan bahan:
a. Media NA miring, NA tegak, NB
b. Jarum ose
c. Jarum inokulasi
d. Kultur murni bakteri
e. Lampu bunsen
f. Vortex mixer
Cara kerja:
Siapkan Media hasil percobaan disiapkan kemudian pemindahan kultur mikroba dilakukan
satu persatu untuk masing-masing media.

Tutup dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media dilonggarkan terlebih dahulu
jangan sampai melepas tutup.

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri dipegang di tangan kiri.

Jarum ose dipegang pada tangan kanan dan dibakar di atas nyala lampu bunsen hingga kawat
memijar. Prosedur pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal ke ujung sampai memijar,
sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat.

Jarum ose dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, jari kelingking digunakan untuk
membuka tutup tabung reaksi dengan kondisi tutup tabung reaksi tetap dipegang seperti
posisi semula.
Mulut tabung reaksi dibakar, Jarum ose dimasukkan kedalam tabung dan diambilah 1 ose
biakan bakteri.

Mulut tabung reaksi dibakar kembali dan tabung reaksi ditutup kembali.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dengan tangan kiri, dengan cara yang sama
tutup tabung reaksi dibuka, dan mulut tabung reaksi dibakar.

Biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi, diinokulasikan dengan cara digoreskan zigzag
pada permukaan NA miring.

Mulut tabung reaksi dibakar dan ditutuplah tabung reaksi kembali, kemudian ose dibakar.

Kemudian media diberi label dengan dituliskan tanggal percobaan, nama bakteri, teknik
pemindahan dan nama kelompok.

Dilakukan dengan cara yang sama untuk media nutrien cair/NB menggunakan jarum ose dan
media agar tegak secara tusukan tegak lurus dengan penggunaan jarum inokulasi.

Media diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati pertumbuhannya.

2. Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba

a) Spread plate method (cara tebar/sebar)


b) Streak platemethod (cara gores)
c) Pour plate method (cara tabur)

a) Spread Plate Method (Cara Tebar/Sebar)


Alat dan bahan:
a. Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky
b. Pipet volume, lampu bunsen
c. Media NA dalam cawan petri (hasil percobaan 1)
d. Kultur murni bakteri
e. Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%)
Cara kerja:
Dibuatlah pengenceran 10-1 – 10-6 dari kultur murni bakteri dengan larutan pengencer.

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri diambil, kemudia dibuka dan leher
tabung dibakar.

Diambil 0,1 ml kultur bakteri secara aseptis kemudian dipindahkan ke permukaan media NA
dalam cawan petri.

Spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alcohol dibakar, kemudian didiamkan
biarkan hingga dingin.

Kultur bakteri kemudian ditebarkan dengan spreader secara merata dan biarkan sampai
permukaan agar mengering.

Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam
pada suhu kamar dan pertumbuhannya diamati.

Setelah itu pertumbuhannya dibandingkan dari tiap-tiap pengenceran.


b) Pour Plate Method (Cara Tabur)
Alat dan bahan:
a. Media NA dalam tabung reaksi
b. Cawan petri steril
c. Kultur murni bakteri
d. Pipet volume, lampu bunsen
Cara kerja:
Media NA dalam tabung reaksi didinginkan sampai suhu ± 45 - 500C, dengan cirinya terasa
hangat di kulit/tidak ‘kemranyas’).

Tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri dibuka, dan leher botol dibakar.
Kultur murni bakteri sebanyak 1 ml dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung
NA secara aseptis.

Leher tabung dibakar di atas bunsen, dan Media NA yang telah mengandung kultur murni
bakteri dituangkan ke dalam cawan petri.

Kemudian cawan petri digoyangkan perlahan-lahan untuk mencampur kultur bakteri dengan
NA sampai homogen. Dalam penggoyangan, cawan petri digoyangkan tidak terlalu kuat.
Pada saat penuangan media, petri bisa diletakkan dalam radius maksimal 20 cm dari sumber
api (zona steril).

Setelah agar memadat, diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam. Inkubasi terbalik
dilakukan setelah agar memadat. Kemudian pertumbuhannya diamati.
c) Streak Plate Method (Cara Gores)
Alat dan bahan:
a. Media NA dalam cawan petri (hasil percobaan 1)
b. Kultur murni bakteri
c. Jarum ose
d. Lampu bunsen
Cara kerja:
Jarum ose dipanaskan terlebih dahulu hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan.

Kemudian ose yang telah didinginkan tadi digunakan untuk menggores pada permukaan
media agar dalam cawan petri.

Kultur murni bakteri 1 ose diambil dan digoreskan pada permukaan media agar dimulai pada
satu ujung.

Ose disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose
dibiarkan meluncur di atas permukaan agar.
Setiap kali ose digoreskan untuk kuadran berikutnya, ose dipijarkan terlebih dahulu dan
dibiarkan dingin.

Kemudian diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan diamati
pertumbuhannya.
3. Penanaman mikrobia dari alam sekitar
Alat dan bahan:
a. Media NA dalam cawan petri
b. Kultur murni bakteri
c. Cotton bud steril
d. Lampu bunsen
Cara kerja:
Cotton bud steril diambil, lalu dimasukkan ujungnya pada akuades steril dan kemudian
disentuhkan pada permukaan yang diinginkan.

Setelah itu cotto bud disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri dengan
bentuk zig zag.

Kemudian diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati
pertumbuhannya.
4. Penanaman NA miring
Pertama, loop inokulasi dan bagian pegangan bawah disterilisasi.

Tutup tabung dibuka, loop inokulasi diambil dan permukaan koloni disentuh menggunakan
loop.

Tabung ditutup penutup tabung.

Tutup tabung yang diinginkan untuk diinokulasi dibuka.

Loop inokulasi diambil dan ditaruh di bagian bawah slant, digores bolak balik dengan loop
inokulasi ditarik ke atas.
Tutup tabung ditutup kembali.

Loop disterilisasi.

Tabung diletakkan didalam inkubator.

Di pertemuan selanjutnya, harus ditemukannya pertumbuhan di dalam tabung.

5. Penanaman NA tegak
Jarum inokulasi dipegang di tangan kanan dan disterilkan dengan dibakar pada nyala api
hingga kawat memijar.

Jarum inokulasi dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan jari kelingking
digunakan untuk membuka tutup tabung reaksi.

Mulut tabung reaksi dibakar, jarum inokulasi dimasukkan kedalam tabung reaksi, sentuh
permukaan miring dan ambil sedikit sampel yang ingin diinokulasi.

Mulut tabung reaksi dibakar kembali dan tabung reaksi ditutup kembali.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dengan tangan kiri dengan cara yang sama
dibuka tutup tabung reaksi, dan dibakar mulut tabung reaksi.

Biakan bakteri diinokulasikan pada tabung reaksi inokulasi dengan cara ditusuk tegak lurus
ke bagian bawah tabung dan ditarik lurus keluar tabung.

Tabung inokulasi dibakar kembali sebelum ditutup dan jarum inokulasi juga disterilkan
dengan dibakar sebelum diletakkan kembali
6. Penanaman NB
Mikroorganisme pada rak tabung reaksi diambil.
Kemudian jarum ose dipegang di tangan kanan dan disterilkan dengan dibakar pada nyala api
bunsen hingga kawat memijar.

Jarum ose dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan jari kelingking
digunakan untuk membuka tutup tabung reaksi secara miring.

Jarum ose dimasukkan ke dalam tabung dan menyentuh permukaan koloni

Tabung reaksi ditutup kembali.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dengan tangan kiri.

Tutup tabung reaksi dibuka dan masukkan jarum ose kedalam untuk menyuntikkan kaldu.

Kemudian cairan dikocok maju mundur.

Tutup kembali tabung reaksi dan tempatkan di rak tabung reaksi.

Jarum ose disterilkan kembali diatas bara api bunsen dimulai dari bagian ujung dan sedikit ke
pangkal.

7. Serial dilution
Sebanyak 5 tabung reaksi yang sudah diisi 9 ml NaCl 0,9% disiapkan.

Pada tabung yang sudah diukur dengan spektrofotometer dilakukan pengambilan sampel
sebanyak 1 mL menggunakan mikropipet.

Sampel sebanyak 1 mL dipindahkan ke dalam tabung pengenceran ke-1 yang sudah diisi 9 ml
NaCl 0,9%, lalu dihomogenkan.
Pada tabung pertama, lakukan kembali pengambilan sampel dan dipindahkan sebanyak 1 mL
ke dalam tabung pengenceran ke-2 yang sudah diisi 9 ml NaCl 0,9%, lalu dihomogenkan
kembali.

Proses dilanjutkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan cara dipindahkan
sampai tabung pengenceran terakhir.
(Djunaidy dkk, 2020)

4. HASIL PRAKTIKUM:
a. Penanaman di NA miring.

Pada gambar percobaan penanaman mikroba di atas ini menggunakan media NA


miring. Dapat dilihat adanya bakteri yang tumbuh secara zig zag. Slant adalah media kultur
yang berisi agar yang ditempatkan di dalam tabung yang mempunyai tutup. Cairan media
kultur di autoklaf ketika dikeluarkan dari autoklaf ditempatkan di papan sehingga mengeras
dan memiliki permukaan yang miring. Dilakukannya inokulasi slant dengan bakteri dalam
slant lain.
b. Penanaman di NA tegak

Pada gambar percobaan penanaman mikroba di bawah ini menggunakan media NA


tegak. Dapat dilihat adanya bakteri yang tumbuh di sepanjang garis lurus tusukan
c. Penanaman di NB 
Pada gambar percobaan penanaman mikroba di atas ini menggunakan media NB
(Nutrient Broth). Gambar a merupakan NB steril yang terlihat jernih dibandingkan dengan
NB non steril pada gambar b, c, dan d. Hal ini dikarenakan NB steril tidak terdapat kultur
bakteri, sedangkan NB non steril diberi kultur bakteri murni. Terkait tingkat kekeruhannya
dipengaruhi oleh seberapa banyak kultur bakteri yang terdapat pada media NB.  
d. Penanaman secara streak
Prosedur cara menggores untuk mengisolasi bakteri yang akan dilakukan adalah
prosedur goresan T. Disebut goresan T karena cawan petri yang mengandung media kultur
diambil, lalu di bawah permukaannya diberi tanda T menggunakan spidol. Terdapat 3 area
yang terpisah, area atas adalah area 1, area kanan bawah adalah area 2, dan area kiri bawah
adalah area 3. Akan digunakan tabung reaksi yang mengandung bakteri didalam cairan yang
disebut kaldu dan dikenal sebagai kaldu kultur campuran karena ada beberapa jenis bakteri
yang terdapat didalam tabung. 
e. Penanaman secara spread
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode
ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-sel
mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap,
sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni
terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat
dihitung. 
f. Penanaman secara pour 
Cara ini dasarnya ialah menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada
temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya
ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di
permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut
g. Serial dilution
Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat
pengenceran tergantung pada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan
perbandingan 1:9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran selanjutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran
sebelumnya. Pada praktikum, dilakukan pengenceran 10-1 dan hasilnya didapatkan jumlah
koloni bakteri yang besar karena berdasarkan teori, semakin banyak pengenceran maka
jumlah mikroba berkurang (Yunita, dkk, 2015).
Tugas tambahan 
K6 : spread plate 

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total mikrobia jamu serbuk kemasan dan
tanpa kemasan produksi Banjarmasin 
 Metode Spread plate digunakan untuk mengetahui total mikrobia jamu serbuk
kemasan dan tanpa kemasan dalam inkubasi 24 jam, 72 jam, dan 7 hari 
 Sari R. I., Dewi S. S., Wilson W., 2020.Total Mikrobia Jamu Serbuk Kemasan Dan
Tanpa Kemasan Produk Banjarmasin. Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol 11(1), 9
5. PERTANYAAN DISKUSI
a) Mengapa pada waktu inkubasi cawan petri harus diletakkan terbalik?
Cawan petri diletakkan terbalik agar uap air yang terbentuk selama inkubasi tidak jatuh
pada permukaan medium sehingga tidak mempengaruhi hasil pengamatan (Tandah, 2016). 
b) Bagaimana teknik penggoresan yang benar pada teknik isolasi secara streak plate
Teknik penggoresan yang benar agar didapatkan koloni bakteri terpisah yaitu dengan
menggunakan jarum ose. Pertama-tama langkah yang dilakukan yaitu mensterilkan jarum ose
dengan memijarkan dari pangkal sampai ujung jarum dengan bunsen lalu dimasukkan ke
tabung reaksi berisi kultur murni bakteri. Langkah berikutnya yaitu jarum ose digores di
permukaan agar dari kuadran 1 lalu disambung ke kuadran II dan disambung ke kuadran III.
Sehingga pada kuadran I akan diperoleh goresan yang tebal dan semakin tipis ketika sudah
menuju kuadran III. Dari perkembangan ini akan didapat koloni bakteri yang terpisah
(Willey, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

BALINGTAN, 2021. Inokulasi dan Pembiakan Bakteri.


http://balingtan.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/729-inokulasi-
danpembiakan-bakteri#:~:text=Inokulasi%20sendiri%20artinya%20adalah
%20proses,menyediakan%20keadaan%20lingkungan%20yang%20tepat. Diakses
tanggal 18 Februari 2021.
Damayanti, N. W. E., dkk., 2020. Perbedaan Jumlah Bakteriuri Pada Wanita Lanjut Usia
Berdasarkan Kultur Mikrobiologi Menggunakan Teknik Cawan Tuang Dan Cawan
Sebar Meditory, Vol 8(1), 1-4.
Djunaidy, V. P., Putri, D. K. T., Setyawardhana, R. H. D., 2020. Pengaruh Kitosan Sisik Ikan
Haruan (Channa striata) terhadap Jumlah Koloni Interaksi Streptococcus sanguinis dan
Streptococcus mutans secara In Vitro. Dentin, 4(3), 103.
Duma, Tri Harsono., 2016. Pengaruh Media Starter Dari Daging Nanas, Bonggol Nanas Dan
Kulit Nanas Terhadap Kualitas Nata De Coco Jurnal Biosains, Vol 2(1), 17-21.
Kabense, R., dkk., 2019. Penapisan Bakteri Proteolitik Yang Bersimbiosis Dengan Alga
Gracillaria Sp, Jurnal Ilmiah Platax, Vol 7(2), 413-418.
Puspitasari, F., D, Maya, S., dan Nengah, D., K., 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Aerob Proteolitik dari Tangki Septik Jurnal Sains Dan Seni Its Vol 1(1), 1-4.
Sanders, E., 2012. Aseptic Laboratory Techniques: Plating Methods Journal of Vizuallized
Experiments, 63, 1-18.
Tandah, M. R., 2016. Daya Hambat Dekokta Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap Bakteri Escherichia coli. Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol. 2(1), pp. 1-5. 
Willey, J. M., Sherwood, L. M., Wolverton, C. .J., 2014. Presscott’s Microbiology 9th
Edition stil: New York P 2, 60-66, 158-159.
Yusmaniar, Wardiyah, Nida, K. 2017. Bahan Ajar Farmasi Mikrobiologi dan Parasitologi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Edisi 17. Hal 31-32.
Yunita, M., Yusuf, H., Rini, Y., 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan
Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count)
Dengan Metode Pour Plate, Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol.
3(3), 237-248.

Yogyakarta, 23 Februari 2021


Asisten praktikum Praktikan
Tanggal ACC:
(C. Andika Wisan Dewangga) (Misael Rey Jonathan)

Anda mungkin juga menyukai