Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI
“PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP”

KELOMPOK 6 :
HERLIANTI 21013224
THEBY KHARISMA P. 21013230
CITRA SURYA NINGSI B. 21013270
WENNY AGRYANI 21013229
YUVITA 21013240
NINDI 21013250

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Praktikum 1
I.3 Prinsip Praktikum 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
II.1 Pengertian Mikroskop 2
II.2 Sejarah Mikroskop 2
II.3 Jenis-Jenis Mikroskop 2
II.4 Bagian Mikroskop dan Fungsinya 2
BAB III METODE KERJA 3
III.1 Waktu danTempat Praktikum 3
III.2 Alat dan Bahan 3
III.3 Cara Kerja 3
III.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 3
BAB IV PEMBAHASAN 4
BAB V PENUTUP 5
V.1 Kesimpulan 5
V.2 Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Panca indera manusia memiliki kemampuan yang sangat
terbatas dalam mengamati benda atau objek berukuran mikro. Oleh
karena itu kita membutuhkan alat bantu untuk membantu kita
mengamatinya salah satunya Mikroskop. Mikoroskop berasal dari
Bahasa Yunani: micro = kecil dan scopein = melihat adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar agar terlihat dengan jelas struktur penyusun objek tersebut.
Orang yang pertama kali menggunakan mikroskop adalah
Antony Van Luenhouk dalam bentuk sederhana pada bidang
mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hanz dan Z Jensen telah
menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop
ganda. Kita sekarang tidak lagi harus menemukan mikroskop, tetapi
kita hanya perlu mengetahui bagaimana untuk menggunakannya dan
merawatnya.
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop.
Bagian optic, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa
okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek,
dan sumber cahaya. Tujuan mikroskop cahaya dan electron adalah
menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar.

I.2 TujuanPraktikum
1. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan gabus
2. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan jagung
3. Untuk mengetahui bagian-bagian irisan bawang merah
4. Untuk mengetahui bagian-bagian kentang
5. Untuk mengetahui bagian-bagian bengkoang
6. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada guntingan Koran

I.3 PrinsipPraktikum
Lensa objek akan membentuk bayangan benda yang bersifat
nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif
akan di tangkap sebagai benda oleh lensa okuler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Mikroskop


Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek yang
sangat kecil untk d lihat dengan mata telanjang. Mikroskkop berasal
dari bahasa Yunani : Micron=kecil dan Scopos=tujuan. Mikroskop
bisanya di gunakan oleh para dokter. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan mengunakan alat ini. Kata Mikroskopik bererti sangat
kecil, tidak muda terlihat oleh mata. Mikroskop di bedakan menjadi 2
jenis yaitu Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron.
(Puja Laksana : 2019)
II.2 Sejarah Mikroskop
Ilmu pengetahuan tentang mikroskop diperkirakan dimulai
Ketika beberapa nenek moyang kita pada masa prasejarah memungut
suatu kepingan bulat batu kristal atau keeping vulkanis dan melihat
benda-benda lain diperbesar oleh batu kaca itu. Kita tahu bahwa
selama ribuan tahun manusia telah berusaha bagaimana cara
memperluas kekuatan penglihatannya dengan pertolongan alat yang
dapat memperbesar benda yang dilihat. Para pemahat kuno di Timur
Tengah menggunakan bola kaca yang diisi dengan air untuk
memperbesar benda-benda yang sedang dipahatnya. Bulatan batu
kristal digunakan dengan cara yang sama. Lensa baca yang
sederhana banyak terdapat dalam masa Kekaisaran Romawi.
Perkembangan dalam bidang ini lambat selama berabad-abad
berikutnya. Namun, pada akhir abad XVI penggosokan lensa telah
menjadi salah satu seni yang sangat maju.
Mendekati akhir abad XVI, suatu kejutan besar terjadi Ketika
seorang ahli optik berkebangsaan Belanda menggabungkan beberapa
lensa untuk membuat mikroskop gabungan yang dikenal untuk
pertama kalinya. Perbaikan dalam lensa dan rancangan peralatannya
dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya yang berlangsung sampai
sekarang. Ilmu pengetahuan tentang mikroskop masih terus
berkembang sebagaimana sebelumnya.
Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh Zaccharis Janssen
dan Hans, seorang tukang kacamata dari Belanda. Selanjutnya pada
tahun 1610, Galileo, seorang ahli fisika modern astronomi
menggunakan mikroskop untuk mengamati gejalah alam. Beberapa
tahun kemudian Antonie Van Leuwenhoek dari Belanda membuat
mikroskop dengan satu lensa yang dapat membesarkan objek yang
diamati sampai 300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan Inggris
meneliti serangga dan tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan
sel-sel kecil gabus.
Antony Ven Leeuwenhoek orang yang pertama kali
menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada
bidang mikrobiologi. Mikroskop berasal dari kata ‘mikro’ yang berarti
kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang
berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesr dari benda-
benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.
Penemuan kuman Antony Van Leeuwenhoek lahir di Delft,
Negeri Belanda, Dia berasal dari keluarga kalangan menengah dan
hampir sepanjang hidupnya menjadi pegawai pemerintahan.
Penemuan Leeuwenhoek membuat mikroskop sendiri. Beliau sama
sekali bukan penggosok lensa professional dan belum pernah
mendapat didikan khusus di bidang itu. Namun demikian, keahlian
yang dikembangkan amat luar biasa, jauh melampaui kebiasaan para
professional pada saat itu.
Leeuwenhoek melakukan banyak penemuan penting. Ia adalah
orang pertama yang menjabarkan spermatozoa (1677), dan
merupakan salah seorang yang mula-mula menjabarkan darah merah
dan darah putih. Dia menantang teori tentang generasi spontan
bentuk sederhana dari kehidupan dan memaparkan banyak bukti-
bukti yang berlawanan dengan itu. Dia mampu menunjukkan,
misalnya, bahwa hewan kecil pemakan darah tak bersayap
berkembang biak dalam cara serupa dengan insekta bersayap.
Penemuan terbesarnya muncul tahun 1674 tatkala ia membuat
penelitian pertama kali terhadap kuman.
Jika dibandingkan hingga saat kini, satu-satunya alat untuk
memperbesar benda-benda kecil atau melihat secara terperinci
benda-benda yang lebih besar adalah mikroskop optik yang
tergantung pada pemanfaatan sinar yang dapat dilihat, yaitu suatu
bentuk radiasi. Alat seperti ini masih banyak digunakan. Namun,
mereka telah diperlengkapi dengan berbagai tipe mikroskop bukan-
optik yang berdasar pada jenis radiasi lainnya seperti sinar-X, ion, dan
elektron serta berdasarkan pada getaran suara berfrekuensi tinggi.
Alatini telah memberikan pembesaran yang jatuh lebih tinggi dari pada
yang mungkin diberikan oleh jenis yang terdahulu. Dengan alat
tertentu sejenis ini kita bahkan dapat melihat molekul dan atom
sendiri-sendiri. Pada saat pertama kali diciptakan, mikroskop masih
dalam bentuk sederhana kemudian berkembang semakin canggih
sampai sekarang.
(Suparti : 2010)
II.3 Jenis-Jenis mikroskop
Ada beberapa jenis-jenis mikroskop dimana mikroskop ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu :
II.3.1 Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran obyek sampai dua juta kali yang menggunakan
elektrostatik dan elektromaknetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi electron maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya.
(Yogi, K. 2009).
Macam-macam mikroskop elektron :
1) Mikroskop Refleksi Elektron (MER).
2) Mikroskop Stereo.
3) Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron (ESEM).
4) Mikroskop Pemindai Elektron.
5) Mikroskop Transmisi Elektron (TEM).
6) Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron (STEM).
II.3.2 Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop
stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati
dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa
perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah :
a) Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat
melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati.
b) Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal
dapat diamati.
Perbesaran lensa okuler biasanya 3 kali, sehingga perbesaran
objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat
meja preparate. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu
yang yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan focus
objek terletak di samping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan
perbesaran terletak diatas pengaturan focus.
(Yogi, K. 2009).
II.3.3 Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.
Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri
dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga diemnsi lensa yaitu
lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa
okuler pada mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau
lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
merupakan tempat preparate. System lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa
mikroskop yang lain.
Lensa objektif berkerja dalam pembentukan bayangan
pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan
menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah
lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian
ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
objektif. Perbesaran bayangan yang terbentukberkisarv antara 4-25
kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya
pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga pengaturannya
tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop
kurang baik.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal
dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun
cekung yang terdapat dibawah kondensor cermin ini akan
mengarahkan cahay dari luar ke dalam kondensor. Pada mikroskop
modern sudah di lengkapi lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
(Yogi, K. 2009).
II.4 Bagian Mikroskop dan Fungsinya
Pada dasarnya, semua Mikroskop cahaya menggunakan
prinsip yang sama dalam hal perbesaran objek dan memiliki
bagian-bagian dasar mikroskop yang sama pula meskipun memiliki
bentuk yang berbeda-beda. Bagian-bagian mikroskop cahaya
terdiri atas bagian optik dan bagian mekanik. Bagian optik
mikroskop cahaya meliputi lensa okuler, lensa objektif, lensa
kondensor, dan reflektor. Kemudian, selain bagian tersebut
merupakan bagian mekanik mikroskop seperti tabung, pegangan,
dan meja benda. Setiap bagian mikroskop cahaya tersebut
memiliki kegunaan masing-masing.
a) Lensa okuler
Lensa okuler terletak pada ujung mikroskop yang dekat
dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan benda dari bayangan yang dibentuk oleh lensa
objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 10 kali atau
15 kali.
b) Lensa objektif
Lensa objektif terletak pada ujung mikroskop yang dekat
dengan objek yang diamati. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan dari objek. Biasanya terdapat 3 atau 4
lensa objektif pada sebuah mikroskop. Lensa objektif memiliki
kekuatan perbesaran mulai dari 4 kali, 10 kali, dan 40 kali dan
100 kali. Ketika menggabungkan lensa objektif dengan lensa
okuler yang memiliki kekuatan perbesaran 10 kali, maka total
perbesarannya menjadi 40 kali (10×4), 100 kali (10×10), 400
kali (10×40), dan 1000 kali (10×100).
c) Lensa kondensor
Lensa kondensor periksa kondensor bertujuan untuk
memfokuskan cahaya pada objek yang diamati. Lensa
kondensor akan sangat membantu dalam proses perbesaran
bayangan objek dan resolusinya. Lensa ini sangat berguna pada
perbesaran tinggi, seperti 400 kali atau lebih. Mengamati objek
pada perbesaran 400 kali akan terlihat lebih lebih tajam ketika
menggunakan lensa kondensor dibandingkan tidak
menggunakannya.
d) Diafragma atau Iris
Diafragma terletak  di bawah meja benda. Diafragma
berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
dipantulkan reflektor ke atas menuju objek yang diamati. Bagian
ini memiliki ukuran yang berbeda-beda dan tidak ada aturan
tertentu mengenai pengaturan banyak sedikitnya cahaya
diperlukan pada perbesaran objek. 
e) Cermin atau reflector
Reflektor terdiri atas cermin cekung dan cermin datar. 
Cermin cekung pada reflektor berfungsi untuk mencari,
mengumpulkan dan mengarahkan sinar pada objek yang
diamati. Sedangkan cermin datarnya berfungsi untuk
memantulkan cahaya apabila sumber cahaya cukup  terang.
f) Tabung
Tabung berfungsi untuk meneruskan cahaya serta
penghubung antara dari lensa objektif dan lensa okuler.
g)  Sekrup pengarah kasar atau mikrometer
Sekrup pengarah kasar berfungsi untuk memperjelas
bayangan benda dengan menggerakkan tabung secara tepat
dan cepat agar lensa objektif mendekati atau menjauhi objek
yang diamati.
h) Sekrup pengarah halus atau mikrometer
Sekrup pengarah halus berfungsi untuk mempertajam
bayangan benda dengan menggunakan tabung secara perlahan
agar lensa objektif mendekati atau menjauhi objek yang diamati
i) Lengan mikroskop
Lengan mikroskop merupakan bagian penghubung
antara tabung dan meja atau dasar mikroskop. Lengan
mikroskop berfungsi untuk memegang mikroskop.
j) Revolver
Revolver berfungsi untuk mengganti lensa objektif
dengan perbesaran yang diinginkan.
k) Meja benda.
Meja benda  berfungsi untuk meletakkan benda yang
akan diamati.

l) Pegangan sedia atau penjepit kaca


Pegangan sedia atau penjepit kaca pada bagian
mikroskop berfungsi untuk menjepit objek objek tidak mudah
geser. 
m) Sendi inklinasi
Sendi inklinasi berfungsi untuk mengatur suduti
berdirinya mikroskop. 
n) Kaki mikroskop
Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga
mikroskop 
(Dewi Kurniawati : 2019)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

III.1 WaktudanTempatPraktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2021
sampai selesi di Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Makassar.

III.2 AlatdanBahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
- Mikroskop
- Gelas objek dan gelas penutup
- Pipet tetes
- silet
Bahan yang digunakan pad praktikum ini adalah :
- Potongan kertas Koran
- Gabus
- Kentang
- Bengkongan
- Bawang merah
- Jagung

III.4 Cara Kerja


III.4.1 Pengamatan potongan huruf “R”
1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Gunting huruf “R” pada koran;
4. Letakkan potongan huruf “R” pada gelas objek, kemudian teteskan
air aquadest;
5. Kemudian tutup menggunakan gelas penutup;
6. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x.;
7. Dokumentasikan hasil pengamatan.
III.4.2 Pengamatan Gabus
1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Buatlah sayatan tipis pada gabus;
4. Letakkan sayatan tipis pada gelas objek, kemudian tetaskan air
aquadest;
5. Kemudian tutup menggunakan gelas penutup;
6. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x;
7. Dokumentasikan hasil pengamatan.

III.4.3 Pengamatan Kentang


1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Tusuk kentang menggunakan jarum preparat hingga kandungan air
dalam kentang dapat menetes, kemudian letakkan pada gelas
objek;
4. Setelah itu tutup menggunakan gelas penutup;
5. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x;
6. Dokumentasikan hasil pengamatan.
III.4.4 Pengamatan Bengkoang
1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Tusuk Bengkoang menggunakan jarum preparat hingga kandungan
air dalam Bengkoang dapat menetes, kemudian letakkan pada
gelas objek;
4. Setelah itu tutup menggunakan gelas penutup;
5. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x;
6. Dokumentasikan hasil pengamatan.

III.4.5 Pengamatan Bawang Merah


1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Buatlah sayatan tipis pada bawang merah;
4. Letakkan sayatan tipis pada gelas objek, kemudian tetaskan air
aquadest;
5. Kemudian tutup menggunakan gelas penutup;
6. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x;
7. Dokumentasikan hasil pengamatan.
III.4.6 Pengamatan Jagung
1. Siapkan mikroskop, letakkan hati-hati diatas meja. Kemudian colok
mikroskop pada aliran listrik;
2. Bersihkan objek gelas dan gelas penutup;
3. Tusuk jagung menggunakan jarum preparat hingga kandungan air
dalam jagung dapat menetes, kemudian letakkan pada gelas objek;
4. Tutup menggunakan gelas penutup;
5. Amati preparat dengan menggunakan pembesaran lensa objektif
4x, 10x, dan 40x;
6. Dokumentasikan hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Praktikum
N Bahan Uji Gambar Mikroskop Keterangan
O

Huruf “R” Bayangan


1. yang terbentuk:
a. Maya
Potongan b. Terbalik
kertas c. Diperbesar
koran

G.1.Huruf “R”
Perbesaran16 x 4

Huruf “M” Bayangan


yang terbentuk:
a. Maya
b. Terbalik
c. Diperbesar

G.2.Huruf “M”
Perbesaran16 x 4

Huruf “A” Bayangan


yang terbentuk:
a. Maya
b. Terbalik
c. diperbesar

G.3.Huruf “A”
Perbesaran
16 x 4
a
b a. Dinding sel
b. Rongga/Ruang
2. Gabus

G.4.Gabus Perbesaran
16 x10

3. Kentang Butiran-butiran amilum

G.5.Kentang Perbesaran
16 x 4

Perbesaran 4x

4. Bawang
Merah

G.6. Bawang Merah


16 x 4
Perbesaran 10

G.6. Bawang Merah


Perbesaran 16 x 10

5. Jagung

G.6.Jagung Perbesaran
16 x 40
Perbesaran 4x

6 Bengkoang

G.7.Bengkoang
perbesaran 16 x 4
Perbesaran 10x

G.8.Bengkoang
perbesaran 16 x 10

Perbesaran 40x

G.9.Bengkoang
perbesaran 16 x 40

IV.2 Pembahasan
.
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopik
atau renik yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan mengunakan alat ini disebut mikroskopik. Dan kata mikroskopik berarti
sangat kiecil sehingga tidak muda terlihat oleh mata.
Pada percobaan ini digunakan mikroskopik binokuler. Mikroskopik binokuler
digunakan untuk pengamatanyang tidak terlalu besardan transparan. Penyinaran dapat
diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskopik
binokuler memiliki dua buah lensa yatu lensa objektif dan lensa okuler, dengan
kombinasi lensa objektif dan lensa okuler akan memperoleh bayangan tiga dimensi
dengan pengamatan dua belah mata.
Objek yang diamati percobaan ini adalah guntingan koran dengan menggunakan
huruf R, M, dan A ketiga huruf itu digunting kemudian diletakkan di gelas objek, ditetesi
sedikit air aquadest dan di tutup menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik akan
memperoleh banyangan maya, terbalik dan diperbesar. Dengan menggunakan
perbesaran 16x4.
Objek selanjutnya yaitu gabus. Bentuk sel gabus adalah bulat. Sel gabus
termaksud sel mati karena tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel, dan tidak ada
aktivitas yang terjadi. Secara mikroskopik terdapat dinding sel dan rongga kosong pada
irisan gabus. Sel mati ini tidak berperan bagi kehidupan. Perbesaran yang digunakan
adalah perbesaran 16x10.
Objek yang berikutnya yaitu kentang. Tusuk kentang menggunakan jarum
preparat hingga kandungan air dalam kentang dapat menetes, kemudian letakkan pada
objek glass dan tutuo menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik terdapat
butiran-butiran amilum yang terlihat sangat jelas pada perbesaran 16x4.
Objek selanjurnya adalah bawang merah. Sayat tipis bawang merah lalu
letakkan di atas gelas objek, lalu letakkan tetesan aquadest, dan kemudian tutup
menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik struktur sel bawang merah terlihat
jelas namun bentuknya tidak beraturan yang terlihat pada perbesan 16x4. Pada
perbesaran 16x10 sel bawang merah berbentuk persegi enam namun tak sederhana.
Objek selanjutnya adalah jagung, tusuk jarum menggunakan jarum preparate
hingga air dalam kandungan air dalam jagung menetes kemudian letakkan diatas gelas
objek dan tutup mengguakan gelas penutup. Secara mikroskopis pati jagung terlihat
jelas dengan adanya lamella (garis-garis) dan hilux (titik) berupa rongga atau celah.
Objek terakhir adalah bengkoang. Tusuk bengkoang menggunakan jarum
preparat hingga air kambiumnya menetes, kemudian letakkan di atas gelas objek dan
tutup menggunakan gelas penutup. Secara mikroskopik pada perbesaran 16x4 terlihat
butiran-butiran amilum yang sangat kecil. Pada pemngatan perbesaran 16x10, secara
mikroskopis terlihat butiran-butiran amilum yang sudah hampir terlihat sangat jelas.
Pada pengamatan perbesaran 16x40 sudah sangat jelas terlihat butiran-butiran amilum
dan bentuk butirannya berubah membentuk persegi enam.
BAB V
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Berdasarkanpraktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada percobaan koran (huruf R, M, dan A) hasil yang diperoleh yaitu bayangan
yang terlihat maya, terbalik, dan diperbesar.
2. Pada percobaan gabus terdapat bagian-bagian sel yaitu dinding sel dan rongga
atau ruang.
3. Pada percobaan bawang merah struktur sel berbentuk persegi enam namun tak
sederhana.
4. Pada percobaan jagung terdapat bagian-bagian sel yaitu lamella (garis-garis) dan
hilux (titik)
5. Pada percobaan kentang terlihat butiran-butiran amilum.
6. Pada percobaan bengkoang hasil yang diperoleh yaitu butiran-butiran amilum,
pada perbesaran 16x40 butiran-butiran itu berubah bentuk menjadi persegi
enam.

VI.2 Saran
1. Sebelum memulai pengamatan periksa keadaan mikroskop, karena banyak
mikroskop yang kurang bagus maka hal itu dapat menjadi kendala dalam proses
pengamatan.
2. Sebaiknya dibutuhkan ketelitian dalam membuat preparate (sayatan tipis) lebih
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawaati Dewi. 2019. Menggunakan Mikroskop Di Laboratorium.


Surakarta: PT. Aksarra Sinergi Media

Suparti. 2010. Mikroskop. Semarang: ALPRIN

Laksana Puja. 2019. Esiklopedia Profesi Seri Paramedis. Semarang:


ALPRIN

Yogi Kadek. 2009. Mikroskop. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan


Udayana : Denpasar.
Lampiran 1.Skema Kerja Pengamatan Pada Guntingan Koran
Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 2.Skema Kerja Pengamatan Pada Sayatan Gabus
Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 3.Skema Kerja Pengamatan Pada kentang Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 4.Skema Kerja Pengamatan Pada Bawang Merah
Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 5.Skema Kerja Pengamatan Pada Jagung Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan
Lampiran 6.Skema Kerja Pengamatan Pada Bengkoang Mikroskop

SampelGabus

Perlakuan xxxxxx

Hasil xxxxx
- Perlakuan xxxxx

Hasil xxxxx

Perlakuan xxxxxx

Data

Dibahas
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai