PERCOBAAN II
KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
I. TUJUAN
1. Untuk menerapkan fakto-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
2. Mengetahui bagaimana cara mentritasi
3. Dapat mengetahui pengaruh pelarut terhadap kelarutan
II. PENDAHULUAN
, diartikan dengan kelarutan pada suhu 20°C (FII 3) atau 25°C (FI IV)
dinyatakan dalam satu bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair
dalam bagian volume tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain (Martin, 2008).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol amoniak, kloroform,
benzene, minyak, asam asetat akan tetapi kalua menggunakan air biasanya
tidak disebutkan (Gunawan, 2004). Faktor- fakotr yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperature, sifat pelarutnya, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dll ( Khopkar, 2003).
• Suhu 35°C
V1. M1 = V2. M2
100. X = 6,2 . 0,5
100. X = 3,1
X = 3,1 : 100
= 0,31 N
• Suhu 25°C
V1. M1 = V2. M2
100. X = 8,5 . 0,5
X = 4,25 : 100
= 0,425 N
• Vrata-rata
(V1 + V2 + V3) : 3
(8,4 + 6,2 + 8,5) : 3
23,1 : 3
= 7,7
• Perhitungan berat NaOH dan asam oksalat
NaOH 0,5 Mr = 40
𝑔𝑟 1000
M = 𝑚𝑟 x 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝑙)
𝑔𝑟 1000
0,5 = 40 x 1000 𝑚𝑙
gr = 0,5 x 40 = 20 gr
T1 = 318°k
T2 = 308°k
S1 = 0,042
S2 = 0,031
𝑠2 ∆ℎ 𝑇2−𝑇1
Ln = 𝑠1 = {
𝑟 𝑇2 𝑥 𝑇1
}
0,031 ∆ℎ 308−318
Ln = = { }
0,042 8,314 308 𝑥 318
∆ℎ
Ln = 0,738 = 8,314 x 0,0001
6,135
Ln = 0,0001 = 61,350 g/mol
𝑠3 ∆ℎ 𝑇3−𝑇2
Ln = = { }
𝑠2 𝑅 𝑇3 𝑥 𝑇2
0,425 ∆ℎ 298−308
Ln = 0,031 = 8,314 {298 𝑥 308}
∆ℎ
Ln = 13,709 = 8,314 x 0,0001
113,976
Ln = 0,0001
= 1.139,766 g/mol
VI. PEMBAHASAN
Kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di
dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan
dalam satuan militer pelarut yang dapat melarutkan suatu gram zat. Misalnya 1
gram asam salisilat akan larut dalam 550 ml air. Kelarutan dapat juga dinyatakan
dalam satuan molalitas, molaritas maupun dalam bentuk persen.
Pada praktikum kali ini adalah kelarutan pada asam oksalat dan titrasi
terhadap NaOH. Asam oksalat pada judul kelarutan ini dilarutkan 50 ml pada suhu
60°C, setelah diencerkan asam oksalat dimasukkan kedalam beaker glass kecil
yang akan diletakkan pada beaker glass besar yang sudah berisi es batu dan garam.
Setelah itu masukkan thermometer kedalam beaker glass untuk memeriksa suhu
dan aduk larutan hingga suhu turun 45°C. Setelah suhu turun diambil larutan dan
diencerkan sebanyak 100 ml dan ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes dan
larutan NaOH dititrasi.
Pada percobaan ini larutan akan berubah menjadi warna ungu karena
ditetesi oleh indicator pp dan larutan dititrasi NaOH. Indikator Fenolftalein atau
indicator pp digunakan sebagai indicator pembanding dalam proses titrasi basa
kuat-asam kuat. Kelarutan suatu senyawa dinyatakan dalam gr/lt. Besarnya
kelarutan suatu senyawa adalah jumlah maksimal senyawa bersangkutan yang
larut dalam sejumlah pelarut tertentu pada suatu suhu tertentu dan merupakan
larutan jenuh yang ada dalam kesetimbangan dengan bentuk padatnya.
VII. KESIMPULAN
1. Kelarutan dapat diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu
larutan jenuh pada suhu larutan tertentu
2. Faktor – factor yang mempengaruhi kelarutan ialah; suhu, pH, jenis
pelarut yang digunakan, ion sejenis dan komponen
3. Larutan jenuh adalah suatu larutan zat terlarut yang berada dalam
kesetimbangan fase zat padat (zat terlarut)
4. Indicator pp digunakan sebagai uji perbandingan proses titrasi terhadap
basa kuat-asam kuat
5. Indicator pp adalah penyebab berubahnya warna ungu pada larutan
VIII. SARAN
1. Berhati hatilah pada bahan kimia asam oksalat dan NaOH
2. Hati hati dalam penggunaan alat alat labortaorium yang berbahan dasar
kaca
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta,
UI Press
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Martin, A., Swarbrick, J. & Cammarata, A., 2008, Farmasi Fisik, Edisi Ketiga,
Penerbit UI Press, Jakarta.
Svehla. (1979. Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media Pusaka.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
LAMPIRAN