TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat Laboratorium
Laboratorium adalah tempat melakukan aktifitas pemeriksaan sesuatu bahan
yang perlu diketahui secara rinci, untuk mengetahui lebih jauh tentang bahan tersebut.
Berbagai laboratorium yang ada,diantaranya laboratorium forensic,yang digunakan
dalam bidang kedokteran untuk identifikasi kecelakaan yang berkaitan
pemeriksaan berbagai macam penyakit,laboratorium
untuk
alat
mikrobiologi
yang
di
gunakan
untuk
yang
digunakan
untuk
menghomogenkan
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi
pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan
tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121C. Ingat kejadian ini hanya
berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai
suhu 121C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika
dididihkan pada suhu 121C dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Pada saat sumber
panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air
yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam
autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara
dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses
sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan
hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0
psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan
mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus
stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk
spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan.
Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka
menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
2. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven
pensteril. Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang
lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya
ditetapkan pada temperature 160-170C dengan waktu 1-2 jam. Sterilisasi panas
kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk
disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak dapat ditembus atau
tidak tahan dengan uap air. Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak lemak,
gliserin (berbagai jenis minyak), dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air.
Metode ini juga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Karena
suhunya sterilisasi yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat digunakan untuk
alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh:alat ukur) dan penutup karet
atau plastik.
3. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang
mudah rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang
disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau
pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring
bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
4. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam
pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme
yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang
tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.
5. Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk
mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan
yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur
kamar (proses dingin) dan tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan
residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu.
Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40 derajat Celsius. Teknologi ini
sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.