PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya
dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari
mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga
dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian
yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk
mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah
resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang
dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Suatu mikroba yang hidup dialam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai
biakan murni. Tetapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan
mikroba lainnya. Untuk mengidentifikasi mikroba, termasuk pengujian
morfologi, fisiologi, dan serologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari
habitatnya. Jadi, isolasi suatu mikroba adalah memindahkan mikroba
tersebut dari lingkungannya di alam dan dapat menjadi suatu biakan
murni.
Di dalam bidang mikrobiologi, untuk dapat menelaah mikroba, khususnya
skala laboratorium, maka terlebih dahulu mikroba tersebut dapat
ditumbuhkan dalam suatu biakan yang mana didalamnya hanya terdapat
mikroba yang dibutuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba
lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum ini, agar kita dapat
mengetahui teknik-teknik isolasi dan morfologi dari mikroba tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan dapat
melakukan beberapa cara dalam mengisolasi mikroba, dan untuk
mengetahui pertumbuhan mikroba, mengamati bentuk-bentuk dan sifat
karakteristiknya jika ditumbuhkan dengan teknik-teknik isolasi.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dilakukan isolasi mikroba adalah untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran
menjadi biakan murni. (populasi sel yg semuanya berasal dari satu sel individu).
(ermila, 2006 : 20). Persyaratan utama bagi isolasi & kultivasi fage ialah mesti
adanya kondisi optimum buat pertumbuhan ganisme inangnya. (Pelzcur, 2005 :
275).
Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus
di laksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat
yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman)
itu benar-benar steril. Hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya
mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan
inokulasi dan isolasi mikroba adalah sebagai berikut, menyiapkan ruangan,
pemindahaan dengan kawat inokulasi, dan pemindahan dengan pipet. Menyiapkan
ruang; ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Pada waktu
mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan
kain basah. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel.
Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca (enkas). Dialam
bebas tidak ada mikroba yang hidup sendiri atau terlepas dari spesies yang lain.
Sering kali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba
saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan
bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara
serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba
haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama
berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan
murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu, cara pengenceran,
cara penuangan, cara penggoresan.
Cara pengenceran, cara ini pertama dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister
berhasil memelihara murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang
sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum medium pertumbuhan bakteri dilaksanakan pada hari Kamis, 25
September 2014 pukul 10.31 13.00 di Laboratorium Mikrobiologi dan
Virologi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA lantai dua.
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Jarum ose
2. Bunsen
3. Tabung reaksi
4. Mikropipet dan tip
5. Spatel Drugalsky
6. Cotton bud
7. Korek api
Bahan
1. Medium PDA petri
2. Tanah sampah
3. Alkohol
C. Prosedur Kerja
Isolasi bakteri dan sampel tanah
1. Timbang tanah sebanyak 1 g.
2. Siapkan delapan tabung reaksi, satu untuk meletakkan sampel
tanah dan tujuh untuk pengenceran.
3. Sampel tanah dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi
aquadest steril 9 ml dan dihomogenkan dengan menggunakan
alat vortex.
4. Ambil sampel tanah sebanyak 0,1 ml menggunakan mikro
pipet yang telah dipasang tip steril berukuran 0,1 ml, lalu
masukkan ke dalam tabung pengenceran pertama (10-1)
kemudian di vortex, dan selanjutnya dilakukan pengenceran
bertingkat sampai 10-7.
5. Ambil 0,1 ml dari tiga pengenceran terakhir yaitu 10-5, 10-6, dan
10-7 dan tuang secara pour plate methode pada ketiga medium
petri PDA atau NA. Lalu, sebarkan dengan menggunakan
spatel drugalsky.
Sumber
Lingkungan udara
Nafas manusia
Lingkungan
a. Rambut
Bakteri
Ada
Jamur
Ada
Keterangan
17 koloni dan 1 kapang
b. Kulit
c. Tangan
Ada
d. Kaki
e. Meja
f. Tas
B. Isolasi bakteri dari sampel tanah
Sumber
Intensitas
Isolat
pertumbuhan
-5
1 hari/1 x 24 jam
Cawan 10
-6
Cawan 10
1 hari/1 x 24 jam
-7
Cawan 10
1 hari/1 x 24 jam
C. Morfologi koloni bakteri
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tidak ada
Jenis
mikroorganisme
Bakteri dan kapang
Bakteri
Bakteri
Pengamatan
Bentuk koloni
Ukuran koloni
Pigmentasi koloni
Elevasi koloni
Tepi koloni
Permukaan koloni
Konsistensi koloni
Emulsifibilitas koloni
Bau koloni
1 koloni
Keterangan
17 koloni dan 1 kapang
TBUD
13 koloni
Bakteri
Oval
Tidak ada
Putih
Tinggi
Halus
Halus
Mucoid
Tidak membentuk
Bau menyengat
Pembahasan :
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran
bermacam-macam
mikroba.
Hal
ini
dapat
dilakukan
dengan
sumber tangan dari satu orang pratikkan hanya mempunyai bakteri sebanyak
koloni.
Dari tabel isolasi bakteri dari sampel tanah telah ditemukan bakteri dan kapang di
dalam cawan yang telah dilakukan pengenceran 3 kali (10 -5 , 10-6 , dan 10-7)
masing-masing sebanyak 0,1 ml. Pada cawan 10-5 terdapat 17 koloni bakteri dan 1
kapang. Pada cawan 10-6 tidak diketahui jumlah mikroba karena tidak jelas bentuk
dari koloninya. Pada cawan 10-7 terdapat 13 koloni bakteri.
Dari tabel morfologi koloni bakteri, dapat dikemukakan bahwa
1. Bentuk dari koloni bakteri ini adalah oval.
2. Ukuran koloni tidak diketahui karena tidak diukur dengan jangka sorong.
3. Pigmentasi (kromogenesis) koloni warnanya putih. Kromogenesis
merupakan hasil metabolit sekunder dari bakteri yang diekskresikan ke
4.
5.
6.
7.
8.
9.
medium.
Elevasi koloni dari samping koloninya tinggi.
Tepi koloni terlihat halus.
Permukaan koloni tampak halus.
Konsistensi koloni nya berupa lendir atau mucoid.
Emulsifiabilitas koloni tidak terbentuk emulsi.
Bau dari koloni ini menyengat.
Di dalam percobaan isolasi bakteri ini, yang dipraktikkan hanya dua metode yaitu
metode tuang dan metode sebar. Tetapi, di dalam bab pembahasan akan dijelas
juga bagaimana dengan metode goresan.
Cara goresan (streak plate), prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril
yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali
membentuk garis horizontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api
bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan
sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi
cawan tergores.
Cara taburan atau tuang (pour palte), teknik ini memerlukan agar yang belum
padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu
kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan selsel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di
dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O 2
dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak mengandung
oksigen.
Metode cawan sebar (spread plate). Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah
suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar
dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media
agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok
kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian
permukaan media agar.
Cara pengenceran (dilution method), tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah
untuk melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian
disuspensikan dalam aquades steril. Tujuan dari pengenceran yaitu memperkecil
atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah
mikroba dalam sampel. Teknik pengenceran sangat penting di dalam analisa
mikrobiologi. Karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba
mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).
Media atau medium digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk
melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan, maka hendaknya media harus
sesuai dengan komposisi bahan yang akan ditumbuhkan mikroorganisme.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka praktikum ini dilakukan untuk mempelajari
macam- macam medium dan mikroba apa yang cocok ditumbuhkan pada medium
tersebut. Misalnya media MRS atau PDA (Potato Dexstrose Agar), media ini
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA