MK. MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh
Nama NIM
Dita Permata Sari P17331120424
Fina Afina Septiani P17331120428
Weny Anggraini P17331120463
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena, atas berkat dan
kehendak-Nyalah, sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
makalah ini. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Agus
Sulaeman, M.Kes yang selaku dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membuat sebuah makalah yang berkaitan dengan topik yang telah ditentukan.
Makalah yang penulis bahas dan kembangkan adalah “SPC”. Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan tugas makalah ini banyak memiliki kekurangan dan masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari pada itu penulis memohon maaf dan sangat meminta kritik dan saran
yang membangun dari dosen pengampu sehingga nantinya makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis. Keadaan
bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi
kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme
akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas
jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah
populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi
bakteri tersebut (Umam, 2008).
Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus
mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah
bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah
sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak
langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan
sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui
kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut.
Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik
bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.
Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan
metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan
dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses
penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung maupun
tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count),
metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan
menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri)
menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.
Dalam praktikum kali ini menggunakan metode hitung koloni dicawan
petri(standar/viable plate count methond ) dan spektrofotometer ( turbidimeter ), kedua metode
ini sering sekali digunakan karena kedua metode ini terhadang menghasilkan hasil perhitungan
yang mirip namun keduanya mempunyai prinsip yang berbeda.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini ialah mengetahui berbagai
cara menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Standar perhitungan
Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni, beberapa
koloni yang bergabung menjadi satu dihitung sebagai satu koloni, maupun koloni yang seperti
sederetan garis tebal. Hasil yang dilaporkan terdiri dari 2 angka, yaitu angka pertama didepan
koma dan angka dibelakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan
satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
Perhitungan duplo
Jika digunakan dua cawan petri (duplo) perpengenceran, data yang diambil harus dari
kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun salah satu dari cawan duplo tidak
memenuhi syarat 30-300 koloni. Berikut contoh duplo :
10-2 10-3 10-4 SPC (standar plate count)
175 16 4 1,9 x 104
208 17 2 rata-rata pengenceran 10-2
Prosedur praktikum :
1. Timbang tanah seberat 1 gram
2. Tanah seberat 1g dimasukkan kedalam aquadest steril 9ml (tabung pengenceran 10 -1)
secara aseptis dan divortex, lalu ambil 1ml larutan masukkan dalam 9ml aquadest steril
(pengenceran 10-2) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10-7.
3. Dari masing-masing 3 pengenceran terakhir (pengenceran 10-5, 10-6, 10-7) diambil 0,1ml
untuk ditanam secara spread pleate pada medium petri PCA.
4. Inkubasi pada suhu 370c selama 24-48 jam.
5. Koloni akan tumbuh pada ketiga cawan tersebut
6. Hitung jumlah mikroba pada masing-masing petri tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jumlah kuman perhitungan kuman yang didapat tergantung pada jumlah bakteri yang
terdapat saat pengenceran.
2. Prinsip metode cawan hitung (Plate Count) adalah jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop.
3. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
4. Pengencceran serial merupakan penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan.
5. Perhitungan angka kuman bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bahan tercemar oleh
mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran