Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

ACARA 03
TEKNIK TRANSFER KULTUR BAKTERI

Oleh :
NAMA : APRIANTO
NIM : 1811050039
KELAS : 3 A TLM

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
A. TUJUAN
1. Menguasai teknik kerja aseptis dalam memindahkan bakteri dari satu medium ke
medium lainnya
2. Melakukan sterilisasi jarum inolkulasi dan peralatan lainnya dengan api bunsen
secara benar
3. Melakukan aktivitas tangan yang benar dan aman dalam memegang, membuka dan
menutup tabung reaksi dan peralatan lainnya.

B. LATAR BELAKANG
Teknik dalam pembiakan murni tidak hanya diperlukan untuk bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dimaksudkan untuk
menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni.
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan
biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik
dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara
umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang
(pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan
demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur
murni saja.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada
beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk
mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau
tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta
mikromanipulator (the micromanipulator method) (Lim, 1990).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi
optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik
dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh
sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir
dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran
serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik
cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies
dapat dipisahkan dari lainnya.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan
nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor
seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar, 1986).
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain
seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 1987)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk
mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap
medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan
beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:

1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri

2. Menunjukan sifat khas mikroba.

3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.

4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan
serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.

6. Menghitung jumlah kuman

7. Mempertahankan biakan mikroba.

C. TINJAUAN PUSTAKA
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau dikenal dengan
istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat-alat yang akan dignakan untuk pengerjaan medium dan
pengenceran inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang
tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 2005).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan
agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Pelczar dan Michael (1986) ada beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum melakukan teknik penanaman atau peremajaan bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus juga
boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman
bakteri, kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup
dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam
nyala.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang
kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan
dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan
dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar
miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan
lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.
Menurut Galung (2009), ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk
menanam biakan didalam medium diantaranya adalah:
1. Metode Cawan Gores
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu,
namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan
yang biasanya diperoleh dari pegalaman. Metode cawan gores yang dilakukan
dengan baik kebanykan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang larut dan cenderung untuk
menggunakan inokolum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel
yang digores.
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-
sel mikroba didalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu
diatara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah diatas permukaan
maupun didalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak
memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :

1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni
(Pelezar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus
juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai
cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi
dalam nyala (Pelezar, 1986).

Beberapa metode dalam teknik isolasi:


1. Biakan agar cawan
Kultur mikroba dibiakan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana
penyebaran kultur dilakukan dengan goresan di atas agar. Ada beberapa cara
untuk menggoreskan kultur pada agar cawan, yaitu:
a. goresan langsung
b. goresan kuadran
c. goresan radian
2. Biakan agar tuang
Digunakan untuk mengencerkan dan mengisolasi yang terdapat pada contoh.
Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada
permukaan dan bagian bawah agar.
3. Biakan agar miring dan agar tegak
Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan
agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Selain
itu dapat dilakukan dengan cara menusukkan loop pada bagian tengah tabung.
Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan
mikroba dalm keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat
beberapa cara yaitu:
a. Penanaman dengan penggoresan
Cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni.
b. Lapangan
Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakteriofage dan uji kepekaan
terhadap antibiotik.
4. Biakan agar tabung
Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro
untuk aglutinasi gelas alas. Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara
yang dapat dilakukan yaitu dengan Pengenceran, penuangan dan penggesekkan
untuk menumbuhkan mikroba anaerob.

D. METODE
1. Alat:
a. Cawan petri f. Inkubator
b. Tabung reaksi g. Bunsen dan korek api
c. Rak tabung reaksi h. Spidol transparasi
d. Jarum ose i. Timer
e. Jarum inokulasi j. Alat tulis
2. Bahan
a. Kultur bakteri di medium NB e. Kultur bakteri dimedium NA miring
b. Kultur bakteri di medium NA cawan f. Medium NA miring
c. Medium NB g. Medium NA tegak
d. Medium NA cawan
Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Melabeli semua tabung yang berisi medium steril
3. Melakukan inokulasi kultur bakteri secara aseptis dengan cara selalu di dekat
lampu Bunsen.
4. Medium NB, dengan isolate bakteri Bacillus sp.
a. Menginokulasikan isolate ke medium NA miring dengan cara di streak.
b. Menginokulasikan isolate ke medium NA tegak dengan cara di tusuk
c. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara di aduk di homogenkan
5. Medium NA miring, dengan isolate bakteri Bacillus sp.
1. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara diaduk
2. Menginokulasikan isolate ke medium NA miring dengan cara di streak
3. Menginokulasikan isolate ke medium NA tegak dengan cara di tusuk
6. Medium NA cawan, mengambil isolate bakteri.
1. Menginokulasikan ke medium NA miring dengan cara di streak
7. Medium NB, mengambil isolate bakteri
1. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara di homogenkan
2. Menginokulasikan isolate ke medium NA cawan dengan cara di streak.
8. Menginkubasi semua kultur pada suhu 37 derajat celcius selama 24 sampai 48 jam
9. Mengamati pertumbuhan semua kultur bakteri dengan ditunjukan adanya
kekeruhan pada medium cair, dan adanya penampakan yang mengkilap, opaque,
transparan pada permukaan medium NA miring dan cawan serta pada bekas
tusukan di medium NA tegak.
10. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.

E. HASIL DAN PEMBAHASA


E.1 Hasil
Yang Medium NA Medium NA Medium NA
No. Medium NB.
Diamati Miring Tegak Cawan
a. Isolate NB ke a. Isolate NB ke a. Isolate NB Isolate NB ke
medium NB NA. Tidak (Bacillus sp) ke NA cawan.
(Bacillus sp). Keruh, Ada NA tegak. Keruh, Ada
Medium Keruh Pertumbuhan (+) Keruh Ada Pertumbuhan
Ada Pertumbuhan Di (+)
Pertumbuhan Di Bawah (+)
Bawah (+) b. Isolate NA
1. Pertumbuhan miring ke NA b. Isolate NA
b. Isolate NA miring. Keruh, miring ke NA
miring ke Ada tegak. Keruh
Medium NB. Pertumbuhan (+) Ada
Keruh Ada Pertumbuhan Di
Pertumbuhan Di c. Isolate NA Bawah (+)
Bawah (+) cawan ke NA
miring Keruh, c. Medium
c. Isolate NB ke Ada Keruh Ada
Medium NB Pertumbuhan (+) Pertumbuhan Di
(isolate bakteri) Bawah (+)
Medium Keruh,
Ada
Pertumbuhan
(+)

a. Ada a. Tidak Ada a. Tidak Ada a. Tidak Ada


Plagmentasi (+) Plagmentasi (+) plagmentasi (+) plagmentasi
b. Ada b. Tidak Ada b. Tidak Ada (+)
2. Plagmentasi Plagmentasi (+) plagmentasi (+) plagmentasi (+)
c. Ada c. Tidak Ada c. Tidak Ada
Plagmentasi (+) plagmentasi (+) plagmentasi (+)

Gambar a. NB ke NB a. NB ke NA a. NB ke NA a. NB ke NA
miring tegak cawan

b. NA miring ke b. NA miring ke b. NA miring ke


NB NA miring NA tegak

3.

c. Isolate NB ke c.NA cawan ke c. NB ke NA


NB NA miring tegak
E.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum teknik isolasi atau pemindahan mikroba dengan cara aseptis
ini dapat diketahui bahwa teknik yang digunakan adalah teknik goresan dengan
menggunakan jarum ose baik pada media NA miring ataupun pada media yang ada pada
cawan petri. Sedangkan pada medium NA yang tegak menggunakan jarum inokulasi yaitu
dengan menusukan jarum yang berisi biakan murni kedalam media NA, kemudian pada
medium NB, menggunakan jarum ose dengan mengambil sampel kemudian di pindahkan
ke medium cair dengan cara di celupkan atau di goreskan ke biakan merni kemudian di
celupkan ke medium NB.
Setiap isolasi dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat
inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan
menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag di gunakan
supaya koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari
koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan
sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari
mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam inkubator agar medium dapat tumbuh
pada wadah yang steril dengan menyeting suhu sebagai suhu opimum bakteri untuk
tumbuh, kemudian di amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi
selama 2x24 jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya
dipanaskan agar bisa membentuk medium miring dan medium datar yang didinginkan
hingga memadat dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring
dan berwarna kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam
tabung reaksi yang diletakan miring pada waktu pendinginan. Medium datar adalah
medium yang dibuat dalam Cawan petri yang diletakan seperti biasanya.
Pembuatan media padat dengan agar-agar harus benar-benar aseptik, begitu juga
dengan pembuatan media-media lainnya. Karena nutrient agar atau bahan-bahan untuk
pembuatan media biakan bakteri mudah sekali dibiakan oleh bakteri lain apabila
terkontaminasi. karena media NA atau bahan-bahan lainnya sangat tinggi sekali
kandungan nutrisinya untuk kehidupan mikroorganisme. Jika peralatan diipastikan sudah
steril dan NA yang sudah selesai di panaskan atau dimasak maka NA sudah siap untuk
dimasukan kedalam tabung reaksi,dan cawan petri dan ketika tabung reaksi, cawan
petri akan di isi NA, ujung atau mulut tabung reaksi harus terlebih dahulu di panaskan di
atas api spirtus untuk mencegah terkontaminasinya bakteri. Begitu pula saat memasukan
larutan NA ke dalam tabung reaksi dan cawan petri harus dekat dengan api, tujuanya
untuk menjaga terkontaminasinya media oleh bakteri.
Ose yang digunakan adalah ose jarum. Ose dibakar terlebih dahulu. Ose dibakar
hingga merah membara dan mendinginkanya sebelum digunakan untuk mengambil
bakteri dari kultur. Pemindahan kultur juga harus membakar mulut tabung sebelum dan
sesudah memasukan Ose. Proses pembakaran bertujuan untuk mesterilisasi kawat
menggunakan api langsung dari bunsen sebelum dan sesudah ose digunakan. Ose harus
dipanaskan sampai merah panas untuk memastikan bahwa tidak terdapat spora bakteri.
Gagang ose dipegang seperti memegang pena. Jari kelingking bebas untuk bebas untuk
mengambil atau memedang penutup tab.
Hal yang harus diperhatikan saat melakukan pemindahan adalah jangan berbicara.
Karena dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi saat melakukan isolasi bakteri.
Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen). Bukalah tabung atau cawan di atas api dan
jauhkan dari hidung dan mulut. Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup)
tabung reaksi di atas lantai/alas meja atau laminar. Penanaman pada cawan petri
sebaiknya miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara
kultur dengan mulut dan hidung. Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu
lama. Bekerjalah dengan cepat.
Setelah padat bungkus tabung reaksi dan cawan petri dengan plastic warp. semuanya
itu berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan bakteri. Plastic warp
mencegah air masuk kedalam tabung reaksi dan cawan petri tersebut, karena jika
meresap atau air masuk kedalam tabung reaksi dan cawan petri, akan ada bakteri yang
berkembiak di dalam tabung selain bakteri yang dibiakan, dan karena itu harus benar-
benar terjaga sekali kesterilannya.
Isolasi mikroba merupakan cara memisahkan mikroorganisme biakan yang bersifat
murni. Banyak hal-hal penting atau prinsip-prinsip kerja yang benar dapat memudahkan
nantinya saat proses identifikasi mikroba.
Peremajaan biakan dan kultur padat pada bakteri dilakukan dengan memindahkan
atau memperbarui biakan bakteri dari biakan lama ke medium tumbuh yang baru secara
berkala. Teknik peremajaan biakan merupakan cara paling tradisional yang digunakan
peneliti untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Peremajaan biakan ini
juga bertujuan untuik menyelamatkan isolat bakteri dari kontaminasi oleh bakteri lain dan
memberikan penyegaran pada nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
Peremajaan kultur bakteri dengan menggunakan medium segar dengan jenis yang
sama seperti medium awal bertujuan untuk mempercepat fase adaptasi dan
mempersiapkan sel pada fase eksponensial. Bakteri yang berada dalam fase eskponensial
atau tahap propagasi ini mensintesis enzim dan mengatur aktivitasnya sehingga mampu
tumbuh lebih efisien dalam kondisi baru. Peremajaan juga memberikan nutrisi baru bagi
bakteri sehingga sel-selnya dapat tumbuh sehat. Nutrient agar (NA) merupakan medium
yang umum digunakan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Medium NA
dapat digunakan pada beberapa bakteri kosmopolit.
Peremajaan biakan isolat bakteri menggunakan tabung reaksi pada agar miring dan
kultur padat menggunakan cawan petri. Kultur padat dilakukan menggunakan metode
goresan zig zag.
Keuntungan media agar miring adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang
kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni (indukan
murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar
untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya ekstrak
daging sapi didalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga
terdapat beberapa faktor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme.
Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan isolasi adalah
1. Meja kerja tidak disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70%
2. Melakukan isolasi tidak di dekan Bunsen
3. Tidak bisa memegang tabung atau cawan petri dengan posisi yang benar
4. Membakar jarum ose atau jarum inoculum tidak sampei membara dan ujung
jarum.
5. Media yang digunakan tidak memadat secara sempurna.
6. Berbicara saat sedang melakukan isolasi
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Praktikan dapat mekakukan isolasi bakteri secara aseptis dengan bekerja selalu dekan
dengan api Bunsen dan meja kerja sebelum digunakan di semprot dengan alcohol 70%
terlebih dahulu.
b. Sterilisasi jarum inokulasi dan jarum ose dilakukan dengan cara membakar bagian
jarum atau kawat dengan api Bunsen sampai kawat benar benar membara dan dilakukan
sebelum dan sesudah melakukan inokulasi bakteri untuk mencegah terjadinya
kontaminasi oleh mikronba yang tidak ingin di tumbuhkan.
c. Posisi tangan yang benar pada saat melakukan aktivitas inokulasi adalah tangan kiri
yang bertugas untuk memegang tabung atau cawan petri sedangkan tangan kiri untuk
membuka dan menutup tabung serta memegang jarum inokulasi atau jarum ose.

2. Saran
Menurut pendapat saya pada saat praktikum, praktikan sudah sedikit kondusif namun
perlu ditingkatkan kembali, dan untuk cara pengajarannya sebaiknya dilakukan
bimbingan awal atau memberikan contoh bagaimana cara melakukan teknis isolasi yang
baik dan benar, karena masih banyak praktikan yang bingung ketika memegang atau
melakukan aktivitas isolasi.

G. DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford: New York
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard.
1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch): Australia.
Dwidjoseputro.1998.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book: New york.
Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Alih bahasa
Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press: Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti
H. LAMPIRAN
1a. NB ke NB 1b. NA miring ke NB 1c. Isolate NB ke NB

2a. NB ke 2b. NA miring ke 2c.NA cawan ke


NA miring NA miring NA miring

3a. NB ke 3b. NA miring ke 3c. NB ke


NA tegak NA tegak NA tegak

4a. NB ke
NA cawan

Anda mungkin juga menyukai