ACARA 03
TEKNIK TRANSFER KULTUR BAKTERI
Oleh :
NAMA : APRIANTO
NIM : 1811050039
KELAS : 3 A TLM
B. LATAR BELAKANG
Teknik dalam pembiakan murni tidak hanya diperlukan untuk bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi dimaksudkan untuk
menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni.
Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan
biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik
dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada beberapa cara
umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang
(pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan
demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur
murni saja.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada
beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk
mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau
tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta
mikromanipulator (the micromanipulator method) (Lim, 1990).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi
optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik
dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh
sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir
dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran
serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik
cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies
dapat dipisahkan dari lainnya.
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan
nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor
seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar, 1986).
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain
seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 1987)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk
mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap
medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan
beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:
4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan
serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau dikenal dengan
istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat-alat yang akan dignakan untuk pengerjaan medium dan
pengenceran inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang
tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 2005).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan
agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Pelczar dan Michael (1986) ada beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum melakukan teknik penanaman atau peremajaan bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus juga
boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman
bakteri, kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup
dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam
nyala.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang
kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan
dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan
dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar
miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan
lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.
Menurut Galung (2009), ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk
menanam biakan didalam medium diantaranya adalah:
1. Metode Cawan Gores
Metode ini memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu,
namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan
yang biasanya diperoleh dari pegalaman. Metode cawan gores yang dilakukan
dengan baik kebanykan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang larut dan cenderung untuk
menggunakan inokolum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel
yang digores.
2. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-
sel mikroba didalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu
diatara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah diatas permukaan
maupun didalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak
memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni
(Pelezar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus
juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai
cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi
dalam nyala (Pelezar, 1986).
D. METODE
1. Alat:
a. Cawan petri f. Inkubator
b. Tabung reaksi g. Bunsen dan korek api
c. Rak tabung reaksi h. Spidol transparasi
d. Jarum ose i. Timer
e. Jarum inokulasi j. Alat tulis
2. Bahan
a. Kultur bakteri di medium NB e. Kultur bakteri dimedium NA miring
b. Kultur bakteri di medium NA cawan f. Medium NA miring
c. Medium NB g. Medium NA tegak
d. Medium NA cawan
Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Melabeli semua tabung yang berisi medium steril
3. Melakukan inokulasi kultur bakteri secara aseptis dengan cara selalu di dekat
lampu Bunsen.
4. Medium NB, dengan isolate bakteri Bacillus sp.
a. Menginokulasikan isolate ke medium NA miring dengan cara di streak.
b. Menginokulasikan isolate ke medium NA tegak dengan cara di tusuk
c. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara di aduk di homogenkan
5. Medium NA miring, dengan isolate bakteri Bacillus sp.
1. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara diaduk
2. Menginokulasikan isolate ke medium NA miring dengan cara di streak
3. Menginokulasikan isolate ke medium NA tegak dengan cara di tusuk
6. Medium NA cawan, mengambil isolate bakteri.
1. Menginokulasikan ke medium NA miring dengan cara di streak
7. Medium NB, mengambil isolate bakteri
1. Menginokulasikan isolate ke medium NB dengan cara di homogenkan
2. Menginokulasikan isolate ke medium NA cawan dengan cara di streak.
8. Menginkubasi semua kultur pada suhu 37 derajat celcius selama 24 sampai 48 jam
9. Mengamati pertumbuhan semua kultur bakteri dengan ditunjukan adanya
kekeruhan pada medium cair, dan adanya penampakan yang mengkilap, opaque,
transparan pada permukaan medium NA miring dan cawan serta pada bekas
tusukan di medium NA tegak.
10. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.
Gambar a. NB ke NB a. NB ke NA a. NB ke NA a. NB ke NA
miring tegak cawan
3.
2. Saran
Menurut pendapat saya pada saat praktikum, praktikan sudah sedikit kondusif namun
perlu ditingkatkan kembali, dan untuk cara pengajarannya sebaiknya dilakukan
bimbingan awal atau memberikan contoh bagaimana cara melakukan teknis isolasi yang
baik dan benar, karena masih banyak praktikan yang bingung ketika memegang atau
melakukan aktivitas isolasi.
G. DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford: New York
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard.
1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch): Australia.
Dwidjoseputro.1998.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book: New york.
Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Alih bahasa
Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press: Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti
H. LAMPIRAN
1a. NB ke NB 1b. NA miring ke NB 1c. Isolate NB ke NB
4a. NB ke
NA cawan