Disusun Oleh :
Desya Maharani
1711050046
TLM 4B
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal
yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba, adapun
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba terdiri dari faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi pH, Aw, potensial oksidasi-reduksi, kandungan nutrisi,
kandungan senyawa anti mikrobiadan stuktur biologi. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi
temperatur,kelembapan relatif lingkungan, dan susunan gas di lingkungan.
II. Tujuan
Setelah mengikuti pratikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami Keragaman kebutuhan oksigen pada bakteri
2. Dapat mengkelompokan bakteri sesuai kebtuhanya terhadap oksigen
3. Dapat membedakan hasil pertumbuhan bakteri yang membutuhkan oksigen
III. Waktu dan Tempat Pelakasanaan
Adapun waktuu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu/ 10 April 2019
Waktu : 15.30 - 17.30 WIB
Tempat : Laboratrium Mikrbiologi Lantai 3
Bakteri menunjukan keragaman yang besar dalam menggunakan oksigen untuk proses
respirasi selulernya. Proses respirasi merupakan suatu proses yang melibatkan banyak enzim
didalamnya dan adanya keragaman dalam kebutuhan oksigen mencerminkan bahwa terdapat
perbedaan pada sistem enzim biooksidatif yang dimiliki anatara satu jenis bakteri dengan
jenis bakteri lainnya
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakkan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace
elements).
B. Pembahasan Pratikum
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen yang sangat
rendah dan oksigen bersifat toksik.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah, tekanan
oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat. Pada
anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak
terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah
reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan radikal superoksida.
Pada bakteri aerob, aerotoleran, dan anaerob fakultatif, enzim dismutase superoksida
mencegah akumulasi ion superoksida, tetapi pada anaerob obligat enzim tersebut tidak
terdapat.
Pada bakteri anaerob fakultatif dan aerobik, hidrogen peroksida yang 52 dibentuk
dalam reaksi dismutase secara cepat dirusak oleh katalase. Meskipun bakteri aerotoleran,
seperti bakteri asam laktat tidak memiliki katalase, peroksidase yang dimilikinya dapat
merusak H2O2 , menyebabkan bakteri dapat tumbuh pada keadaan tersedianya oksigen.
Target yang mungkin dirusak oleh H2O2 dan O2 – termasuk protein membran luar spesifik,
komponen aktif redoks pada membran sitoplasma, dan enzim pada daerah periplasma. Pada
Treponema pallidum, sensitivitas oksigen menjadi relatif terhadap kerusakan DNA yang
disebabkan H2O2
Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen
untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia
yang tergolong anaerob fakultatif, dan beberapa bakteri yang tergolong anaerob yang sering
menyebabkan kerusakan makanan kaleng. Karena kebanyakan mikroba perusak tergolong
aerob maka dengan pengemasan pangan secara vakum, yaitu pengemasan dengan
menghilangkan udara dari dalam kemasan, sebagian besar mikroba perusak tidak dapat
tumbuh. Kerusakan pada pangan yang dikemas secara vakum terutama disebabkan oleh
mikroba yang tergolong anaerob atau anaerob fakultatif.
Kebanyakan bakteri patogen yang dapat hidup dalam saluran pencernaan bersifat
anaerob fakultatif, misalnya Salmonella dan Shigella. Oleh karena itu pengemasan vakum
tidak menjamin pangan bebas dari bakteri patogen. Selain itu salah satu bakteri patogen
pembentuk racun yang berbahaya, yaitu Clostridium botulinum, bersifat anaerob dan sering
ditemukan tumbuh pada makanan yang dikemas secara vakum terutama makanan kaleng.
Hasil pertumbuhan E.coli di medium TSB dengan pH yang berbeda-beda 4, 7 dan 10. Pada
pH 4 bakterinya tidak tumbuh, sedangkan pada pH 7 dan 10 tumbuh tetapi pada bagian atas
dan bawah saja. pH optimum untuk pertumbuhan Escherichia coli adalah 7,0 – 7,5 sehingga
pada rentang pH 6,9 – 7,2 bakteri tersebut dapat tumbuh berarti termasuk bakteri netofil. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya koloni Escherichia coli pada media TSB yang dicirikan
dengan inti berwarna putih dibagian atas dan bawah. Tumbuhnya E.coli diatas dan dibawah
menandakan bahwa bakteri tersebut anaerob fakultatif berkumpul terutama di atas, karena
respirasi aerobik yang menguntungkan, namun tidak adanya oksigen tidak menghambat
mereka sehingga dapat ditemukan di sepanjang tabung.
Escherichia coli sangat sensitif terhadap nilai pH yang lebih rendah maupun tinggi
dibandingkan pH optimum pertumbuhannya. Alasan mengapa Escherichia coli tidak dapat
mentolerir lingkungan yang sangat basa dan asam karena banyak enzim yang merupakan
bagian dari proses penting dalam bakteri tersebut yang sangat sensitif terhadap pH. Ketika
terjadi perubahan pH, maka enzim yang terdapat di dalam Escherichia coli mengalami
denaturasi dan dapat menghambat bahkan menghantikan kinerja dari bakteri tersebut
sehingga dapat menyebabkan bakteri tersebut mati.
Eschericia coli merupakan bakteri dari kelompok koliform. Bakteridari jenis tersebut
selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri patogen (penyebab penyakit)
tidak selalu ditemukan.mikroorganisme dari kelompok koliform secara keseluruhan tidak
umum hidup atau terdapat di dalam air, sehingga keberadaannya dalam air dapat dianggap
sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran dalam arti luas, baik kotoran hewan maupun
manusia. Bakteri kelompok koliform meliputi semua bakteri berbentuk batang pendek, gram
negatif, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas
dan asam pada suhu dalam waktu kurang dari 24 jam.Adapun bakteri Eschericia coli selain
memiliki karakteristik seperti bakteri koliform pada umumnya, juga dapat menghasilkan
senyawa indoledi dalam air pepton yang mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat
menggunakan natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon.(Sumadi,2007).
Pertumbuhan mikroorganisme seperti sangat dipengaruhi oleh pH. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sumarsih (2003) yang menyatakan nilai pH merupakan suatu fungsi yang
menggambarkan keberadaan atom hidrogen bebas yang berada dalam pangan. Keberadaan
ion hidrogen tersebutlah yang mempengaruhi tingkat keasaman. pH juga didefinisikan
sebagai negatif log konsentrasi ion hidrogen. Pentingnya pH, terutama berkaitan dengan
aspek mikrobiologi. Pertumbuhan mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri sangat
dipengaruhi oleh pH. Nilai pH yang sangat rendah atau sangat tinggi akan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga, dibutuhkan metode-metode pengawetan lain,
seperti penambahan pengawet, pembekuan, proses termal, dan sebagainya untuk mengontrol
pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Pada pengujian isolat B.subtilis di medium TSB dengan pH yang berbeda-beda 4, 7
dan 10. Pada pH 7 dan 10 terjadi pertumbhuan isolat dari bakteri B.subtilis dimana terdapat
pada bagian bawah tabung maka dapat dikatakan bahwa mikroba yang tumbuh merupakan
bakteri anaerob obligat berkumpul di bawah untuk menghindari oksigen. Sedangkan pada pH
4 bakterinya tidak tumbuh hal ini menunjkan bahwa B.subtilis termask kelompok baketri
neutrofilik dengan nilai pH optimum 7. Pada isolat terdapat pula beberapa koloni berwarna
putih B.subtilis dapat tumbuhdi dalam medium TSB bersifat motil dan jga bakteri ini sensitif
terhadap penicillin.
Bacillus adalah bakteri gram positif, membentuk endospora, dan berbentuk batang.
Terdapat lebih dari 70 spesies, yang dapat diamati morfologi dan diversitas fisiologinya.
Hanya dua jenis yakni B. Anthracis dan B.Cereus yang diketahui bersifat patogen. Habitat
B. Subtilis adalah pada tanah, namun juga ditemukan pada air tawar, daerah perairan di
pesisir pantai, dan samudra. Alasan banyak ditemukannya bakteri tersebut adalah karena
pembentukan endospora, yang mengijinkan pertahanan hidup, walaupun lingkungan yang
ditempati sangatlah ekstrim. Bacillus subtilis juga dapat ditemukan pada tumbuhan, hewan
dan kotoran hewan. Bacillus subtilis memproduksi enzim dan antibiotik dalam respons untuk.
Pembatasan nutrisi. Enzim yang dihasilkan yaitu protease, amilase,selulase dan lipase.
Produksi enzim sangat maksimal saat sel berada pada fase stasioner pada masa pertumbuhan.
Produksi enzim tersebut diduga sebagai strategi pertahanan hidup untuk mencari sumber
energi makromolekuler saat nutrisi mulai berkurang. Sebagian besar enzim digunakan secara
luas dalam pembuatan makanan, masakan, dan industri detergen biologis. Enzim yang
memiliki manfaat bagi manusia seperti “termostabilit”, mengaktifkan jangkauan pH,
aktivitas pada detergen dan mengoksidasi lingkungan, dapat diidentifikasi oleh
Bacillus subtilis. Peranan B. Subtilis pada industri enzim adalah dapat merefraktor analisis
genetik dan itulah alasan B. Subtilis dipilih untuk dipelajari mekanisme produksi enzimnya.
Selain itu, kode genetik yang heterogen dengan materi yang dapat diklon-kan ke dalam
B. Subtilis yang dapat menghasilkan manipulasi untuk gandum berkualitas tinggi (Irianto,
2005).
Pada B. subtilis maupun E. coli pertumbuhannya dipengaruhi oleh pH. E. coli dan B.
subtilis sama-sama memiliki pH minimum sekitar dan pH maksimum sekitar 8-9. Hal ini
menunjukan bahwa bakteri gram positif lebih tahan terhadap asam, karena dinding sel bakteri
gram positif lebih tebal sehingga bisa lebih tahan terhadap kondisi-kondisi ekstrim. Ketika
pH basa, tidak terlalu terlihat perbedaan antara zona bening E. coli dan B.subtilis karena pH
maksimum kedua bakteri tersebut tidak berbeda jauh (8-9).
VII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimplan
Dari hasil praktikum pengaruh faktor lingkungan pH 2 bakteri yaitu E.coli dan
B.subtilis yang ditumbuhkan pada medium TSB dengan pH yang berbeda-beda. Pada bakteri
E.coli terjadi pertumbuhan pada pH 7 dan 10 ditandai degan adanya warna putih-putih
dibagian atas dan bawah tabung,sedangkan pada pH 4 tidak tumbuh. Hal ini dapat
menandakan bahwa E.coli termasuk kelompok bakteri neutofilik dan anaerob fakultatif.
Kemudian pada pengujian bakteri B.subtilis Pada pH 7 dan 10 terjadi pertumbhuan isolat dari
bakteri B.subtilis dimana terdapat pada bagian bawah tabung maka dapat dikatakan bahwa
mikroba yang tumbuh merupakan bakteri anaerob obligat dan kelompok bakteri neutrofilik
dengan pH optimum 7.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan memahami
materinya agar pada saat melakukan praktikan dapat melakukan pertumbuhan dengan baik
dan tidak salah. Sebaiknya praktikan lebih aseptis dan berhati-hati ketika menuangkan bakteri
dan mediumnya.
VIII. Daftar Pustaka