Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BAKTERIOLOGI

Proteus Sp

Disusun oleh :
Nama : ELITA MARTIANA
NIM : PO.71.34.0.17.052
Tingkat : 2 Regular B
Dosen pembimbing : Herry Hermansyah, AMAK, SKM, M.Kes

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLTEKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018-2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
panulisan makalah ini yang berjudul “Proteus sp”.

Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Amiin Yarabbal ‘alamin.

Palembang, Desember 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1


Latar Belakang ................................................................................................................................... 1

Maksud dan Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3


Proteus sp ............................................................................................................................................ 3

Proteus Mirabilis ................................................................................................................................. 5

Proteus Vulgaris .................................................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9


Kesimpulan ........................................................................................................................................ 9

Saran ................................................................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup
di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan
prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik.

4
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang
berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat
mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya,
membuat makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang
penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan
berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan
biasanya tumbuh bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus). Ada beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya
Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan
“pembawa” bakteri (Brooks, dkk 2005).
Kuman yang termasuk genus Proteus tumbuh secara aerob berbentuk batang
pendek/panjang berpasangan atau berantai yang bersifat gram negative (mengikat warna
merah dari fuchsin), ada yang coccobacilli, polymorph, tidak mempunyai spora, tidak
berkapsul serta bergerak aktif dengan flagella peritrika.
Proteus ini terdapat di alam bebas seperti air, tanah, sampah dan tinja (Proteus
vulgaris). Proteus spmenimbulkan infeksi pada manusia hanya bila bekteri keluar dari
saluran cerna. Organisme ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menimbulkan
bakteremia, pneumonia, dan infeksi fokal pada pasien yang lemah atau pada pasien
menerima infuse intravena. Proteus morganii dan Proteus rettgeri dapat menyebabkan
infeksi nosocomial (hospital-acquired) dan Proteus morganii menyebabkan diare pada
anak-anak terutama di musim panas.
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia maka
dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap specimen yang diperoleh dari
tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh bakteri. Specimen yang biasa digunakan
sebagai bahan pemeriksaan dapat berupa sputum, faeces,urin, dan sisa-sisa bahan makanan,
eksudat atau pus dari abses, dan darah.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
bakteri Proteus dalam sampel yang digunakan yaitu push (nanah). Selain itu,

5
praktikum juga dimaksudnkan untuk mengetahui jenis dari bakteri Proteus dalam
sampel.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifaki bakteriProteus dalam push (nanah) dan penyakit-penyakit yang
ditimbulkannya.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proteus sp
2.1.1 Morfologi
Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk
batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang
cocobacilli, polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran
0,4-0,8 x 1.0-0,3 mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa
fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.

7
2.1.2 Sifat biakan
Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan
swarming pada media BAP. Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang menyebar
pada susu 37o c. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas
antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan
menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA bersifat
alkali asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik
karena bakteri ini ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob /
anaerob sehingga menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid,
amin, indol, dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO3 dan
NH3 serta melepas amoniak.
2.1.3 Culturil dan Biokimia
Tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob
atau anaerob pada suhu 10 -43oC.
 SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna abu-abu – kehitaman
ditengah.
 BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada
yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, anhaemolisis.
 Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda,
non lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar permukaan
koloni rought(kasar).
Sifat – sifat umum genus proteus:
Tes positif : Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red tes.
Tes negatif : ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin, dekarboxylase,
arginine, dihidrolisa, malonate broth. Tes kepekaan terhadap polymixin atau
colistin: Resisten
2.1.4 Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih
atau kelainan bernanah seperta abses, infeksi luka.Proteus sp. Ditemukan sebagai
penyebab diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia.
2.1.5 Penularan penyakit oleh proteus sp.
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri ini
untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada
saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.

8
2.2 Proteus Mirabilis
A. Aspek Biologi
1. Morfologi
Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan
selberbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 m dan lebar 0,4-0,6 m, walaupun
pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun
di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai
10, 20, bahkan sampai panjang 80 m. dalam kultur dewasa, organisme ini tidak
memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal,
berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun,
sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti isobar dalam diagram
angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang
melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella
peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk dibanding kebanyakan
enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang ditemukan
bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk
flagellum juga dipengaruhi pH media.
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus mirabilis
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna
manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini
memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat
patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan
tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena
berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam
daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di
tanah kebun atau pada tanaman.

9
4. Penyakit yang ditimbulkan
Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar.
Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3) menyebabkan urin
bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan dapat memicu
pembentukan kristal sitruvit (magnesium amonium fosfat), kalsium karbonat, dan
atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/kristal tersebut, bersembunyi
dalam kristal dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotik.
Semakin banyak batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat
menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang
memudahkan induksi ke sistem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri
ini dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada
pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari 'semua' Proteus infeksi pada manusia.
a. Gejala
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan
adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah
diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi,
hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian
paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit
pada dada, flu, sesak napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini,
gejalanya demam, pembengkakan prostat.
b. Penularan
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilisjuga seringkali
terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
c. Penyebaran
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah
sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti
catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.
5. Obat yang digunakan
Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau
sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin
atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin,
trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter bedah harus
menghilangkan blokade ini dahulu.

10
2.3 Proteus Vulgaris
A. Aspek Biologi
1. Morfologi
Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-negatif, chemohe
terotroph bakteri. Ukuran sel individu bervariasi dari 0,4 ~ 1,2 ~ 0.6μm oleh 2.5μm.
proteus vulgaris memiliki flagela dan bergerak aktif.
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus vulgaris
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri
ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran
kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan
muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih
beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit
prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses
manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.
Etiologi dan Epidemiologi
 Proteus mirabilis menyebabkan 90% dari infeksi Proteus.
 Proteus vulgaris dan Proteus penneri mudah diisolasi dari individu di fasilitas
perawatan jangka panjang dan rumah sakit dan dari pasien dengan penyakit yang
mendasari atau sistem kekebalan tubuh dikompromikan.
 Pasien dengan infeksi berulang, orang-orang dengan kelainan struktural saluran
kemih, mereka yang telah instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi
diperoleh di rumah sakit memiliki peningkatan frekuensi infeksi yang disebabkan
oleh Proteus dan organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter,
Pseudomonas , enterococci, staphylococci)
Obat yang digunakan
Diketahui P. vulgaris antibiotik yang sensitif terhadap:
Ciprofloxacin

11
Seftazidim
Netilmicin
Sulbaktam atau Cefoperazo
Meropenem
Piperasilin / tazobactam
Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada
"normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau pernapasanIE-
Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000 mg per hari secara
lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari.
4. Pemeriksaan klinik
Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota)
dan Pseudomonas spesies adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung
jawab atas bakteremia gram-negatif. Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan
dengan ISK harus meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini
benar terutama pasien yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, yang
memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau yang memiliki sejarah yang
telah diketahui kelainan anatomis uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa
organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite batu
terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan kalsium karbonat-
apatit. Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan hanya bila produksi
amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua
persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang
memproduksi urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia
dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium pasangan buffer
memiliki pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam
amonia. Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan
hadir dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH
urin terus basa (> 7.0).

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan isolasi yang telah dilakukan (pewarnaan, pembiakan,
uji differensial, uji biokimia dan gula-gula) pada sampel urine ditemukan bakteri Proteus
mirabilis..

3.2. Saran
Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri
yang paling baik. karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber penularan penyakit
yang paling besar. Proteus merupakan salah satu bakteri yang biasa menginfeksi tubuh
manusia.
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat
tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam proses
identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan
baik.
Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri
kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit
bisa ditanggulangi.

13
14

Anda mungkin juga menyukai