Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
jenis raginya. Proses fermentasi oncom menggunakan kapang jenis Neurospora
sp. Kualitas ragi oncom ditentukan dari kemampuannya mengurai struktur
dalam Kacang Tanah menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui
fermentasi. Hal ini akan membuat daya cerna oncom meningkat. Selain menentukan
kualitas oncom, jenis ragi juga akan menentukan warna, aroma, serta tekstur dari
produk oncom.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kapang
Gambar 1 Kapang
(Sumber: http://duniachemistry.blogspot.com/2015/12/kapang.html)
3
B. Neurospora Sitophila
Kapang dari genus Neurospora telah lama diketahui dan telah dipelajari sejak
1843. Species N. Crassa telah banyak digunakan di dalam penelitian laboratorium
sejak 1941. Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas,
serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakanciri-ciri khas
kapang ini.
Nama Neoruspora Sitophila berasal dari kata neuron (sel saraf) karena
guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. sitos (makanan) dan
philos (menyukai). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur
ini masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase
seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur ini masuk
kedalam golongan Ascomycota (Desanto, 2013).
Karakteristik jamur Neurospora sitophila yaitu dapat tumbuh dengan sangat
pesat, warna jingganya yang khas, serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk
seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang ini. Neurospora adalah organisme
yang pertumbuhannya sangat cepat tetapi askosporanya membutuhkan perlakuan
khusus. Sel hifanya memiliki inti banyak (multinucleate). Miseliumnya berpigmen
dengan jumlah pigmen bervariasi tergantung substratumnya (Desanto, 2013).
Neurospora sitophila bersifat octosporous, hermaphrodit dan
heterothallic.Unsur betinanya diwakili oleh protoperithecia, dimana setiap
multinucleateaskogonium ditempelkan. Askogonia menghasilkan cabang hifa
panjang yangberfungsi sebagai trichogynes. Antheridia tidak dihasilkan. Unsur
jantan diwakili oleh mikrokonidia yang diproduksi dalam rantai di
microconidiophores; sejenis konidia, yang juga dapat menyalurkan nuclei ke
receptive trichogynes. Dalam spesies ini, ditemukan bahwa peran organ seks jantan
tidak terlalu besar dan fungsi seksualdikerjakan oleh bagian khusus dari thallus
(Campbell, 2003). Adapun klasifikasi dari jamur ini, yaitu:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Ascomycetes
Order : Sordariales
Family : Sordariaceae
Genus : Neurospora
Spesies : Neurospora sitophila (Nurul, 2018).
4
Gambar 2 Siklus Perkembangbiakan Secara Seksual dan Aseksual
(Sumber: Davis, R. H, 2000. Neurospora: Contributions of a Model Organism)
5
Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual dengan pembentukan konidia
yang ada ujung konidiofor. Jika konidia jatuh pada tempat yang sesuai, maka konidia
tersebut akan tumbuh menjadi miselium.
Jenis jamur ini (Neurospora sp.) di Jawa Barat mudah diperoleh dari oncom.
Jamur ini dapat pula tumbuh subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan
diambil bijinya. Biarkan tongkol jagung itu selama beberapa hari, agar ditumbuhi
Neurospora sp. Neurospora sp., selain dimanfaatkan dalam fermentasi pembuatan
oncom, banyak juga dimanfaatkan dalam penelitian genetika, yaitu untuk
mengetahui pengaruh sinar X yang dapat menyebabkan mutasi.
C. Sejarah Oncom
6
Tasikmalaya.Oncom sebagai makanan khas dari Jawa Barat yang merupakan
warisan nenek moyang suku sunda bangsa Indonesia. Tidak ada yang tahu pasti
bagaimana produk oncom ini dapat terbentuk pertama kalinya. Namun produk
oncom ini memiliki nilai gizi yang baik dan harganya pun sangat terjangkau, namun
sosialisasi oncom di Indonesia masih sangat minim. Oncom masih kalah terkenal
dibandingkan hasil olahan kacang-kacangan yang lain, seperti tahu dan tempe.
Banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui bahwa oncom
merupakan makanan tradisional yang bergizi tinggi sehingga banyak yang
mengabaikan makanan tradisional ini. Sebagai salah satu makanan tradisional hasil
fermentasi.
D. Jenis – Jenis Oncom
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu merah dan hitam. Perbedaan kedua
jenis oncom tersebut terletak pada jenis kapang serta bahan bakunya.
1. Oncom Merah
Oncom merah umumnya dibuat dari bungkil tahu, yaitu kedelai yang
telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu. Walaupun bahan substrat
tersebut berupa limbah kandungan gizinya sesungguhnya masih cukup tinggi
untuk dapat dimanfaatkan manusia. Oncom merah dihasilkan oleh kapang
Neurospora sitophila yang mempunyai warna jingga, merah, merah muda,
dan warna peach. Warna merah pada oncom merah ditentukan oleh warna
pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam proses
fermentasi.
2. Oncom Hitam
Oncom hitam umumnya dibuat dari bungkil kacang tanah yang kadang
kala dicampur ampas (onggok) singkong atau tepung singkong (tapioka), agar
mempunyai tekstur yang lebih baik dan lebih lunak. Bungkil kacang tanah
adalah ampas yang berasal dari kacang tanah yang telah diambil minyaknya
dengan proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi. Oncom hitam
dihasilkan oleh kapang Rhizopus oligosporus. Warna hitam pada oncom hitam
ditentukan oleh warna pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan
dalam proses fermentasi.
7
Gambar 4 Oncom merah dan oncom hitam
(Sumber: food.detik.com)
Oncom merah umumnya dibuat dari bungkil tahu, yaitu kedelai yang telah
diambil proteinnya dalam pembuatan tahu. Bahan lainnya yang diperlukan dalam
pembuatan oncom adalah kapang. Proses fermentasi oncom merah oleh kapang
Neurospora sitophila dapat mencegah terjadinya efek flatulensi (kembung
perut). Pada saat pembuatan oncom, sangat penting untuk memperhatikan masalah
sanitasi dan kebersihan untuk mencegah timbulnya pencemaran dari mikroba-
mikroba lain, terutama kapang Aspergillus flavus yang mampu memproduksi racun
aflatoksin. Kapang Aspergillus flavus juga biasanya tumbuh pada kacang-kacangan
dan biji-bijian yang sudah jelek mutunya sehingga sangat dianjurkan menggunakan
bahan baku yang baik mutunya untuk mencegah terbentuknya racun aflatoksin.
Akan tetapi kita tidak perlu terlalu khawatir dengan racun aflatoksin, karena kapang
Neurospora sitophila mampu berperan sebagai penekan produksi aflatoksin
(Rahayu, 2009).
Proses pembuatan oncom lebih sederhana dibanding tempe, bahan lain yang
diperlukan adalah ampas pati singkong (onggok) atau tepung tapioka .
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama, rendam ampas tahu dalam air bersih selama 3-5 jam hingga
ampas mengembang / agak melar. Selama perendaman tersebut zat lemak atau
minyak akan terpisah (terapung) ke atas permukaan air perencaman. Minyak
dipisahkan dengan cara membuang air perendaman.
2. Angkat ampas tahu, kemudian peras airnya hingga kadar minimum. Proses
pemerasan bisa menggunakan alat khusus jika ada, tetapi jika tidak ada, bisa
8
diperas secara manual. Proses manual biasanya dengan cara menginjak-injak
karung berisi ampas menggunakan kaki yang disarungi kantong plastik hingga
airnya tidak keluar lagi dari ampas.
3. Sesudah diperas, ampas tahu kemudian diayak. Pisahkan bagian ampas
kasarnya, ambil ampas halusnya saja.
4. Tambahkan tepung tapioka kedalam ampas tahu, aduk hingga merata. Tepung
tapioka berfungsi sebagai 'perekat' ampas tahu agar mudah dibentuk, juga
sebagai media tumbuh kapang oncom. Selain itu, mutunya akan lebih bagus
dan rasa oncomnya akan menjadi lebih gurih.
5. Kukus ampas tahu hingga matang dan berbau harum. Lamanya waktu
pengukusan bersifat relatif tergantung kondisi, biasanya memerlukan waktu
antara 2-4 jam.
6. Angkat ampas tahu. Keluarkan dari kukusan, kemudian cetaklah diatas
tatakan bambu atau tampah. Cetak dengan ketebalan kurang lebih 3-4 cm.
Biarkan hingga dingin. Dan perlu diperhatikan, proses ini hingga pemberian
ragi / biang harus dilakukan dengan higienis agar pertumbuhan kapang tidak
terganggu.
7. Sesudah dingin, taburkan biang oncom pada ampas yang sudah dicetak.
8. Tutup ampas tahu / oncom mentah menggunakan daun pisang. Biarkan selama
3 hari hingga terbentuk kapang diseluruh permukannya, tandanya oncom
sudah jadi.
9
Gambar 5 Diagram pembuatan oncom merah
(Sumber: https://danikutami.wordpress.com/kelas-xi-2/semester-ii-
9/bioteknologi/tradisional/fermentasi/)
10
tidak mengandung aflatoksin. Sedangkan penggunaan kapang Rhizopus oligosporus
dapat mengurangi aflatoksin bungkil sebesar 60%. Jamur ini juga mempunyai
kemampuan untuk mengubah kedelai menjadi asam amino dan protein lain yang
cepat larut kalau memasuki perut pemakannya.
11
4. Daya Tahan
Oncom yang memiliki daya tahan atau daya simpan tinggi adalah
oncom murni (hanya dicampur dengan bahan pembantu). Oncom semacam ini
akan tetap kering meskipun sudah membusuk. Sementara oncom yang dibuat
dengan bahan campuran akan cepat menjadi busuk, basah dan berulat.
5. Kesuburan Kapang
Kapang yang tumbuh lebat menunjukkan bahwa oncom tersebut
berkualitas baik (lunak dan lezat) (Sarwono. 2010).
H. Kandungan Gizi Oncom
Tabel 1 Kandungan nutrisi dalam oncom, denga sajian 100 gram oncom
Nutrisi Kandungan
Air 87,46 %
Energy 187 kkal
Protein 13 g
Lemak 6g
Karbohidrat 22,6 g
Kalsium 96 mg
Fosfor 115 mg
Zat besi 27 mg
Vitamin A 0 IU
Vitamin B1 0,09 mg
Vitamin C 0 mg
(Sumber: Nuraini dkk, 2015)
I. Manfaat Oncom
Kandungan gizi yang baik dalam oncom ini, memberikan sejumlah manfaat
oncomyang tidak terduga, seperti berikut :
1. Mencegah Perut Kembung
12
Proses fermentasi yang dilakukan oleh Neurospora sitophila dan
kapang Rhizopus oligosporus dapat mencegah efek fluktuasi. Hal ini
dikarenakan selama proses fermentasioncom, kapang menghasilkan enzim
alpha-galaktosidase yang menguraikan rafinosa danstakhiosa pada level yang
lebih rendah. Proses inilah yang membuatnya tidak menimbulkan terjadinya
gas dalam perut yang menyebabkan perut kembung. Selain itu, jika
mengalami perut kembung dapat diobati dengan obat herbal.
2. Menekan produksi racun aflatoksin
Pada saat proses pembuatan oncom, masalah sanitasi menjadi bagian
yang harus selalu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah
berkembangnya jenis mikroba lain seperti Aspergillus flavus yang
menghasilkan racun aflatoksin yang terkenal sebagai pemicuresiko kanker.
Biasanya kapang Aspergillus flavus dapat ditemukan pada kacang-kacangan,
rempah-rempah, serta bahan sereal yang berkualitas jelek. Penggunaan
kapang Neurospora sitophila dan kapang Rhizopus oligosporus mampu
menekan produksi racun aflatoksin.
3. Sumber gizi dan energi bagi tubuh
Manfaat oncom memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat dan
protein dalam jumlah yang tinggi. Hal itu tentu saja sangat baik bagi tubuh,
menjadikannya sebagai alternative sumber asupan gizi dan juga sumber energi
bagi tubuh. Selain itu kandungan gizi pada oncom juga baik untuk
pertumbuhan jaringan tubuh pada janin.
4. Menjaga sistem pencernaan
Degradasi yang dilakukan oleh kapang saat proses fermentasi dapat
menyebabkan beberapa oligosakarida sederhana seperti sukrosa, rafinosa, dan
stakhiosa menurun pesat akibat aktivitas enzim α-galaktosidase yang
dihasilkan kapang. Manfaat oncom ini, sangat baik untuk menjaga sistem
pencernaan, karena rafinosa dan stakhiosa sangat berperan atas gejala
flatulensi yang muncul bila seseorang mengonsumsi kedelai maupun kacang
tanah.
5. Mengurangi kolesterol
Para peneliti memeriksa efisiensi oncom dalam efisiensinya untuk
mengurangi kadar kolesterol pada tubuh. Mereka menggunakan tikus yang
telah diberikan diet bebas kolesterol. Oncom terbukti dapat mengurangi kadar
kolesterol dan meningkatkan ekskresi steroid tinja.Oncom sangat kaya akan
13
protein. Kandungan serat makanan pada oncom dapat merangsang produksi
rantai pendek asam lemak oleh mikroflora usus. Hal ini sangat berpengaruh
pada pengurangan kolesterol yang disebabkan oleh efek kolaboratif pepsin,
protein, isoflavonaglikon. Namun yang perlu diingat adalah, oncom segar
hanya mampu bertahan selama 1 hingga 2 hari saja pada suhu ruang.
Selanjutnya oncom akan mengalami kerusakan yang disebakan oleh
terdegradasinya protein dalam oncom oleh enzim proteolitik sehingga
terbentuk ammonia yang menyebabkan oncom tidak layak konsumsi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Desanto, Didik. 2013. Spora Oncom Merah (Neurospora sitophila) & Oncom Hitam
(Rhizopus oligosphorus) Sebagai Bentuk Dasar Eksplorasi Motif Batik Langgam
Indramayu, hal 224 - 230.
Nurul, Nandini. 2018. Jamur Pada Oncom (Rhizopus oligosphorus dan Neurospora
sitophila). Bengkulu: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia POLTEKNES
KEMENKES
Rahayu, Winiati Pudji dan Suliantari. 2009.Teknologi Fermentasi Biji-bijian dan Umbi-
Umbian. Bogor: IPB
Sarwono, Bambang. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Penebar Swadaya
Siswono. 2002. Oncom Menutup Kekurangan Energi dan Protein . Jakarta : Gizinet
16