Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

(Uji Kualitas Air Dengan Metode Most Probable Number (MPN))

KELAS : 2018.B

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
untuk senantiasa hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun
dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya makanan dan minuman tersebut,
diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu
yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya
sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan
mikroba di dalamnya (Jiwintarum, dkk, 2017).
Standar Air Minum dan makanan, menurut standar WHO semua sampel
tidak boleh mengandung Escherichia coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri
Coliform. Standar WHO dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak
boleh mengandung Coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang
mengandung Escherichia coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang
mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, tidak boleh ada coliform
dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan (Jiwintarum, dkk, 2017).
Menurut laporan BPOM (2017) kejadian keracunan pangan dalam bulan
Juli hingga September 2017 disebabkan karena makanan olahan yang
disediakan oleh jasa boga dengan 8 kejadian dan korban sebanyak 422 orang.
Keracunan makanan akibat olahan rumah tangga ada 8 kejadian dan sebanyak
249 korban dan 1 korban meninggal. Keracunan makanan karena makanan
olahan dalam kemasan dengan 2 kejadian dan sebanyak 37 korban, penyebab
keracunan karena minuman lain sebanyak 1 kejadian dengan korban sebanyak
16 orang. Makanan penyebab KLB keracunan pada makanan yang tertinggi
yaitu, pada masakan olahan jasa boga dan olahan rumah tangga. Berdasarkan
Badan POM (2010) data keracunan makanan disebabkan oleh agen berupa
mikroba dan kimia. Higiene dan sanitasi pengolah makanan menjadi salah satu
faktor risiko utama yang menjadi penyebab terjadinya KLB keracunan pangan
(Putri, dkk, 2018).
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan uji hitung jumlah
bakteri dengan beberapa metode : Metode Plate Count, Penentuan volume
total, Metode turbidometri, Metode MPN (Most Probable Number), Metode
perhitungan cawan (Jiwintarum, dkk, 2017).
Metode MPN (Most Probable Number), dalam metode MPN digunakan
medium cair di dalam tabung reaksi , dalam hal ini perhitungan dilakukan
berdasarkan jumlah tabung positif. Metode MPN biasanya dilakukan untuk
menghitung jumlah bakteri di dalam contoh berbentuk cair, meskipun dapat
pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu
disuspensikan dengan perbandingan 1 : 10 dari contoh tersebut dalam buffer.
Kelompok bakteri yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi
bergantung pada media yang digunakan untuk pertumbuhannya (Jiwintarum,
dkk, 2017).
Berdasarkan pernyataan diatas maka dilakukanlah praktikum Bakteriologi
III kali ini tentang Uji Kualitas Air dengan menggunakan metode MPN untuk
mengetahui jenis, ada tidaknya, serta menghitung jumlah bakteri coliform
yang terdapat pada sampel air.
I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform pada sampel air
2. Untuk mengetahui jenis bakteri coliform pada sampel air
3. Untuk menghitung jumlah bakteri coliform yang terdapat pada sampel air.
I.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum kali ini yaitu, agar mahasiswa dapat mengetahui
cara praktikum Uji Kualitas Air dengan menggunakan metode MPN untuk
mengetahui ada tidaknya. jenis bakteri, serta dapat menghitung jumlah bakteri
bakteri coliform pada sampel air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Perhitungan Jumlah Bakteri
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung
jumlah colony bakteri yang tumbuh pada suatumedia pembiakan. Secara
mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable
count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada
cawan, perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau
terdekat (MPN methode), cara kekeruhan atau turbidimetri Perhitungan jumlah
suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform
yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif,
bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu
sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan
metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang
didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
menjadi satu colony yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang
dapat hidup yang terdapat pada sampel) (Yunan Jiwintarum, dkk. 2017).
II.2 Pengertian MPN
MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang
menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang
ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri
tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji
dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel (Rafika Sari dan Pratiwi
Apridamayanti. 2014).
Metode Most Probable Number (MPN) umumnya digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri
Coliform yang merupakan kontaminan. Penentuan Coliform Fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhan dari pada mendeteksi bakteri patogenik lain (Jon
Farizal dan Putri Widelia. 2017).
Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, susu
dan produk susu. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman.
Menunjukan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik
yang berbahaya bagi kesehatan (Riri Novita, 2013).
Menurut (Riri Novita, 2013) Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi
2 kelompok :
1. Coliform fekal, contoh : Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal
dari kotoran hewan dan manusia. Adanya Escherichia coli dalam air minum,
hal ini menunjukkan bahwa air minum yang dikomsumsi telah
terkontaminasi oleh feses manusia, oleh karena itu standar air minum
mensyaratkan Escherichia coli harus 0/100 ml.
2. Coliform non fekal misalnya : Enterobakter aerogenes Bagi manusia air
minum ialah salah satu kebutuhan utama mengingat air sebagai faktor utama
dalam penularan penyakit khususnya dalam masyarakat, maka tujuan utama
penyedian air bersih atau air minum adalah untuk mencegah penyakit yang
dibawa oleh air
Dalam metode uji kualitas mikrobiologi air minumm digunakan
kelompok Coliform sebagai indikator. Coliform sebagai suatu kelompok
dicirikan sebagai bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik dan anaerobik fakultatif yang mengfermentasi laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Sebagian
besar kebutuhan air minum dipenuhi dengan berbagai cara diantaranya dengan
menggunakan air sumur gali. Untuk keperluan masyarakat terhadap air minum
yang bermutu dan aman untuk dikomsumsi serta memenuhi syarat sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang ada, maka air sumur gali harus memiliki
jarak minimal 10 meter dari jamban (Riri Novita, 2013).
Bakteri kelompok koliform meliputi semua bakteri berbentuk batang,
gram negatif, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa dengan
memproduksi gas dan asam pada suhu 37 0C dalam waktu kurang dari 48 jam.
Adapun bakteri E.coli selain memiliki karakteristik seperti bakteri koliform
pada umumnya juga dapat menghasilkan senyawa indole di dalam air pepton
yang mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat menggunakan
natrium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon (Muhammad Rijal, 2016)
Menurut (Yusmaniar, dkk. 2017), Pengujian MPN dilakukan dengan
menggunakan sampel berbentuk cair, apabila sampel yang akan digunakan
berbentuk padatan maka sampel tersebut harus dibuat cair (suspensi) lebih
dahulu dengan perbandingan 1 :10. Tahapan uji kualitatif koliform secara
lengkap terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Uji Penduga
Uji ini menggunakan Lactose Broth atauMac Conkey Broth (MCB),
apabila sampel yang digunakan mengandung bakteri asam laktat, misalnya
susu, dapat digunakan Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Bakteri
asam laktat dapat memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat
mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. Inkubasi dilakukan pada
suhu 35°C selama 24 jam, dan tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas
sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Tabung yang
tidak menunjukkan gas diperpanjang lagi inkubasinya sampai 48 jam.Jika
tetap tidak terbentuk gas, dihitung sebagai tabung negatif.
2. Uji Penguat
Terbentuknya gas di dalam Mac Conkey Broth (MCB) atau di dalam
Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB) tidak selalu menunjukkan
jumlah bakteri koli karena mikroba lainnya mungkin juga ada yang dapat
memfermentasi laktosa dengan membentuk gas, misalnya bakteri asam
laktat dan beberapa khamir tertentu. Uji penguat dilakukan dengan
memindahkan sebanyak 1 ose biakan dari tabung yang membentuk gas pada
media Mac Conkey Broth (MCB) / Brilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLBB) ke dalam tabung yang berisi 10 ml Brilliant Green Lactose Bile
2% (BGLB 2%). Semua tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48
jam. Gas yang terbentuk pada tabung durham dalam media Brilliant Green
Lactose Bile (BGLB) 2% memperkuat bukti adanya bakteri Koliform.
3. Uji Pelengkap
Uji pelengkap dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri Coliform
dalam sampel yang menunjukkan tabung positif pada uji penguat. Tabung
yang menunjukkan hasil positif diambil 1 ose biakan dan digoreskan di atas
media endo agar dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Jika hasil
uji pelengkap menunjukkan terbentuknya koloni hijau metalik pada media
endo agar, hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat bakteri Escherichia
coli pada sampel. Jika hasil uji pelengkap menujukkan terbentuknya koloni
berwarna merah tanpa kilap hijau metalik, hasil tersebut menyatakan bahwa
bakteri Coliform yang terkandung dalam sampel bukan Escherichia coli
tetapi kemungkinan jenis lain dari bakteri Coliform seperti Enterobacter
aerogenesis.
II.3 Metode MPN

Salah satu metode yang digunakan adalah metode MPN (Most Probable
Number), dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi,
dalam hal ini perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung durham untuk bakteri
pembentuk gas. Umumnya untuk setiap pengenceran digunakan 3 atau 5 seri
tabung. Makin banyak tabung yang digunakan dalam perhitungan nilai MPN,
akan menunjukkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Metode MPN biasanya
dilakukan untuk menghitung jumlah bakteri di dalam contoh berbentuk cair,
meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih
dahulu disuspensikan dengan perbandingan 1 : 10 dari contoh tersebut dalam
buffer. Kelompok bakteri yang dapat dihitung dengan metode MPN juga
bervariasi bergantung pada media yang digunakan untuk pertumbuhannya
(Yunan Jiwintarum, dkk. 2017).
Metode Most Probable Number (MPN) mempunyai beberapa kelebihan,
salah satunya pada volume media LBSS dan LBDS menggunakan 10 ml dan 5
ml. Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan
penggunaan media kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi
berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk
menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas).
Tergantung kepada kepentingan, menggunakan ragam 5 1 1 , 5 ml media LBDS
pada 5 tabung dan 5 ml media LBSS pada 2 tabung (PDAM, 2015). Sampel
ditumbuhkan pada seri tabung 5 atau ragam 5 1 1. Media pada tabung adalah
Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung
durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel
sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double
Strength) dengan volume media 10 ml. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml
dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Strength) dengan volume
media 10 ml (Yunan Jiwintarum, dkk. 2017).
MPN total adalah salah satu metode perkiraan yang menuju suatu nilai
kebenaran untuk mengetahui ataupun mendeteksi adanya mikroba pada sampel
yang diuji. Keberadaan bakteri koliform pada suatu sampel dapat menjadi
indikator adanya jenis bakteri lain yang bersifat patogen maupun non patogen.
Pengujian koliform menggunakan media pengujian yang disebut laktosa brooth
yaitu media yang bahan dasarnya dari laktosa. Bakteri koliform memiliki
kemampuan dalam memfermentasi laktosa sehingga media yang terfermentasi
akan mengalami perubahan warna, munculnya gas, dan endapan (Muhammad
Rijal, 2016).
Prinsip metode MPN adalah menghitung jumlah tabung yang positif
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentumenggunakan medium cair di dalam tabung reaksi.Pengujian
dinyatakan positif apabila timbul kekeruhan dan atau terbentuknya gas di
dalam tabung Durham (Yusmaniar, dkk. 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat Dan Bahan
a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: bunsen, pipet
tetes, handsprayer, ose bulat, rak tabung, gelas ukur, tabung reaksi,
inkubator dan cawan petri.
b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu: sampel air, medium
MAC, medium Lactose Broth (LB), Medium BGLB, medium Endo
agar/EMBA, medium uji biokimia dan aquadest.
III.2 Cara Kerja
a. Uji Penduga (presumptive test)
Diambil sampel air dengan botol sampel steril secara aseptip
sebanyak kurang lebih 500 ml. Dilakukan inokulasi 10 ml sampel air
masing-masing ke dalam 5 tabung medium lactose broth ganda 10 ml
(seri I). Kemudian diinokulasikan satu milliliter sampel air masing-
masing ke dalam lima tabung medium lactose broth tunggal 5 ml (seri
II). Lalu diinokulasi 0,1 ml sampel air masing-masing ke dalam lima
tabung medium lactose broth tunggal 5 ml (seri III). diinkubasi semua
medium yang sudah diinokulasi sampel air pada suhu 35-37℃ selama 1
x 24 jam. Dicatat tabung-tabung setiap seri yang menunjukkan
terbentuknya asam dan gas (reaksi positif), tabung-tabung biakan air
sampel yan menunjukkan reaksi positif (belum terbentuknya gas).
Diinkubasi lagi pada suhu 35℃ selama 1 x 24 jam. Bila tabung-tabung
biakan tetap negatif, maka hasilnya dianggap negatif, tetapi bila hasilnya
positif dilanjutkan ke uji penguat (confirmed test)
b. Uji Penguat (confirmed test)
Diinokulasikan 0,1 ml biakan dari setiap tabung uji penduga
yang positif masing-masing ke dalam 2 medium BGLB lalu inkubasi
satu seri BGLB yang telah diinokulasi pada suhu 35℃ dan satu seri yang
lain pada suhu 44℃ selama 24-48 jam. Kemudian diambil satu ose
biakan dari tabung BGLB yang menunjukkan reaksi positif, goresan
(streak) pada permukaan media endo agar dalam cawan petri.
Diinkubasikan pada suhu 35-37℃ salam 24-48 jam kemudian diamati
terbentuknya asam dan gas dalam media BGLB. Dicatat tabung-tabung
setiap seri yang menunjukkan hasil positif. Diamati koloni bakteri yang
berwarna hijau metalik yang menunjukkan koloni koliform
c. Uji Pelengkap (Completed Test)
Diinokulasi setiap koloni yang berwarna hijau metalik pada
setiap seri dalam medium lactose broth dan nutrient agar miring.
Diinkubasi biakan pada selama 24 jam. Diamati adanya asam dan gas
dalam medium lactose broth, catat setiap kelompok/seri tabung reaksi
yang menunjukkan uji positif. Dilakukan pengecatan gram dari biakan
dan amati bentuk sel secara mikroskopis, bakteri koliform berbentuk
batang, gram negative. Dicocokkan jumlah tabung yang positif dengan
daftar indeks MPN dan dibandingkan jumlah coliform yang tumbuh
dengan standar kualitas bahan pangan menurut standar dan untuk
kualitas air dibandingkan dengan standar baku mutu air

Anda mungkin juga menyukai