Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN

STERILISASI

OLEH:
ADINDA HAPSARI BR.SAMOSIR
NIM.2206113485

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
I. Judul

Judul praktikum Mikrobiologi yang dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret

2023 adalah Sterilisasi.

II. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi mengenai Sterilasi ialah

diharapkan para praktikan dapat mengetahui dan memahami Sterilisasi serta

dapat melakukan Sterilisasi pada alat-alat ataupun media Laboratorium.

Diharapkan praktikan dapat mengerti mengenai teknik-teknik Sterilisasi,

mengenal alat-alat yang digunakan saat sterilisasi dan memahami prinsip kerja

perlatan Laboratorium yang digunakan untuk Sterilisasi.

III. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum Mikrobiologi

mengenai Sterilisasi adalah Jarum ose, Bunsen, Korek, Sprayer, Pinset, Gelas

Kimia, Cawan Petri, Baskom serta oven.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi mengenai

Sterilisasi adalah Air, Bayclin, Alkohol dan kertas atau Koran bekas.

IV. Tinjauan Pustaka

Sterilisasi adalah suatu


usaha untuk membebaskan
alat-alat atau bahan dari
segala bentuk
kontaminasi dari mikroba.
Proses sterilisasi alat dan
medium dalam kegiatan
praktikum atau
penanganan sampel
mikroba sangat
dibutuhkan sterilisasi.
Apabila teknik sterilisasi
tidak
diterapkan maka hasil yang
dicapai tidak maksimal dan
menimbulkan berbagai
kontaminasi baik
dari alat maupun media
tumbuh mikroba
(Dwidjoseputro, 1994)
Sterilisasi adalah suatu
usaha untuk membebaskan
alat-alat atau bahan dari
segala bentuk
kontaminasi dari mikroba.
Proses sterilisasi alat dan
medium dalam kegiatan
praktikum atau
penanganan sampel
mikroba sangat
dibutuhkan sterilisasi.
Apabila teknik sterilisasi
tidak
diterapkan maka hasil yang
dicapai tidak maksimal dan
menimbulkan berbagai
kontaminasi baik
dari alat maupun media
tumbuh mikroba
(Dwidjoseputro, 1994)
Sterilasi merupakan upaya yang dilakukan untuk membebaskan alat-alat

dan bahan dari segala bentuk kontaminasi Mikroorganisme atau Mikroba.

Proses sterilisasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan Praktikum atau

penanganan sampel Mikroba. Jika proses tidak dilakukan maka hasil yang

diinginkan tidak akan maksimal dan memuaskan karena alat dan bahan atau

medium terkontaminasi oleh tumbuhnya mikroba (Dwidjosaputro,1994).


Menurut Hadioetomo (1990), Sterilisasi didalam Mikrobiologi sangat

dibutuhkan untuk mematikan semua mikroba yang menempel pada alat atau

media. Menurut Waluyo (2005), Bahan maupun alat-alat yang digunakan

dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril yang dimaksud

ialah tidak ditemukannya mikroba yang tidak diharapkan dan tidak merusak

media atau mengganggu kehidupan serta proses praktikum atau uji yang

sedang dilakukan. Setiap proses yang membunuh sebua bentuk kehidupan

terutama mikroba atau mikroorganisme baik itu secara fisik, kimia maupun

mekanik maka disebut sebagai sterilisasi.

Berdasarkan prinsipnya sterilisasi dapat dibedakan menjadi yakni secara

fisik, mekanik dan juga secara kimiawi. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan

dengan Pemanasan dan Penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan

pemijaran (dengan api langsung) yakni membakar alat secara langsung

dengan api (Bunsen) contoh alat yang disterilisasi yakni Jarum ose, Pinset dan

lain sebagainya. Kemudian dengan panas kering, panas kering biasanya

digunakan untuk alat-alat seperti Cawan petri, tabung reaksi dan alat-alat yang

berbahan gelas. Alat yang digunakan adalah oven, dengan suhu 160-1800C

selama 1,5-2 jam. Kemudian dengan Uap air panas bertekanan, metode ini

bias dibilang metode yang sangat efektif untuk proses sterilisasi karena

menyediakan suhu yang jauh diatas titik didih, proses yang cepat, daya

tembus yang kuat dan kelembaban yang tinggi sehingga dapat mempermudah

koagulasi protein sel-sel mikroba sehingga dapat menghancurkan sel. Suhu


efektif pada teknik ini adalah 1200 C selama 15 menit dengan tekanan

5kg/cm2. Kemudian, Metode penyinaran dengan Sinar Ultraviolet biasanya

digunakan untuk sterilisasi pada interior permukaan safety cabinet yang

disinari dengan lampu UV (Suriawiria, 2005

Suriawiria (1986) juga menyatakan bahwa Sterilisasi dengan kimiawi

biasanya menggunakan senyawa disenfektan seperti Alkohol. Sedangkan

sterilisasi dengan mekanik berupa penyaringan dengan menggunakan saringan

berpori sangat kecil (0,22-0,45 mikron) sehingga mikroba dapat tertahan pada

saringan tersebut. Metode ini di peruntukkan pada bahan yang peka terhadap

panas seperti larutan enzim dan antibiotik.

V. Cara Kerja

5.1 Sterilisasi Pemijaran

1. Dihidupkan Bunsen menggunakan korek api.

2. Diambil jarum ose yang telah direndam dengan Alkohol 70%.

3. Dibakar jarum ose (disterilisasikan) dengan Bunsen hingga pijar.

4. Diambil jamur yang akan di Furifikasi.

5. Diambil pinset yang telah direndam dengan alkohol.

6. Dibakar (di sterilisasikan) dengan Bunsen hingga pijar.

7. Didinginkan pinset.
8. Diambil objek yang akan digunakan dan diletakkan pada tempat

berikutnya.

5.2 Sterilisasi Udara Kering

1. Dibersihkan tangan dengan Alkohol.

2. Dibersihkan meja dengan Alkohol.

3. Diambil kertas atau Koran bekas.

4. Diletakkan Cawan atau Tabung reaksi diatas kertas.

5. Dibungkus Cawan atau Tabung reaksi dengan kertas.

6. Dimasukkan ke dalam oven.

7. Ditutup Oven.

8. Ditekan Tombol Run agar panas.

5.3 Sterilisasi Kimia

1. Di cuci alat menggunakan air.

2. Direndam alat 1 harian dalam wadah berisi air dan bayclin.

3. Setelah 1 harian direndam rebus selama 2 jam.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


6.1 Sterilisasi Pemijaran

(a) (b)

Gambar 1. Pemijaran pada Jarum Ose (a) dan Pemijaran pada pinset (b)

Pemijaran merupakan salah satu upaya sterilisasi dengan cara

pembakaran langsung menggunakan api (Bunsen). Biasanya teknik pemijaran

dilakukan pada kawat ose yang terbuat dari platina atau nikrome. Menurut

Price (2017), Pada sterilisasi jarum ose, hal pertama yang dapat dilakukan

adalah menyiapkan jarum ose, alkohol 70%, serta bunsen. Kemudian jarum

ose dibakar di atas api bunsen hingga merah menyala atau pijar. Setelah pijar

menunggu beberapa saat, kemudian menyerap ke dalam larutan alkohol 70%.

Setelah itu dibakar kembali hingga merah terbakar, kemudian perawatan ini

diulang sebanyak 3 kali. Setelah melakukan 3 kali pengulangan, jarum adalah

steril dan siap untuk digunakan.

6.2 Sterilisasi Udara Kering


Gambar 2. Sterilisasi dengan oven

Sterilisasi dengan udara kering biasanya memanfaatkan oven sebagai

alatnya. Sterilisasi udaara kering digunakan untuk alat-alat Laboratorium yang

berbahan gelas pada suhu 1600 C hingga 1800 C selama 1,5 jam hingga 2 jam.

Ratna (1993) menyatakan, bahwa waktu serta suhu pada proses sterilisasi

udara kering beragam sesuai dengan suhu yang di tetapkan, berikut

merupakan suhu serta waktu yang diperlukan pada sterilisasi udara kering:

SUHU(0C) WAKTU (Jam)

140 3

150 2,5

160 2

170 1,5

6.3 Sterilisasi Kimia


Gambar 3. Sterilisasi Kimia

Sterilisasi dengan kimia yakni sterilisasi yang menggunakan

disenfektan. Dalam proses sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan

desinfeksi desinfeksi menurut tille (2017), yakni merupakan proses untuk

merusak organisme yang bersifat patogen namun tidak dapat

mengeliminasi dalam bentuk spora. Bahan yang digunakan merupakan

desinfektan yang berupa etil alkohol 70%, aldehid, halogen serta logam

berat berupa air raksa.

VII. Penutup
7.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum mikrobiologi yakni sterilisasi merupakan upaya

yang dilakukan untuk membebaskan alat-alat dan bahan dari segala bentuk

kontaminasi Mikroorganisme atau Mikroba. Proses sterilisasi sangat dibutuhkan

dalam kegiatan Praktikum atau penanganan sampel Mikroba. Jika proses tidak

dilakukan maka hasil yang diinginkan tidak akan maksimal dan memuaskan karena

alat dan bahan atau medium terkontaminasi oleh tumbuhnya mikroba. Sterilisasi

dapat dilakukan secara fisik, mekanik dan juga secara kimiawi. Sterilisasi secara fisik

dapat dilakukan dengan Pemanasan dan Penyinaran. Sterilisasi dengan kimiawi

biasanya menggunakan senyawa disenfektan seperti Alkohol. Sedangkan sterilisasi

dengan mekanik berupa penyaringan dengan menggunakan saringan berpori sangat

kecil (0,22-0,45 mikron) sehingga mikroba dapat tertahan pada saringan tersebut.

7.2 Saran

Disarankan kepada praktikan untuk dapat mempraktikkan sterilisasi dengan

benar agar nantinya saat proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hadioetomo,S.R .1990. Mikrobiologi dalam Praktek . Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Price, P. 2007. Microbiology for Surgical Technologists.. Elsiever. New York.
Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar. Gramedia. Jakarta.
Suriawiria,U. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi Modul 1-9. Karunika. Jakarta.
Tille, P. M. 2017. Bailey Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical
Mikrobiology. Elsevier. Louis Missouri.
Waluyo.L .2005. Mikrobiologi Umum. Malang. UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai