PRAKTIKUM KE 2
STERILISASI ALAT – ALAT DI LABORATORIUM VIROLOGI
DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari
semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan
keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar
UV. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi
atau oleh filtrasi. Sterilisasi dan pengenalan alat-alat laboratorium ini sangat penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Dalam praktikum, pengenalan alat-alat laboratorium virologi dan alat-alat sterilisasi ini
akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dari masing-masing alat tersebut. Jadi Alat-alat
sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan alat atau bahan dari mikroorganisme.
Kita juga akan mengenal macam-macam dari sterilisasi itu sendiri. Sterilisasi dilakukan di
dalam praktikum mikrobiologi bertujuan agar sebelum melakukan praktikum, alat-alat yang
digunakan telah ter-sterilisasi agar tidak ada mikroba yang mengkontaminasi dalam praktikum
yang akan dilakukan, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil praktikum yang akan
dikerjakan.
B. Tujuan
Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang
berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat
dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet
volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol
tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung.
mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop
merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran
kecil. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan
steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya
diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena
alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang
berbeda.
kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam
kelemahannya terdapat berbagai macam agenantimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang
praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh
keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme
memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau
ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini
tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan
diluluhkan. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu, diantaranya :
1. Sterilisasi mekanik Digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau
tekanan tinggi akan mengalami perubahan. Dilakukan dengan cara filtrasi, biasanya
dilakukan untuk zat – zat yang tidak stabil. Contoh : antibiotik, gula, enzim, dll.
2. Sterilisasi fisika Dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran sinar UV.
seperti : meja, kursi, lantai, dll. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang
disterilkan.
B. Metode
a) Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama
15 menit.
3. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 2 jam pada suhu 121°C.
c) Sterilisas Kering
Dilakukan dengan cara pemanasan langsung sampai merah, melayangkan diatas merah
api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering
1. Membungkus dengan kertas bekas alat-alat yang akan disterilisasi yaitu gelas ukur,
A. Hasil
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, sterilisasi alat-alat laboratorium yang
2. Pemanasan basah yang terbagi dua yaitu menggunakan autoklaf manual dan otomatis
didapatkan hasil alat-alat laboratorium yang sudah steril dan bisa digunakan untuk pemeriksaan
dilaboratorium virologi.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan serta pembahasan yang ada, maka di peroleh suatu
kesimpulan bahwa, Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada
pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih amanuntuk digunaan khususnya pada dunia
kesehatan maupun pada percobaan- percobaan mikrobiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril
apabila terbebas darimikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.
Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven dan autoclave. Cawan petri
digunakan sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroba. Hot platedigunakan untuk
memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkanlarutan. Erlenmeyer digunakan
untuk pembuatan larutan yang nantinya akanmenjadi media. Magnetic stirrer digunakan untuk
mempercepat penghomogenanlarutan pada Erlenmeyer. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi
secara kimiaadalah senyawa disenfektan seperti alkohol. Penambahan yodium dapat
menambahdaya disinfeksinya.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat
dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerjadengan teliti. Ketika percobaan
berlangsung praktikan harus bisa menjagakeselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama
praktikan tidak boleh bercandaketika praktikum sedang berlangsung.
DAFTAR REFERENSI