Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI

PRAKTIKUM KE 2
STERILISASI ALAT – ALAT DI LABORATORIUM VIROLOGI

DISUSUN OLEH :

Nama : Sherina Ananda


NIM : PO.71.34.2.20.023
Prodi : D-IV Teknologi Laboratorium Medis

Dosen Pembimbing : Drs. Refai, M.Kes


Dr. Erwin Edyansyah, M.Sc
Iis Afriani, S.Si,. M,Mi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari
semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan
keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar
UV. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi
atau oleh filtrasi. Sterilisasi dan pengenalan alat-alat laboratorium ini sangat penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Dalam praktikum, pengenalan alat-alat laboratorium virologi dan alat-alat sterilisasi ini
akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dari masing-masing alat tersebut. Jadi Alat-alat
sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan alat atau bahan dari mikroorganisme.
Kita juga akan mengenal macam-macam dari sterilisasi itu sendiri. Sterilisasi dilakukan di
dalam praktikum mikrobiologi bertujuan agar sebelum melakukan praktikum, alat-alat yang
digunakan telah ter-sterilisasi agar tidak ada mikroba yang mengkontaminasi dalam praktikum
yang akan dilakukan, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil praktikum yang akan
dikerjakan.

B. Tujuan

Tujuan praktikum sterilisasi alat-alat di laboratorium virologi adalah untuk mengetahui


mengetahui teknik/cara sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
dengan benar. Sterilisasi bertujuan untuk menghindari adanya mikroorganisme yang masih
terbawa oleh alat-alat yang akan digunakan, karena adanya mikroorganisme menyebabkan
kontaminasi bahkan dapat menumbuh kembangkan bakteri yang belum benar-benar steril.
I. MATERI DAN METODE
A. Materi

Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang

berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat

dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi

hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan dilaboratorium

kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet

volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol

tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung.

Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat

mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop

merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran

kecil. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan

steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya

diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena

alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang

berbeda.

Sterilisasi merupakan Metode praktis yangdirancang untuk membersihkan

darimikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari

kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam

kelemahannya terdapat berbagai macam agenantimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang

praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh

keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme

memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau
ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini

tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi

pada umumnya digunakan carauntuk memusnahkandan mengontrol kehidupan mikroba.

Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih

berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,

maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan

diluluhkan. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu, diantaranya :

1. Sterilisasi mekanik Digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau

tekanan tinggi akan mengalami perubahan. Dilakukan dengan cara filtrasi, biasanya

dilakukan untuk zat – zat yang tidak stabil. Contoh : antibiotik, gula, enzim, dll.

2. Sterilisasi fisika Dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran sinar UV.

3. Sterilisasi kimia Dilakukan dengan cara pemberian desinfektan seperti larutan

alkohol,larutan formalin. guna untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati,

seperti : meja, kursi, lantai, dll. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang

disterilkan.

B. Metode

CARA KERJA STERILISASI

a) Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah

diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama

15 menit.

Cara Sterilisasi basah pada autoclave elektrik

1. Mengisi wadah autoklaf dengan alat-alat yang akan disterilkan.


2. Menutup rapat autoklaf.

3. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 2 jam pada suhu 121°C.

b) Sterilisasi Basah Pada Autoclave Manual

1. Mengisi autoklaf dengan air hingga dasar yangberlubang.


2. Meletakkan autoklaf di atas tungku kompor gas kemudian menyalakannya.
3. Menutup rapat mulut labu erlenmeyer dengan kertas yang di dalamnya terdapat
media yang akan disterilkan.
4. Memasukkan kedium yang akan disterilkan ke dalam autoklaf, kemudian menutup
autoklaf dengan mengeraskan sekrupnya.
5. Membiarkan kerang pengatur tempat keluar uap air tetap terbuka hingga semua udara
terdesak keluar kemudian menutup kerang hingga tekanan uap di dalam autoklaf naik
sampai 2 atm dan suhu 121oC, selama 15-30 menit.
6. Setelah sterilisasi selesai, menunggu autoklaf hingga dingin sebelum membukanya,
dan membuka keran air secara perlahan-lahan.

c) Sterilisas Kering

Dilakukan dengan cara pemanasan langsung sampai merah, melayangkan diatas merah

api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering

digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium.

Cara Sterilisasi kering pada oven

1. Membungkus dengan kertas bekas alat-alat yang akan disterilisasi yaitu gelas ukur,

gelas kimia dan labu erlenmeyer dengan suhu

2. Memasukkan alat-alat yang akan disterilisasi ke dalam oven.


II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, sterilisasi alat-alat laboratorium yang

dilakukan menggunakan dua metode yakni :

1. Pemanasan kering menggunakan oven

2. Pemanasan basah yang terbagi dua yaitu menggunakan autoklaf manual dan otomatis

didapatkan hasil alat-alat laboratorium yang sudah steril dan bisa digunakan untuk pemeriksaan

dilaboratorium virologi.

B. Pembahasan

Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan sebagai berikut:


1. Sterilisasi dengan tekanan atau sterilisasi uap (autoclave)
Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan
tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehinggaterjadi pelepasan
energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhanmikroorganisme serta ireversibel
akibat denaturasi atau koagulasi protein sel(Lukas, 2006). Suhu jenuh uap air (100oC)
pada tekanan 1 atmosfir ternyata masih kurangdalam membunuh kuman yang resisten.
Oleh karena itu, kita harus mengupayakanagar suhu jenuh uap ditingkatkan dengan cara
meningkatkan tekanananya.Kemudian, kita dapat melakukannya dalam wadah tertutup
rapat agar dapat tercapaisuhu sterilisasi, yaitu 121oC atau lebih (Lukas, 2006).
2. Sterilisasi panas kering (Oven)
Sterilisasi panas oven biasa digunakan untuk alat-alat atau bahan-bahandengan uap yang
tidak dapat berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan yangterbuat dari kaca. Pada
sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganismeterjadi melalui mekanisme oksidasi
sampai terjadi koagulasi protein sel (Sodik,1990).
3. Sterilisasi gas atau etilen oksida
Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alatyang sensitif
terhadap panas. Etilen oksida merupakan senyawa organik kelompokepoksida dari
golongan eter. Et-O membunuh mikroorganisme melalui reaksi kimiayang dikenal
sebagai reaksi alkilasi (Lukas, 2006).
4. Sterilisasi radiasi
Adapun sterilisasi radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi sebagai berikut :
 Ultraviolet, Ultraviolet digunakan untuksterilisasi ruangan pada penggunaan
aseptik
 Ion,
 Gamma, Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam,
kaet serta bahan sintesis seperti polietilen.
5. Sterilisasi plasma
Plasma terdiri atas elektron, ion-ion, maupun partikel netral. Halilintar merupakan contoh
plasma yang terjadi di alam. Plasma buatan dapat terjadi pada suhu tinggi maupun
rendah. Plasma berasal dari beberapa gas seperti argon,nitrogen, dan oksigen yang
menunjukkan aktivitas sporisidal (Lukas, 2006).
6. Sterilisasi filtrasi
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringanyang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikrobatertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotic.
7. Sterilisasi dingin
Sterilisasi dingin atau disebut juga desinfektan dapat merusak banyak mikroorganisme
(bakteri, virus, dan kapang) tetapi tidak dapat mematikan spora bakteri, disinfeksi tidak
dapat mengantikan sterilisasi autoklaf.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan serta pembahasan yang ada, maka di peroleh suatu
kesimpulan bahwa, Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada
pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih amanuntuk digunaan khususnya pada dunia
kesehatan maupun pada percobaan- percobaan mikrobiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril
apabila terbebas darimikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.

Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven dan autoclave. Cawan petri
digunakan sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroba. Hot platedigunakan untuk
memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkanlarutan. Erlenmeyer digunakan
untuk pembuatan larutan yang nantinya akanmenjadi media. Magnetic stirrer digunakan untuk
mempercepat penghomogenanlarutan pada Erlenmeyer. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi
secara kimiaadalah senyawa disenfektan seperti alkohol. Penambahan yodium dapat
menambahdaya disinfeksinya.

Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi uap (autoclave),sterilisasi panas kering


(oven), sterilisasi gas atau erilen oksida, sterilisasi radiasi,sterilisasi filtrasi, dan sterilisasi
plasma.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat
dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerjadengan teliti. Ketika percobaan
berlangsung praktikan harus bisa menjagakeselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama
praktikan tidak boleh bercandaketika praktikum sedang berlangsung.
DAFTAR REFERENSI

 Hadioetomo. 1993.Sterilisasi. Jakarta: Djambatan.


 Ima. 2012. ”Sterilisasi Jenis Mikroorganisme sumber Kontaminasi Kultur InVitro Di
Sub-Lab. Biologi Laboratorium Mipa Pusat Uns”. Biodiferitas. Vol. 2 No. 1 Hal 21- 23.
 Lukas. 2006. Formulasi Steril. Kartika. Surabaya : Erlangga.
 Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
 Suriawira. 2005. Sterilisasi alat. Jurnal sains Vol 3 No 4 Hal 8-12. Wanmustafa. 2011.
Aktivitas Enzim Lignin Peroksidase Oleh Gliomastix Sp. T3-7Pada Sterilisasi alat. Jurnal
Sains Dan Semi Pomits. Vol 2 No 1 Hal 1-5
 Mulyaningsih, T. dan N. Aluh., 2009. Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai