Ada bermacam prosedur sterilisasi instrument atau alat kedokteran gigi mulai dari perendaman hingga
sterilisasi menggunakan metode sterilisasi fisik yang banyak dilakukan.
1. Perendaman
Sesaat setelah penggunaan, alat tersebut direndam dengan larutan desinfektan agar sisa darah dan
ludah yang menempel tidak sampai mengering. Perendaman dilakukan dalam waktu 30 – 60 menit
dilakukan dalam 70% isopropyl alkohol. Atau apabila ingin lebih lama lagi bisa menggunakan
glutaraldehid atau fenol. Digunakan senyawa yang bersifat desinfektan dan juga antikarat.
Teknik sterilisasi alat kedokteran gigi juga dilakukan dengan pembersihan manual. Yaitu dengan cara
menyikat alat – alat menggunakan sikat dan cairan pembersih (desinfektan). Cara penyikatan juga harus
hati – hati karena ada beberapa macam alat yang cukup tajam. Proses ini tidak rutin dilakukan untuk
menghindari kontak langsung dengan alat yang terkontaminasi.
Sebagaimana sudah kita ketahui, sterilisasi dengan metode panas uap dilakukan dengan alat Autoclave.
Cara sterilisasi alat kedokteran gigi dengan metode ini juga sama seperti proses sterilisasi alat kesehatan
lain yang sejenis. Setelah alat dibersihkan dari kotoran organik dengan larutan desinfektan. Alat siap
dimasukkan ke dalam Autoclave yang disiapkan terlebih dulu.
Sterilisasi dengan Autoclave dirasa sangat efektif membunuh mikroorganisme hingga ke sporanya
karena selain dengan panas juga di dalam ruangan tertutup yang bertekanan tinggi. Autoclave mencapai
temperature uap maksimum hingga 250 °F atau sekitar 121 °C dengan tekanan mencapai 103 hingga
206 kPa.
Proses sterilisasi ini disebut juga dengan istilah Khemiklaf Harvey yang dijalankan dengan sistem 4 siklus
yaitu pembentukan uap, sterilisasi, depresurisasi dan siklus pembuangan uap. Disebut dengan sterilisasi
uap kimia karena melibatkan larutan kimia o,23%, formaldehid, 72% etanol+aseton, alkohol dan juga air.
Proses steriliasasi dengan metode ini diperlukan waktu sekitar 20 menit dengan suhu sekitar 132 °C dan
tekanan 172 kPa.
Kalau kita melihat dari beberapa metode sterilisasi alat kedokteran gigi diatas ternyata selalu ada
metode panas uap menggunakan autoclave dan juga metode panas kering dengan menggunakan
sterilisator kering. Hal ini menunjukan dua macam metode ini banyak digunakan di berbagai tempat.
Tidak hanya di kedokteran gigi tapi juga untuk sterilisasi alat laboratorium dan juga sterilisasi alat – alat
bedah.
STERILISASI
Irena Agustiningtyas
Capaian Pembelajaran
2.1 Pendahuluan
Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting untuk menghindari hasil
positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi
membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses
desinfeksi dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi
hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi, desinfeksi, dan teknik
aseptik.
Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora.
Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat
mengeliminasi dalam bentuk spora (Tille, 2017).
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia (Tille, 2017).
1). Pemanasan
A. Pemanasan kering
i. Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar.
ii. Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api
bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan: a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri
di atas api Bunsen; b) memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c) memanaskan
pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada cawan petri yang telah ditanam bakteri
untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotik.
Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer,
tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat
tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi.
iv. Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box biohazard, darah,
dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan
menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan
metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi
dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.
B. Pemanasan basah
Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan menggunakan autoklav.
Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil
praktikum) dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan
sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017).
i. Autoklaf manual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan
autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C
setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak.
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu
akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk
sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.
2). Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic spuit
injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan
microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high energy.
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope,
kimia toksik.
i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada membran selulosa asetat
atau selulosa nitrat.
ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate air (HEPA) untuk menyaring
organisme dengan ukuran lebih besar dari 0.3 µm dari ruang biology savety cabinet (BSCs)
1). Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs.
2). Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada
peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam, contohnya adalah alat untuk
bronkoskopi.
2.4 JENIS DESINFEKSI DAN FUNGSINYA
Merebus pada suhu 1000 C selama 15 menit dapat membunuh bakteri vegetative.
Pasteurisasi pada suhu 630C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik yang berfungsi membunuh
patogen pada makanan namun tidak mengurangi nutrisi dan rasa dari makanan tersebut.
Menggunakan radiasi non-ionisasi seperti ultraviolet (UV). Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang
yang panjang dengan low energy. Contohnya adalah untuk membunuh bakteri yang ada di permukaan
BSCs. Sehingga, sebelum menggunakan BSCs, sinar UV harus dinyalakan terlebih dahulu yaitu kurang
lebih 30 menit sebelum penggunaan.
Desinfeksi dengan metode kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan. Bahan yang
termasuk dalam desinfektan yaitu:
Etil alcohol 70% lebih efektif dibandingkan dengan etil alcohol 95%, hal ini dikarenakan kemampuan air
(H2O) dalam menghidrolisis ikatan protein dari mikroorganisme. Sehingga, proses membunuh
mikroorganisme menjadi lebih efektif.
Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki kemampuan iritasi yang besar sehingga
tidak digunakan sebagai antiseptic.
Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang seringali digunakan. Persiapan sebelum
dilakukan operasi seringkali menggunakan kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan povidon-iodine.
Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat berbahaya bagi lingkungan, maka
penggunaannya sebagai desinfektan tidak direkomendasikan. Namun dalam keadaan konsentrasi sangat
rendah misalkan silver nitrat 1%, masih efektif digunakan dalam pengobatan konjungtivitis neonatorum
karena Neisseria gonorrhoeae.
Adalah proses mendesinfeksikan instrumen dengan cara melewatkannya diatas api spiritus 3 kali.
Keuntungan :
Mudah
Murah
Kerugiaan :
Cuci tangan
Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih, serta dibilas dibawah air mengalir
Adalah suatu proses mendesinfeksikan instrument / alat-alat yang dilakukan dengan cara menggodok
dalam air mendidih (100°C) selama 15-30 menit dihitung setelah air mendidih, dengan menggunakan
alat Boiling Desinfector.
Yang di desinfeksi adalah alat-alat tidak kritis dan semi kritis
- Alat semi kritis: Amalgam stopper, cement stopper, amalgam carver, plastis filling instrument,
burnisher.
Keuntungan :
Mudah digunakan
Harganya murah
Kerugiaan :
Tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari bubuk, minyak, kain dan kapas serta bahan lain
yang tidak tahan panas
Prosedur Kerja
Cuci tangan
Alat-alat direndam dalam larutan klorin 0,5 % selama 5-10 menit, kemudian ambil dengan korentang
dan dicuci dengan sabun lalu disikat sampai bersih, bilas di bawah air mengalir dan keringkan.
Masukkan alat dalam boiling Desinfektor selama 15-30 menit (dihitung setelah air mendidih).
Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di atas bak steril yang dilapisi handuk steril,
keringkan, kemudian simpan dalam bak istrument.
3. Kimia
Suatu proses mendesinfeksikan alat-alat untuk membunuh kuman dengan cara merendam alat-alat
tersebut dalam larutan kimia. Bahan yang sering dipergunakan adalah larutan formalin dan formaldehid
Keuntungan :
Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
Kerugiaan :
Beracun.
Formalin
Persiapan :
Alat yang didesinfeksikan adalah alat yang tidak kritis dan terbuat dari kaca, seperti kaca mulut, agate
spatel, cement spatel, cement stopper, dappen dish
Prosedur kerja :
Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih bilas di bawah air mengalir.
Rendam dalam larutan Formalin selama 90 menit pada suhu kamar (37°C).
Bilas dengan aquadest dan keringkan dengan handuk bersih dan steril.
Formaldehid
Persiapan :
Alat yang didesinfeksikan adalah alat yang tidak kritis dan semi. kritis.
Prosedur Kerja :
Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih, bilas di bawah air mengalir.
Keringkan dengan handuk bersih.
Bilas dengan aquadest steril dan keringkan dengan handuk bersih dan steril
Teknik Sterilisasi
Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme dengan mengalirkan udara kering
panas yang tinggi mempergunakan oven.
Alat-alat yang disterilkan termasuk golongan alat tidak kritis, alat semi kritis dan alat kritis.
- Alat semi kritis : finger protector, tongue holder, plastic filling instrument,cement stopper, amalgam
stopper, amalgam carver, burnisher dll.
- Alat kritis : Tang cabut gigi, mata bur, scaller, bein, cryer, jarum, periondontal probe, sonde, cito ject.
Keuntungan:
Kerugiaan :
- Tidak dapat digunakan untuk plastic, kaca, karet dan alat-alat yang tidak tahan panas
Prosedur Kerja
Cuci tangan.
Alat-alat direndam dalam larutan klorin 5-10 menit, ambil dengan korentang, dicuci dengan sabun dan
disikat sampai bersih, bilas di bawah air mengalir,
Alat dibungkus dengan alumunium foil, beri nama dan tanggal pada alat tersebut.
Letakkan dan atur alat dalam oven, kemudian panaskan dengan ketentuan
o 160°C 2 jam
o 180°C 1 jam
o 125°C 4 jam
- Setelah selesai matikan oven, kemudian alat diambil dengan korentang steril dan simpan di bak
instrumen steril diberi tablet formalin yang dibungkus dengan kain kasa
Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme dengan cara merebus dalam air
mendidih dengan tekanan tinggi yang dilakukan dalam alat yang disebut Panci Presto (pengganti
autoclaf)
Alat yang disterilkan termasuk golongan alat semi kritis dan kritis.
Alat kritis : Tang cabut gigi, scaller, bein, cryer, periondontal probe, sonde
Alat semi kritis : plastic filling instrument, cement stopper, amalgam stopper, amalgam carver,
burnisher.
Keuntungan:
Kerugiaan
Prosedur Kerja
• Cuci tangan
• Alat-alat direndam dalam larutan klorin 5-10 menit, kemudian dicuci dengan sabun dan disikat
sampai bersih, bilas di bawah air mengalir, lalu dikeringkan dengan handuk bersih dan letakkan pada bak
bersih.
• Setelah air mendidih selama 30 menit matikan kompor keluarkan udara di dalam presto dengan
membuka katup udara, sampai uap air di dalam presto jenuh kemudian buka tutup presto.
• Angkat alat dengan korentang steril dan simpan dalam bak steril, keringkan dengan handuk steril.
Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme dengan menggunakan uap air
disertai tekanan yang dilakukan dalam alat yang disebut Otoklaf (Autoclave).
Alat yang disterilkan termasuk golongan alat semi kritis dan kritis.
Keuntungan:
o Dapat digunakan untuk alat dari logam, kain, gelas dan karet
Kerugiaan
o Harga mahal.
Prosedur Kerja
- Alat-alat direndam dengan larutan clorin 0,5 % selama 5 menit dicuci dengan sabun dan disikat
sampai bersih, bilas di bawah air mengalir, lalu dikeringkan dengan handuk bersih.
- Letakkan dan atur alat dalam otoklaf, kemudian lakukan pemanasan : setelah air mendidih keluarkan
udara di dalam otoklaf dengan membuka katup udara, sampai uap air di dalam otoklaf jenuh, caranya
dengan maletakkan glass preparat pada katup, bila terdapat embun berarti tekanan uap air sudah jenuh,
kemudian katup udara segera ditutup.
- Panaskan terus sampai mencapai keadaan yang diinginkan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Setelah selesai matikan otoklaf, kemudian alat diambil dengan Koren Tang steril, lalu dikeringkan
dalam oven dengan suhu 7,7°C selama kurang lebih 15 menit.
- Adalah proses sterilisasi tanpa pemanasan dengan tujuan membunuh semua bentuk
mikroorganisme dengan menggunakan larutan Glutaraldehid 2,45%. Alat yang digunakan adalah
Sterilisator Kimia.
- Alat yang akan disterilkan terbuat dari Fiber optic, plastik, kaca, karet misal: Kaca mulut, mixing slab,
agate spatel.
- Keuntungan:
- Kerugiaan :
Prosedur Kerja
- Cuci tangan
- Alat-alat direndam dalam larutan klorin 5-10 menit, ambil dengan korentang dan dicuci dengan
sabun dan disikat sampai bersih, bilas di bawah air mengalir lalu dikeringkan dengan handuk bersih dan
letakkan dalam bak bersih.
- Setelah selesai alat diambil dengan korentang steril dan dibilas dengan aquadest.
- Letakkan dalam bak steril yang dilapisi handuk steril dan lap sampai kering kemudian disimpan dalam
bak instrument.