Anda di halaman 1dari 23

PENGONTROLAN

PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME
MIANA WINDYA P, SST
Pengontrolan/Pengendalian
Mikroorganisme

 Menghambat pertumbuhan mikroorganisme


 Membunuh mikroorganisme
Agen yang membunuh sel-sel yang diistilahkan sidal, agen yang
menghambat pertumbuhan sel-sel (tanpa membunuh mereka) yang
disebut sebagai statis.
Bakterisida : membunuh bakteri
Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan sel-sel bakteri.
Fungisida : membunuh jamur
TUJUAN PENGENDALIAN MO

1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.


2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan/jaringan oleh
mikroorganisme.
Kondisi yang mempengaruhi
pengendalian mikroba adalah:

 Temperature
 Jenis mikroba
 Struktur Fisiologis
 Lingkungan
PENGENDALIAN MO SECARA FISIK
1. PEMANASAN

Panas dapat membunuh kuman karena dapat mendenaturasi protein,


terutama enzim-enzim dan membrane sel. Daya bunuh panas basah ini juga
meliputi perubahan kondisi fisik daripada lemak sel. Panas kering membunuh
kuman terutama karena oksidasi komponen-komponen sel.
A. Terminologi Thermal Kill

 Thermal death point: suhu dimana suatu suspense organisme telah


disterilkan setelah pemaparan selama 10 menit.
 Thermal death time: waktu yang diperlukan bagi suatu suhu tertentu
untuk mensterilkan suatu suspense organisme.
 D value : waktu yang diperlukan untuk membunuh 90% dari organisme
dalam suatu suspense pada suatu suhu tertentu. Suhu biasanya
dinyatakan sebagai D100˚C atau D59˚F
 Z value : jumlah derajat kenaikan suhu yang diperlukan untuk
menurunkan D value sampai menjadi sepersepuluh nilai semula.
B. Sterilisasi/suci Hama

Proses menghancurkan semua jenis kehidup-an mikroorganisme sehingga menjadi


steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan peng-aplikasian udara panas. Ada dua
metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering dan Panas lembab

1) Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium.


Suhu efektifnya adalah 160 0C selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya
adalah oven.
1)Panas Kering
 Pembakaran (Inceneration)
Pembakaran (Incineration): cara sterilisasi yang sangat efektif
100%, tetapi terbatas penggunaannya. Cara ini digunakan untuk
mensterilkan sumber dari kuman yang dibakar hingga berpijar.
Sehingga hampir bentuk hidup akan mati. Misalnya pada bangkai
hewan percobaan / hewan yang terkena sumber penyakit (ayam
yang terkena flu burung)
 Udara Panas (Hot Air Sterilization)
Sterilisasi dengan udara panas (hot air sterilization): pemanasan
dengan memanaskan udara di dalam oven, dengan benda yang
ditempatkan di dalam oven dengan suhu mencapai 160-180˚C.
Sterilisasi ini membutuhkan waktu selama kurang lebih 1-2 jam.
Biasanya digunakan pda alat-alat gelas seperti; cawan petri, pipet,
tabung reaksi, labu, dan sebagainya.
2) Panas lembab

Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk


sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses
cepat, daya tembus kuat dan kelem-baban sangat tinggi sehingga
mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba yang
menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah 121 0C pada
tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang
digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
C. Pengendalian Mikroba dengan
Suhu Panas lainnya :

 Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman


kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba
tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang
diproses. Suhu pemanasan adalah 65 0C selama 30 menit dalam waktu tiga hari
berturut-turut.
 Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali
berdasar-kan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten
untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri
patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya.
Pasteurisasi biasanya dilaku-kan untuk susu, anggur dan makanan asam
lainnya. Suhu pemanasan adalah 650C selama 30 menit.
 Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu
100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang
patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat
hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
 Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)
sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang
sederhana seperti jarum ose.
 Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen
dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran
2. RADIASI

 SINAR ULTRA VIOLET


 SINAR GAMMA
 SINAR X
3. PENYARINGAN

a) Menyaring Cairan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas
melalui suatu bahan penyaringan yang memiliki pori cukup kecil
untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan
yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Penyaringan
dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap panas
seperti serum, enzim solution, toksin kuman, ekstrak sel, dan
sebagainya.
b) Menyaring Udara
 Kapas dapat digunakan sebagai penutup alat (labu, tabung) yang
sudah steril agar tidak tercemar kuman. Kapas dapat ditembus oleh
udara tetapi tidak oleh kuman. Tetapi kapas basah dapat ditembus oleh
kuman.
 Pada saat proses penuangan cairan / pembenihan dipergunakan suatu
alat yang disebut laminar flow bench (udara yang masuk disaring
terlebih dahulu dengan saringan khusus). Saringan laminar flow bench
ini mempunyai batas waktu pemakaian dan harus diganti dengan yang
baru apabila sudah tidak berfungsi.
4. Suhu rendah

Suhu yang cukup rendah dapat menyebabkan metabolisme dan


pertumbuhan terhenti. Selain itu suhu rendah bermanfaat untuk
mengawetkan biakan karena mikroba mempunyai kemampuan untuk
dapat bertahan pada keadaan yang sangat dingin.
5.Pendinginan

Biakan beberapa bakteri, khamir dan kapang yang ditumbuhkan pada


media agar dalam tabung reaksi dapat hidup selama berbulan-bulan
pada suhu lemari es sekitar 4 0C sampai 7 0C .

6. Suhu di bawah titik O 0C


Bakteri dan virus dapat bertahan pada suhu - 20 0C, -70 0C , -195 0C .
Pada pendinginan tersebut mula-mula dapat mematikan sebagian dari
sel-sel tersebut, namun jumlah yang bertahan cukup besar dan tetap
bertahan hidup untuk waktu lama. Jadi penggunaan suhu rendah tidak
dapat diandalkan untuk disinfeksi. Mikroba yang dipelihara pada suhu
beku dianggap dorman karena tidak memperlihatkan aktivitas
metabolik.
PENGENDALIAN MO SECARA KIMIA

Banyak bahan kimia yang menghambat metabolisme sel atau


merusak komponen sel sehingga dapat menghambat atau
mematikan mikroba. Bahan kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan atau mematikan ini banyak digunakan dirumah sakit
dan laboratorium untuk membersihkan peralatan bedah,peralatan
medis lain.
Berdasarkan kekuatan dalam memusnahkan mikroba,
bahan kimiawi digolongkan atas :

 Bahan kimiawi tingkat tinggi, jika mampu mematikan semua jenis mikroba termasuk
endospora bakteri. Misalnya etilen oksida dan glutaraldehida 2%
 Bahan kimiawi tingkat menengah adalah bahan kimia yang mampu mematikan
Mycobacterium tuberculosis sehingga disebut juga bahan tuberkulosida. Bahan
kimia ini juga mampu melawan virus resisten seperti virus hepatitis dan rhinovirus
tetapi tidak efektif untuk melawan endospora
 Bahan kimiawi tingkat rendah adalah bahan kimiawi yang efektif terhadap
kebanyakan sel vegetatif bakteri dan fungi tetapi tidak efektiv terhadap
Mycobacterium tuberculosis, endospora, spora fungi dan virus. Bahan kimiawi
tingkat rendah banyak digunakan sebagai dikontaminasi sebab ekonomis dan tidak
toksik terhadap manusia.
Cara kerja agen kimia

 Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.


 Agen kimia yang merusak enzim mikroba.
 Agen kimia yang mendenaturasi protein.
Faktor-factor yang mempengaruhi efektivitas agen
kimia di dalam mengendalikan mikroba :

 Konsentrasi agen kimia yang digunakan. Semakin tinggi


konsentrasinya maka efektivitasnya semakin meningkat.
 Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan
bahan yang disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
 Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan
berspora lebih resisten dibandingkan yang berkapsul dan
berspora.
 Adanya bahan organik dan ekstra. Adanya bahan-bahan
organik dapat menurunkan efektivitas agen kimia.
 pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat
berubah seiring dengan perubahan pH.
ANTIMIKROBA

 Zat kimia yang membunuh atau menghambat pertumbuhan


mikroorganisme. Antimikroba termasuk bahan pengawet kimia dan
antiseptik, serta obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit
menular pada tanaman dan hewan. Antimikroba didapatkan dari
sintetis atau berasal dari alam, dan mereka memiliki efek atau sidal
statis pada mikroorganisme.
 Obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan
manusia. Antimikroba atau antiinfeksi, termasuk antiparasit,
adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yang
disebabkan oleh karena infeksi mikroba atau invasi parasit. (ISO
Indonesia, 2013).
a. Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi, yang dapat menghambat mikroba jenis lain. Antibiotik adalah
segolongan senyawa yang punya efek membunuh mikroorganisme di dalam
tubuh, misalnya ketika terjadi infeksi bakteri.
b. Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan
virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya. Desinfektan digunakan untuk membunh
mikroorganisme pada benda mati.
c. Antiseptik
Zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme
pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.
Antiseptik adalah zat antimikroba yang diberikan pada jaringan
hidup/kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis (peradangan
seluruh tubuh yang berpotensi fatal) yang disebabkan oleh infeksi
berat, dan pembusukan.

Anda mungkin juga menyukai