Anda di halaman 1dari 13

METABOLIK SEKUNDER

Merupakan senyawa yang diproduksi oleh


tanaman tetapi tidak memiliki fungsi vital bagi
metabolisme tanaman tersebut
Berupa senyawa terpenoid, glikosida (steroid,
fenolik) dan alkaloid.
Manfaat bagi tanaman:
- mengusir predator
- menyerang pollinator
- melawan penyakit infeksi
Manfaat bagi manusia:
-konsumsi, pengobatan, industri obat tradisional
dan modern, industri agrokimia berupa pestisida
dan insektisida, industri farmasi dan kosmetika.

Produksi Metabolik Sekunder


secara In Vitro
Ekstraksi senyawa metabolik sekunder sebelumnya hanya
dilakukan langsung dari bagian tanaman tersebut melalui
budidaya maupun eksploitasi organ tanaman dan tumbuhan liar
yang menghasilkan senyawa metabolik sekunder tersebut.
Senyawa metabolik sekunder dapat juga diproduksi secara in
vitro dalam kondisi kultur yang mendukung
Tujuan produksi senyawa metabolik sekunder dalam kultur
jaringan : untuk mendapatkan sel, kalus atau embrio somatik
yang dapat memproduksi senyawa kimia tersebut dalam jumlah
besar untuk kemudian mengekstrak senyawa kimia penting
tersebut
Produksi senyawa metabolik sekunder secara in vitro secara
komersial menggunakan bioreaktor pada kultur sel secara
besar-besaran

Bioreaktor
Adalah seperangkat alat untuk
menumbuhkan kultur sel yang berupa
tong bervolume besar dengan berbagai
tambahan perangkat untuk aerasi,
penggerak untuk mencampur media dan
sel, punya kontrol kontaminasi dan punya
vasilitas untuk mengganti media dan
mengganti sel yang sedang ditumbuhkan.

Keuntungan dan Kekurangan Produksi


Metabolik Sekunder secara In Vitro
Panen produk dan
kualitas produk lebih
konsisten diperoleh
dari kultur sel, karena
tidak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan atau
musim.
Jadwal produksi dapat
diprediksi dan dikontrol
dalam skala
laboratorium atau
dalam skala industri.
Perlu ketrampilan dan
alat khusus

Bioreaktor

Perkembangan Produksi Senyawa Metabolik


Sekunder Melalui Kultur Jaringan
Beberapa jenis senyawa metabolik sekunder yang telah
diproduksi secara komersial melalui kultur jaringan
antara lain:
Shikonin yaitu suatu senyawa napthaquinon yang
digunakan sebagai bahan perwarna dan bahan
obat-obatan, dari Lithospermum erythrorhizon
Pyrethin dari Chrysanthemum
nikotin dalam konsentrasi tinggi dari beberapa kalus
Nicotiana
Anthocyanin dari Euphorbia
Ajmalisin yaitu suatu indol alkaloid dari tapak dara
(Chatarantus roseus). Ajmalisin murni memiliki
harga yang cukup tinggi yaitu mencapai Rp. 30
sampai 40 juta per gram, yang digunakan untuk
pengobatan kanker.

Perbandingan produksi senyawa metabolik sekunder


melalui kultur jaringan dengan isolasinya di daun antara
lain:
Kultur sel Coleus dapat memproduksi 15% rosmaric
acid dari berat basah sel padahal isolasi dari tanaman
langsung hanya mampu memproduksi 3 % rosnaric
acid.
Kultur kalus Lithospermum dapat memproduksi 27 %
dari Ginsengoside dario berat basah kalus
sedangkan isolasinya dari tanaman hanya mampu
memproduksi 5 % Lithospermum.
Kultur sel dari daun tembakau dapat memproduksi 3
4 % nikotin dibandingkan dengan isolasinya dari
daun tanaman sebesar 2,5 %
Kultur kalus ginseng hanya mampu memproduksi 0,4
% ginsenisida padahal isolasi dari tanaman dapat
menghasilkan 0,3 - 3 % ginsenisida
Kultur sel baru dapat memproduksi 0,5 % ubiquinone
padahal isolasi dari daun dapat menghasilkan sampai
16 % ubiquinone.

Prosedur Produksi Senyawa Metabolik


Sekunder Melalui Kultur Jaringan
2 prosedur dasar:
* produksi kalus, sel atau somatik
embrio *
optimasi kondisi kultur kalus,
sel atau
somatik embrio untuk
produksi
senyawa metabolik sekunder
dalam kuantitas dan kualitas yang tinggi

Prosedur Pelaksanaan Produksi Senyawa


Metabolik Sekunder Melalui Kultur Jaringan

Pemilihan eksplan dan sterilisasi


Inisiasi dan proliferasi kalus
Seleksi lini kalus yang berproduksi tinggi
Inisiasi kultur sel, agregat sel atau embrio
somatik dan produksi senyawa metabolik
sekunder
Ekstraksi dan pemurnian senyawa
metabolik sekunder

Tahapan Produksi Shikonin


1. Menggunakan klon sel yang berproduksi tinggi
yang disimpan dalam tabung penyimpan (klon
sel ini digunakan sebagai inokulum).
2. Inokulum dimasukkan dalam 200 liter fermentor
yang mengandung media MG5 untuk
pertumbuhan sel-sel inokulum.
3. Setelah 9 hari sel disaring dengan filter dan sel
diinokulasikan ke dalam 750 liter fermentor
dengan media M9 dan diinkubasi selama 14
hari
4. Sel dipanen dengan menggunakan teknik
penyaringan dengan filter dan shikonin dapat
dipanen dengan mengekstrak sel tersebut.

Teknik Peningkatan Produksi Metabolik


Sekunder Melalui Kultur Jaringan
Selain jenis eksplan, perbedaan kondisi kultur
juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas
senyawa metabolik sekunder yang dihasilkan
Cahaya dan auksin merupakan dua faktor yang
sangat mempengaruhi produksi falvonoid dan
pigmen lainnya dalam kultur, tetapi tidak semua
senyawa metabolik sekunder dapat meningkat
produksinya pada suasana kultur terang.
Komposisi (unsur hara dan hormon
pertumbuhan) serta kondisi fisik media juga ikut
menentukan kuantitas dan kualitas senyawa
metabolik sekunder yang dihasilkan.

1. Apa yang dimaksud dengan produk metabolik


sekunder?
2. Bagaimana cara mendapatkan produk metabolik
sekunder secara in vitro?
3. Apa keuntungan mendapatkan produk metabolik
sekunder secara in vitro?

Anda mungkin juga menyukai