Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP DASAR

DAN
PERMASALAHAN KULTUR
JARINGAN
EKO HARY PUDJIWATI

Three Fundamental Abilities of Plants


Totipotency
The potential or inherent capacity of a plant cell to
develop into an entire plant if suitably stimulated.
It implies that all the information necessary for growth
and reproduction of the organism is contained in the
cell

Dedifferentiation
Capacity of mature cells to return to meristematic
condition and development of a new growing point,
follow by redifferentiation which is the ability to
reorganize into new organ

Competency
The endogenous potential of a given cells or tissue to
develop in a particular way

Budidaya yang terkendali


- medium pertumbuhan yang cocok,
mengandung sumber energi dan garam
anorganik , bahkan zpt yang diperlukan
untuk mendukung pertumbuhan sel
- kondisi aseptik (steril) (eksplan, alat,
media ruangan, personal), pada kultur
dapat terjadi mikroorganisme tumbuh
lebih cepat daripada jaringan
tanaman.
- lingkungan eksternal (intensitas cahaya,
suhu, kelembaban)

Plant Regeneration Pathways


Organogenesis
Relies on the production of organs either
directly from an explant or callus structure

Somatic Embryogenesis
Embryo-like structures which can develop into
whole plants in a way that is similar to zygotic
embryos are formed from somatic cells

Organogenesis
Organogenesis
merupakan istilah
yang merujuk pada
proses terbentuknya
organ (pucuk
dan/atau akar
adventif).
Pada organogenesis,
perkembangan
pucuk dan akar
sering terjadi secara
terpisah dan sangat
tergantung pada
perubahan media.

INDIRECT ORGANOGENESIS
Explant Callus Meristemoid
Primordium

Direct Organogenesis
Direct shoot/root formation from the
explant

Somatic Embryogenesis
Perkembangan embrio lengkap dari sel-sel
vegetative yang dihasilkan dari berbagai sumber
eksplan yang ditumbuhkan pada system kultur
jaringan (Hartmann et al., 1990).
Somatic embryogenesis differs from organogenesis
in the embryo, being a bipolar structure rather than
monopolar.
The embryo arises from a single cell and has no
vascular connections with the maternal callus tissue
or the cultured explants.
Sama seperti embrio zigotik yang berkembang dari
penyatuan gamet jantan dan gamet betina, embrio
somatik pun tumbuh dan berkembang melewati
tahapan-tahapan yang sama. Tahapan-tahapan
tersebut adalah oktan, globular, awal hati, hati,
torpedo, dan embrio dewasa.

TAHAPAN EMBRYOGENESIS

Two routes to somatic


embryogenesis
(Sharp et al., 1980)

Direct embryogenesis
Embryos initiate directly from explant in
the absence of callus formation.

Indirect embryogenesis
Callus from explant takes place from
which embryos are developed.

Direct somatic embryogenesis


Direct embryo formation from an explant

Indirect Somatic Embryogenesis


Explant Callus Embryogenic Maturation
Germination
1.Calus induction
2.Callus
embryogenic
development
3.Maturation
4.Germination

Peanut somatic
embryogenesis

Kegagalan kultur jaringan terutama


disebabkan:
-Bahan tanam (eksplan kurang baik)
-Lingkungan (kerusakan AC, pemadaman
listrik)
-Manusia (ketrampilan, kecerobohan,
kelalaian)

Permasalahan yang sering muncul dalam


kultur jaringan:
-Kontaminasi
tumbuh mikroorganisme pada media atau
eksplan, untuk menghindari
kontaminasi
menjaga sterilitas
-Browning
adanya senyawa fenol, mengatasi

-Vitrivikasi

abnormalitas tanaman in vitro (kandungan air


jaringan tinggi, translucency (tembus cahaya)
akibat hambatan
pembentukan dinding sel,
lignin, disebabkan konsentrasi sitokinin dan ion
amonium tinggi, konsentrasi agar rendah.
Mengatasi antara lain menaikkan konsentrasi agar
dan menambah pektin dalam media
-Variabilitas genetik/variasi somaklonal
bila tanaman yang diinginkan seragam, sering
terjadi pada
kultur kalus dan kultur suspensi
sel, akibat
instabilitas
kromosom yang
disebabkan sub kultur berlebih atau adanya
mutagen.
-Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi stagnasi atau tidak terjadi
organogenesis, disebabkan
eksplan tidak
meristematik, sterilisasi berlebihan, media dan

Anda mungkin juga menyukai