Anda di halaman 1dari 23

ZAT PENGATUR TUMBUH

Pengertian
• Fitohormon: senyawa-senyawa organik alami yang pada
konsentrasi rendah memberikan pengaruh yang besar
pada berbagai proses fisiologis
• Perannya dalam respon pertumbuhan& & morfogenetik,
bersifat pleiotropik (1 hormon berperan pada beberapa
fenomena fisiologis)
• Beberapa hormon bekerja pada satu respon yang sama
• Transport berlangsung lewat berkas pengangkut
• Zat pengatur tumbuh : senyawa sintetik yang memiliki
pengaruh seperti fitohormon
• Fitohormon: senyawa organik bukan nutrisi yang aktif
dalam jumlah kecil (< 1 mM) yang disintesis pada bagian
tertentu dan pada umumnya ditranslokasikan pada bagian
lain tanaman dimana senyawa tersebut menghasilkan
suatu tanggapan biokimia, fisiologis dan morfologis.
• ZPT: senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam
jumlah kecil (< 1 mM) mendorong, menghambat atau
secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Inhibitor: senyawa organik yang menghambat
pertumbuhan secara umum dan tidak ada selang
konsentrasi yang mendorong pertumbuhan
• Retardan : senyawa organik yang menghambat
pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun,
dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan
tannpa menyebabkan pertumbuhan abnormal
Penghambat auksin
Protein pengenal
• Dikenal protein penerima yang mengenali
danmengikat hormon.

• Protein penerima harus menyebabkan


perubahan metabolik yang mengarah
padapenguatan isyarat, atau disebut kurir
hormon
AUKSIN
• Secara alami berperan dalam pemanjangan
batang dan internodus, dominansi apikal, absisi,
dan induksi peakaran
• Kultur in vitro: pembelahan sel dan diferensiasi
akar
• Auksin habituasi: kemampuan sel-sel untuk
memproduksi auksin IAA secara otonomus
Jenis auksin dalam kultur in vitro
• Indole 3-acetic acid (IAA)
• Indole 3- butiric acid (IBA)
• Napthalen acetic acid (NAA)
• Naphtoxy acetic acid (NOA)
• Dhiclorophenoxy acetic acid (2,4 D)
• Trichlorophenoxy acetic acid (2,4,5,T)
• Picloram
• Dicamba
• Ket: meningkatkan keragaman genetik, herbisida
Kerja auksin
• IBA dan IAA : efektif dalam induksi
perakaran + sitokinin: induksi terbentuknya
tunas
• 2,4, D dan 2,4,5 T: induksi kalus dan
pertumuhan kalus
• 2,4 D: induksi embriogenesis
• Berbeda dalam aktifitas fisiologis,
pergerakan di dalam jaringan tanaman,
pengikatan di dalam sel dan sifat
metabolisme.
Kontrol beberapa program organogenesis dengan
mengatur kesetimbanganauksindan sitokinin
Kesetimbangan auksin - sitokinin
• Pembentukan akar hanya memerlukan auksin tanpa
sitokinin atau konsentrasi sangat rendah
• Embriogenesis memerlukan nisbah auksin-sitokinin yang
tinggi (auksin lebih tinggi daripada sitokinin)
• Pembentukan akar adventif selain auksin tetap
membutuhkan sitokinin
• Pembentukan kalus dikotil membutuhkan sitokinin
disamping auksin yang tinggi, pada monokotil
membutuhkan auksin tinggi tanpa sitokinin
• Pembentukan tunas adventif butuh sitokinin tinggi dan
auksin rendah
• Proliferasi tunas axiler memerlukan sitokinin tinggi tanpa
auksin atau auksin sangat rendah
SITOKININ
• Pembelahan sel (sitokinesis) dan
diferensiasi tunas adventif dari kalus dan
organ.
• Interaksi dengan auksin : diferensiasi
seluler dan morfogenesis
• Rasio auksin dan sitokinin mempengaruhi
organogenesis
Jenis sitokinin
• Benzylamino purine (BAP)
• Benzyladenin (BA)
• Isopentenil-adenin (2,ip)
• Furfurilamino purine (kinetin)
• Thidiazuron (TDZ)
• Zeatin
Giberelin
• Giberelin sangat jarang digunakan (GA3)
• Menstimulasi perkembangan planlet hasil
kultur embrio
Etilen
• Planlet yang ditanam dengan metode in
vitro menghassilkan etilen
Asam absisat
• Pertahanan diri terhadap kekeringan
• Menghambat pertumbuhan kalus
• Perkembangan embrio somatik akan baik
bila ditambahkan ABA

Anda mungkin juga menyukai