Anda di halaman 1dari 8

DETERIORASI

BENIH
Deteriorasi Benih
Adalah suatu proses kemunduran kualitas yang bersifat irreversible
sebagaimana terukur pada berkurangnya potensi berkecambah benih.
Tiga (3) konsep utama dari deteriorasi benih :
1. Deteriorasi benih merupakan proses yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi. Deteriorasi benih dapat dihambat dengan praktek penyimpanan
benih yang optimum.
2. Deteriorasi benih merupakan proses yang yang tidak dapat balik
(irreversible). Jadi, benih yang kualitasnya rendah tidak dapat dibuat
menjadi benih yang berkualitas tinggi. Beberapa mekanisme perlakuan
benih dengan fungisida dapat meningkatkan muncul lapang, tetapi
perlakuan ini hanya untuk mengoptimalkan potensi benih.
3. Deteriorasi benih bervariasi antar populasi benih.Varietas yang
berbeda akan mengalami deteriorasi yang berbeda. Dalam satu
varietas, potensi penyimpanan setiap individu benih juga berbeda.

Benih mencapai kualitas maksimum pada saat matang fisiologis dan
setelah waktu itu sampai saat ditanam hanya kemunduran yang terjadi
Kematangan fisiologis diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dicapai
sebelum benih dapat dipanen Jadi untuk menghasilkan benih dengan
kualitas tinggi, usaha perbaikan tanaman harus dilakukan sebelum
mencapai matang fisiologis.
Laju kemunduran benih tergantung dari besarnya derajat penyimpangan
terhadap keadaan optimum dalam mencapai kualitas maksimum
Deteriorasi tidak dapat dicegah, namun dapat diperlambat. Tingkat
deteriorasi sejalan dengan bertambahnya periode simpan.
Laju deteriorasi bervariasi diantara jenis benih, lot benih bahkan individu
benih.


Penyebab Deteriorasi Benih

a. Faktor Dalam Benih (internal)
Genetis
Pada beberapa species, benihnya secara genetik dapat
disimpan lama. Benih yang mempunyai daya hidup yang
lama (long life seed) biasanya memiliki kulit benih yang
impermiable Contohnya pada Canna, Lotus dan Lupinus
mempunyai daya hidup lebih dari 500 tahun. Sedangkan
benih Albizia dan Trifolium masih mampu berkecambah
setelah disimpan selama 100 tahun.

.

Kadar air benih
Kadar air benih secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi laju deteriorasi benih. Benih rekalsitran
yang disimpan dengan kandungan air di bawah 25% atau
di atas 35% dapat mendorong deteriorasi benih,
sedangkan pada benih ortodoks deteriorasi terjadi jika
benih disimpan pada kadar di atas 14% atau di bawah
5%. Jadi kadar air yang ideal untuk daya hidup
maksimum (seed longevity) adalah 5-6% (Hukum
Harrington, 1972)
Kandungan nutrisi benih
Benih yang memiliki kadar minyak yang tinggi tidak
dapat disimpan lama Kandungan minyak yang terdapat
pada bagian benih juga berpengaruh terhadap
perkecambahan. Contoh benih gandum secara utuh
(whole wheat seed) mengandung 3% minyak, tetapi
embrionya mengandung 27% minyak
a. Faktor Dalam Benih (internal)
Tingkat kematangan benih
Faktor-faktor suhu, kelembaban, varietas dan kandungan nutrisi
benih mempengaruhi kematangan benih yang nantinya
berhubungan dengan daya simpan benih. Potensi penyimpanan
terbesar dicapai pada waktu matang fisiologi atau pada saat berat
kering benih mencapai maksimum.
Kerusakan mekanis
Kegiatan produksi benih seperti pemanenan (harvesting),
pembersihan (cleaning) dan handling sering menimbulkan
kerusakan mekanis. Deteriorasi benih inexorable dan progresif,
sehingga kerusakan mekanis yang kecil bisa menyebabkan
deteriorasi jaringan embrionik yang vital sehubungan dengan
kualitas benih yang rendah. Kerusakan mekanis juga mendorong
serangan jamur yang masuk melalui kulit benih yang retak

Faktor Luar Benih

Kondisi lingkungan pra panen
Kondisi lingkungan saat panen
Kondisi lingkungan pasca panen
Pengolahan benih
Suhu dan RH ruang simpan
Gejala Deteriorasi Benih

Perubahan warna benih (seed color), kulit benih (seed coat) dan atau
embrio.
Warna kulit benih menjadi lebih gelap terutama pada benih legume : clover, kacang
tanah dan kedelai karena terjadi reaksi oksidatif akibat suhu dan RH yang tinggi.
Pada benih lettuce terjadi nekrosis pada kotiledon
Tertundanya pemunculan akar dan pertumbuhan bibit
Terjadi penurunan respirasi
Penurunan respirasi menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas perkecambahan
dan vigor benih
.
Terjadi penurunan toleransi pada kondisi sub optimal selama
perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman
Jumlah benih yang abnormal meningkat
Terjadi kehilangan aktifitas enzim : amilase, proteinase, sitokhrom oxydase dan
gliseraldehid fosfat dehidrogenase. Pengukuran kehilangan aktfitas enzim dilakukan
dengan uji tetrazolium dan uji aktifitas asam glutamate dekarboksilase (GADA test).

Anda mungkin juga menyukai