Anda di halaman 1dari 3

TUGAS DASAR TEKNOLOGI BENIH

Disusun oleh :

SYAFRINA MIRTALIANY AZAHRA


150510190095
KELAS E

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
RANGKUMAN DETERIORASI BENIH

Deteriorasi benih adalah proses kemunduran kualitas benih yang dicirikan dengan
terjadinya terhambatan proses perkecambahan, membutuhkan waktu yang lebih lama, dan
menghasilkan kecambah yang abnormal. Lebih lanjut benih yang terdeteriorasi adalah benih
tidak mampu berkecambah. Deteriorasi benih merupakan proses yang pasti akan terjadi (
Inexorable process) dan tidak dapat kembali lagi (irreversible), namun kemunculannya dapat
dihambat dengan cara praktek penyimpanan benih yang optimum.

Deteriorasi benih bervariasi antar populasi benih atau lot benih.Varietas yang berbeda
akan mengalami deteriorasi yang berbeda.Dalam satu varietas, potensi penyimpanan setiap
individu benih juga berbeda. Benih mencapai kualitas maksimum pada saat matang fisiologis
dan setelah itu sampai saat ditanam benih mengalami kemunduran. Matang fisiologis dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dicapai suatu benih sebelum siap dipanen.

Laju kemunduran benih bergantung pada besarnya derajat penyimpangan terhadap


keadaan optimum dalam mencapai kualitas maksimum. Walaupun deteriorasi tidak dapat
dicegah, namun deteriorasi dapat diperlambat dengan penanganan – penanganan yang tepat.

Faktor penyebab deteriorasi ada yang berasal dari benih itu sendiri atau disebut juga
faktor internal. Ada juga yang berasal dari luar benih atau disebut juga faktor eksternal.
Faktor internal yang pertama adalah genetis. Pada beberapa species benihnya memiliki waktu
hidup yang lama (long live seed) biasanya memiliki kulit benih yang keras & impermeable.
Contohnya benih Canna, Lotus dan Lupinus yang mempunyai daya hidup lebih dari 500
tahun. Yang kedua adalah jumlah kadar air benih, karena secara langsung mempengaruhi laju
deteriorasi benih. Benih rekalsitran memiliki daya simpan yang rendah, karena memiliki
kadar air benih harus selalu tinggi (± 25 %) , sedangkan benih ortodoks memiliki daya
simpan yang lebih tinggi dibandingkan benih rekalsitran, karena kadar air dapat diturunkan
sampai 6 %. Selain itu kondisi kimia benih juga mempengaruhi laju deteriorasi benih. Benih
yang memiliki kadar minyak dan protein yang tinggi tidak dapat disimpan terlalu lama.

Selanjutnya, ada faktor eksternal benih. Faktor eksternal benih meliputi kondisi
lingkungan pra panen, kondisi lingkungan saat panen, kondisi lingkungan pasca panen,
proses pengolahan benih, serta suhu ruang simpan.

Gejala benih mengalami deteriorasi adalah yang pertama warna benih (seed color),
kulit benih (seed coat) dan atau embrio menjadi berubah, yang kedua terjadi penurunan
respirasi benih yang menyebabkan penurunan kapasitas perkecambahan dan vigor benih.
Yang ketiga muncul bau tengik , karena terjadi perubahan asam lemak tak jenuh menjadi
jenuh. Yang keempat terjadi penurunan toleransi pada kondisi sub optimal selama
perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman. Dan yang terakhir Jumlah kecambah yang
abnormal meningkat.

Berdasarkan longevitas benih terbagi menjadi, benih makrobiotik atau long live span
yang berdaya simpan 15 – 100 tahun, benuh mikrobiotik atau short live span yang berdaya
simpan 3 tahun, dan benih mesobiotik atau medium live span yang berdaya simpan 3 – 15
tahun.

Faktor yang mempengaruhi longevitas benih adalah Genetik ( benih


ortodoks/rekalsitran), kondisi benih yang meliputi vigor awal, kadar air benih, keberadaan
patogen tular benih, kerusakan mekanis dan kematangan benih. Dan yang terakhir adalah
kondisi ruang simpan dan jenis kemasan selama periode simpan.

Referensi

Sumadi. (2020) PPT Hand out mata kuliah Dasat Teknologi Benih. Sumedang:
Faperta UNPAD

Anda mungkin juga menyukai