Anda di halaman 1dari 17

KEMUNDURAN

BENIH
(SEED
DETERIORATION)
Kemunduran Benih
Kemunduran benih adalah jatuhnya mutu benih yang
menimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam
benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas
benih.

1. suatu proses yang tidak dapat terelakkan lagi,


2. Sekali benih mengalami kemunduran tidak akan
dapat pulih kembali ke sediakala (irreversible),
3. Kemunduran benih beragam, baik antarjenis,
antarvarietas, antarlot, bahkan antar individu dalam
suatu lot benih
Secara struktural  biji  terdiri dari 3 bagian vital
yakni :
1. Embrio,
2.Jaringan penyimpan cadangan makanan seperti
(endosperm, kotiledon )
3. Bagian pelindung biji ( kulit biji  ). 

Faktor – faktor  yang perlu diperhatikan  untuk


mendapatkan benih bermutu  meliputi antara lain : 1)
sifat tanaman,2) keadaan tanaman, 3) Lokasi Tanam
untuk Benih dan 4) kultur teknis.   
Faktor-faktor tersebut sangat
menentukan  pencapaian  terhadap kualitas  dan
kuantitas hasil  benihnya.
1. Sifat tanaman,  adalah sifat –sifat tanaman yang
membantu  tanaman  untuk  dapat memberikan 
hasil benih  yang secara   kuantitatif dan 
kualitatif  yang   baik seperti cara
penyerbukannya,  morfologi dan  biologi  bunga 
serta kepekaan  tanaman  terhadap  pengaruh
lingkungan.  
2. Keadaan  tanamannya,  benih  diharapkan berasal
dari  tanaman  yang memiliki  kondisi  
pertumbuhan  optimal,   serta  kualitas  dan
kuantitas   bijinya baik.
3. Lokasi tanaman untuk benih , harus memenuhi syarat 
secara optimal  yakni  tidak  merupakan daerah endemic Bagi
hama  atau  penyakit  utama,  tidak  mengalami  cekaman 
seperti kekeringan, kebanjiran salinitas  dsb, sehingga
diharapkan dari lokasi  pertanaman  ini  dihasilkan  benih-
benih  yang berkualitas        baik  dalam jumlah yang cukup.

4. Kultur Teknis ,  diharapkan tanaman yang diperuntukkan


untuk benih  dalam penanamannya memenuhi  persyaratan 
kultur  teknis  yang  direkomendasikan  seperti  jarak tanam, 
jumlah tanaman  tiap  rumpunnya,  cara  penanamannya 
(larikan,  tandur legowo),  pemeliharaan  tanamannya 
(pengendalian  hama/penyakit,  pengairan  dan pemupukan) 
Ada tiga aspek mutu benih yakni mutu fisik, mutu fisiologis dan mutu
genetis, dan masing – masing aspek mutu tersebut meliputi  :
1. Mutu fisik suatu benih berkaitan erat dengan kondisi fisik benihnya
yang meliputi  Validitas / cacat tidaknya fisik benihnya, kenormalan
ukurannya  sesuai dengan  kondisi  diskripsinya, keutuhan benihnya 
yakni benihnya tidak mengalami pecah, retak, patah atau lecet  pada
bagian vital dari  benih, bentuk dan warnanya sesuai dengan  standar 
deskripsinya.

2. Mutu fisiologis suatu benih berkaitan erat dengan kondisi fisiologis 


benihnya  yang antara  lain meliputi : daya tumbuhnya,  kecepatan
tumbuh, keadaan  vigornya,  keseragaman  tumbuhnya  dan  tingkat 
abnormalitas  kecambahnya.

3. Mutu genetis suatu benih berkaitan erat dengan kesesuaian dengan 


deskripsi  sifat – sifat dari varietasnya (sesuai dengan namanya),
keseragamannya, kemurniannya  tinggi (bebas dari percampuran
varietas lain maupun ”off-type”) dan sifat-sifatnya sesuai dengan 
klas benihnya.
Faktor‐faktor yang mempengaruhi hidup
benih
1. Faktor internal benih mencakup kondisi fisik
dan keadaan fisiologinya.

Contoh: Benih yang retak, luka, dan tergores


akan lebih cepat mengalami kemunduran.

Faktor induced selama perkembangan benih di


lapangan mempengaruhi keadaan fisiologinya,
sebagai contoh terjadi kekurangan mineral
(seperti N, K, Ca), air, dan suhu yang ektrim
di lapangan.
2. Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan
temperatur.

􀀹 RH mempengaruhi kadar air benih, dan kadar air benih


mempengaruhi mempengaruhi respirasi benih
􀀹 RH lingkungan dipengaruhi oleh suhu (T) lingkungan
􀀹RH dan T saling berkaitan dan mempengaruhi
kemunduran benih:

a) setiap penurunan kadar air 1% menggandakan masa


hidup dua kali, dan

b) setiap penurunan suhu ruang simpan 5oC akan


menggandakan masa hidup benih dua kali.
3. Kadar air benih (KA)
􀀹 KA > 14% ‐ respirasi tinggi, suhu meningkat, investasi
cendawan
• KA < 5 %, terjadi kerusakan membrana selular
4. Genetik
a. Benih berentang hidup panjang:
• Benih Fosil:
􀀹 Lupin : 10.000 th masih hidup (tertimbun di tanah
gambut kanada) (Porsild dan Harrington, 1967)
􀀹 Indian lotus : 120-400 th masih hidup (terbenam di dasar
danau di Mansuria)(Ohga, 1926)
􀀹 Benih2 lain: Albizia, Cassia, Trifolium,
b. Benihberentang hidup pendek:
Willow, poplar, kapas, dll benih rekalsitran (shorea, cacao,
mangga, dll)
5. Mikroflora
􀀹 Terbawa dari lapangan : optimum hidup pada RH 90-95%
atau KA benih 30-35%
􀀹 Cendawan gudang : optimum hidup pada RH 60-90%
Aspergillus sp. atau KAK pada RH itu
Penicillium sp.

6. . Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan)


- Terutama pada bagian embrio
- pada bagian non embrio dapat meningkatkan serangan
Mikroflora

7. Tingkat kemasakan benih


Potensi mutu terbaik dicapai pada saat benih telah mencapai masak
fisiologi (MF).
􀀹 Benih kurang masak, potensi mutunya masih kurang tinggi,
􀀹 Benih lewat masak di lapangan, potensi sudah mulai turun oleh
deraan cuaca di lapangan
TANDA-TANDA KEMUNDURAN BENIH
A. Gejala Fisiologis
1. Aktivitas enzim menurun : dehidrogenase, glutamat
dekarboksilase, katalase, peroksidase, fenolase,
amilase, sitokrom oksidase.

2. Respirasi menurun : konsumsi O2 rendah


produksi CO2 rendah

3. Bocoran metabolit meningkat: ► nilai daya hantar


listrik meningkat
► gula terlarut menigkat
4. Kandungan Asam Lemak Bebas meningkat:
􀀹 Lipid ------------------------􀃆 asam lemak + gliserol
􀀹 Benih kapas dengan kandungan Asam Lemak Bebas
≥1% sudah tidak mampu berkecambah.
B. Gejala Kinerja Benih
1. kinerja perkecambahan rendah: Kec Tumbuh
↓, dan tidak seragam
2. Daya suai terhadap lingkungan rendah
3. Daya tumbuh di lapang rendah
4. Tidak tahan terhadap cekaman lingkungan

C.Pemudaran Warna akibat penuaan


􀀹 mencoklat pada embrio atau pada kulit benih

Anda mungkin juga menyukai