PENDAHULUAN
C. Pemudaran warna
Pemudaran waran benih ini, biasanya akibat penuaan atau umur benih yang
sudah lama, cirinya mencoklat pada embrio atau pada kulit benih.
2.4 KEMUNGKINAN PENYEBAB KEMUNDURAN BENIH
Berikut merupakan kemungkinan penyebab kemunduran benih :
1. Autoxidasi Lipid dapat terjadi pada benih:
a. KA < 6%
b. Konsentrasi O2 tinggi
c. Suhu tinggi
2. Degradasi Struktur Fungsional
a. Hilangnya permeabilitas membran sel (terhidrolisis oleh fosfolipase dan
oksidase).
b. Rusaknya membran mitokondria (ATP-ase tinggi, fosforilasi oksidatif rendah,
produksi ATP tinggi).
3. Ribosom tidak mampu berdisosiasi
Ribosom tidak mampu berisolasi menyebabkan sintesis protein terhambat.
4. Degradasi dan Inaktivasi Enzim
Perubahan struktur makromolekul enzim menurunkan aktivitasnya. Berikut
merupakan macam perubahan yang dimaksud :
a. Perubahan komposisi meliputi :
· Grup fungsional (hilang/mengikat)
· Oksidasi gugus sulfhidril
· Perubahan asam amino dalam protein
b. Perubahan konfigurasi, meliputi :
· Penglipatan atau pelurusan
· Penggumpalan atau polimerisasi
· Pemutusan menjadi sub2 unit
5. Pengaktifan/Pembentukan Enzim-enzim Hidrolitik
Bila KA benih > 20%, cukup untuk mengaktifkan enzim2 hidrolotik (lipase,
fosfolipase, fosfatase, amilase)
6. Degradasi Genetik sebagai penyebab utama ketuaan
7. perubahan sifat kromosom (selaras dengan penuaan)
Mutasi genetik; berkorelasi dengan ketuaan dan hilangnya viabilitas
8. Habisnya cadangan makanan (sudah tidak diterima)
9. Kelaparan sel meristematik: jauhnya jarak antara cadangan makanan dengan sel-sel
meritematik
10. Akumulasi senyawa beracun (toxic)
a. embrio baik pada endosperm tua
b. embrio tua pada endosperm baik
Kesimpulan :
Kemunduran benih dapat didefinisikan sebagai jatuhnya mutu benih yang
menimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada
berkurangnya viabilitas benih. Faktor-faktor yang mempengaruhi benih itu sendiri
antara lain adalah faktor internal benih mencakup kondisi fisik dan keadaan
fisiologinya, kelembaban nisbi dan temperature, kadar air benih, suhu, genetic,
mikroflora, kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan), dan tingkat
kemasakan benih. Yang diakibat oleh factor Genetis dan Faktor Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
M. Azrai, Rahmawati, Ramlah Arief dan Sania Saenong. Pengelolaan Benih Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Maros.http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/sebelas.pdf diakses pada
tanggal 9 Juni 2010.