H0808007 Riana Dew K. H0808041 Wahyu Tri K. H0808056 Aulia Rahma K. H0808079 Yusuf Enril H0808166 KEMUNDURAN BENIH (Deteriorasi)
• Kemunduran benih adalah mundurnya mutu
fisiologis benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih (Sadjad, 1994). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidup Benih • Faktor internal benih • Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan temperatur. • Kadar air benih (KA) • Suhu (T) • Genetik • Mikroflora • Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan) • Tingkat kemasakan benih CIRI PROSES DETERIORASI RC. Mabesa (1993) mencirikan proses deteriorasi sebagai berikut : • Proses ini merupakan proses yang searah • Proses ini pada saat benih telah mencapai masak fisiologis sangat rendah lajunya. • Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda • Benih yang telah mengalami deteriorasi jika dikecambahkan maka laju perkecambahannya rendah, yang berarti benih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkecambah. • Benih yang telah mengalami deteriorasi setelah berkecambah maka pertumbuhan kecambahnya akan menjadi lambat. • Benih atau kecambah dari benih yang telah mengalami deteriorasi memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyimpangan kondisi lingkungan. • Kecambah dari benih yang telah mengalami deteriorasi seringkali tidak dapat muncul ke permukaan tanah karena kecambah tersebut kekurangan energy untuk tumbuh terus ke permukaan lahan. • Jika kita mengecambahkan benih yang telah mengalami deteriorasi maka persentase kecambah abnormal akan meningkat yang kemudian menyebabkan persentase viabilitas benih menjadi rendah karena yan akan dihitung hanyalah kecambah normal. • Dalam benih yang mengalami deteriorasi aktivitas enzimnya jauh berkurang atau bahkan tidak berfungsi. Hal ini disebabkan terjadinya perombakan/ penguraian enzim yang selanjutnya akan menghambat atau bahkan menyebabkan benih kehilangan kemampuannya untuk berkecambah.
• Benih yang telah mengalami deteriorasi bila mengalami
deteriorasi bila mengalami imbibisi akan terjadi kebocoran membrane sel sehingga ada unsure-unsur yang keluara dari benih. Kebocoran ini menyebabkan benih menjadi kekurangan bahan yang dapat dirombak untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk proses sintesa protein guna pembentukan dan pertumbuhan sel-selnya. • Benih yang telah mengalami deteriorasi jika dikecambahkan/ ditanam di lahan keragamannya akan tinggi (tidak seragam pertumbuhannya). • Hasil panen akan menurun jika petani dalam ussaha taninya memakai benih yang telah mengalami deteriorasi, terutama karena akibat keragaman tanaman di lahan. • Benih yang telah mengalami deteriorasi warnanya akan berubah, hal ini biasanya dipakai sebagai salah satu tolak ukur pertama, meskipun kendala yang kita hadapi perubahan ini sangat subyektif. Gejala Fisiologis (a) terjadinya perubahan warna benih (b) tertundanya perkecambahan; (c) menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama perkecambahan (d) rendahnya toleransi terhadap kondisi simpan yang kurang sesuai (e) peka terhadap radiasi; (f) menurunnya pertumbuhan kecambah; (g) menurunnya daya berkecambah, dan (h) meningkatnya jumlah kecambah abnormal GEJALA FISIOLOGIS DIPENGARUHI PULA OLEH: Aktivitas enzim menurun: dehidrogenase, glutamat dekarboksilase, katalase, peroksidase, fenolase, amilase, sitokrom oksidase. Respirasi menurun : konsumsi O2 rendah, produksi CO2 rendah, produksi ATP rendah Bocoran metabolit meningkat: menjadikan nilai daya hantar listrik meningkat dan gula terlarut menigkat Kandungan Asam Lemak Bebas meningkat:
a. Lipid: asam lemak + gliserol
b. Benih kapas dengan kandungan Asam Lemak Bebas ≥1% sudah tidak mampu berkecambah. Gejala Kinerja Benih kinerja perkecambahan rendah: KT rendah, dan tidak seragam Daya sesuai terhadap lingkungan rendah Daya tumbuh di lapang rendah Tidak tahan terhadap cekaman lingkungan Pemudaran Warna kibat penuaan
• Kemunduran warna akibat penuaan yaitu
warna benih mencoklat (terutama bila terdedah pada cahaya) pada embrio atau pada kulit benih. terjadinya kemunduran benih merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya produktivitas tanaman sehingga hal ini hanrus dihindari. Hasil-hasil penelitian menunjukkan dengan memberikan perlakuan pada benih yang memperlihatkan gejala kemunduran, dapat memperbaiki kondisi benih. Untuk mengatasi permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih baik yang diakibatkan oleh faktor penyimpanan maupun diakibatkan oleh faktor kesalahan dalam penanganan be-nih, dapat dilakukan dengan melakukan teknik “invigorasi”. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia untuk meningkatkan atau memperbaiki vigor benih yang telah mengalami kemun-duran mutu (Basu dan Rudrapal, 1982).