Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA II

“TRANSPIRASI”
B. Tinjauan Pustaka

Daun mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal hilangnya molekul air dari
tumbuhan. Hal ini disebabkan permukaan daun lebih mudah bersentuhan dengan udara
dibanding dengan organ lain dari tanaman. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh besar
kecilnya luas permukaan daun, jumlah stomata, jumlah bulu pada permukaan daun dan juga
faktor luar seperti: intensitas cahaya, temperatur, kelembaban dan lain-lain (Tim fisiologi
tumbuhan, 2012).
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang
hilang melalui stomata (Lakitan, 2004).
Transpirasi merupakan proses penguapan molekul air melalui stomata. Proses
transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar.
Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar. Transpirasi juga bisa melalui kutikula
dan lentisel (Akhyar, 2001). Transpirasi dapat terjadi melalui stomata yang disebut transpirasi
stomata dan bila transpirasi terjadi melalui bagian kutikula maka disebut transpirasi kutikula.
Transpirasi yang terjadi pada stomata terjadi pada saat stomata membuka yang terjadi pada
siang hari, sebaliknya pada malam hari atau pada malam hari atau pada saat cuaca mendung
maka stomata tertutup atau menutup diri (Dwijoseputro, 1985).

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi: 1.) Radiasi matahari. Dari


radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan untuk fotosintesis dan 75-85%
digunakan untuk memanaskan daun dan untuk transpirasi. 2.)Temperatur. Peningkatan
temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk menyimpan air, yang berarti tuntutan
atmosfer yang lebih besar. 3.) Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di udara,
makin tinggi Y udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan meningkatnya
kelembapan relatif. 4.) Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui stomata.
Apabila aliran udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan daun, perbedaan
potensial air di dalam dan tepat di luar lubang stomata akan meningkat dan difusi bersih air
dari daun juga meningkat (Gardner, 1991).
Pergerakan masuknya air pada tumbuhan adalah melalui akar dan jalan difusi dan
osmosa, yang berupa pengisapan air dari dalam tanah. Akan tetapi pemasukan air pada
tumbuhan itu haruslah seimbang dengan pengeluaran air agar tercapai keseimbangan air pada
tumbuhan tersebut. Untuk itu air tersebut hendaklah dikeluarkan dengan cara penguapan
yaitu dengan cara transpirasi dan evaporasi (Dwijoseputro, 1985).
Air yang melewati stomata lebih banyak dibandingkan dengan air yang keluar melalui
kutikula dan epidermis, karena kutikula mempunyai sifat yang lebih permeabilitas terhadap
air. Pergerakan air pada tumbuhan tidak di daun, tetapi di akar dengan jalan osmosis dan
difusi yang berupa pengisapan air dalam tanah. Akan tetapi pemasukan air pada tumbuhan itu
haruslah seimbang dengan pengeluaran air,agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan
tersebut. Untuk itu air tersebut hendaklah dikeluarkan dengan cara penguapan, yaitu
transpirasi dan evaporasi (Delvin, 1975).

Mekanisme membuka dan menutupnya stomata adalah karena perubahan-perubahan


turgor dan perubahan turgor adalah karena perubahan konsentrasi nilai osmosis dari sel
penutup. Pada pagi hari amilum masih ditemukan pada sel penutup stomata. Pengaruh sinar-
sinar matahari membangkitkan klorofil-klorofil untuk berfotosintesis, maka kadar CO2
didalam sel tersebut menurun karena sebagian karbondioksida mengalami reduksi menjadi
CH2O. Karena peristiwa-peristiwa reduksi maka berkuranglah ion-ion H+. Sehingga PH
menjadi naik, kenaikan PH berguna untuk menaikan enzim Phosphorelase untuk mengubah
amilum di dalam sel. Dengan terbentuknya glukosa I-Phospat maka nilai osmosis di dalam
sel-sel penutup menjadi naik yang menyebabkan air masuk ke dalam sel penutup dari sel-sel
tetangga. Pertambahan volume akan menyebabkan terjadinya perubahan turgor, sehingga sel
penutup mengembang pada bagian yang tipis, akibatnya stomata terbuka (Dwijoseputro,
1985).

Perbedaan antara transpirasi dengan evaporasi adalah pada tranpirasi terjadi proses
fisiologis atau fisika yang termodifikasi, mengatur bukaan stomata, mengatur beberapa
macam tekanan, terjadi di jaringan hidup dan permukaan sel basah, sedangkan pada
evaporasi terjadi proses fisika murni, tidak diatur bukaan stomata, tidak diatur oleh tekanan,
tidak terbatas pada jaringan hidup dan permukaan yang menjalankannya menjadi kering.
Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan. Misal: tanaman jagung, dari 100%
air yang diserap: 0,09% untuk menyusun tubuh, 0,01% untuk pereaksi, 98,9% untuk
ditranspirasikan (Fitter , 1991).
Peranan transpirasi yaitu pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel,
penyerapan dan pengangkutan air dan hara, pengangkutan asimilat, membuang kelebihan air,
pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi dapat
membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu
mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp menurun, tanaman layu, layu permanen,
mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan
lengas tanah, pada kisaran layu tetap – kapasitas lapangan (Jumin, 1992).

C. Tujuan Praktikum

Untuk melihat laju transpirasi pada permukaan dorsiventral dari daun

D. Bahan dan Alat

Daun Ficus benjamina, vaseline, tissue gulung, timbangan analitik

E. Cara Kerja

1. Tiga lembar daun Ficus benjamina dicuci dengan air pada permukaannya, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue.

2. Sebelumnya daun dijiplak dahulu untuk menghitung luas daun

3. Daun pertama diolesi vaseline pada permukaan atasnya, daun kedua pada permukaan
bawah dan daun ketiga tidak diolesi sebagai control. Kemudian masing-masing daun tersebut
ditimbang dan catat sebagai berat awal.

4. Selanjutnya ketiga daun tersebut dijemur, dipanaskan matahari selama 30 menit sampai
satu jam (kalau waktu memungkinkan), kemudian timbang kembali.

5. Jumlah uap air yang hilang (laju transpirasi) dapat diukur dengan rumus :

I = Berat awal (BA) – Berat akhir (BK) / Waktu (menit) mg/menit

6. Bandingkan hasil laju transpirasi kutikula dari permukaan bawah (permukaan atasnya
diolesi vaseline) dan transpirasi stomata dari permukaan atas serta dari kedua permukaan
(kontrol).
F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Berat Awal (mg) Berat Akhir (mg) Laju Transpirasi (mg/menit)
1. Kontrol 1.720 860 0,22
2. Permukaan Atas 3.650 2.070 0,83
Permukaan
3. 7.150 4.280 1,05
Bawah

Kontrol = (BA – BK) / waktu = (1.720 – 860) / 30 = 28,67 mg / 127,25 = 0,22 mg/menit

PA = (3.650 – 2.070) / 30 = 52,67 mg / 63,81 = 0,83 mg/menit

PB = (7.160 – 4.280) / 30 = 96 mg / 91,69 = 1,05 mg/menit

Anda mungkin juga menyukai