Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEKANISME PENGANGKUTAN AIR DAN MINERAL


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Fisiologi Tumbuhan

Dosen Pembimbing :

Dr. Dede Nuraida, M.Si.

NIDN: 0017086601

Disusun Oleh :

1. Niken Ayu Widyawati / NPM: 1103190004


2. Kristin Winda Sari / NPM : 1103190006

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya, serta kepada kita
semua selaku umatnya yang Insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.

Makalah ini merupakan hasil pengetahuan, diskusi dan kerja sama yang kami peroleh.
Maka dari itu, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dengan topik
“Mekanisme Pengangkutan Air dan Mineral” di UNIVERSITAS PGRI
RONGGOLAWE TUBAN.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan jauh
dari kata sempurna. Itu dikarenakan keterbatasan yang kami miliki dalam tahap belajar. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini agar
dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Tuban, 02 April 2021

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Mekanisme Pengangkutan Air dan Mineral pada Tumbuhan................... 3
1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air dan mineral.......... 5
1.3 Fungsi dan Manfaat Air terhadap Pertumbuhan Tanaman........................ 8
1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air.............................................. 9
1.5 Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan............................................. 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 12
3.2 Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan proses
metabolisme dalam tubuhnya. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan antara lain
air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida yang bisa diperoleh dari luar tubuh
tumbuhan. Melalui daun, tumbuhan dapat memperoleh oksigen dan karbon dioksida.
Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh akar, air dan garam mineral dapat diangkut
tumbuhan ke dalam tubuhnya. Untuk mengangkut air dan garam mineral, tumbuhan
memerlukan suatu proses pengangkutan. Pengangkutan zat ini dilakukan oleh jaringan
pengangkut yang melewati berkas pembuluh. Walaupun begitu, ada juga pengangkutan air
dan garam mineral yang tidak diangkut secara langsung melalui berkas pembuluh, tetapi di
luar berkas pembuluh xilem dan floem.
Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan tumbuhan
dan air. Misalnya transpirasi, kohesi air, dan pengaruh potensial air. Ketiga hal tersebut
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam proses pengangkutan air dari
dalam tanah menuju ke daun. Pengangkutan air ini dilakukan oleh bagian tumbuhan, baik
akar, batang maupun daun. Pengangkutan air ini selalu dikaitkan dengan akar dan jarang
dikaitkan dengan batang ataupun daun. Meskipun pada kenyataannya daun dan batang
juga memiliki pengaruh yang cukup penting dalam proses penyerapan air (Salisbury,
1995).
Proses pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal dari
air di dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh rambut akar. Air mengalir karena ada
perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Air tanah mempunyai kepekatan
larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan sel sehingga air tanah dapat masuk
ke rambut akar. Air yang masuk ini mengakibatkan sel tumbuhan mengembang. Air
didorong keluar dari satu sel ke sel berikutnya sampai ke pembuluh kayu. Selanjutnya, air
diangkut oleh pembuluh kayu melalui batang sampai ke daun. Naiknya air ke daun
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Dwidjoseputro, 1994).
Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui dan memahami bagaiamana proses
pengangkutan air pada tumbuhan dapat berlangsung serta hal-hal apa saja yang
berhubungan dengan proses pengangkutan air, kami akan mencoba membahasnya secara
jelas dan rinci dalam makalah ini.

1
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.1.1 Bagaimanakah Mekanisme Pengangkutan Air?
1.1.2 Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air pada Tumbuhan?
1.1.3 Apa Fungsi dan Manfaat Air terhadap Pertumbuhan Tanaman?
1.1.4 Apa Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air?
1.1.5 Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan?

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini antara lain untuk:
1.2.1 Mengetahui Bagaimana Mekanisme Pengangkutan Air
1.2.2 Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air pada Tumbuhan
1.2.3 Mengetahui Fungsi dan Manfaat Air terhadap Pertumbuhan Tanaman
1.2.4 Memahami Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air
1.2.5 Memahami Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1.3.1 Sebagai suatu sumber atau referensi yang jelas tentang Mekanisme Pengangkutan
Air dan Mineral.
1.3.2 Sebagai ilmu untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh kalangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Pengangkutan Air dan Mineral pada Tumbuhan


Pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan tingkat tinggi seperti pada tumbuhan
biji dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu:
1. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut pengangkutan
ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral. Dalam
perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas diantara ruang antar sel.
Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan
melalui 2 proses, yaitu:
a. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau
transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan
ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak
dapat terus mencapai xylem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki
penebalan dinding sel yang dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada
setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.
b. Pengangkutan Simplas
Pengangkutan simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke sel. Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel
yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat
mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas
adalah sel–sel bulu akar menuju sel–sel korteks, endodermis, perisikel, dan xylem.
Kemudian air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.

3
2. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung
melalui berkas pengangkut, yaitu xylem, sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler. Setelah melewati sel–sel akar, air dan garam mineral dari dalam
tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan (batang
sampai ke mesofil daun).
Pembuluh kayu (xylem) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel–sel trakea.
Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xylem seperti
pipa kapiler ini terjadi karena sel–sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi
(penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti
prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xylem.

4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air dan Mineral pada
Tumbuhan

Faktor-Faktor yang memperngaruhi pengangkutan air pada tumbuhan melalui


pembuluh xilem adalah :
1. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xylem. Air
akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang
memaksa cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem ke arah atas ini disebut gaya
tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami
gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan
(hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa
tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil
herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
Rambut akar mengambil air dari dalam tanah secara osmosis. Osmosis adalah
gerakan air dari larutan yang kurang pekat (cair) ke larutan yang lebih pekat melalui
selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat
dilalui oleh air. Rambut akar mengambil air secara osmosis karena dinding-dinding
selnya bersifat semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat dari pada air tanah. Saat

5
rambut akar menyerap air, cairan sel rambut akar akan menjadi lebih encer daripada
cairan sel-sel yang terletak disebelah dalam rambut akar. Karena sel bagian dalam
lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap air dari rambut akar. Dengan cara
ini, air akan bergerak dari sel ke sel sampai pada pembuluh kayu.
Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu
tekanan yang disebut tekanan akar. Tekanan akar akan mendorong air sehingga naik
ke pembuluh kayu di batang. Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan,
tapi hal ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi artinya
ketika transpirasi sedang sangat rendah. Tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan
(hidatoda) pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu
disebut gutasi. Jika tumbuhan ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering,
atau di tanah yang berkelembapan rendah atau sekaligus dalam kedua keadaan
tersebut, maka tekanan akar tidak muncul sebab air dalam batangnya berada di bawah
tegangan dan bukan di bawah tekanan (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 103).
2. Kapilaritas Batang
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau
pipa kecil. Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair.
Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi.
Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair
sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain
yang tidak sejenis. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan
permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air
membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung).
Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan
yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat
cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut
pipa kapiler. Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik
dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan kohesi.
Inilah yang terjadi pada proses pengangkutan pada tumbuhan. Pembuluh xylem
yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan
naik melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding
pembuluh kayu dengan molekul air.

6
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena pembuluh
kayu tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air
melalui xylem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena
adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan
dinding pembuluh xylem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan
terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke
daun. Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas
batang. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang
terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan adanya adesi) lalu
tertarik ke atas. (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 104).
Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di dalam cairan
(air atau minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu yang terendam cairan,
bagian atas sumbu dapat menjadi basah karena cairan merembes dari bagian bawah ke
bagian atas. Kapilaritas pada pembuluh kayu ini dapat terjadi karena pembuluh kayu
merupakan pembuluh yang sangat halus berupa pipa-pipa kapiler. Pembuluh xilem
dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga air naik di dalamnya sebagai
akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan molekul-molekul air.
3. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel– sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah
sampai keseluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari
akar menuju ke daun. Proses tersebut juga biasa disebut dengan transpirasi. Dengan
adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air
di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan
fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke
atas. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain:
a) Intensitas cahaya, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
b) Temperatur udara, makin tinggi temperatur maka kecepatan transpirasi akan
semakin tinggi.

7
c) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman tinggi justru terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi akan
berlangsung cepat.
d) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air tanah
akan lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga laju transpirasi akan
meningkat (tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat
dan tidak seimbang dengan kecepatan transpirasi.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air tersebut melalui
proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan cairan sel pada daun
menjadi lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air dari pembuluh kayu pada tulang
daun. Air yang diambil dari pembuluh kayu daun akar digantikan oleh air dari
pembuluh kayu batang. Air di pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air dari
pembuluh kayu akar. Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air terus
menerus dari akar sampai ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses transpirasi
disebut daya hisap daun.
2.3 Fungsi dan Manfaat Air terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa air merupakan
komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel. Adapun peran air
terhadap pertumbuhan tanaman sebagai pelarut, medium transport senyawa, medium
reaksi biokimia, memberikan turgor bagi sel, bahan baku fotosintesis dan menjaga
suhu tanaman supaya konstan.
Fungsi air sebagai pelarut adalah memudahkan unsur hara dan mineral yang
masuk ke dalam tumbuhan. Kemudian fungsi air sebagai medium transport senyawa
ialah menghantarkan garam-garam mineral dan unsur hara yang diserap oleh tanaman
ke seluruh bagian tanaman. Dengan fungsi air sebagai medium transport senyawa
menjadikan air sebagai medium reaksi biokimia.
Fungsi air sebagai medium reaksi biokimia ialah menjadikan air sebagai bahan
dalam proses fotosintesis dan proses hidrolisis. Kemudian fungsi air sebagai pemberi
turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga bentuk daun dan membuka serta
menutupnya stomata pada tanaman. Proses turgor ini juga membantu sel dalam
melakukan pembelahan sel dan pembesaran sel. Selanjutnya fungsi air menjaga suhu
tanaman supaya konstan ialah banyaknya air yang ada di seluruh bagian tanaman
(UGM 2013).
Sedangkan manfaat air pada tumbuhan yaitu:

8
1. Penyusun utama protoplasma
Molekul-molekul makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat, pektin dan
lain-lain membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan molekul air dalam bentuk
koloid.
2. Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara
Bahan yang diangkut dapat berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan- bahan
organik hasil fotosintesa, dan olahan sel lainya.
3. Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia
Kita tahu terkadang proses reaksi terjadi dalam bentuk larutan dan air adalah pelarut
yang sangat baik.
4. Menjadi bahan dasar untuk reaksi-reaksi biokimia
Seperti pada fotosintesis, tanpa adanya air yang berperan sebagai donor elektron,
fotosintesis tidak dapat berlangsung.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya air bagi kelangsungan hidup
tumbuhan yaitu:
1. Titik layu sementara dan titik layu permanen
Titik layu sementara adalah kondisi tanaman yang layu pada siang hari dan
kembali pulihnya tekanan tugensi tanaman pada malam hari. Namun titik layu
permanen adalah jumlah air minimum di mana tanaman sudah mulai layu dan tidak
dapat tumbuh lagi walaupun diberi tambahan air (Aqil M 2013).
Faktor titik layu permanen dan titik layu sementara dapat mempengaruhi
perubahan morfologi dan warna pada tanaman yakni tanaman menjadi kering dan
berwarna kuning hingga coklat pada daunnya. Kemudian struktur tanamannya juga
terpengaruhi dengan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Selain itu berat kering dan
berat basah suatu tanaman akan mempengaruhi karena tanaman yang memiliki berat
kering yang sedikit sedangkan berat basahnya tinggi maka kadar air yang ada pada
tanaman tersebut tinggi sehingga kebutuhan air terhadap tanaman tercukupi.
Kemudian tanaman yang memiliki berat kering tinggi dan berat basahnya rendah
maka kadar air yang ada pada tanaman tersebut rendah sehingga kebutuhan air
terhadap tanaman tidak terpenuhi (Suhartono 2008).
2. Infiltrasi
Infiltrasi adalah kemampuan air yang masuk kedalam tanah. Iniltrasi dipengaruhi oleh
volume hujan atau tampungan keadaan karakteristik tanahnya dan unsur-unsur

9
lainnya. Adanya infiltrasi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan tingkat
laju infiltrasi yang tinggi maka kandungan air dalam tanah sedikit sehingga tanaman
membutuhkan air yang tinggi. Adapun laju infiltrasi yang rendah menyebabkan
kebutuhan air pada tanaman menurun seiring kandungan air dalam tanah meningkat.
Apabila kondisi demikian tidak dapat ditoleransi oleh tanaman maka tanaman akan
mengalami titik layu sementara dan/atau permanen (Barid B 2007).
3. Transpirasi
Transpirasi adalah kemampuan tanaman kehilangan air. Fungsi transpirasi pada
pertumbuhan tanaman untuk mengetahui kemampuan fotosintesis tanaman dalam
kepemilikan terhadap air tersedia dan membantu proses transport unsur hara dan
garam-garam mineral dari akar menuju batang dan daun. Proses transpirasi dapat
terjadi melalui proses membuka dan menutupnya stomata. Pada kondisi yang
memadai, transpirasi mampu menyediakan air yang cukup. Apabila proses transpirasi
terganggu maka laju transpirasi akan rendah dan menurunkan turgor pada sel sehingga
proses membuka dan menutupnya stomata terhambat (Berg L 2007).
Menurut Santoso (2010), ada beberapa parameter yang dapat dilihat apabila
tanaman membutuhkan air yaitu:
1. Tinggi tanaman
Tanaman yang mengalami kekurangan kebutuhan air pertumbuhan tingginya
terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil. Namun tanaman yang mengalami
kebutuhan air yang tercukupi maka pertumbuhan tinggi akan meningkat.
2. Jumlah daun
Tanaman yang memiliki jumlah daun banyak dapat diperoleh pada tanaman yang
kebutuhan airnya tercukupi sedangkan tanaman yang kebutuhan airnya tercukupi
sedangkan tanaman yang kebutuhan airnya tidak terpenuhi maka jumlah daun sedikit.
3. Diameter
Tanaman dengan diameter terlebar dimiliki oleh tanaman dengan kebutuhan air yang
tercukupi sedangkan diameter terkecil akan dimiliki oleh tanaman dengan kebutuhan
air tidak tercukupi.
4. Panjang akar
Panjang akar yang tinggi meningkatkan kebutuhan air pada tanaman yang kebutuhan
airnya tercukupi sedangkan tanaman yang kebutuhan airnya kurang makan akarnya
memiliki panjang yang rendah.
5. Berat kering tajuk dan akar

10
Berat kering pada tajuk dan akar suatu tanaman akan besar pertumbuhan tanaman
diimbangi dengan kebutuhan air yang cukup sedangkan pada tanaman dengan
kebutuhan air tidak terpenuhi maka berat kering tajuk dan akarnya akan lebih kecil.
6. Berat basah tajuk dan akar
Berat basah tajuk dan akar yang besar akan dimiliki oleh tanaman diimbangi dengan
kebutuhan air yang cukup sedangkan pada tanaman dengan kebutuhan air tidak
terpenuhi maka berat kering tajuk dan akarnya akan lebih kecil.
2.5 Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari gangguan lain. Pada
pemenuhan tanaman terhadap kebutuhan air seringkali terhambat akibat kebutuhan air
pada tanaman tidak terpenuhi. Adanya gangguan tersebut dapat dilakukan penanganan
dengan cara memberikan penyiraman bedasarkan 5 fase tumbuh suatu tanaman yaitu fase
tumbuhan suatu tanaman yaitu fase pertumbuhan awal (selama 15-25 hari), fase vegetatif
(25-40 hari), fase pembungaan (15-20 hari), fase pengisian biji (35-45 hari), pemberian
penyiraman pada kondisi yang optimal dan fase pematangan (10-25 hari) dan frekuensi
penyiraman yang tepat (Parwati D U 2013).

11
BAB III

3.1 Kesimpulan
Pengangkutan air merupakan suatu proses pengambilan air dari dalam tanah melalui
akar, kemudian dialirkan ke batang melalui adhesi, lalu ke daun dengan menggunakan daya
hisap daun. Mekanisme pengangkutan air ada dua yaitu secara extravasikular dan secara
intravasikular. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan air pada tumbuhan yaitu
tekanan akar, kapilaritas batang, daya hisap daun. Fungsi dan manfaat air terhadap tumbuhan
salah satunya yaitu menghantarkan garam-garam mineral dan unsur hara yang diserap oleh
tanaman ke seluruh bagian tanaman. Manfaatnya Menjadi alat transpor untuk memindahkan
zat hara.

3.2 Saran
Berikut ini adalah saran dari penyusun makalah yang ditujukkan bagi pembaca maupun
pemakalah yang akan menjadikan makalah ini sebagai :
1. Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas atau sebagai
pegangan bahan ajar dengan memerhatikan penyusunnya dan tidak bersifat
plagiatisme.
2. Diharapkan dalam penyusunan makalah agar menggunakan referensi yang memiliki
keakuratan sumber data seperti buku, website terpercaya, dan jurnal nasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12129889/Makalah_Fistum_Pengangkutan_Air
https://id.scribd.com/presentation/367399122/Pertemuan-4-Fistum-Mekanisme-
Pengangkutan-Air-Dan-Mineral-Dalam-Tumbuhan
[UGM] Univerrsitas Gajah Mada. 2013. Peran air [Internet]. [Diunduh 2014 Mei 8].
Tersedia pada : http://www.faperta.ugm.ac.id.

13

Anda mungkin juga menyukai