Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN POTENSIAL AIR SEL DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN


METODE CHARDAKOV

OLEH
IRENE PUTRI FANGIDAE
NIM : 2106050020

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya
saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan yaitu Bapak Dr. Refli, M.Sc yang telah memberikan tugas ini
kepada saya dan tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga laporan ini dapat berguna bagi saya
pada khususnya dan bagi pihak lain yang berkepentingan pada umumnya. Atas perhatian
serta waktunya saya ucapkan terima kasih.

Kupang, 25 April 2023

Irene Putri Fangidae

2106050020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
2.1 Landasan teori................................................................................................................2
2.1.1 Air..........................................................................................................................2
2.1.2 Methylene blue......................................................................................................3
2.1.3 Gula (Sukrosa).......................................................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.........................................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................................4
3.3 Prosedur Kerja................................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................5
4.1 Tabel metode Gravimetri...............................................................................................5
4.2 Tabel metode Chardakov...............................................................................................6
BAB V PENUTUP....................................................................................................................7
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
LAMPIRAN..............................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan unsur utama kehidupan. Keberadaan air sangat vital bagi makhluk di
muka bumi, khususnya pada dunia tumbuhan sangat memerlukan air untuk tumbuh. Dalam
dunia tumbuhan, tumbuhan menghasilkan oksigen, oksigen yang dikeluarkan tumbuhan
bersumber dari air bukan pada karbon dioksida. Secara ilmiah untuk udara yang kita hirup
yang lebih kritis untuk kehidupan dibandingkan air, pada dasarnya berasal dari air juga.
Begitu juga dengan proses kapiler dari air, air yang naik dari akar tanaman menuju batang
dan dedaunan tidak adanya bantuan pompa.
Salah satu faktor penting energi penggerak air dari satu sistem larutan ke sistem larutan
yang lain adalah adanya beda konsentrasi (gradien konsentrasi) atau beda potensial air. Air
akan senantiasa bergerak dari larutan dengan potensial air yang tinggi ke larutan dengan
potensial air yang lebih rendah. Semakin besar gradien konsentrasi semakin besar tenaga
yang menggerakkan molekul air untuk berdifusi dari daerah hipotonis ke daerah hipertonis.
Perbedaan konsentrasi cairan ekstraseluler dengan konsentrasi cairan intraseluler dapat
menjadi hal yang berbahaya karena sel dapat mengalami plasmolisis yaitu sel mengkerut dan
akibatnya sitoplasma akan keluar dan sel dapat mengalami turgid yaitu sel membesar akibat
terlalu banyak air.
Praktikum kali ini akan dibuktikan teori pergerakan air dari daerah hipotonis ke daerah
hipertonis dengan mengukur potensial air pada sel kentang dengan menggunakan dua metode
yaitu metode Chardakov dan metode Gravimetri.
1.2 Rumusan Masalah
● Bagaimana mengukur potensial air sel metode gravimetri
● Bagaimana mengukur potensial air sel metode chardakov

1.3 Tujuan
● Mengukur potensial air sel metode gravimetri
● Mengukur potensial air sel metode chardakov

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Air
Air merupakan molekul sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) dan satu
atom oksigen (O). Dua jenis atom ini saling berikatan dengan ikatan kovalen, suatu
ikatan dimana kedua jenis atom yang berikatan saling menyumbangkan elektron
terluarnya untuk membentuk pasangan.
Air dipandang sebagai molekul kehidupan dengan karakteristik yang khas dan
berbeda dengan molekul lain sejenisnya. Molekul air dengan bentuk ikatan seperti yang
telah disebutkan diatas ternyata memiliki karakteristik yang unik. Keunikan ini terutama
karena air bersifat polar (berkutub). Sifat polaritas (berkutub) yang dimiliki air
maksudnya adalah di bagian tertentu dari molekul air cenderung bermuatan positif dan di
bagian lain dari molekul air cenderung bermuatan negatif.
Air adalah senyawa kehidupan yang sangat penting. Demikian juga bagi tumbuhan,
air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan. Sebagian besar dari jaringan
tumbuhan terdiri dari air. Secara umum, jaringan tumbuhan mengandung air dengan
kisaran 60 hingga 85%. Bahkan jaringan/organ tertentu dapat mengandung air lebih dari
85%, seperti buah tomat mengandung hingga 95% air, demikian juga sayur-sayuran.
Jaringan transpor memiliki kisaran kadar air mulai dari 35-75%. Jaringan pembuluh
tanaman herba tentunya memiliki kandungan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jaringan pembuluh tanaman berkayu.
Walaupun demikian, ada bagian-bagian tumbuhan yang hanya mengandung air
dalam jumlah yang rendah. Biji tumbuhan bisa tetap hidup walaupun hanya memiliki
kadar air 5-15%. Bahkan penurunan kadar air merupakan salah satu karakteristik
perkembangan biji, sejalan dengan akumulasi bahan kering/cadangan makanan biji.
Setelah cadangan makanan cukup maka kadar air biji akan menurun hingga terjadi
pematangan biji. Selain itu, pada biji jenis ortodoks, yaitu biji yang tahan disimpan pada
kadar air rendah, seperti biji sengon, padi, dan kedelai, kadar air yang rendah dapat
meningkatkan daya simpan biji sehingga walaupun telah disimpan lama, biji tetap
memiliki viabilitas yang tinggi. Hal ini karena kadar air biji yang rendah dapat menekan
respirasi biji sehingga biji tidak kehilangan energi dan terkuras cadangan makanannya
selama penyimpanan.
Tingginya kadar air pada jaringan tumbuhan akan memancing pertanyaan kita
mengapa tumbuhan harus memiliki kadar air yang begitu tinggi? Mengapa biji dapat
tetap bertahan walaupun kadar airnya sangat rendah? Adakah air yang ada di dalam sel
dan jaringan tumbuhan berperan aktif dalam seluruh proses fisiologis ataukah hanya
sekadar media bagi proses-proses tersebut? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang ingin kita
jawab dalam membahas tentang peran air bagi tumbuhan.

2
2.1.2 Methylene blue
Methylene blue merupakan salah satu senyawa pewarna yang larut di dalam air,
bersifat kationik dan sering dipergunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan
dan industri pewarnaan. Pewarna ini tidak terlalu beracun bagi manusia, tetapi dapat
menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, efek sistematik termasuk perubahan darah. Selain
itu paparan senyawa ini pada tingkat tertentu dapat menyebabkan muntah, mual, diare,
pusing, keringat berlebih dan radang pencernaan.
2.1.3 Gula (Sukrosa)
Gula atau sukrosa adalah senyawa organik terutama golongan karbohidrat. Sukrosa
juga termasuk disakarida yang didalamnya terdiri dari komponen-komponen D-glukosa
dan D-fruktosa. Rumus molekul sukrosa adalah C22H22O11 Gula dengan berat molekul
342 g/mol dapat berupa kristal-kristal bebas air dengan berat jenis I ,6 g/ml dan titik leleh
160°C. Sukrosa ini kristalnya berbentuk prisma monoklin dan berwarna putih jernih.
Wama tersebut sangat tergantung pada kemurniannya. Bentuk kristal mumi dapat tahan
lama bila disimpan dalam gudang yang baik.
Gula dalam bentuk larutan yang baik ketika masih berada dalam batang tebu
maupun ketika masih berada dalam larutan. Bentuk gula selama proses dalam pabrik tak
tahan lama dan akan cepat rusak karena terjadi hidrolisis/inversi/penguraian. Inversi
adalah peristiwa pecahnya sukrosa menjadi gula-gula reduksi (glukosa, fruktosa,dan
sebagainya) Gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut dalam air dan
langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi.

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tgl : Selasa, 18 April 2023
Waktu : Pukul 15.00-20.00 WITA
Tempat : Gedung Biologi FST, Ruang 01
3.2 Alat dan Bahan
Alat : 16 buah gelas piala, pipet tetes, cawan petri, penggaris, pisau/cutter, pencatat
waktu (HP), pinset
Bahan : Larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda, air suling, larutan methylen blue,
kentang, tisu, aluminium foil
3.3 Prosedur Kerja
Metode Gravimetri :
● Potong kentang berdiameter 1x1 cm dan panjang 4 cm
● Potong lagi kentang menjadi tipis dengan ketebalan 2 mm (0,1 cm)
● Siapkan gelas piala berjumlah 8 dengan berisi larutan sukrosa berkonsentrasi masing-
masing 0 0,01 0,04 0,08 0,15 0,30 0,40 dan 0,50
● Sebelum direndam, bilas kentang dalam aquades lalu keringkan menggunakan tisu
● Kentang dimasukan kedalam larutan sukrosa (pukul 15.14 wita) kemudian tutup
mulut gelas piala menggunakan aluminium foil
● Amati setiap 20 menit dan goyangkan gelas tersebut
● Ukur berat akhir dari kentang
Metode Chardakov :
● Potong kentang berdiameter 1x1 cm dan panjang 4 cm
● Potong lagi kentang menjadi tipis dengan ketebalan 2 mm (0,1 cm)
● Siapkan gelas piala berjumlah 8 dengan berisi larutan sukrosa berkonsentrasi masing-
masing 0 0,01 0,04 0,08 0,15 0,30 0,40 dan 0,50
● Sebelum direndam, bilas kentang dalam aquades lalu keringkan menggunakan tisu
● Kentang dimasukan kedalam larutan sukrosa (pukul 17.20 wita) kemudian tutup
mulut gelas piala menggunakan aluminium foil
● Amati setiap 20 menit dan goyangkan gelas tersebut
● Uji kecepatan methylen blue pada larutan sukrosa bekas rendaman kentang

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel metode Gravimetri
Tabel perubahan berat sampel untuk penentuan potensial air secara Gravimetri
Konsentrasi BW (g) BK (g) PB (g) % PB
Sukrosa (M)

0,00 6,62 6,48 -0,02 -0,02%

0,01 4,78 5,00 0,04 4%

0,04 4,64 4,69 0,01 1%

0,08 4,01 3,98 -0,00 0%

0,15 3,52 2,86 -0,23 -0,23%

0,30 5,15 3,12 -0,65 -0,65%

0,40 3,85 2,22 -0,73 -0,73%

0,50 3,81 2,19 -0,73 -0,73%


Keterangan BW= berat awal jaringan sebelum inkubasi, BK = Berat akhir jaringan setelah
inkubasi, PB : Perubahan berat = BK-BW/BWx 100%PB = Persentase berat.

Prinsip kerja metode Gravimetri adalah melihat perubahan massa dari jaringan kentang
sebelum dan sesudah direndam larutan sukrosa. Berkurangnya massa kentang setelah
direndam larutan sukrosa menandakan bahwa air yang terdapat di dalam sel-sel kentang
keluar ke larutan karena potensial air kentang lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air
larutan perendam. Begitu pula sebaliknya, apabila massa kentang setelah direndam larutan
sukrosa mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan bahwa potensial air kentang lebih
rendah dibandingkan dengan potensial air larutan perendam sehingga air masuk ke sel- sel
kentang. Sedangkan apabila massa kentang tetap sama sebelum dan setelah direndam larutan
sukrosa maka potensial air jaringan kentang sama dengan potensial larutan perendam.
Berdasarkan tabel diatas dapat ditafsirkan bahwa kentang hipertonik terhadap larutan
sukrosa pada konsentrasi 0,00 0,08 0,15 0,30 0,40 dan 0,50 sedangkan pada konsentrasi
larutan sukrosa 0,01 dan 0,04 berada dalam keadaan hipotonis.

5
4.2 Tabel metode Chardakov
Tabel pengamatan larutan kontrol yang mengandung methylene blue yang ditetesi pada
larutan perlakuan pada penentuan potensial air sel dengan metode chardakov.
Konsentrasi Sukrosa (M) Gerakan larutan kontrol yang mengandung
methylene blue

0,00 menyebar

0,01 menyebar, di tengah

0,04 menyebar, di tengah

0,08 lambat menyebar

0,15 lambat menyebar

0,30 tidak menyebar, di bawah

0,40 tidak menyebar, dibawah

0,50 tidak menyebar, dibawah

Prinsip kerja pengukuran potensial air pada sel kentang dengan metode Chardakov
adalah dua buah larutan dengan jenis, volume, dan konsentrasi yang sama diberi perlakuan
yang berbeda. Larutan pertama direndam potongan kentang sehingga disebut larutan
perendam dan larutan kedua tidak diberi perlakuan apa-apa sehingga disebut larutan kontrol.
Menurut Knipling (1967), larutan perendam yang tepat berada ditengah dan tidak
bergerak artinya larutan tersebut memiliki potensial air yang sama dengan jaringan kentang.
Namun apabila larutan perendam bergerak naik maka larutan tersebut hipertonis terhadap
jaringan kentang sehingga air dari kentang keluar. Keluarnya air dari dalam sel kentang
menuju larutan perendam menyebabkan larutan perendam bertambah nilai potensial airnya
(konsentrasi zat terlarut menurun). Sehingga bila dibandingkan antara larutan perendam dan
larutan kontrol, maka larutan perendam menjadi hipotonis terhadap larutan kontrol. Hal
sebaliknya akan terjadi pada larutan perendam yang bergerak turun.
Berdasarkan tabel hasil praktikum diatas, didapatkan bahwa penyebaran metilen blue
pada larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M menyebar tanpa diaduk, 0,01 dan 0,04
menyebar di tengah, 0,08 dan 0,15 lambat menyebar sedangkan konsentrasi 0,30 - 0,50 tidak
menyebar dan larutan berada di dasar gelas.

6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

8
LAMPIRAN

No. Gambar Keterangan

1.

Pipet tetes dan pinset

2.

Methylene blue, cutter, kentang dan tissue

3.

Gelas piala berisi larutan sukrosa

4.

Praktikan

9
10

Anda mungkin juga menyukai