Anda di halaman 1dari 85

MODUL

KUALITAS AIR DAN HAMA PENYAKIT


KELAS X (SEPULUH)
SEMESTER GASAL

Penyusun :
Ninda Rizkiyani, S.Pi.

SMK NEGERI 4 PEKALONGAN


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan modul Kualitas Air dan Hama Penyakit untuk
peserta didik kelas X jurusan agribsinsis perikanan air tawar.

Modul ini disusun berdasarkan Standar Isi 2006 yang lebih menempatkan siswa
sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center). Modul ini juga dilengkapi dengan
latihan soal untuk menguji pemahaman siswa terkait dengan materi yang terdapat
pada modul
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan modul ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
proses penyelesain modul ini, terutama teman-teman guru perikanan, yang telah
membimbing penyusun dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik.

Pekalongan, Juni 2020


Penulis,

Ninda Rizkiyani, S.Pi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv

Kegiatan Belajar 1. ....................................................................................................................... 1

Kegiatan Belajar 2. ...................................................................................................................... 21

Kegiatan Belajar 3. ...................................................................................................................... 45

Kegiatan Belajar 4. ...................................................................................................................... 59

Kegiatan Belajar 5. ..................................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 82


KEGIATAN BELAJAR 1

IDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR

Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis pengukuran kualitas air pada kolam budidaya
4.4. Mengintegrasikan pengukuran kualitas air pada kolam budidaya

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.3. Menganalisis alat dan bahan serta prinsip kerja yang digunakan dalam
pengukuran kualitas air
3.3.4. Menerapkan metode pengukuran kualitas air
4.3.3 Melaksanakan sesuai standar pengukuran kualitas air
4.3.4 Mengevaluasi pengukuran kualitas air

MATERI

Lingkungan perairan sebagai tempat hidup atau media hidup organisme

akuatik merupakan salah satu aspek terpenting yang perlu diperhatikan

dalam melakukan budidaya perairan. Hal ini disebabkan karena kualitas

perairan suatu wadah budidaya sangat menentukan kehidupan organisme

akuatik yang dibudidayakan, baik dari aspek sumber air yang digunakan

seperti parameter fisika, kimia dan biologi, juga perlu diketahui dan

dipahami aspek-aspek yang diperlukan dalam pengelolaan kualitas air.

Parameter fisika merupakan parameter yang dapat diamati akibat

perubahan fisika air seperti cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, warna,

padatan tersuspensi dan padatan terlarut hingga salinitas air. Sedangkan

parameter kimia perairan merupakan parameter perairan yang terukur

akibat adanya reaksi kimia di perairan, seperti pertukaran ion-ion terlarut

dalam air. Parameter biologi yang teramati diperairan merupakan


organisme akuatik yang hidup bersama diperairan budidaya dapat berupa

tumbuhan maupun hewan dengan bentuk yang mikro maupun makro.

a. Parameter fisika

Sifat-sifat fisika air merupakan faktor pemisah antara lingkungan air

dengan lingkungan udara. Selain itu faktor fisika juga banyak

mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air.

1)Warna Air

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut berwarna

karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-

biologis.

Warna air pada suatu perairan yang kita lihat adalah merupakan:

a) Berkas cahaya yang tidak diserap dan keluar kembali dari perairan

tersebut.

b) Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang-layang baik

berupa organisme maupun benda mati. Warna-warni air tersebut seperti:

warna biru, hijau, hijau kuning dan warna coklat.

Pada lingkungan budidaya warna air yang didapati juga bermacam- macam,

antara lain dipengaruhi oleh kandungan plankton yang tergandung di dalam air

baik fitoplankton maupun zooplankton, larutan tersuspensi, dekomposisi bahan

organik, mineral maupun bahan lain yang terlarut dalam air. Warna air yang

disebabkan oleh dominasi plankton dapat mempengaruhi warna air, sehingga

secara tidak langsung dari warna perairan juga dapat menggambarkan


kesuburan perairan. warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton antara

lain:

a) Hijau, disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella yang merupakan pakan

alami yang baik untuk biota budidaya, namun ada juga warna hijau yang

didominasi oleh Chaetomorpha dan Enteromorpha yang memeiliki pengaruh

kurang baik terhadap kehidupan biota budidaya.

b) Hijau tua, disebabkan oleh dominasi Mycrocystis, Spirulina, Oscillatoria

dan Phormidium yang termasuk blue green algae. plankton ini mengindikasikan

banyaknya bahan organik dalam perairan seperti ammonia dan hydrogen

sulfide, sehingga perairan dengan warna ini kurang baik untuk kegiatan

budidaya biota air.

c) Kuning kecoklatan, disebabkan oleh Chaetocheros, Nitzchia, Gyrossigma

dan Skletonema atau yang termasuk Diatom. diatom akan tumbuh cepat pada

lingkungan yang bersuhu rendah.

d) Hijau kecoklatan, disebabkan karena kandungan Bacillariophyta, warna air

ini bagus untuk area pertambakan karena mengindikasikan banyaknya

fitoplankton yang dapat dimanfaatkan langsung oleh zooplankton

e) Coklat kemerahan, disebabakan karean Peridinium dan Schizothrix

calcicolla atau dari jenis Phytoflagellata yang berbahaya karena beracun

sebagian plankton dapat mengeluarkan endotoksin yang merugikan biota

budidaya.

2)Intensitas cahaya

Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua kehidupan organisme

perairan. Secara biologi cahaya sangat berperan penting, tanpa cahaya

matahari semua proses kehidupan tidak akan berlangsung dan tidak akan

dijumpai bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi ini. Sedangkan dari sudut


fisika, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi terjadinya arus,

gelombang, pemanasan perairan dan lain-lain.

Sinar matahari yang jatuh di permukaan air, sebagian akan dipantulkan dan

sebagian lagi menembus ke dalam air. Sinar yang dipantulkan tergantung pada:

a. Bila di dalam perairan Sudut jatuh (sudut inklinasi)

b. Naungan

c. Keadaan permukaan air

d. Lamanya penyinaran

e. Sifat perairan itu sendiri

Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan sangat berarti bagi proses

kehidupan organisme. Tanpa cahaya matahari, proses fotosintesis tidak akan

berlangsung. Hubungan antara intensitas cahaya matahari dengan kemungkinan

berlangsungnya fotosintesis di perairan secara vertikal dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

 Zona fotik (eufotik zone).

Dalam mintakat ini intensitas cahaya matahari masih demikian tingginya

sehingga fitoplankton benar-benar berperan sebagai produser.. Zona ini

memiliki kedalaman hingga ±200 m

 Zona twiligth (disfotic zone).

Di mintakat ini intensitas cahaya matahari demikian rendahnya sehingga

fitoplankton bukan merupakan produser yang efektif. Produser di daerah ini

sekedar hidup dan tidak mampu tumbuh dan berkembang biak. Perairan ini

memiliki kedalaman hingga ± 1000 m.

 Zona afotik (aphotic zone).


Dimintakat ini tidakadacahaya matahari sehingga organisme yang didapatkan

hanya organisme heterotrop dan saprofit. Pada zona ini disebut juga zona laut

dalam dimana pada zona ini juga memiliki tekanan hidrostatik yang besar, suhu

yang dingin, sirkulasi air yang sangat lemah serta suplai bahan makanan yang

sedikit.

3)Suhu

Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena

kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air

berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu.

Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di dalam air.

Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen dibanding dengan

suhunya rendah. Suhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim,

lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu

hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air.

pada setiap kedalaman, perairan dapat dikelompokkan (stratifikasi) menjadi

tiga, yaitu :

a) lapisan epilimnion, yaitu lapisan sebelah atas perairan yanghangat dengan

penurunan suhu relatif kecil, seluruh masa air tercampur dengan baik karena

adanya angin dan gelombang

b) lapisan termoklin atau metalimnion, yaitu lapisan tengah yang mempunyai

penurunansuhu sangat tajam, pada daerah ini setiap penambahan kedalaman 1

m maka suhu juga akan berkurang 1 °C

c) lapisan hipolimnion, yaitu lapisan paling bawah dimana padalapisan ini

perbedaan suhu sangat kecil dan relatif konstan. pada lapisan ini hampir tidak

terjadi pencampuran massa air sehingga suhu relatif dingin


Gambar 1. Stratifikasi perairan tergenang berdasarkanperbedaan suhu

Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari

kedalamkolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu secara vertikal.

Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meterbiasanya terjadi

stratifikasi suhu yang tidak stabil.Oleh karena itu bagi para pembudidaya

ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air sebaiknya tidak lebih

dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya

ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan aerator/blower/kincir

air.

Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan suhu air adalah pada

umumnya dari:

a) Penguapan (evaporasi).

b) Pemantulan/pelepasan panas kembali.

c) Pemantulan kembali cahaya matahari dari permukaanair ke atmosfir.

4)Kekeruhan

Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya bahan padatan

terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air.

Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah salah satu parameter uji

fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui dengan
besaran NTU (Nephelometer Turbidity Unit) setelah dilakukan uji aplikasi

menggunakan alat turbidimeter.

5)Salinitas

Salinitas didefinisikan sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap

kilogram air laut, dengan asumsi semua karbonat diubah menjadi bentuk

oksida, bromida dan iodin diganti dengan klorida dan Satuan salinitas

dinyatakan dalam gram perkilogram, atau sebagai perseribu, yang lazim

disebut “ppt”.

Berdasarkan perbedaan salinitasnya perairan dapat dibedakan menjadi 4

kelompok, antara lain :

a) Perairan tawar (fresh water) yaitu perairan yang memiliki salinitas

berkisar antara 0 – 5 ppt. contohnya pada air minum, air sungai, sumur, dsb

b) Perairan payau (brakish water) yaitu perairan yang memiliki salinitas

berkisar antara 5 – 30 ppt, contohnya pada daerah hutan bakau, muara sungai,

dan daerah tambak.

c) Perairan laut (saline water), yaitu perairan yang memiliki salinitas berkisar

antara 30 – 50 ppt. contohnya laut lepas

d) Perairan hipersaline (brine water), yaitu perairan yang memiliki salinitas >

50 ppt. contohnya laut yang dekat kutub

Variasi salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik

melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik. Jenis-jenis

biota akuatik ditakdirkan untuk mempunyai hampir semua jaringan-jaringan

lunak yang berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa, sedangkan

jenis-jenis biota yang hidup di dasar laut (bentos) mempunyai berat jenis yang

lebih tinggi daripada air laut di atasnya. Salinitas menimbulkan tekanan-

tekanan osmotik.
6)Kecerahan

Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses

fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan menggambarkan

sejumlah atau sebagian cahaya yang diteruskan pada kedalaman tertentu yang

dinyatakan dengan persen.

Penetrasi cahaya pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh:

a) Intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan air,

b) Kelarutan bahan/zat-zat di dalam air, dan

c) Suspensi bahan dalam air.

Intensitas dankualitas cahaya yang masuk ke dalam air (perairan) dapat

menentukan:

a) Aktivitas fotosintesis bagi jasad nabati, yang pada akhirnya menentukan

kehidupan hewan dalam air. Proses fotosintesis tersebut adalah sebagai

berikut:

6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2

b) Iklim (keadaan) cahaya pada kedalaman tertentu pada suatu perairan.

Cahaya yang diserap ini menghasilkan panas yang sangat penting untuk proses

kehidupan hewan dan tumbuhan

7)Kedalaman

Kedalaman suatu perairan berhubungan erat dengan produktivitas, suhu

vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara

(Hutabarat dan Evans, 2008).

8)Kecepatan Arus
Arus di laut disebabkan oleh perbedaan densitas masa air laut, tiupanangin

terus menerus diatas permukaan laut dan pasang-surut terutama di daerah

pantai. Pasangsurut juga dapat menggantikan air secara total dan terus

menerus sehinggaperairan terhindar dari pencemaran. Sedangkan distribusi

pantai dapat merubah dan meredam arus.

9)Debit Air

Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu

tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu.

Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat

dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada

gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik

dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi.

10) Padatan Tersuspensi Total (TSS)

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari

padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal

2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan

pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap.

TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil

dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel

mikroorganisme, dan sebagainya.

11) Padatan Terlarut Total (TDS)

Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik

maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan

jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram

per liter (mg/L).

12) Pasang Surut


Pasang merupakan suatu gelombang yang frekuensinya rendah dan pada

umumnya intensitas terjadinya lebih kecil dari dua kali sehari. Berat Jenis Air

13) Kekentalan

Kekentalan air merupakan sifat fisika air yang tidak boleh diabaikan. Hal ini

merupakan akibat dari tahanan gesekanyang ditimbulkan oleh suatu zat cair

pada benda bergerak.

14) Tegangan Permukaan(Buoyancy)

Tegangan permukaan air timbul akibat aktivitas molekul-molekul air yang tidak

seimbang pada dan di bawah permukaan air.Molekul- molekul air itu

mempunyai dayatarik menarik terhadap molekul-

Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan air adalah:

Suhu; pada suhu tinggi tegangan permukaan air berkurang.

a) Bahan organik dan garam-garam terlarut. Kenaikan kadar garam

menyebabkan kenaikan tegangan permukaan

b. Parameter Kimia

Parameter kimia yang berpengaruh terhadap kehidupan biota air antara lain :

1) Derajat keasaman (pH air)

derajat keasaman sering dikenal dengan istilah pH (puissance negative de H)

yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hydrogen) yang terlepas dalam suatu

cairan. Ion hidrogen bersifat asam. Keberadaan ion hidrogen menggambarkan

nilai pH (derajat keasaman) pada suhu tertentu atau dapat ditulis dengan

persamaan pH = - log [H+].

Air murni (H2O) berasosiasi secara sempurna sehingga memiliki ion H+ dan ion

H- dalam konsentrasi yang sama dan membentuk kesetimbangan seperti:

2H2O ↔ H3O+ + OH-


(Ion hidronium) (Ion hidroksil) H2O ↔ H+ + OH-

. Tinggiatau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:

a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2

b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat

c) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.

2) Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk

proses pembakaran dalamtubuh.Beberapa bakteri danbinatangdapathidup tanpa

O2 (anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya

sebentar, tetapi memerlukan penyediaanO2 yang berlimpah setiap saat.

Kebanyakan dapat hidup dalam keadaankandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak

dapat hidup tanpa O2 sama sekali.

a) Sumber oksigen terlarut

Oksigen terlarut dalam air diperoleh dari:

 Langsung dari udara.

 Hasil fotosintesis dari tanaman berklorofil.

b) Menurunnya kadar oksigen.

Pada dasarnya proses penurunan oksigendalamairdisebabkan oleh proses kimia,

fisikadan biologi yaitu:

 Proses pernafasan (respirasi) baik oleh hewan maupun tanaman.

 Proses penguraian (dekomposisi) bahan organik.

 Dasar perairan yang bersifat mereduksi.

Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu,

kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah
permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen

sekelilingnya.

3) Karbondioksida bebas (CO2)

Karbondioksida dalam air, dapat berupa gas karbondioksida bebas (CO2), ion

bikarbonat (HCO-3), ion karbonat (CO32-) dan asam karbonat (H2CO3).

Karbondioksida bebas ini diperlukan dalam proses fotosintesis oleh tumbuhan

berhijaudaun.Sedangkan garam karbonat dan bikarbonat terutama garam kalsium

diperlukan untuk menyangga pH air.

4) Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang

menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme

(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik

dalamkondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990),

bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BODadalah bahan organik yang

siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996)

mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigenyang digunakan oleh

populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagairespon terhadap

masuknya bahan organik yang dapat diurai.

4) Chemical Oxygen Demand (COD)

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigenyang diperlukan untuk

mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalamair (Boyd, 1990).

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa

organik dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa

organik yang dioksidasi secara kimia. Tes COD digunakan untuk menghitung kadar

bahan organik yang dapat dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia

oksidator kuat dalam media asam. Total Organic Mater (TOM)


5) Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya

ionkalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garamkarbonat. Air sadah atau

air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak

adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium,

penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam

bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air

adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak.

Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit

sekali busa. Alkalinitas

6) Fosfat

Fosfat dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti

senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang

mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan

tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali melalui air, tanah dan

sedimen.

Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses

fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP, ADP dan Nukleotid

koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam

keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling

banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat

di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik.

7) Nitrat

Nitrat (NO3) adalah ion–ion anorganik alami yang merupakan bagian dari siklus

nitrogen. Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea,

protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti amonia, nitrit
dan nitrat. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui

proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus

nitrogen.

Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen di perairan yang

dapatdimanfaatkan oleh tumbuhan

8) Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi)

dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit

bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan

alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06

mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan.

c. Paremeter Biologi

Parameter biologis yang biasa diukur dalam pengamatan kualitas air untuk

budidaya perairan adalah plankton, nekton, neuston, perifiton dan bentos karena

masing-masing memiliki karakteristik yang khas.

1) Plankton

Plankton berasal dari bahasa Yunani ‘planktos’ yang berarti mengembara atau

berkeliaran. Kemudian plankton didefinisikan sebagai kumpulan organisme

(umumnya berukuran mikro), yang diwakili oleh hampir semua kelompok dunia

tumbuhan maupun hewan, baik sebagai produser primer, herbivore, karnivor,

maupun sebagai transformer (seperti jamur dan bakteri).

Berdasarkan jenisnya plankton dibedakan menjadi :

(1) Phytoplankton (tumbuhan) mendapat makanan dari difusi air dan

beberapa mampu berfotosintesis, berperan sebagai produser primer

(2) Zooplankton (binatang) mampu bergerak secara horizontal dan vertical


namun lemah, didominasi oleh crustacean dan cladosera. Zooplankton dapat juga

digunakan sebagai indicator pencemaran.

(a) (b)

Gambar 5. Plankton (a) Fitoplankton (b) Zooplankton

2) Benthos

Benthos adalah organisme yang menempel atau istirahat pada dasar atau yang

hidup pada sedimen dasar perairan. Bentos dapat dibedakan menjadi zoobentos

(hewan) dan fitobentos(tumbuhan)

Berdasarkan ukurannya, organisme hewan benthos digolongkan atas:

a) Makrobentos (0, 425 – 15 mm)

b) Meiobentos (0,05 – 1 mm)

c) Mikroentos (< 50 µ, misalnya Protozoa, Rotifer, dan Nematode)

Organisme yang termasuk makrozoobentos diantaranya adalah: Crustacea,

Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Nekton

3) Nekton

Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water column)

baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton” diberikan oleh Ernst Haeckel

tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang (the
swimming) yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology

of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology dan

orangnya disebut sebagai nektologis.

Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :

a) Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga

didukung oleh tulang atau tulang rawan.

b) Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.

c) Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.

(b)

Gambar . Nekton (a) ikan, (b) cumi-cumi, (c) penyu dan (d) kuda laut

4) Neuston

Neustonadalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air (epineuston)

atau tinggal tepat di bawah permukaan (hyponeuston). neuston terkadang hanya

mengandalkan tegangan permukaan air untuk mempertahankan posisinya


mengapung di atas permukaan air. Neustonsterdiri daribeberapa spesies ikan

yang senang hidup di atas permukaan airseperti ikan terbang. Contoh lain neuston

adalah, kumbang, protozoa, bakteri dan laba-laba.

5) Perifiton

Istilah perifiton diartikan sebagai sekumpulan organisme (berukuran mikro) yang

menempel atau menetap pada suatu substrat. Sedangkan pada literature

berbahasa jerman, istilah Aufwuchs dipakai untuk menggantikan istilah perifiton

karena memiliki arti yang lebih luas. Aufwuchs adalah sekumpulan organisme yang

menempel atau menentap pada suatu substrat, termasuk didalamnya kelompok

organisme hewani atau nabati yang bergerak lambat (merayap atau merangkak)

pada substrat tersebut. Kelompok ini, tidak seperti bentos, tidak dapat

menembus substrat.

Gambar . Perifiton (a) Halophila sp, (b) anelida


3. Tes Formatif
1 Dibawah ini yang termasuk ke dalam kelompok parameter fisika air

adalah…

a. Salinitas, suhu, oksigen terlarut


b. Oksigen terlarut, karbondioksida bebas, ammonia
c. Intensitas cahaya, kekeruhan, suhu
d. Gas metana, suhu, salinitas

2 Berdasarkan hubungan intensitas matahari dengan kemampuan

fotosintesis di perairan secara vertikal terbagi menjadi…

a. Mintakat eufotik, disfotik, afotik


b. Mintakat eufotik, disfotik, biotik
c. Mintakat abiotik, disfotik, afotik
d. Mintakat eufotik, biotik, abiotik

3 Penyebaran suhu di laut terutama disebabkan oleh…


a. Intensitas matahari
b. Pergerakan air (arus dan turbulensi)
c. Kekeruhan dan kecerahan
d. Salinitas

4Stratifikasi suhu pada kolom air pada lapisan epilimnion memiliki

penurunan suhu yang relatif kecil yaitu…

a. konstan
b. 21 °C menjadi 15 °C
c. 28 °C menjadi 21 °C
d. 32 °C menjadi 28 °C
5Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan air adalah…
a. Bahan organik dan garam-garam terlarut
b. Kekeruhan dan kecerahan air
c. Padatan tersuspensi dan padatan terlarut
d. Oksigen ddan karbondioksida bebas

6Lokasi di bumi akan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut

dalam sehari dikenal dengan istilah…


a. Tide generating force
b. Spring tide
c. Neap tide
d. Semi diurnal tides

7Bahan organik di perairan biasanya dimanfaatkan oleh…


a. Perkembangan alga dan jasad renik
b. Meningkatkan suhu perairan
c. Menambah kekeruhan air
d. Meningkatkan salinitas air

8Unsur hara yang sangat diperlukan oleh organisme nabati dalam

perairan adalah…
a. unsur N, Cu, Vd
b. unsur N, P, Mg
c. unsur N, P, Mo
d. unsur N, Mg, Zn
9 9. Berikut ini merupakan sumber oksigen terlarut di perairan

yaitu, kecuali…

a. Difusi langsung dari udara


b. Hasil fotosintesis tanaman berklorofil
c. Proses respirasi hewan maupun tanaman dalam air
d. Pergerakan air yang teratur

1K10. kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water

column) baik di perairan tawar maupun laut disebut…

a. plankton
b. bentos
c. nekton
d. perifiton
KEGIATAN BELAJAR 2

PENGUKURAN KUALITAS AIR

Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis pengukuran kualitas air pada kolam budidaya
4.3. Mengintegrasikan pengukuran kualitas air pada kolam budidaya

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1. Menganalisis alat dan bahan serta prinsip kerja yang digunakan dalam
pengukuran kualitas air
3.3.2. Menerapkan metode pengukuran kualitas air
4.3.1 Melaksanakan sesuai standar pengukuran kualitas air
4.3.2 Mengevaluasi pengukuran kualitas air

MATERI

Beberapa parameter kualitas air dapat diamati langsung saat melakukan sampling

di lapangan, hal ini telah dipermudah dengan telah banyaknya perlengkapan

kualitas air digital dan portable yang dapat dibawa langsung ke

lapangan, bahkan saat ini juga telah banyak tersedia berbagai kit analisa kualitas

air sehingga hal ini dapat mempermudah pengukuran kualitas air.

Pengamatan dan pengukuran kualitas air langsung di lapangan mampu mendapatkan

data yang lebih akurat tentang nilai kualitas air yang diperoleh sehingga analisa

yang nantinya akan dilakukan berhubungan dengan kehidupan ikan yang

dibudidayakan akan lebih tepat. Namun ada juga beberapa kualitas air yang tidak

dapat diukur langsung di lapangan, hal ini berhubungan dengan perlakuan, metode

pengukuran kualitas air yang akan diamati, waktu pengamatan, hal ini biasanya

terjadi pada pengukuran parameter kimia air atau biologi.

a. Persiapan alat dan bahan pengukuran kualitas air


Berbagai aspek parameter kualitas air untuk budidaya perikanan memiliki

standart atau nilai kisaran yang masih dapat mendukung untuk kehidupan dan

perkembangan makhluk hidup yang dibudidayakan, beserta peralatan

pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 1. Parameter kualitas air untuk budidaya dan peralatan


pengukuran yang dapat digunakan.

Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
Parameter Fisika
1 Intensit Lux meter
as cahaya

Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
2 Suhu termomet
er

3 Kecerahan Secchi disk


4 Kekeruhan turbidity
m eter

5 TDS TDS meter


Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
6 TSS TSS meter

7 Daya Conductiv
hanta i ty meter
r listrik

8 Salinitas Salinomet
e r/
refraktom
e ter

9 Debit air curren


t
meter
Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
10 Pasang surut Tiang
pancang
berskal
a

11 Kecepatan arus Curren


t meter

Parameter Kimia
12 Oksigen DO meter/
terlarut titrasi
Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
13 Karbondioksid CO2
a bebas meter/
titrasi

14 Amonia Spektrof
15 Nitrat ot ometer
16 Nitrit
17 Fosfat

18 pH pH meter
(deraja dan kertas
t keasaman) pH (pH
indikator)
Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
19 Alkalinitas titrasi

20 Kesadahan dH meter

Parameter Biologi
21 Kelimpahan Plankton
dan net dan
keanekaragam haemocyt
a n plankton o
meter/sa
d wick
rafter cell
Peralatan
No Parameter Pengukuran Gambar
22 Kelimpahan Eidmen
dan grab dan
keanekaragam Peterson
a n bentos grab
untuk
perairan
tergenang
Surber
untuk
air
mengalir
dengan
substrat
pasir
berbatu
Ayakan
untuk
memisahk
an
sedimen
dengan
bentho
s
23 Kelimpahan Metod
dan e kerik
keanekaragaan
perifiton
Sumber : Effendi (2000)
Tabel 2. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran kualitas
air dengan cara titrasi

No Nama alat Kegunaan Gambar


1 Botol BOD/ Menampung
Botol sampel air sampel

2 Pipet volumetrik Mengukur volume air


dengan volume kecil

3 Pipet tetes Meneteskan


titran
/ indicator/sampel

4 Bola hisap Mengambil sampel


air dengan pipet
hisap
No Nama alat Kegunaan Gambar
5 Statif Menahan buret

6 Buret Tempat menampung


titran pada saat
titrasi

7 Erlemeyer Untuk menyimpan


dan Memanaskan
larutan
Menampung
filtrate hasil
penyaringan
Menampung titran
hasil proses
titrasi
8 Beaker glass Untuk mengukur
volume yang tidak
memerlukan
ketelitian tinggi
Menampung zat
kimia Memanaskan
cairan Media
pemanasan
cairan
9 Gelas ukur Mengatur dan
mengukur volume
larutan yang tidak
memerlukan
ketelitian tinggi
dalam jumlah
tertentu

b. Pengukuran parameter fisika


1) Warna air
Pada penentuan warna sejati, bahan-bahan tersuspensi yang dapat

menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu. Filtrasi

(penyaringan) bertujuan menghilangkan materi tersuspensi dalam

air tanpa mengurangi keaslian warna air. Sentrifugasi mencegah

interaksi warna dengan material penyaring. Warna sejati tidak

dipengaruhi oleh kekeruhan.

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai

parameter apakah suatu perairan sudah tercemar atau belum.

Warna perairan dapat pula dipengaruhi oleh biota yang ada

didalamnya, misalnya algae, plankton dan tumbuhan air. Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan,

2) Intensitas Cahaya
Alat yang digunakan adalah Lux meter. Dimana alat tersebut

disimpan di atas permukaan air laut kemudian dicatat nilai yang ada

pada Lux meter.

3) Suhu
Suhu air diukur dengan menggunakan thermometer yaitu dengan

cara mencelupkan sampai 3/4 panjang thermometer ke dalam air.

Diusahakan agar tubuh tidak menyentuh thermometer karena suhu

tubuh dapat mempengaruhi suhu pada thermometer. Setelah itu

didiamkan beberapa menit sampai dapat dipastikan tanda penunjuk


skala berada dalam kondisi tidak bergerak. Kemudian menentukan

nilai suhu yang ditunjukkan pada thermometer tersebut dan

mencatat hasilnya. Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar

O2 yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya.

Cara Kerja :

o Dicatat suhu udara sekitar


o Untuk air permukaan : Termometer dicelupkan ke dalam
perairan, ditunggu beberapa menit. Diangkat dan dicatat
suhunya.

o Untuk air di bawah : Sampel diambil dalam botol, kemudian

termometer dicelupkan ke dalam air tersebut, ditunggu

beberapa menit. Diangkat dan dicatat suhunya.

4) Kekeruhan
Untuk mengukur parameter kekeruhan dengan menggunaan

turbidimeter dilakukan dengan cara :

o Botol yang berisi air sampel diaduk dengan cara


dibolak-balik agar tidak terjadi endapan,

o Air sampel dipindahkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 20-30 ml


o Tabung reaksi dimasukkan ke dalam turbidimeter
kemudian hasilnya dicatat.

Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungi untuk

mengukur tingkat kekeruhan air. Turbidimeter merupakan alat yang

memiliki sifat optik akibat dipersi sinar dan dapat dinyatakan

sebagai perbandingan cahaya. yang dipantulkan terhadap cahaya

yang tiba. Intesitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi

adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.


Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas

cahaya yang ditranmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase

terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan melalui suspensi maka

sebagian dari energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan

penyerapan, pemantulan, dan sisanya akan ditranmisikan (Khopkar,

2003).

Gambar 26. Turbidimetri

5) Salinitas

Salinitas dapat diukur dengan menggunakan alat refraktometer.

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/

konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb.

Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah

dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat pada

Gambar 28 di bawah ini sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam

gelas yang berisi air akan terlihat terbengkok.


Gambar 27. Refraksi cahaya

Salinitas diukur dengan alat refraktometer dengan cara :

o Refraktometer yang akan digunakan dikalibrasi terlebih


dahulu dengan cara meneteskan aquades ke kaca depan
refraktometer.

o Amati kadar salinitas dari lensa belakang hingga

menunjukkan angka 0 dengan sambil memutar bagian

kalibrasinya dengan menggunakan obeng kecil di bagian

atas refraktometer.

o Bersihkan kaca depan refraktometer dengan mengguakan

tisu hingga benar-benar bersih sebelum digunakan untuk

mengamati kadar salinitas sampel.

o Air sampel diambil secukupnya, lalu diteteskan pada kaca


depan refraktometer,

o Kemudian diamati melalui lensa belakang,


o Penunjukan nilai salinitas pada alat tersebut,dicatat.
Gambar 28 Penggunaan hand refractometer

6) Kecerahan
Salah satu cara untuk mengukur kecerahan air dilakukan dengan

menggunakan keping Secchi (Secchi-disk), yaitu sebuah keping

bulat dengan garis tengah 20 cm yang terbuat dari seng dan dicat

putih atau

Selanjutnya keping tersebut diangkat kembali dan apabila keping

hampir tampak lagi, maka kedalamannya diukur lagi. Harga rata-

rata kedua pengukuran tersebut diambil sebagai kecerahan keping

secchi. (Secchi disc visibility) dengan satuan sentimeter

(a) (b)
Gambar 28. Pengukuran kecerahan (a) secchi disk
dengan skala pengukuran dan (b) penggunaan
secchi disk

7) Kedalaman
Pengukuran kedalaman perairan dapat menggunakan tongkat

berskala atau meteran tali berskala tergantung dari lokasi

sampling. bila kedalaman lebih dari 2 meter maka disarankan

menggunakan tali berskala. tongkat berskala dapat dibuat sendiri

dengan menempelkan meteran pada tongkat kayu. tali berskala juga

dapat dibuat sendiri dengan bantuan meteran yang diikat pada

pemberat. tujuan digunakan pemberat pada tali adalah supaya tali

tidak terbawa arus dan kedalaman yang terukur dalam keadaan

tegak dengan dasar perairan.

8) Kecepatan Arus
Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya

makanan bagi jasad renik dan oksigen. Selain itu untuk menghindari

karang dari proses pengendapan. Adanya adukan air yang

disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan oksigen

di dalam perairan tersebut. Pada umumnya bila suatu perairan

mempunyai arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang

terlarut juga akan semakin tinggi.

Alat :
a) Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)
b) Roll meter
c) Stop watch
d) Tali rafia
e) Ranting kayu
Cara Kerja :
Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan

ranting kayu searah aliran air.

a) Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia

diletakkan di atas permukaan air berbarengan dengan

dijalankannya stop watch.

b) Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat.


c) Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata.
Perhitungan :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑i𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 =
W𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑i𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

9) Debit air
Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu. Debit air

dipengaruhi oleh luas penampang perairan dan kecepatan arus.

Alat :

a) Roll meter
b) Bandul logam
c) Bola pingpong
Cara Kerja :
a) Diukur lebar dan panjang perairan, lebar dan panjang

perairan tersebut dibagi rata untuk beberapa titik.

b) Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan

bandul logam untuk kemudian dibuat gambar penampang

perairan dan diukur luas perairan tersebut (A m2).

c) Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola

pingpong.
Perhitungan : Q = A x V

A = luas penampang (luas x

dalam) V = kecepatan arus

10) Padatan Tersuspensi Total dan Padatan Terlarut Total

(TSS dan TDS)

Padatan tersuspensi total atau Total Suspended Solid (TSS)

adalah bahan-bahan tersuspensi dan tidak terlarut dalam air,

bahan-bahan ini tersaring pada kertas saring Millipore dengan

ukuran pori-pori 0,45 µm. Sedangkan Padatan terlarut total adalah

bahan-bahan terlarut yang tidak tersaring dengan kertas saring

Millipore dengan ukuran pori-pori 0,45 µm. Cara pengukuran TSS

dilakukan dengan gravimetric yang terdiri dari kegiatan

penyaringan, penguapan dan penimbangan

Gambar 29. Pengukuran kualitas air di lapangan/lokasi

11) Pasang surut


Pengukuran pasang surut relative mudah, karena cukup dengan

pengamatan papan skala yang telah dipasang di bibir pantai atau

batu karang yang ada di tepi pantai. Pada prinsipnya parameter ini

untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan waktu dengan
menggunakan papan. Pengamatan pasang surut air laut dilakukan

setiap 1 jam sekali selama minimal 24 jam

c. Pengukuran parameter kimia


1) pH air
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman (atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang

dimaksudkan "keasaman" di sini adalah konsentrasi ion

hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14.

Suatu larutan dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai

pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai

pH<7 menunjukan keasaman. Nilai pH 7 dikatakan netral karena

pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda

kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada

kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu

asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat

oleh H+ membentuk air). Pengukuran senyawa asam dan basa dapat

dilakukan menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa (pH

paper) dan pH meter.

a) Kertas lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk

mengenali senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah

dan kertas lakmus biru.


Gambar 30. Kertas lakmus

Tabel 19. Perubahan warna kerts lakmus

Kertas
Larutan Lakmus
Lakmus merah Lakmus biru
Asam Tetap merah Berubah menjadi merah
Netral Tetap merah Tetap biru
Basa Berubah menjadi biru Tetap biru

b) Indikator Asam Basa


Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna

berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya

perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk

mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa.

Perhatikanlah warna indikator pada larutan asam atau basa

berikut ini.

Tabel 20. Beberapa zat indikator Asam Basa


Warna setelah ditambah indikator
Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral
Fenolftalein Tidak berwarna Merah Tidak
berwarna
Bromtimol Kuning Biru Biru
Metil merah Merah Kuning Kuning
Metal jingga Merah Kuning Kuning
Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau

basa suatu larutan serta menentukan harga pH dapat digunakan

indikator universal. Berikut cara penggunaan indikator

universal dalam menentukan pH suatu larutan.

c) pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

mengukur pH suatu larutan. Elektroda pada pH meter

dicelupkan pada larutan yang akan diuji pH nya. pH meter akan

menunjukkan pH larutan tersebut secara

2) Oksigen terlarut (DO)


Oksigen terlarut adalah jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut

dalam air. oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses

fotosintesis oleh fitoplankton dan tanaman air atau dari difusi

udara. kadar oksigen terlarut dapat ditentukan dengan titrasi

maupun alat ukur elektronik DO meter.

2. Tugas

Setelah anda melakukan masing-masing kegiatan pembelajaran scientific

untuk masing-masing parameter kualitas air pada parameter fisika, kimia

dan biologi, kumpulkan semua data yang anda peroleh, sekarang coba anda

analisis hubungan dari masing-masing parameter tersebut serta

pengaruhnya terhadap kegiatan budidaya perairan. Diskusikan bersama

kelomppok dan guru pendamping lalu sampaikan didepan kelas hasil diskusi

tersebut!
3. Tes Formatif

1 Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan adalah…


a. thermometer
b. refraktometer
c. sechi disk
d. turbidity meter

2 Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kelimpahan plankton

adalah…
a. plankton net dan sedwick rafter
b. plankton net dan haemocytometer
c. sedwick rafter dan bogolov tray
d. plankton net dan bogolov tray

3 Alat yang menggunakan refraksi cahaya sebagai prinsip kerjanya

adalah…
a. spektofotometer
b. turbiditymeter
c. thermometer
d. conductivity meter

4 Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

beberapa macam parameter kualitas air, pengukuran

spektrofotometer ini berdasarkan…

a. pengukuran serapan sinar monokromatis dengan panjang

gelombang spesifik

b. pembiasan sinar monokromatis


c. refraksi sinar monokromatis dengan panjang gelombang
d. cerminan sinar monokromatis sinar spesifi
5 Pengukuran BOD harus menunggu 5 hari terlebih dahulu sebelum

dilakukan titrasi hal ini disebabkan karena…

a. 75% bahan organik telah terurai


b. 96% bahan organik telah terurai
c. 50% bahan organik telah terurai
e. 25% bahan organik telah terurai

6 bahan yang digunakan untuk mengukur kadar COD perairan adalah…


a. Penolphtalen
b. Kalium dikromat
c. Natrium bikarbonat
d. Kalium permanganat

7 Salah satu metode yang paling gampang untuk mengukur kesadahan

adalah dengan menggunakan…


a. batu zeolit
b. busa sabun
c. larutan minyak
d. indicator ferroin

8 Pengukuran kadar nitrat perairan dapat menggunakan metode

berikut ini kecuali…


a. Brucine Method
b. Sulfanilamide Method
c. Cadmium Reduction Method
d. Ultraviolet Spectrofotometric Screening Method

9 H’ = - ΣPi log Pi merupakan rumus untuk menghitung…


a. kelimpahan plankton
b. keanekaragaman plankton
c. indeks dominasi plankton
d. indeks perbandingan sekuensial

10 Bentos dapat menggabarkan tingkat pencemaran suatu perairan


dengan
mengetahui indeks perbandingan sekuensial, perairan dinyatakan
tercemar ringan jika memiliki nilai SCI…
a. >2,0
b. 2,0 – 1,6
c. 1,5 – 1,0
d. < 1,0
KEGIATAN BELAJAR 3

KESESUAIAN PARAMETER KUALITAS AIR

Kesesuaian Kualitas Air Pada Budidaya Perairan


Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis kesesuaian parameter kualitas air dengan standar kualitas air yang
dipersyaratkan
4.4 Mengkaji kesesuaian parameter kualitas air dengan standar kualitas air yanG
dipersyaratkan

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Menganalisis standar kualitas air yang persyaratkan
3.4.2 Membandingkan hasil pengukuran kualitas air dengan kondisi optimal kualitas air
pada kolam budidaya
4.4.1 Menunjukkan standar kualitas air yang dipersyaratkan
4.4.2 Menunjukkan kesesuaian parameter kualitas air dengan standar kualitas air yang
dipersyaratkan

MATERI

Ikan dan udang dapat hidup normal bila lingkungan airnya mempunyai kualitas

yang sesuai untuk kehidupannya. Parameter kualitas air yang tidak sesuai dapat

berakibat fatal bagi kehidupan biota air pada umumnya.

Parameter kualitas air yang sangat berpengaruh dalam kehidupan ikan dan udang

antara lain adalah :

a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh pada proses metabolisme ikan. Suhu perairan yang

optimal (sesuai kebutuhan ikan didaerah tropis) adalah 27 – 31oC. Pada suhu

perairan dibawah 250C dapat menurunkan kecepatan metabolisme ikan,

sehingga ikan akan terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila suhu perairan

di atas 350C dapat menyebabkan kematian ikan.


b. Dissolved Oxygen (DO)
DO atau kelarutan oksigen dalam air merupakan faktor kritis bagi budidaya

ikan. Oksigen merupakan kebutuhan pokok bagi biota air pada umumnya.

Udara di atmosfir mengandung oksigen sebanyak 20,95% dari volume udara.

Sedangkan dalam air kelarutan oksigen diukur dalam mg / liter air atau berat

oksigen (mg) per juta mg air (ppm).

Kelarutan oksigen tergantung pada;

1. Suhu air
2. Tekanan udara
3. Tekanan uap air

Tabel 1. Kelarutan oksigen jenuh pada air murni dengan berbagai suhu (T
- °C) pada tekanan udara 760 mm Hg (1 atmosfir)

T - ppm T - ppm T - Ppm


°C °C °C
0 14,16 12 10,43 24 8,25
1 13,77 13 10,20 25 8,11
2 13,40 14 9,98 26 7,99
3 13,05 15 9,76 27 7,86
4 12,70 16 9,56 28 7,75

5 12,37 17 9,37 29 7,64


6 12,06 18 9,18 30 7,53
7 11,76 19 9,01 31 7,42
8 11,47 20 8,84 32 7,32
9 11,19 21 8,68 33 7,22
10 10,92 22 8,53 34 7,13
11 10,67 23 8,38 35 7,04
Proses oksigen masuk dalam darah ikan

Oksigen masuk ke haemoglobin diatur oleh tekanan oksigen. Pada insang

tekanan oksigen dalam air lebih tinggi dibanding dalam darah, sehingga

oksigen dapat masuk dalam haemoglobin darah. Dalam jaringan oksigen

digunakan sangat cepat, menyebabkan tekanan oksigen dalam jaringan lebih

rendah dibanding dalam darah, sehingga haemoglobin melepaskan oksigen dari

darah ke dalam jaringan.

Tabel 2. Pengaruh oksigen pada ikan

Dissolved Oxygen
(DO) dalam mg/liter Efek Pada Ikan
air (ppm)
<1 Ikan cepat mati
1–5 Ikan dapat hidup tetapi reproduksi rendah
dan pertumbuhan lambat
>5 Pertumbuhan dan reproduksi
normal

Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1°C akan meningkatkan konsumsi

oksigen sekitar 10%. Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup

yang tinggal di air baik tanaman maupun hewan tergantung pada kadar oksigen

terlarut. Oksigen berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman

tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan (turbulensi) massa air,

aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan

air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu

0º C dan 8 mg/l pada suhu 25ºC.

Oksigen sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya

oksigen sangatlah berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu


sendiri untuk bisa mempertahankan hidup. Kadar oksigen terlarut dalam

suatu wadah budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 7-9 ppm. Konsentrasi

oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam aquakultur.

c. pH
Derajat keasaman atau pH adalah ukuran standar perbandingan ion H + dan

ion OH-, bila dalam keadaan normal jumlah kedua jenis ion sama disebut

netral ditunjukkan dengan pH = 7. Keadaan dimana pada air lebih banyak ion

H+, maka air dinyatakan asam (pH < 7) dan sebaliknya keadaan dimana pada

air lebih banyak ion OH-, maka air dinyatakan basa (alkali - pH > 7). Standard

pH yang dibutuhkan pada sebagian besar biota air adalah 6,8 – 8,5. Apabila

air menjadi asam, pH dibawah 4 maka ikan akan mengeluarkan banyak lendir

yang mengganggu pernafasan, demikian pula bila pH di atas

8. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kualitas air secara berkala untuk

menjaga kualitas air pada kondisi yang normal.

d. Alkalinitas
Untuk menjaga pH air tetap stabil pada kisaran 6,8 maka perlu suatu proses

kimia yang dinyatakan dalam alkalinitas. Alkalinitas adalah kemampuan pem-

bufffer-an dari ion bikarbonat, ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga

ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga dapat

menurunkan keasaman atau menaikkan pH.

Alkalinitas merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat

- =
(HCO3 ) dan karbonat (CO3 ) di dalam air. Dalam perairan tawar, pada

kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada perairan

laut, ion karbonat lebih berperan.

Secara alami air banyak mengandung bikarbonat (HCO3ˉ) yaitu;


1. Hasil ionisasi asam karbonat (H2CO3), bila perairan jenuh akan CO2.

2. Selain itu CO2 dapat bereaksi dengan bebatuan juga menghasilkan

bikarbonat (HCO3ˉ).

Alkalinitas umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat

(CaCO3). Menurut Effendi (2000), nilai alkalinitas berkaitan dengan jenis

perairan. Jika perairan dengan nilai alkalinitas kurang dari 40 mg/liter CaCO3

disebut sebagai perairan lunak (soft water). Sedangkan perairan yang

alkalinitasnya lebih dari 40 mg/liter CaCO3 disebut dengan perairan keras

(hard water). Perairan dengan nilai alkalinitas yang tinggi lebih produktif

daripada perairan dengan nilai alkalinitas yang rendah. Menurut Schimittou

(1991) perairan dengan alkalinitas yang rendah. Pada umumnya lingkungan

yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm.

Perairan mempunyai kemampuan untuk menjaga kestabilan pH sampai batas

tertentu yaitu dapat bertahan terhadap berbagai perubahan pH.

Oleh karena itu, apabila masuk dalam perairan tersebut asam (ion H+),

maka H+ tersebut akan segera diikat oleh ion CO = dan reaksi bergerak kekiri
3
menghasilkan CO2, (CO2 lepas ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan,

pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi

mulai bergerak ke kiri, pH akan kembali bergerak ke angka semula.

Dengan demikian bila akan menghendaki penurunan pH pada perairan yang

mengandung kapur tinggi, tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan

penambahan asam saja.

Bila hanya dengan penambahan asam saja maka jumlah yang diberikan harus

dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih

dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi di atas. Oleh karena itu perlu

menurunkan alkalinitas dahulu dengan mendidihkan air atau dengan melalukan


air pada gambut. Sedangkan untuk menaikkan alkalinitas dengan

menambahkan kalsium karbonat (CaCO3).

e. Kesadahan
Pengaruh kalsium karbonat (CaCO3) dalam air dapat pula dinyatakan sebagai

kesadahan yaitu kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur

dengan detergen (sabun). Pada air yang mempunyai kesadahan rendah akan

mudah membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Sedangkan pada air

yang mempunyai kesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan

sangat penting bagi kehidupan ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai

kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan nilai

kesadahan pada kisaran tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan

juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha

untuk mengubah nilai pH.

Kesadahan merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium

(Ca +) dan ion magnesium (Mg +) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula
2 2

mempengaruhi nilai kesadahan, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat

kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.

Kesadahan pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million atau

satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH)

atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan

Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air (10

ppm). Di Amerika, kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3,

dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17,8

ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2,8

dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur

kesadahan menggunakan satuan CaCO3.

Berikut adalah kriteria kisaran kesadahan yang biasa dipakai:


 0 - 4 dH, atau 0 - 70 ppm CaCO3: sangat rendah (sangat lunak)

 4 - 8 dH, atau 70 - 140 ppm CaCO3: rendah (lunak)

 8 - 12 dH, atau 140 - 210 ppm CaCO3: sedang

 12 - 18 dH, atau 210 - 320 ppm CaCO3: agak tinggi (agak keras)

 18 - 30 dH, aau 320 - 530 ppm CaCO3: tinggi (keras)

f. Ammonia
Ammonia dalam air dapat berasal dari pemupukan, eksresi hewan dan hasil

perombakan komponen nitrogen oleh mikroba.

Beberapa jenis tanaman dapat menyerap ammonia. Bakteri pengurai

(nitrobacter) dapat mengoksidasi ammonia menjadi nitrat. Oleh karena itu

ammonia dapat menurun konsentrasinya dengan berbagai cara. Akan tetapi

dengan kepadatan ikan yang tinggi dikolam dan pemberian makanan buatan

dapat meningkatkan konsentrasi ammonia.

Ammonia sangat beracun bila dalam bentuk NH3, sedangkan yang sudah

terionisai menjadi NH 4 + relatif tidak beracun.

NH3 + H2O NH +
+ OH-
4

Pengaruh Ammonia Pada Perairan adalah :

a. Hasil keseimbangan antara ammonia (NH3) dan ammonium (NH4+)

adalah total ammonia nitrogen.

b. Keseimbangan total ammonia nitrogen adalah ammonia (NH3) akan

bertambah konsentrasinya bila pH dan temperature nya tinggi.

Efek yang paling tinggi adalah pengaruh pH dibandingkan pengaruh


temperature.

c. Sifat ammonia (NH3) pada ikan adalah dapat meningkatkan

konsumsi oksigen dalam jaringan, merusak insang dan mengurangi

kemampuan darah untuk mentranportasi oksigen.

d. Konsentrasi ammonia yang dapat membunuh ikan dalam waktu

singkat adalah 0,6 – 3,1 mg/l NH3-N untuk semua ikan.

e. Daya racun ammonia akan meningkat bila oksigen turun. Konsentrasi

kalsium (Ca) yang tinggi dapat menurunkan daya racun ammonia.

f. Pertumbuhan ikan terhambat bila terjadi akumulasi ammonia pada

media pemeliharaan, bahkan dapat menyebabkan keracunan pada

ikan.

Proses biologi amonia menjadi nitrat yaitu nitrification adalah sebagai

berikut;

1½ O2 1½ O2

NH3 NO2¯

NO3¯ Nitrosomonas

Nitrobacter

Suatu total amoniak 5 ppm pada pH 9 dan suhu 20 oC , maka konsentrasi

amoniak un-ionized adalah (5 ppm total amoniak) x 28.5% = 1.43 ppm.

Tabel 3. Persen dari total amoniak (ppm) yang un-ionized pada


berbagai temperatur dan pH.

pH 12 oC 17 oC 20 24 oC 28 oC 32
oC oC
7.0 0.2 0.3 0.4 0.5 0.7 1.0

7.4 0.5 0.7 1.0 1.3 1.7 2.4


7.8 1.4 1.8 2.5 3.2 4.2 5.7
8.2 3.3 4.5 5.9 7.7 11.0 13.2
8.6 7.9 10.6 13.7 17.3 21.8 27.7
9.0 17.8 22.9 28.5 34.4 41.2 49.0
9.2 35.2 42.7 50.0 56.9 63.8 70.8
9.6 57.7 65.2 71.5 76.8 81.6 85.9
10.0 68.4 74.8 79.9 84.0 87.5 90.6

Efek dari Amoniak Tinggi adalah:

1. Terjadinya kerusakan Insang


2. Laju pertumbuhan menurun

3. Mudah terkena penyakit


4. Kenaikan ph darah
5. Kerusakan jaringan dan organ bagian internal
6. Osmoregulation lemah
7. Kematian.

Penyebab Amoniak Tinggi:

1. Pemberian pakan yang berlebih


2. Pembusukan dari zat organik oleh bakteri.

Cara penanggulangan

1. Mengurangi jumlah pakan


2. Pergantian air
3. Mengurangi kepadatan ikan
4. Pemberian aerasi
5. Menurunkan pH kolam
g. Nitrit (NO2ˉ) dan Nitrat (NO3ˉ)
Nitrit mempunyai sifat racun bagi ikan. Pada darah yang banyak mengandung

nitrit akan bereaksi dengan haemoglobin membentuk methemoglobin sebagai

penyakit darah coklat.

Nitrit terbentuk dari hasil reduksi nitrat oleh bakteri anaerob pada dasar

perairan. Di perairan nitrit dapat bersifat racun bila konsentrasi lebih dari

5 mg/l NO2ˉ - N.

Untuk mengatasi tingkat keracunan nitrit dapat ditambahkan kalsium dan

klorida pada perairan tersebut.

Amoniak dapat diturunkan konsentrasinya dengan cara :

1. Meningkatkan aerator.
2. Menghentikan pemberian pakan atau mengurangi jumlah pakan

yang diberikan.

3. Memeriksa keseimbangan mikrobiologi.


4. Bila amoniak meningkat 0.1 ppm, melakukan pergantian 10% dan bila

amoniak menjadi 1.0 ppm, melakukan pergantian air 25%. Jangan

menggunakan air yang mengandung klorin.


5. Memindahkan ikan bila amoniak > 2,5 ppm.
6. Mengulangi pemeriksaan setiap 12 – 24 jam
7. Menurunkan pH, tetapi tidak sampai dibawah 6
MENANYA :

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah Anda lakukan, dan untuk

meningkatkan pemahaman Anda tentang analisis kesesuaian kualitas air

untuk budidaya perairan, buatlah minimal 2 pertanyaan dan lakukan diskusi

kelompok tentang :

1) Parameter kualitas air yang perlu diamati agar sesuaian untuk budidaya
perairan.

2) Parameter kualitas air apa saja yang mempengaruhi kesesuaian

kualitas air untuk budidaya perairan

MENGUMPULKAN INFORMASI /
MENCOBA :

Cari informasi dari berbagai sumber (internet, modul, buku – buku

referensi, serta sumber – sumber lain yang relevan) tentang

kesesuaian kualitas air untuk budidaya perairan!


LEMBAR KERJA 1

Judul : Melakukan pengamatan pengaruh suhu air terhadap


perilaku makan ikan pada perairan kolam.
Tujuan : Siswa dapat menganalisis pengaruh suhu air
terhadap perilaku makan ikan pada perairan kolam.
Waktu : 3 JP @ 45 menit

Keselamatan kerja :  Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack, sepatu


boot)
 Hati-hati dalam menggunakan bahan kimia
dan peralatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
Alat dan bahan :
Alat :  Termometer  Kolam

Bahan :  Air bersih  Pakan Ikan


 Ikan
Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan!


2. Siapkan kolam pemeliharaan ikan!
3. Berikan pakan pada kolam ikan pada jam 6:00, 10:00, 13:00 dan 17:00!
4. Amati perlaku ikan terhadap pakan diberikan!
5. Catat bagaimana perilaku ikan terhadap pakan yang diberikan !
6. Ukur suhu air dengan thermometer pada saat pemberian pakan dengan
cara memasukan thermometer kedalam air kolam selama 5 menit!
7. Catat suhu yang ditunjukkan pada termometer!
8. Bersihkan alat-alat praktek dan simpan kembali pada tempatnya!
Tes Formatif
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan jawaban singkat, jelas, dan benar!

1. Jelaskan pengaruh suhu terhadap kehidupan telur dan benih

ikan!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Jelaskan 3 parameter kualitas yang sangat mempengaruhi

kehidupan ikan!

........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

3. Jelaskan 5 kriteria parameter kualitas agar ikan dapat hidup normal!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

4. Jelaskan pengaruh alkalinitas terdapat kestabilan pH air!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

5. Jelaskan jenis kapur yang digunakan untuk alkalinitas!


.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

........................................................................................................................
6. Jelaskan mengapa pH perlu distabikan!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

7. Jelaskan munculnya kandungan amoniak pada perairan!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

8. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi kandungan oksigen

terlarut dalam air!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................
KEGIATAN BELAJAR 4

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Kesesuaian Kualitas Air Pada Budidaya Perairan


Kompetensi Dasar :
3.5 Menganalisis pengelolaan kualitas air pada kolam budidaya
4.5 Mengelola kualitas air pada kolam budidaya

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5.1 Menganalisis perbaikan mutu kualitas air
3.5.2 Menentukan cara perbaikan mutu kualitas air
4.5.1 Membedakan jenis perbaikan mutu kualitas air
4.5.2 Merancang perbaikan mutu kualitas air

MATERI

A. Pengelolaan Parameter Fisika Kualitas Air

Parameter fisika kualitas air antara lain adalah suhu, kecerahan dan warna air.

1) Suhu

Lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami

fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis

air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan

volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak dari pada udara.

Pada perairan dangkal akan menunjukan fluktuasi suhu air

2) Kecerahan

Kecerahan air merupakan pengukuran daya tembus cahaya sinar matahari

kedalam air. Pengukuran kecerahan air dapat dilakukan dengan menggunakan

lempengan/kepingan Secchi disk.


Cara penyaringan air yang perlu diperhatikan adalah sumber air dengan tingkat

pencemarannya. Bila tingkat pencemaran sumber air terlalu tinggi maka akan

mempengaruhi jumlah dan jenis bahan filter yang digunakan. Cara penyaringan

yang sederhana dapat dibuat dengan bahan filter yang ada. Bahan-bahan yang

dapat digunakan dalam proses penjernihan air antara lain batu, pasir, kerikil,

arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas,

biji kelor dan lain-lain.

Penyaringan air secara mekanik dapat dilakukan dengan mengalirkan air keruh ke

lapisan-lapisan injuk, arang dan kerikil. Salah satu cara penyaringan bertahap

adalah seperti pada gambar dibawah ini.

B. Pengelolaan Parameter Kimia Kualitas Air

Sebuah filter kimia bekerja dengan menangkap bahan terlarut, seperti: gas, bahan

organik terlarut, dan sejenisnya. Mekanisme ini dilakukan dengan bantuan media

filter berupa arang aktif, resin ion, dan zeolit, atau melalui fraksinasi air.

Gambar 1. Arang aktif, Resin dan Zeolit

C. Pengelolaan Parameter Biologi Kualitas Air

Filter biologi merupakan filter yang bekerja dengan bantuan jasad-jasad renik

khususnya bakteri dari golongan pengurai amonia. Agar jasad-jasad renik tersebut

dapat hidup dengan baik di dalam filter dan melakukan fungsinya dengan optimal
diperlukan media dan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan

jasad-jasad renik tersebut.

Proses pemfilteran amonia pada budidaya ikan mengikuti hukum peredaran unsur

Nitrogen di alam.

Filter biologi secara periodik perlu dibersihkan, terutama untuk menghilangkan

partikel-partikel yang mungkin dapat menimbulkan penyumbatan. Pembersihan perlu

dilakukan dengan hati-hati jangan sampai membuat bakteri yang hidup disana mati.

Pembersihan dapat dilakukan dengan cara dibilas dengan menggunakan air bersih

bebas klorin.

Prinsip dasar pembuatan filter adalah dengan membelok-belokan arah aliran air

keatas dan kebawah agar “memaksa” air kotor dari akuarium untuk

menembus/melewati media filter agar mendapatkan nilai efektifitas yang ingin

dicapai. Pemasangan filter atas sebaiknya tidak permanen di lekatkan ke aquarium,

agar memudahkan dalam mengangkat dan membersihkan kompartemen filter tanpa

harus menurunkan akuariumnya.

https://www.youtube.com/watch?v=oPyZ_pq45qk

Berikut ini adalah macam-macam filter :

https://www.youtube.com/watch?v=NhsHPfocDmU

1. Filter Canister

Filter Canister merupakan salah satu bentuk improvisasi dari beberapat

tipe filter versi "lama", seperti filter under gravel dan filter atas. Prinsip

utama dari filter ini adalah memberikan kesempatan yang sama pada air

untuk melalui media filter secara menyeluruh, yaitu dengan cara memaksa

air tersebut "menembus" media filter.


2. Under Gravel Filter

Sesuai dengan namanya filter "under gravel" adalah sebuah filter yang

terletak dibawah lapisan "gravel" (kerikil, pasir) di dasar akuarium.

Konstruksinya terdiri dari lapisan bahan anti karat (plastik) berlubang

dengan kaki penopang sehingga tercipta ruangan bebas dibawahnya untuk

memungkinkan air bersih

Gambar 2. Mekanisme Kerja Sebuah Filter "Under Gravel"

Filter under gravel sering digunakan terutama dalam akuarium laut. Pada

sistem filter ini, partikel-partikel organik yang terjebak pada permukaan

gravel akan menjadi sumber pakan bagi jasad-jasad renik (plankton).

Selanjutnya plantkon ini akan menjadi sumber pakan bagi penghuni laut lain.

3. Filter Under Gravel Terbalik (Reverse Flow Under Gravel Filter)

Salah satu masalah dalam menggunakan filter under gravel adalah

kemungkinan akan tersumbatnya aliran sebagai akibat akumulasi kotoran

yang tidak dapat diproses dengan cepat. Kotoran ini dapat menumpuk

diantara gravel, menyebabkan penyumbatan sehingga pada akhirnya dapat

mengurangi kinerja dari filter tersebut. Salah satu pemecahannya adalah


dengan relatif sering menyipon dan membersihkan lapisan gravel secara

teratur. Pembersihan tersebut hendaknya dilakukan secara parsial, agar

bakteri pengurai tidak habis "tercuci".

4. Filter Ultra Violet (UV sterilizer)

Filter ultra violet merupakan suatu perangkat yang berfungsi untuk

menghilangkan atau menyaring jasad-jasad renik yang tidak dikehendaki

dari akuarium, seperti: bakteri, parasit, jamur, virus, alga, dan patogen

lainnya, dengan cara mengekspos mereka pada sinar Ultra Violet

berintensitas tinggi. Sinar ultra violet memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi fungsi sel mahluk hidup dengan mengubah material inti sel,

atau DNA, sehingga mahluk tersebut mati.

5. Filter Vegetasi (Veggie Filter)

Filter vegetasi adalah sebuah filter yang menggunakan tanaman sebagai

filter untuk menghilangkan kontaminan yang berada dalam air akuarium,

terutama dari golongan senyawa nitrogen seperti, amonia. Seperti

diketahui, tanaman memerlukan unsur hara tertentu untuk tumbuh dan

berkembang, diantaranya

Gambar 3. Filter Vegetasi


LEMBAR KERJA 1

Judul : Melakukan pembuatan filter fisika untuk


budidaya ikan.
Tujuan : Siswa dapat membuat filter fisika untuk budidaya
ikan.
Waktu : 3 JP @ 45 menit
Keselamatan kerja :  Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack, sepatu
boot)
 Hati-hati dalam menggunakan bahan kimia
dan peralatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
Alat dan bahan :
Alat :  1 buah bak  2 buah kran 1 inci
penampungan
 1 buah drum bekas
Bahan :  10 kg arang • Batu kerikil
 10 kg ijuk  Batu dengan
garis tengah 2-3
 Pasir beton halus
cm
Langkah Kerja :

1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak
penampungan.

2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm
dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang
tempurung kelapa, batu kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3
cm.
LEMBAR KERJA 2

Judul : Filter dengan sistem double bottom pada


akuarium.
Tujuan : Siswa dapat membuat filter dengan sistem
double bottom pada akuarium.
Waktu 3 x 45 Menit

Alat dan Bahan :  Pipa paralon


 Plastik gelombang
 Akuarium 60x40x40 cm
 Batu halus
 Arang aktif
 Zeolit
 Pasir
 Air bersih
 Aerator dan selang aerasi
Keselamatan kerja :  Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack,
sepatu boot, masker, sarung tangan).
 Hati-hati dalam menggunakan bahan kimia
dan peralatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan akuarium ukuran 60x40x40 cm3.
3. Pasanglah penyangga paralon dasar akuarium.

4. Pasanglah plstik gelombang yang sebelumnya diberi lubang-lubang kecil

agar air dapat masuk ke bagian bawah.

5. Buatkan lubang secukup paralon bagian yang tegak, agar air bersih

dapat naik ke permukaan air.

6. Pasanglah selang aerasi dan masukkan ke paralon yang tegak.


7. Masukkan karet busa seluas dasar akuarium di atas plastik gelombang.
8. Masukkan pasir, arang aktif dan zeolit yang sebelumnya sudah diaduk,

di atas karet busa.

9. Terakhir masukkan batu halus di atasnya.


10. Isikan akuarium dengan air secara perlahan-lahan, agar tidak

terjadi pengadukan bahan-bahan yang sudah tersusun.

11. Jalankan aerator.


12. Bila air sudah dapat keluar melalui pipa paralon yang tegak, maka

filter ini sudah berfungsi dengan bai


LEMBAR KERJA 3

Judul : Filter biologi dengan menggunakan


tanaman Enceng gondok (Pistia
stratoites).
Tujuan : Siswa dapat membuat filter biologi dengan
menggunakan tanaman Enceng gondok (Pistia
stratoites).
Waktu 3 x 45 Menit
Alat dan Bahan :  Pipa paralon
 Akuarium 60x40x40 cm ketebalan kaca 3mm
 Tanaman Eceng gondok (Pistia stratoites).
 Air bersih
 Pompa celup 5 Watt
 Lembaran kaca 40cm x 40cmx 40cm 3buah
Keselamatan kerja :  Kenakan perlengkapan K3 (Wear pack,
sepatu boot, masker, sarung tangan).
 Hati-hati dalam menggunakan bahan kimia
dan peralatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan akuarium ukuran 60x40x40 cm3.
3. Pasanglah lembaran kaca untuk menyekat akuarium menjadi 4 bagian.

4. Penyekat pada bagian A lebih rendah 1 cm dari pada dinding akuarium.


5. Penyekat pada bagian C lebih rendah daripada bagian A.
6. Pasanglah pompa pada bagian D dan pipa pengeluaran hubungkan ke bagian
A.
7. Isikan air akuarium sampai semua bagian terisi air.
8. Masukkan tanman air pada bagian B.
9. Jalankan pompa celup.

MENGOLAH INFORMASI / MENGASOSIASI :

Berdasarkan teori dari beberapa referensi yang Anda baca, hasil informasi yang
telah Anda peroleh, hasil pengamatan langsung, dan hasil pengamatan dilapang,
lakukan analisis atau buatlah suatu kesimpulan tentang :

1) Manfaat pengelolaan parameter kualitas air untuk budidaya perairan!


2) Perbedaan antara teori dengan praktek/lapangan pengelolaan parameter
kualitas air untuk budidaya perairan!

MENGKOMUNIKASIKAN :

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan informasi dan identifikasi serta


asosiasi terhadap pengelolaan parameter kualitas air untuk budidaya perairan
yang telah Anda lakukan :

1) Buatlah laporan tertulis secara individu!


2) Buatlah bahan presentasi dan presentasikan di depan kelas secara kelompok!

68
TES FORMATIF

1. Gambar dibawa ini merupakan gambar filter jenis....

A. Filter canister

B. Filter mekanik

C. Filter under gravel

D. Filter gabungan

E. Filter vegetasi

2. Zaenudin memiliki sebuah aquarium berukuran 30 x 40 cm yang berisikan

2 ekor ikan komet. pada aquarium tersebut irkham menempatkan tanaman

hias sebgai filter agar aquarium tampak bersih dan kotoran-kotoran yang

ada di aquarium menempel pada tanaman. (gambar aquarium dapat dilihat

dibawah ini). sistem filterisasi yang diterapkan oleh irkham masuk ke

dalam jenis ....

A. Filter Ultraviolet

B. Filter Vegetasi

69
C. Filter Gabungan

D. Filter Canister

E. Filter under gravel terbalik

3. Filter ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang terdapat di atas

air (kering) dan bagian yang berada di dalam air. Di atas media kering

terdapat sebuah "sprayer" yang akan memecah air menjadi butiran-

butiran air (tetesan). berdasarkan gambaran jenis filer yang dimaksud

adalah...

A. Filter vegetasi

B. Filter tetes

C. Filter wet and dry

D. Filter under gravel

E. Filter mekanik

4. Dibawah ini yg merupakan pernyataan yang tepat mengeai prinsip kerja

filter canister adalah...

A. Filter yang terletak dibawah lapisan "gravel" (kerikil, pasir) di dasar

akuarium

B. Kemampuan untuk mempengaruhi fungsi sel mahluk hidup dengan

mengubah material inti sel

C. Memberikan kesempatan air untuk melalui media filter secara

menyeluruh, yaitu dengan cara memaksa air tersebut "menembus"

media filter

D. "Penciptaan" suasana "kering" ini dimaksudkan untuk menambah

efektifitas kinerja bakteri pengurai amonia

E. Semakin panjang gulungan selang yang digunakan akan semakin baik

karena hal ini akan memberikan kesempatan lebih banyak pada air yang

70
mengalir untuk dikonsumsi oksigennya oleh bakteri aerob yang tumbuh

dalam pipa tersebut

5. Suatu perangkat yang berfungsi untuk menghilangkan atau menyaring

jasad-jasad renik yang tidak dikehendaki dari akuarium, seperti: bakteri,

parasit, jamur, virus, alga, dan patogen lainnya, dengan cara mengekspos

mereka pada sinar Ultra Violet berintensitas tinggi. pernyataan tersebut

merupakan definisi dari filter...

A. Filter canister

B. Filter Ultraviolet

C. Filter under gravel

D. Filter vegetasi

E. Filter gabungan

71
KEGIATAN BELAJAR 5
MENGEVALUASI PENGELOLAAN KUALITAS AIR
F. Kesesuaian Kualitas Air Pada Budidaya Perairan
G. Kompetensi Dasar :
H. 3.6 Mengevalusi kelayakan parameter kualitas air
I. 4.6 Mengelola paramete kualitas air untuk budidaya ikan
J.
K.
Indikator Pencapaian Kompetensi
L.
3.6.1 Menganalisis perbaikan mutu kualitas air
3.6.2 Menentukan cara perbaikan mutu kualitas air
4.6.1 Membedakan jenis perbaikan mutu kualitas air
4.6.2 Merancang perbaikan mutu kualitas air

MATERI

1. Aplikasi probiotika

Probiotik pada umumnya didefinisikan sebagai bakteri tambahan (inokulan)

yang dipakai untuk melaksanakan suatu proses enzimatis mikrobiologis

tertentu. Kenyataan selanjutnya menunjukkan bahwa organisme yang

melaksanakan tugas-tugas perubahan biologis juga dapat didefinisikan

sebagai biomanipulator.

Jenis probiotik

Berdasarkan jenis atau fungsinya probiotika juga dapat dikelompokkan

kedalam :

a. Probiotika pengurai pupuk organik sebelum dimasukkan ke tambak

b. Probiotika pengurai limbah organik di dalam tambak

c. Probiotika yang membantu pencernaan pakan buatan di dalam tubuh

udang

Probiotika secara ekonomis diperhitungkan sebagai input yang mahal,

kesalahan persiapan dan penaganan hanya akan menambah biaya tanpa hasil

72
apapun. Pemberian sebaiknya dilakukan setelah organisme probiotik

ditumbuhkan dengan maskimum sebelum dimasukkan ke air/dasar tambak.

Prosedur penumbuhan probiotika

a. Probiotika pengurai pupuk organik sebelum dimasukkan ke tambak

Diperlukan untuk menumbuhkan fitoplankton secara cepat dan

stabil miminum hingga 7 hari, komposisi pupuk dan probiotika yang

diberikan adalah sbb :

1. Dedak sebagai sumber karbohidrat, selulosa dan silikat

2. Gula/tetes tebu sebagai sumber CO2

3. Protein tepung ikan/Urea/Pakan BS sebagai sumber nitrogen

dan

karbon (C) sebagai penyusun protein sel probiotika

4. Bakteri biakan (Baccillus atau Nitrobacter atau Nitrosomonas)

5. Aerasi/ pengadukan agar proses berlangsung secara aerobic

b. Probiotika pengurai limbah organik di dalam tambak

1. Bakteri fotosintetik bakteri Chtinioclastic, Lipolitic, Cellullolityc,

2. Proteolitic bacteria.

3. Molase sebagai sumber Karbon

4. Tepung ikan sebagai sumber protein

5. Zeolite sebagai pemberat dan pori-pori penyerap bakteri

6. Pengadukan tanpa aerasi karena bakteri aerobik fakultatif

c. Probiotika yang membantu pencernaan pakan buatan di dalam

tubuh udang

1. Bakteri Lactobaccillus

2. Gula dan air sebagai medium pertumbuhan

73
3. Tepung ikan sebagai sumber protein

4. Kanji sebagai medium pengikat untuk dilapisi di pakan (pelet)

2. Pengelolaan Fitoplankton

a. Keberadaan fitoplankton tambak pada dasarnya sangat diperlukan.

Fitoplankton adalah bagian dari komunitas mikroba yang berperan

dalam mengatur kondisi kultur yang diinginkan. Selain dapat

memanfaatkan sisa nutrient, keberadaan fitoplankton juga

mengurangi intensitas cahaya, memproduksi oksigen, menstabilkan

temperatur serta memberikan kontribusi akan kebutuhan nutrient

bagi organisme yang dipelihara.

b. Fitoplankton akan berada pada kondisi yang diinginkan bilamana

dikelola dan dicermati berbagai fluktuasi faktor-faktor yang

berpengaruh dalam pertumbuhannya.

c. Problem umum yang sering muncul pada awal-awal masa produksi

adalah kematian plankton akibat kekurangan nutrien atau CO₂.

Kondisi ini dapat terjadi dengan tiba-tiba dan menyisakan sedikit

plankton yang masih hidup. Plankton yang mati akan menyebabkan

munculnya busa dalam jumlah besar di permukaan dan juga deposit

material di dasar.

d. Untuk menjaga kondisi plankton yang stabil, perlu untuk

menambahkan sejumlah nutrien, CO₂ dan cahaya.

e. Penggantian air adalah cara paling mudah untuk menurunkan

kepadatan plankton pada kolam-kolam yang dikelola dengan sistem

tertutup.

3. Pengelolaan Kelarutan Oksigen.

Kandungan oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air utama pada

pembesaran udang di tambak. Kebiasaan udang windu adalah mempunyai

74
aktivitas pada dasar perairan. Oksigen terlarut terutama pada air dasar

tambak tidak kurang dari 4 ppm. Fluktuasi kandungan oksigen terlarut

sangat ditentukan kepadatan biota yang ada dalam air terutama

fitoplankton dan tanaman air lainnya yang merupakan produsen primer.

Untuk menjaga oksigen terlarut tetap pada kondisi yang optimal adalah

dengan memanfaatan proses fotosintesa, penggunaan aerasi dengan cara

pengaturan kincir air.

Kincir air diperlukan untuk :

a. Suplai O2 di air

b. Mengoksidasi permukaan dasar

c. Membuat kotoran tersuspensi dan teroksidasi di kolom air

d. Mengatur arus air dan menentukan penumpukan lumpur organik

e. Menghilangkan pelapisan air oleh suhu dan

salinitas dan menghomogenkan kelarutan oksigen

4. Pengapuran

Pengapuran dilakukan pada saat persiapan kolam. Pengapuran dilakukan jika

tanah dasar kolam bereaksi masam (pH < 6,0) dengan cara dan dosis yang

tepat agar tidak merugikan kehidupan ikan. Pengapuran dimaksudkan untuk

meningkatkan pH tanah dasar kolam menjadi netral (pH 7,0) dan dapat

berfungsi sebagai desinfektan. Dosis pengapuran harus disesuaikan dengan

kondisi pH tanah dasar dan jenis kapur yang digunakan. Jenis kapur yang

digunakan dapat berupa kapur sirih, kapur tohor, kapur tembok dan kapur

karbonat/kapur giling. Pada Tabel 1. berikut ini dicantumkan dosis

pengapuran kolam per ha.

Tabel 1. : Keperluan jumlah kapur per ha untuk meningkatkan pH tanah

menjadi 7

pH Kapur Giling Kapur Kapur

75
Tanah (kg) Tembok Sirih

(kg)

4,00 1690 1610 1130

4,50 1500 1430 1020

5,00 1130 1050 720

5,50 750 720 530

6,00 380 340 270

6,50 sediki sediki sediki

t t t

7,00 - - -

Sumber : Demetra, E.M. System Soil Tester Tokyo, Japan

dalam Petunjuk Teknis Pengoperasian Unit Usaha Pembesaran Udang Galah.

5. Sistem Resirkulasi

Kolam Sistem resirkulasi adalah sistem air yang dipakai terus menerus dengan

memakai sistem filtrasi. Sistem ini memerlukan aliran air yang dapat terkendali

serta pompa untuk mengalirkan air tersebut. Ide utama dari sistem ini adalah terus

mendaur ulang air dengan bantuan sirkulasi pompa. Dengan sistem filtrasi biologis

dengan bantuan bakteri pengurai, filter mengurai ammonia yang menjadi

racun/polutan utama pada kolam, sehingga kualitas air tetap terjaga di level yang

diinginakan. Jadi sistem ini akan menghemat penggunaan air dalam kegiatan

budidaya. Air yang digunakan adalah sebatas pada air dalam kolam dan air dalam

bak filter. Tapi air juga perlu ditambahakan jika terjadi penyusutan karena adanya

kebocoran atau penguapan.

Resirkulasi ini menjadi 2 macam, yaitu resikulasi penuh/tertutup dan

resirkulasi sebagian/semi tertutup.

1. Sistim resirkulasi tertutup , sistim resirkulasi yang mendaur ulang 100%

air (CRS)

76
2. Sistim resirkulasi semi tertutup, sistim resirkulasi yang mendaur ulang

sebagian air buangan, sehingga masih membutuhkan penambahan air dari

luar.

Komponen dasar sistem resirkulasi akuakultur terdiri dari :

1. Bak pemeliharaan ikan /tangki kultur (growing tank) yaitu tempat

pemeliharaan ikan, dapat dibuat dari plastik, logam, kayu, kaca, karet

atau bahan lain yang dapat menahan air, tidak bersifat korosif, dan

tidak beracun bagi ikan.

2. Penyaring partikulat (sump particulate) yang bertujuan untuk menyaring

materi padat terlarut agar tidak menyumbat biofilter atau

mengkonsumsi suplai oksigen.

3. Biofilter merupakan komponen utama dari sistem resirkulasi. Biofilter

merupakan tempat berlangsungnya proses biofiltrasi beberapa senyawa

toksik seperti NH4 + dan NO2-. Pada dasarnya, biofilter adalah tempat

bakteri nitrifikasi tumbuh dan berkembang.

4. Penyuplai oksigen (aerator) yang berfungsi untuk mempertahankan

kadar oksigen terlarut dalam air agar tetap tinggi.

5. Pompa resirkulasi (water recirculation pump) yang berfungsi untuk

mengarahkan aliran air. Peralatan yang digunakan pada sistem ini relatif

mudah ditemukan dan sudah biasa digunakan, kecuali pompa air dan

aerator.

Sistem kerja kolam resirkulasi

77
Gambar 1. Cara Kerja System RAS

Secara umum sistem kerjanya, air dalam wadah pemeliharaan akan diisi terus

hingga batas selang atau pipa pembuangan, kemudian air yang berlebihan akan

keluar melalui selang/ pipa menuju gor/ talang pembuangan air yang sudah

disediakan. Air akan mengalir keluar menuju bak filter yang diisi dengan bahan-

bahan filter seperti zeolit dan bioball namun sebelumnya diberi kapas filter

untuk membuang partikel yang lebih besar. Hasil filterasi akan menghasilkan

air bersih yang akan dipompa masuk melalui pipa kesetian wadah kolam/

akuarium budidaya kembali. begitu seterusnya.

Gambar 2. Tata Letak System RAS

78
TES SUMATIF

1. Pengapuran dilakukan jika tanah dasar kolam bereaksi masam (pH < 6,0)
dengan cara dan dosis yang tepat agar tidak merugikan kehidupan ikan.
Sebutkan jenis-jenis kapur yang dapat digunakan dalam kegiatan pemupukan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

2. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar diatas merupakan Kolam pembesaran ikan lele punya pak aldebaran.
Warna air di kolam hijau pekat dan bebarapa hari ini sering pada pagi hari
banyak ditemukan ikan mati mengambang dikolam dan beberapa ikan yang
masih hidup kondisinya berada didekat permukaan air. Ketika pak aldebaran
analisis penyebab kematian ikan ditemukan bahwa kepadatan plankton dikolam
lele tersebut berlebihan sehingga ketika kondisi malam dihasilkan banyak CO 2
dan membuat ikan kekurangan oksigen sehingga mati.
Berdasarkan kondisi diatas,perlakuan yang tepat yang bisa dilakukan oleh pak
aldebaran adalah :
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

3. Bonggol pisang merupakan bahan yang melipah dialam dan memiliki kandungan
jenis mikroorganisme Bacillus sp. Berdasarkan kandungan mikroorganisme yang
ada, bonggol pisang dapat dijadikan bahan pembuatan probiotik. Tentukanlah
bahan-bahan pendamping lain yang digunakan dalam proses pembuatan
probiotik sesuai kandungan mikroorganisme dalam bonggol pisang!

79
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

4. Perhatikan gambar dibawah ini!

Berdasarkan gambar, analisislah komponen dasar sistem resirkulasi dalam


kegiatan budidaya ikan!
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

5. Siswa SMK 4 Pekalongan melakukan kegiatan pengukuran kolam ikan pada


kolam pembesaran ikan lele milik UP APAT SMK 4 Pekalongan, didapatkan
hasil pengukuran sebagai berikut :
Parameter Hasil
Suhu 29 oC
pH 7,2
DO 2,4 ppm
Warna kolam Hijau
Berdasarkan hasil pengukuran, saran apa yang tepat yang bisa diberikan ke
pengurus UP untuk perbaikan kualitas pada kolam pembesaran ikan lele!

................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

80
81
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Jakarta.

Effendi, Mohamad Ichsan MI, Prof, DR, M.Sc. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pusaka Nusatama. Jakarta.

Effendi,I. 2004. Pengantar Akuakultur, Penebar Swadaya, Jakarta.

Gufron, H. Kordi dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air
dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Harmaizar dan Rosiyantin Rozalina. 2004. Pedoman Lengkap


Pendirian dan Pengembangan Usaha CV Dian Anugrah Prakasa ,
Bekasi.

http://o-fish.com/Filter/FilterBiologi.htm

Jangkaru, Z. 1994. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan


Pemeliharaan.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Lesmana. D.S, 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar
Swadaya. Jakarta. Murhananto, Ir. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di
Pekarangan. Agro Media Pustaka,

Jakarta.

Najiyati, Sri. 2004. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Soesarsono Wijandi. 1991. Pengantar Kewiraswastaan. Penerbit


Sinar Baru, Bandung.

Susanto Heru, 1996. Teknik Pemijahan Ikan Ekonomis. Penerbit Penebar


Swadaya, Jakarta.

Sutawi. 2002. Manajemen Agribisnis. Penerbit PT. Bayu Media dan


UMM Press, Malang.

Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008. Agribisnis Perikanan. Penerbit


Penebar Swadaya, Jakarta.

82

Anda mungkin juga menyukai