Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK BIOMONITORING

PENELITIAN MAKROBENTOS DAN PLANKTON

DI RUANG TERBUKA HIJAU

Dosen: Oto Prasadi, S.Pi., M.Si

Disusun oleh :

1 Chaerunnisa Nadila Zahra 5 Rifaldy Bkay Putra Mafsal


. .
2 Erika Handayani 6 Salwa Amalia Nurrahma
. .
3 Irena Hidayati 7 Syahdana Auni Maulidya
. .
4 Muhammad Hilmy Farid 8 Yoel Perdinan Lumbantoruan
. .

POLITEKNIK NEGERI CILACAP

i
JURUSAN TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

2022/2023

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK BIOMONITORING

Telah disusun oleh

Ketua Kelompok Ketua Kelas TPPL 1C

RIFALDY BKAY PUTRA MAFSAL MUHAMMAD HILMY FARID


NPM. NPM. 220307062

Cilacap, 23 – Mei – 2023

Dosen Pengampu

Oto Prasadi, S.Pi.,M.Si


NPAK. 08.16.8020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan laporan akhir ini.
Atas rahmat dan hidayah- Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir
yang berjudul Penelitian Makrobentos dan Plankton di Ruang Terbuka
Hijau.

Laporan akhir Penelitian Makrobentos dan Plankton di Ruang


Terbuka Hijau disusun guna memenuhi tugas Dosen Oto Prasadi pada mata
kuliah Praktek Biomonitoring di Kampus Politeknik Negeri Cilacap. Selain
itu, kami juga berharap agar laporan akhir ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Penelitian Makrobentos dan Plankton di Ruang
Terbuka Hijau.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Oto


Prasadi, S.Pi., M.Si selaku dosen mata kuliah pancasila. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan laporan akhir ini.

Cilacap, 23 Mei 2023

Kelompok 1

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan kolam adalah perairan atau air yang berada di suatu


kolam atau lahan yang memiliki ukuran yang lebih kecil dan terbatas
dalam luas dan kedalaman. Perairan kolam memiliki karakteristik
yang berbeda dari perairan alami, seperti danau, sungai, dan laut.
Fungsi kolam juga berbeda-beda tergantung dengan penggunaannya.
Perairan kolam yang ada di Ruang Terbuka Hijau daerah Cilacap,
Jawa Tengah ini digunakan untuk tujuan kegiatan manusia seperti
resapan dan rekreasi. Kegiatan manusia tersebut mempengaruhi
kehidupan akuatik seperti makrobentos dan plankton.
Makrobentos merupakan organisme besar yang hidup di dasar
perairan seperti sungai, danau, laut, rawa maupun kolam buatan
manusia. Makrobentos dapat dilihat oleh manusia dengan mata
telanjang maupun dengan bantuan alat sederhana seperti lensa.
Sedangkan plankton merupakan makhluk (tumbuhan dan hewan)
yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam
air yang kemampuan renangnya sangat terbatas hingga selalu
terbawa hanyut oleh arus.
Makrobentos dan plankton adalah dua kelompok yang sangat
penting dalam ekosistem perairan. Makrobentos adalah hewan
invertebrata yang hidup di dasar perairan. Hewan ini dapat bereaksi
terhadap masukan bahan yang terus dating ke dalam sungai.
Pemantauan kualitas air sungai sangat penting untuk menjaga
kelestariannya karena permintaan air di masa depan akan meningkat
dan kualitas air akan cenderung menurun karena aktivitas manusia
yang semakin bertambah dan proses alam.
Disisi lain, plankton adalah organisme mikroskopis yang
mengapung di perairan. Plankton terdiri dari fitoplankton (plankton
jenis tumbuhan) dan zooplankton (plankton jenis hewan). Penelitian ini

1
memiliki banyak manfaat, yaitu membantu dalam pemahaman lebih
lanjut tentang fungsi ekosistem perairan.

1.2 Tujuan Praktikum

a) Mengetahui Makrobentos dan plankton yang berada di


perairan kolam Ruang Terbuka Hijau
b) Mengetahui kelimpahan makrobentos, indeks keragaman
makrobentos, indeks dominansi makrobentos dan indeks
kemerataan makrobentos
c) Mengetahui kelimpahan plankton, indeks keragaman plankton,
indeks dominansi plankton dan indeks kemerataan plankton
d) Mengetahui tingkat pencemaran air di kolam Ruang Terbuka
Hijau

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Kolam

Kolam adalah sebuah lahan yang dirancang untuk


menampung air sehingga dapat berfungsi untuk tempat memelihara
ikan dan hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis, Kolam
adalah perairan buatan dengan luas terbatas yang dibuat manusia
untuk menjadi lebih mudah dalam mengelola air, jenis hewan yang
dibudidaya, dan tujuan produksinya(Effendi & Riyadi, 2021).

Kolam sendiri dapat terbentuk di daerah yang memiliki curah


hujan cukup tinggi. Saat air mengalir dan berpindah, itu akan
meninggalkan air di daerah bekas aliran yang terisolasi dan
menghasilkan pembentukan perairan yang tergenang. Perairan ini
memiliki kedalaman yang tidak lebih dari 4 hingga 5 meter, sehingga
memungkinkan tumbuhan seperti tumbuhan berakar dapat tumbuh
di semua area perairan (Maslina, 2018).

Menurut Maslina, (2018) sebagai ekosistem air tawar, kolam memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

1. Kandungan garam atau salinitas dalam kolam rendah, kurang dari 1%


2. Kolam dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca.
3. Suhu kolam bervariasi dan umumnya rendah.
4. Pencahayaan matahari yang masuk ke kolam terbatas.

2.3 Makrobentos

3
Makrobenthos adalah organisme yang mendiami substrat perairan.
Sebagai organisme yang berada di dalam perairan, hewan benthos sangat
sensitif terhadap perubahan kualitas air di habitatnya. Hal ini akan
mempengaruhi komposisi dan kelimpahan organisme tersebut (Muhammad
et al., 2017).

Makrobenthos merupakan jenis hewan invertebrata yang dapat


terlihat dengan mata telanjang dan hidup di dalam dan sekitar batu-batuan
pada dasar perairan (Agustinus, 2023). Makrobentos terdiri dari organisme
bentos yang memiliki ukuran lebih dari 1mm, seperti siput, kepiting, tiram
air tawar, kerang, dan termasuk larva serangga (Syakur, 2021). Organisme
bentos memiliki peran yang penting dalam komunitas dasar, karena mereka
berperan dalam proses mineralisasi dan daur ulang bahan organik yang
terperangkap di lingkungan perairan (Syakur, 2021).

Makrobentos berperan secara ekologis dan memiliki struktur yang


spesifik terkait dengan keberadaan makrofita air, yang merupakan materi
yang berasal dari lingkungan itu sendiri (autochthon). Setiap bagian dari
makrofita akuatik memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga
membentuk substrat dinamis yang kompleks. Hal ini membantu dalam
pembentukan interaksi antara makroinvertebrata terhadap kepadatan dan
keragaman mereka sebagai sumber energi dalam rantai makanan di perairan
akuatik (Nugroho, 2011).

Hewan makrobentos yang biasanya ditemukan di perairan


tawar terdiri dari berbagai hewan yang termasuk dalam filum
Mollusca, Arthropoda, dan Anelida (Melinda, 2019).

1.) Filum Mollusca

Kelompok hewan ini memiliki tubuh yang lunak. Beberapa hewan moluska
memiliki cangkang sebagai perlindungan bagi tubuh mereka yang lembut,
sementara yang lain tidak memiliki cangkang. Moluska ada yang hidup di
lingkungan air dan ada yang hidup di darat. Moluska yang hidup di air

4
bernapas melalui insang, sementara yang hidup di darat bernapas melalui
rongga mantel yang dilengkapi dengan pembuluh darah. Rongga ini
berfungsi sebagai paru-paru (Media, 2022).

Menurut Media, (2022) secara umum moluska memiliki karakteristik sebagai


berikut:

a) Tidak memiliki kerangka internal.


b) Tubuhnya lembut dan dilapisi lendir karena adanya banyak kelenjar
pada kulit.
c) Moluska yang memiliki cangkang memiliki tubuh yang dilindungi
oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur.
d) Mereka menggunakan kaki untuk bergerak dan mencari makanan.
e) Organ reproduksi, peredaran darah, pernapasan, dan pencernaan
berkembang dengan baik.

2.) Filum Arthropoda

Arthropoda adalah kelompok hewan yang memiliki kaki beruas-ruas.


Kelompok Arthropoda merupakan filum terbesar dalam kerajaan hewan.
Arthropoda dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk di air, tanah, di
dalam tanah, dan ada yang hidup sebagai parasit pada hewan dan
tumbuhan. Arthropoda memiliki berbagai cara bernapas, seperti melalui
trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya
(Budhii, 2015).

Lukyani, (2022) Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri Arthropoda yang


dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):

a) Mempunyai tubuh yang tersegmentasi terdiri dari kepala (kaput),


dada (toraks), dan perut (abdomen) dengan struktur berbuku-buku.
b) Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan dilindungi oleh rangka luar
yang terbuat dari zat kitin.

5
c) Arthropoda memiliki sistem organ tubuh yang lengkap, termasuk
sistem peredaran, pencernaan, saraf, pernapasan, ekskresi,
reproduksi, dan alat indera yang sensitif.
d) Mereka juga memiliki mata majemuk yang terdiri dari ribuan mata
kecil berbentuk segi enam, yang disebut mata faset.

3.) Filum Annelida

Annelida merupakan kelompok hewan yang memiliki tubuh berbentuk


seperti rangkaian cincin, gelang-gelang, atau ruas-ruas. Annelida adalah
kelompok cacing yang memiliki tubuh bersegmen, tergolong dalam
triploblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata), dan bernapas
melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies annelida dengan rentang
panjang tubuh mulai dari 1 mm hingga 3 m. Filum Annelida dapat
ditemukan di air tawar, air laut, dan juga di dalam tanah. Secara umum,
annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang memiliki sifat parasite
(Bitar, 2023).

Menurut Pendidikan, (2023) Annelida memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Mereka memiliki tubuh yang bersegmen dengan ruas-ruas yang mirip


dengan cincin dan dilengkapi dengan otot.
b) Mereka bersifat tripoblastik selomata, memiliki simetri bilateral dan
metameri.
c) Sistem pencernaan mereka terdiri dari mulut, kerongkongan, perut
otot, tembolok, usus, dan anus, membentuk sistem pencernaan yang
sempurna.
d) Tubuh mereka dilapisi dengan kutikula tipis dan juga lembab.
e) Respirasi berlangsung melalui permukaan kulit dengan difusi.
f) Sistem saraf mereka terdiri dari ganglion otak dan tali saraf yang
terdiri dari tangga tali.
g) Sistem ekskresi mereka menggunakan nefridia atau nefrostom.

6
2.4 Plankton

Plankton merupakan organisme, baik berupa tumbuhan maupun


hewan. Plankton sendiri umumnya memiliki ukuran relatif kecil (mikro) dan
hidup melayang di dalam air. Meskipun beberapa plankton memiliki daya
gerak yang lemah, distribusinya sangat dipengaruhi oleh pergerakan air,
seperti arus dan faktor lainnya. Plankton adalah organisme perairan yang
berperan sebagai produsen energi pada tingkat trofik pertama. Umumnya,
plankton dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu fitoplankton
yang terdiri dari tumbuhan planktonik yang memiliki klorofil (plankton
nabati), dan zooplankton yang merupakan kelompok hewan planktonik
(plankton hewani) (Sianipar et al., 2022).

Plankton adalah sekelompok biota dalam ekosistem perairan,


termasuk tumbuhan dan hewan, yang hidup secara pasif dan melayang,
sehingga sangat rentan terhadap arus yang lemah sekalipun (Rasyidah,
2020).

Plankton terbagi menjadi dua kelompok, yaitu fitoplankton


dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton yang menyerupai
tumbuhan, hidup melayang dan terbawa oleh arus air, serta memiliki
kemampuan untuk melakukan fotosintesis. Sedangkan Zooplankton
adalah organisme mikroskopis yang hidup melayang mengikuti
pergerakan air, dan merupakan plankton yang berasal dari jasad
hewani (Munira et al., 2022).

7
III. METODE DAN ANALISIS DATA

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 bulan Mei 2023.


Pengambilan sampel dilakukan di Kolam Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Gambar 3.1 Denah Kolam Ruang Terbuka Hijau

3.2 Alat dan Bahan


3.2.2 Alat Praktikum:

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting, tali raffia,
nampan, botol, plankton net, ember, cangkul, dan gelas ukur

8
3.2.3 Bahan Praktikum:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sampel air kolam
di ruang terbuka hijau
3.3 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel makrobentos menggunakan transek ukuran 1 x 1


meter dan menggunakan cangkul. Sedangkan pengambilan sampel
plankton diambil menggunakan ember dan plankton net.

3.4 Prosedur Kerja


 Sampel Makrobentos

1. Letakkan transek yang berukuran 1 × 1 meter di salah satu titik di


dalam kolam,

2. Cangkul titik kolam yang di transek sampai bagian dalam kolam,

3. Sampel yang di cangkul diletakkan ke dalam nampan yang telah


disiapkan,

4. Analisis sampel makrobentos tersebut dengan menggunakan kaca


pembesar,

5. Letakkan makrobentos di wadah air yang jernih lalu identifikasi dan


ukur makrobentos tersebut.

 Sampel Plankton
1. Letakkan transek yang berukuran 1 × 1 meter di salah satu titik di
dalam kolam
2. Ambil plankton dipermukaan kolam menggunakan ember 5 liter
dan tuangkan kedalam plankton net yang sudah ada botolnya
3. Ambil plankton didalam kolam menggunakan ember 5 liter dan
tuangkan kedalam plankton net yang sudah ada botolnya

9
4. Masukkan air yang ada di botol tersebut kedalam gelas ukur untuk
di ukur berapa liter air yang didapat
5. Ambil air di gelas ukur tersebut menggunakan pipet tetes, lalu
teteskan di kaca preparat yang sudah disediakan
6. Amati plankton yang sudah ditaruh dikaca preparat tersebut
dengan mikroskop serta digolongkan sesuai dengan jenisnya.
3.5 Analisis Data
Data keberagaman dan kelimpahan makrobenthos dianalisis secara
deskriptif. Menurut Thabroni (2021) metode penelitian deskriptif
merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang gambaran dan keadaan suatu fenomena
dengan cara mendeskripsikan secara rinci berdasarkan fakta yang ada.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah dengan
membandingkan kelimpahan dan keragaman makrobenthos dan
plankton. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode
survey. Kolam perairan dibagi menjadi 3 transek yang luas masing-
masing transek tersebut ialah 1m × 1m yaitu tepi awal, tengah dan
akhir. Pengumpulan sampel makrobenthos menggunakan tangan dan
pada sampel substrat yang terambil di masukkan ke dalam kantong
plastik dan selanjutnya sampel tersebut diidentifikasi dan dihitung
jumlahnya. Variabel yang diamati adalah kelimpahan, keragaman serta
indeks dominansi dan indeks kemerataan. Berikut adalah cara
perhitungan makrobentos :
1) Kelimpahan Makrobentos
T
B= xP
A xS

Keterangan :

B : Kelimpahan individu/m2

T : Luas satu m2 (10.000 cm2)

A : Luas transek pengambilan sample (cm2)

10
S : Jumlah transek pengambilan sample (kali)

P : Jumlah individu suatu spesies ke-i

2) Keragaman Makrobentos

H=−Ʃ ¿ ln ¿
N N

Keterangan :

H’ : indeks keragaman

S : jumlah spesies

ni : jumlah invidu tiap species ke-i

N : jumlah total individu semua species

3) Indeks Dominasi
¿ (¿−1)
D=Ʃ
N (N−1)

Keterangan :

D = Indeks Dominansi

S = Jumlah Spesies

ni = Jumlah invidu tiap species ke-i

N = Jumlah total individu semua species

4) Indeks Kemerataan
H' H'
E= =
H max ¿ S
'

Keterangan :

S = Jumlah keseluruhan Spesies

H’ max = Keragaman Max

11
E = Indeks Kemerataan

Sedangkan perhitungan plankton sebagai berikut :

1) Indeks Keanekaragaman
S

∑ pi ln pi=∑ N¿ ln N¿
t =1

2) Indeks Kemerataan
H H
E= =
H ' maks ln S
3) Saprobik
C +3 D−B−3 A
X=
A +B +C+ D

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

12
4.1 Hasil dan Pembahasan

Dalam melakukan penganalisisan identifikasi plankton atau makrobentos


ini, beberapa data diperoleh untuk menjawab dari tujuan praktikum,
diantaranya adalah :

1. Beberapa plankton yang didapatkan pada Ruang Terbuka Hijau


(RTH), data yang diperoleh sebagai berikut :

Gambar 4.1 Hasil Plankton

Gambar 4.2 Hasil Plankton

13
Gambar 4.3 Hasil Plankton
Dari data gambar 3.1, 3.2, dan 3.3 diatas didapatkan identifikasi
jenis plankton yang ada di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari data
tersebut menjawab bahwa jenis plankton yang ada di Ruang
Terbuka Hijau (RTH) beraneka ragam. Namun, untuk mengetahui
jenis plankton yang diamati tersebut masih mengalami kendala
dikarenakan keterbatasan pengetahuan mendalam tentang
plankton.
Dalam melakukan analisis ini dapat memberikan informasi
bahwa tingkat keberadaan plankton yang ada di Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang diamati sangatlah berlimpah. Dari analisis ini
dapat memberikan informasi tentang kualitas air, karena dapat
dijadikan sebagai indikator perairan karena sangat dipengaruhi
oleh kualitas air. Banyaknya plankton pada suatu perairan atau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat menunjukan bahwa daerah
tersebut sebagai tempat pemijahan atau berkembang biaknya
berbagai organisme air.
2. Beberapa makrobentos juga ditemukan pada Ruang Terbuka Hijau
(RTH), data yang diperoleh sebagai berikut :

14
Gambar 4.4 Hasil Makrobentos

Gambar 4.5 Hasil Makrobentos

Gambar 4.6 Hasil Makrobentos

15
Dari data gambar 4.4, 4.5, 4.6 didapatkan identifikasi jenis-jenis
makrobentos yang ada di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari data
tersebut sudah menjawab dari pernyataan bahwa jenis-jenis
makrobentos yang terdapat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat
beraneka ragam macam dan bentuknya. Untuk mengetahui jenis-
jenis makrobentos dilakukan sebuah metode dengan cara diamati
terlebih dahulu apa saja yang didapatkan kemudian untuk
mengetahui ndicat makrobentos yaitu demgan menggunakan cara
mengumpulkan makrobentos yang telah didapatkan, setelah itu
melakukan pengukuran ndicat dari makrobentos tersebut
menggunakan kertas yang sudah diberi jarak angka pengukurnya
untuk mengetahui ukuran tubuh dari makrobentos tersebut
kemudian dicatat berapa hasil angka dari setiap makrobentos yang
telah diukur untuk dianalisa lebih lanjut.
Dalam proses yang dilakukan saat analisi makrobentos
tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keberadaan
makrobentos yang terdapat di Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sangatlah berlimpah beberapa contoh yang didapatkan oleh
kelompok kami yaitu ikan kecil, keong dan cacing. Dari analisi ini
dapat memberikan informasi tentang kualitas air, karena dapat
dijadikan sebagai ndicator perairan karena kehidupan
makrobentos juga dipengaruhi oleh kualitas air. Banyaknya
makrobentos yang ditemukan di Ruang Terbuka Hijau juga dapat
disimpulkan bahwa daerah tersebut menjadi tempat
bertumbuhnya berbagai makrobentos yang melimpah.

4.2 Hasil dan Pembahasan Perhitungan

No Genera Stasiun ∑ Kepadatan Keragama Dominasi Kemerataan


n
1. Trichogaster 3 3 3 −0,338385 0,41 0,743867
2. Thiara 8 8 8 −0,298774

16
3. Lumbricus 1 1 1 −0,197303
4. Lampyriade 1 1 1 −0,197303
Total 13 13 1,031767 0,41 0,743867
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Makrobentos

Kepadatan Makrobentos

1 ind
Trichogaster : x 3=3 2
1x 1 m

1 ind
Thiara : x 8=8
1x 1 m2

1 ind
Lumbricus : x 1=1 2
1x 1 m

1 ind
Lampyriade : x 1=1 2
1x 1 m

Keragaman Makrobentos

H=−Ʃ ¿ ln ¿
N N

¿−¿] + ¿] + ¿] + ¿] = 1,031767

Indeks Dominasi Makrobentos

¿ (¿−1)
D=Ʃ
N (N−1)

8 ( 8−1 ) +3 ( 3−1 )+ 1 ( 1−1 )+ 1(1−1)


¿
13(13−1)

64
¿ =0 , 41
156

Indeks Kemerataan Makrobentos

H' H'
E= =
H max ¿ S
'

1,031
¿ =0,743867
1,386

17
Kelimpahan Zooplankton dan Fitoplankton

1 B
N=n x x
A C

1 119 ml
¿ 92 x x
10 L 0,02634 ml

ind
¿ 4.1564 ,1
L

18
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui makrobentos dan


plankton yang berada di perairan kolam Ruang Terbuka Hijau.
2) Kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui kelimpahan
makrobentos, indeks keragaman makrobentos, indeks dominasi
makrobentos, dan indeks kemerataan makrobentos dalam lingkup
sekitar Ruang Terbuka Hijau.
3) Kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui kelimpahan plankton,
indeks keragaman plankton, indeks dominasi plankton, dan indeks
kemerataan plankton dalam lingkup sekitar Ruang Terbuka Hijau.
4) Kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui tingkat pencemaran air di
kolam Ruang Terbuka Hijau.

5.2 Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus. (2023). Definisi Makrobentos. Zonabawah.Blogspot.


https://zonabawah.blogspot.com/2011/05/definisi-makrobentos.html

Bitar. (2023). Annelida : Pengertian, Contoh, Peranan, Gambar, Klasifikasi.


Gurupendidikan. https://www.gurupendidikan.co.id/annelida/

Budhii. (2015). Pengertian Filum Arthropoda. Pengertianilmu.


https://www.pengertianilmu.com/2015/03/pengertian-filum-
arthropoda.html#:~:text=Artropoda adalah filum yang paling besar
dalam dunia,lingkungan udara%2C termasuk berbagai bentuk simbiosis
dan parasit.

Effendi, Y., & Riyadi, S. (2021). Analisis Rancang Bangun Kolam Ikan Sebagai
Penyedia Sumber Air Untuk Ram Pump. Motor Bakar : Jurnal Teknik
Mesin, 5(1), 35. https://doi.org/10.31000/mbjtm.v5i1.5819

Lukyani, L. (2022). Arthropoda: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Contoh. Kompas.


https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/13/210200623/arthro
poda--pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contoh

Maslina. (2018). Ekosistem Kolam: Pengertian, Karakteristik dan Komponen.


MateriIPA. https://materiipa.com/ekosistem-kolam

Media, K. (2022). Moluska: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Struktur


Tubuhnya. Kompas.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/04/093000269/molus
ka--pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-dan-struktur-tubuhnya?
lgn_method=google

Melinda, S. (2019). View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk.


In IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROBENTOS
SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR SUNGAI KALIBALAU KENCANA
BANDAR LAMPUNG. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG.

20
Muhammad, F., Izzati, M., & Mukid, M. A. (2017). Makrobenthos Sebagai
Indikator Tingkat Kesuburan Tambak Di Pantai Utara Jawa Tengah.
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 19(1), 38.
https://doi.org/10.14710/bioma.19.1.38-46

Munira, Rosni, S., Ruliati, Y., & Rinaldi, A. (2022). KEANEKARAGAMAN,


KESERAGAMAN DAN DOMINANSI JENIS PLANKTON DI
PERAIRAN PANTAI PASIR PANJANG PULAU GUNUNG API DESA
NUSANTARA KECAMATAN BANDA. Jurnal Ilmu Perikanan &
Masyarakat Pesisir, 8, 17–30.

Nugroho, B. (2011). Keanekaragaman & Kemelimpahan Makrozoobentos.


Erfan1977.Wordpress.
https://erfan1977.wordpress.com/2011/05/29/keanekaragaman-dan-
kemelimpahan-makrozoobentos/

Pendidikan, D. (2023). Annelida Adalah - Pengertian, Makalah, Ciri, Habitat,


Peranan. Dosenpendidikan.
https://www.dosenpendidikan.co.id/annelida-adalah/

Rasyidah. (2020). Analisis Kelimpahan Dan Keanekaragaman Plankton Pada


Biotop Yang Berbeda. 1–31.

Sianipar, H. F., Sianturi, T., & ... (2022). Sosialisasi Pentingnya Plankton Pada
Budidaya Ikan Di Danau Toba. Jurnal Abdimas Bina …, 3(1), 42–46.
https://www.jabb.lppmbinabangsa.id/index.php/jabb/article/view/1
49

Syakur, A. (2021). Studi Makrobentos Di Pesisir Pantai Karang-Karangan


Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Jurnal Biogenerasi, 6(1), 45–54.
https://doi.org/10.30605/biogenerasi.v6i1.509

Thabroni, G. (2021). Metode Penelitian Deskriptif: Pengertian, Langkah & Macam.


Serupa.Id. https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/

21
22

Anda mungkin juga menyukai