Anda di halaman 1dari 13

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabang ilmu mengenai lingkungan atau ilmu alam yang mempelajari
interaksi atau hubungan timbal balik antara organisme di perairan dengan
lingkungannya yang berada didalam suatu ekosistem tersebut disebut dengan
ekologi perairan. Ekologi perairan ini mencakup banyak lingkup antara lain
ekologi perairan tawar, ekologi perairan laut, ekologi perairan kolam, ekologi
perairan tambak dan semua ekosistem yang melibatkan air sebagai komponen
abiotik. Di dalam ekosistem perairan baik itu tawar, pesisir maupun lautan, ada
beragam jasad hidup atau biotik juga abiotik yang tak bisa dipisahkan satu sama
lainnya. Mereka saling terkait dan memungkinkan terjadinya pertukaran zat atau
energi di antara kedua komponen tersebut (Simanjuntak, 2010).
Lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. .Dari
ketiga ekosistem perairan tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian yang
terbesar, yaitu lebih dari 97%. Sisanya adalah air tawar dengan jumlah dan kondisi
yang terbatas, tetapi sangat dibutuhkan oleh manusia dan banyak organisme hidup
lainnya untuk keperluan hidup. Hanya 3% air di muka bumi ini adalah air tawar.
Parameter fisik dalam kualitas air merupakan parameter yang bersifat fisik, dalam
arti dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual, penciuman,
peraba dan perasa (Sumanto, 2019).
Ekosistem danau merupakan suatu sistem, terdiri dari komponen biotic
dan abiotik yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Danau merupakan
suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi
hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga
terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya
matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar (Sari et al. 2014).
Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada
tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan
profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Perairan

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu,
baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai
maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan
tawar, payau, maupun asin (laut). Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan
organisme dengan lingkungannya dan mempelajari hubungan antara tempat hidup
organisme dan interaksi mereka dengan lingkungan secara alami atau lingkungan
yang sedang berkembang. Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari
hubungan organime dengan lingkungan perairan (Tambaru et al. 2014).
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba (Agustini dan Madyowati, 2014).
Perairan tawar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok yaitu perairan
lentik dan perairan lotik. Perairan lentik adalah kumpulan masa air yang relatif
diam atau tenang seperti danau, situ, rawa, waduk atau telaga. Adapun perairan
lotik merupakan suatu habitat perairan yang mengalir seperti sungai dan kanal.
Situ merupakan salah satu tipe perairan lentik, dalam kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai telaga atau danau, namun biasanya situ lebih kecil ukurannya
dibandingkan danau (Haninuna et al. 2015).
Setiap ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi satu sama lain. Komponen biotik merupakan bagian dari ekosistem
yang terdiri dari seluruh tingkatan makhluk yang ada di wilayah ekosistem
tersebut seperti tumbuhan, hewan, jamur dan bakteri. Komponen biotik ini akan
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Ekologi Perairan kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
4 September 2019, pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Danau
Universitas Srijiwaya.

Gambar 3.1. Titik lokasi praktikum

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini:
No Alat dan Bahan fungsi
1. Plankton net Untuk mengambil sampel plankton
2. Ember 10 liter Untuk mengambil sampel air
3. Tongkat skala Untuk menandai stasiun
4. Secchi disk Untuk mengukur
5. Saringan bertingkat Untuk mengambil sampel nekton,
bentosdan neuston
6. Floating dradge dan stop watch Untuk mengukur arus
7. Botol sampel plankton Untuk wadah sampel plankton
8. Plastik klip Untuk wadah sampel nekton, neuston
dan bentos
9. Kertas label/spidol permanen Untuk memberi keterangan sampel
10. Penggaris Untuk mengukur sampel
11. TDS Untuk mengukur pH, suhu,
konduktivitas dan salinitas
12. GPS(Global Positioning System) Untuk menetukan koordinat lokasi
pratikum
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Perairan

Berdasarkan gambar diatas, praktikum ini di lakukan pada perairan lentik


yang mana disini diambil lokasi danau Universitas Sriwijaya. Perairan
dipermukaan bumi diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu perairan
yang tergenang/tenang (lentik) dan perairan yang mengalir (lotik).Beberapa
contoh dari perairan lentik/tergenang diantaranya danau, kolam, waduk, rawa, dan
sebagainya. Danau memiliki karakteristik yakni arus yang sangat tenang,
organisme yang hidup di dalamnya tidak membutukan adaptasi khusus, ada
stratifikasi suhu, substrat umumnya berupa lumpur halus, dan residence time-nya
lama. Komponen penyusun ekosistem perairan baik unsur biotik maupun
abiotiknya serta mengetahui interaksi yang terjadi di dalamnya.
Kelompok organisme di perairan lentik berdasarkan niche utama dalam
kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer
(heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di
perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton,
perifiton, nekton dan neuston. Danau sendiri memiliki zona-zona tersendiri
berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke dalamnya. Zona yang mendapat
intensitas cahaya matahari di gunakan sebagian organisme untuk melakukan
fotosintesis di sebut zona afotik. Danau juga memiliki daerah yang dapat
mengalami perubahan temperatur secara drastis atau termoklin.
V KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan dan saran dari pratikum kali ini, yaitu:


1. Suatu sistem ekologi yang memiliki hubungan timbal balik yang tidak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungan nya yang berupa biotik
maupun abiotic dinamakan dengan ekosistem.
2. terdapat beberapa organisme dalam suatu perairan yakni plankton, nekton,
neuston, dan bentos.
3. Dalam suatu perairan dibagi menjadi 2 yaitu perairan lentik dan perairan lotik..
4. kualitas perairan dapat ditentukan dari beberapa indikator baik itu biotik
maupun aiotik
5. Suatu perairan dikatakan baik apabila indeks dominansinya mendekati nol.

Saran:
Saran menurut saya untuk para asisten jangan terlalu sering marah jika
kami ada salah kami mintak maaf. Dalam pratikum ekoper ini terkadang masih
banyak data yang dihasilkan belum atau kurang akurat. Dan untuk kakak dan
abang yang akan seminar hasil kp, yang akan berangkat penelitian, dan
seterusnya selalu semangat dan kami doakan semoga cepat selesai dan kami
juga berterimakasih kepada kakak abang yang telah membimbing kami yang
terkadang kaminya masih tetap banyak kesalahan selama pratikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini M, Madyowati SO. 2014. Identifikasi dan kelimpahan plankton pada


budidaya ikan air tawar ramah lingkungan. Jurnal Agroknow Vol. 2 (2) :
39-40

Amelia CD, Hasan Z dan Mulyani Y. 2012. Distribusi spesial komunitas plankton
sebagai bioindikator kualitas perairan di situ bagendit kecamatan
banyuresmi kabupaten garut provinsi jawa barat. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Vol 3(4)

Antoko BS, Kwatrina RT,Suryatmojo H. 2010. Keragaman jenis hayati dan


pengelolaan kawasan di resor granit, taman nasional Bukit Tigapuluh, Riau
(Biodiversity and Region Management in Granit Resort Bukit Tigapuluh
National Park, Riau). [Prosiding] Jogyakarta :Konservasi Sumberdaya
Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada

Haninuna EDN, Gimin R dan Kaho LMR. 2015. Pemanfaatan fitoplankton


sebagai bioindikator berbagai jenis polutan di perairan intertidal kota
kupang. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 13(2)

Hermanto W, Nursinar S, Mulis. 2014. Struktur komunitas ikan di perairan danau


Limboto Desa Pentadio Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol 1 (3) : 168 – 176

Iyam. 2007. Keanekaragaman Biota Laut. Bandung : Titian Ilmu

Izmiarti. 2010. Komunitas Makrozoobentos di Banda Bakali Kota Padang. Jurnal


Biospectrum.6 (1) : 34 - 40

Muhtadi A, Orbita R.D, Desrita, Toibullah S, Muammar. 2017. Kondisi habitat


dan keragaman nekton di hulu Daerah Aliran Sungai Wampu, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Vol. 6(2) :
90-99

Nontji A. 2008. Plankton Laut. Jakarta : LIPI

Norasyikin D. 2016. Analisis kelimpahan fitoplankton dan zooplankton denagn


tingkat klorofil-a di Perairan Kelurahan Senggarang Kecamatan
Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Kelautan Vol. 1(3) :
121-130

Rahmatullah, Ali MS, Karina S. 2016. Keanekaragaman dan dominansi plankton


diestuari kuala rigaih kecamatan setia bakti kabupaten aceh jaya. Jurnal
ilmiah mahasiswa kelautan dan perikanan unsyiah Vol. 1(3)
LAMPIRAN TABEL

Lampiran 1. Perhitungan plankton

Gambar 1. Tabel Perhitungan Plankton


Gambar 2. Tabel Pencacahan

Gambar 3. Tabel Data Olahan

LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran 2. Hasil Identifikasi Plankton, Neuston dan Nekton

Gambar 4. Pseudo Gambar 5. Bacilaria


Gambar 6. Leptocylindrus Gambar 7. Nekton

Gambar 8. Neuston (Laba-laba)

Lampiran 3. Pengambilan sampel di lapangan dan proses identifiksi


plankton
Gambar 9. Pengambilan Plankton di Danau Taman Firdaus Universitas Sriwijaya

Gambar 10. Pencampuran formalin Gambar 11. Identifikasi Plankton

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN

Oleh :

SUHARTATI
NIM. 08051281823094

LABORATORIUM BIOEKOLOGI KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN

Oleh:
SUHARTATI
NIM. 08051281823094

Indralaya, 30 September 2019


Menyetujui,
Asisten I Asisten II

Rizky Oktavianti Aprilia Astuti


08051181621077 08051381621055

Asisten III Asisten IV

Muhammad Delta Noor Amran M T


08051381621064 08051281621029

Asisten V Asisten VI
Uswatun Hasanah Gading Satria Padly
08051381621060 08051181621002

Anda mungkin juga menyukai